Vous êtes sur la page 1sur 24

Askep Pemenuhan Kebutuhan

Istirahat Tidur

Disampaikan Pada Perkuliahan MA Kebutuhan Dasar Manusia


Konsep Istirahat
Pengertian Istirahat Adalah :
 Status keadaaan tubuh menurun
 Suatu keadaan tenang, rileks tanpa adanya
tekanan emosi dan terbebas dari takut –
kecemasan

Istirahat tidak selalu


TUBUH TERASA SEGAR,
dipersepsikan Narrow, 1967
kondisi tanpa aktifitas
Enam Karakteristik Individu Dikatakan Istirahat,
( Narrow, 1967 ) :

Merasa bahwa segala sesuatu dpt diatasi


Merasa diterima dan menerima dirin
Mengetahui apa yang sedang terjadi
Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan
Merasa puas dengan aktifitas yang dilakukan
Mengetahui adanya bantuan sewaktu
diperlukan
Konsep Tidur
Pengertian tidur Adalah :
Keadaan tidak sadarkan diri, dimana persepsi dan
reaksi individu terhadap lingkungan
hilang/menurun, Hayter, 1980.
Suatu keadaan organisme yg teratur, berulang dan
reversibel, Hatman.
Beberapa karakteristik tidur, ( Hayter, 1980 ).
Aktifitas fisik minimal, menurunya / tidak
Kesadaran, perubahan fisiologis tubuh dan
Penurunan persepsi dan respon thd stimulus
lingkungan
Fisiologi Tidur
Pusat pengaturan tidur terletak pada batang
otak, yaitu pada Retikuler Aktivating Region
( RAS ) dan Bulbar Syncronizing Region
(BSR).
Formasi retikuler bergerak melalui medula –
pons – otak tengah lalu ke hipotalamus.
Selama tidur tubuh mengirimkan stimulus yg
rendah dan individu bangun bila stimulus ini
ditingkatkan
Perubahan-perubahan Yang Terjadi
Saat Tidur
Perubahan tekanan darah arteri
Menurunnya denyut nadi
Dilatasi pembuluh darah perifer
Kadang – kadang teradi peningktan aktifitas
gastrointestinal
Relaksasi pada muskulus skeletal
Penurunan basal metabolik rate 10 – 30 %
Fase Tidur

Pemantauan pada : Menggunkan alat :


• Gelombang otak • EEG
• Gerakan mata • EOG
• Aktifitas otot • EMG

1. Fase Non Rapid Eye Movement ( NREM )


2. Fase Rapid Eye Movement (REM )
Fase Tidur NREM
Fase NREM terbagi dalam 4 fase, yaitu :
Fase I dan II menghabiskan waktu ± 5 – 50 % dari
waktu tidur. Tahap ini individu masih berespon
terhadap respon cahaya, dan cenderung mudah
terbangun.
Fase III dan IV, menghabiskan waktu ± 10 % dari
total tidur, individu tidur nyenyak ( deep sleep ) dsbt
Delta Sleep atau slow Wave Sleep.

Pada tahap ini ambang respon individu sangat


rendah dan didominasi oleh sistem syaraf otonom
parasimpatis.
Karakteristik Tidur Fase NREM
1. Tahap I 2. Tahap II
– Mengantuk & rileks – Merup tidur ringan
– Mudah terbangun – HR, RR, Suhu
– Terjadi setelah menurun
beberapa menit dari – Mulai bersuara
waktu tidur – Mudah terbangun
– Sensasi mengambang – Terjadi 10 – 15
– Mata bergerak dari menit 40 – 45 %
samping kesamping wkt tidur
– Gel otak berfluktuasi – Tanpa gel theta
rendah
Karakteristik Tidur Fase NREM
3. Tahap III 4. Tahap IV
– Sulit dibagunkan – Tidur sangat pulas
– Otot relaksasi total – Waktu tidur 30 – 40
– TD, RR menurun mnt
– Suhu badan menurun – Terlihat jarang
– Gel otak Theta lebih bergerak
reguler – Otot relaksasi
sempurna
– Sulit dibangunkan
– Sering terjadi mimpi
– Gel otak delta lebih
reguler
Fase Tidur REM
Tahap ini sbg Tahap tidur aktif atau paradoxial
sleep dan terjadi dalam 20 – 25 % aktu tidur pd org
dewasa.
Didomiinasi oleh sistem syaraf simpatis dan
diyakini dapat mengembalikan kesadaran
seseorang.
Karakteristik :
TD, N, RR meningkat, muskuluskeletal menekan
Gerakan bola mata cepat
Skresi lambung meningkat
Pembebasan steroid
Kadang terjadi ereksi pada pria
Siklus Tidur
Orang tertidur mengalami 4 sampai 6 siklus tidur
Jumlah waktu yang digunakan tiap tahap
bervariasi.
Perubahan tahap ke tahap cenderung menemani
pergerakan tubuh dan perpindahan untuk tidur
yang dangkal cenderung terjadi tiba-tiba, dengan
perpindahan tidur nyenyak cenderung bertahap.
Jumlah siklus tidur tergantung jumlah waktu yang
digunakan untuk tidur.
Siklus Tidur Orang Dewasa
Tahap Pre
Sleep

NREM NREM NREM Tahap NREM


Tahap I Tahap II III Tahap IV

REM

NREM Tahap NREM


II Tahap III
Fungsi Tidur
Protektif ( Perlindungan )
Restoratif ( Perbaikan )
Mengembalikan Kesegaran fisik, konsentrasi
Menurunkan strees dan kecemasan
Penyimpanan & Penghematan sejumlah energi
Regenerasi sel

Tujuan :Mempertahankan & Meningkatkan Kesehatan


Kebutuhan dan Pola Tidur Normal
Usia Kebutuhan Pola Tidur
Neonatus 16 jam Tidur dan bangu bergantian sepanjang periode 24 jam, 50 %
tidur REM
Bayi 14 jam Bayi tertidur bbrp kali pd siang hari, malam hari tidur 8-10
jam, 30 % silkus REM
Todler 12 jam Tidur sepanjang malam dan siang setiap hariProsentase tidur
REM menurun.
Prasekolah 12 jam Jarang tidur siang, 20 % siklus REM

Sekolah: 6 th 11-12 jam Tidak membutuhkan tidur siang


11 th 9-10 jam
Remaja 7,5 jam Tidur lebih larut dan bangun lebih cepat
Dewasa 6-8,5 jam Jarang tidur siang, 20 % tidur REM, adanya g3 pola tidur
muda akibat stres pekerjaan, hub klg dan aktivitas sosial
Dewasa Waktu tidur menurun Jumlah tidur thp 4 menurun & sering terjadi gangguan tidur
tengah (insomnia).
Lansia Jumlah waktu tidur Episode tidur REM memendek, terjadi penurunan progesif
tidak berubah hanya tidur NREM 3 & 4 (bbrp lansia tdk memiliki thp 4), mengeluh
kwalitasnya sulit tidur malam dan tidur siang meningkat.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur
Penyakit Fisik
Obat-obatan dan subatansi
Gaya hidup
Pola tidur yang biasa dan EDS (Excessive daytime
sleepiness)
Stres emosional
Lingkungan
Latihan fisik dan kelelahan
Asupan makan dan kalori
Gangguan Tidur
Insomnia
Apnea tidur
Narkolepsi
Deprivasi tidur
Parasomnia
Somnabolisme / sleep walking
Nocturnal deuresis
Night terrors
Mengigau
Nocturnal ereksi
Bruxisme
Pengkajian
Riwayat tidur
Deskripsi masalah tidur, pola tidur, rutinitas menjelang
tidur, penggunaan obat tidur, pola asupan diet, perilaku
deprivasi tidur, penyakit fisik, lingkungan ( penerangan,
suhu, situasi ), peristiwa hidup yang baru terjadi, status
emosional dan mental.
Pemeriksaan fisik
Penampilan pada wajah, perilaku ( kognitif, afektif,
psikomotor, kelelahan fisik, lethargi, dsb)….
Pemeriksaan penunjang
EMG, EOG, EEG, saturasi Oksigen & ECG
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola tidur b.d ;
– Kebisingan lingkungan
– Nyeri
– Kekhawatiran kehilangan pekerjaan
– Ketergantungan terhadap obat-obatan barbiturat
2. Risiko cidera b.d serangan berjalan dalam tidur
3. Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
b.d pemahaman klien dan pasanagn yang buruk
tentang (uraikan)
4. Perubahan proses berfikir b.d deprivasi tidur
Perencanaan
Keberhasilan terapi tidur tergantung dari
pendekatan yang sesuai gaya hidup klien dan sifat
dari gangguan tidur
Tujuan askep:
– Mendapatkan perasaan segar setelah tidur
– Mendapatkan pola tidur yang sehat
– Memahami faktor-faktor yang meningkatkan/
mengganggu tidur
– Melakukan perilaku perawatan diri untuk menghilangkan
faktor-faktor yang menyebabkan gangguan tidur
Gangguan pola tidur b.d khawatir akan kehilangan
pekerjaan
– Tujuan : setelah dilakukan tinkan keperawatan pola tidur
klien terbentuk kebali
– Kriteria hasil :
Klien tertidur dalam 30 menit setelah naik ke tempat tidur
Klien menggunakan terapi relaksasi setiap malam sebelum tidur
Klien melaporkan perasaan segar di saat terbangun di pagi hari
– Intervensi :
Anjurkan klien untuk tidak konsumsi kafein dan alkohol di malam
hari
Minta klien mengikuti rirual tidur
Anjurkan untuk melakukan tehnik relaksasi sebelum tidur
Kendalikan sumber-sumber kebisingan di lingkungan dan pastikan
bahwa kamar tidur sudah digelapkan dan memiliki ventilasi yang
cukup
Implementasi
Kontrol lingkungan
Meningkatkan rutinitas menjelang tidur
Meningkatkan kenyamanan
Menetapkan periode istirahat dan tidur
Pengendalian gangguan fisiologis
Pengurasan stres
Kudapan menjelang tidur
Pendekatan farmakologis (ex: diazepam,
lorazepam)
Promosi kesehatan
Evaluasi
Perawat menentukan apakah hasil yang
diharapkan telah terpenuhi atau tidak
Dapat dilakukan sesaat setelah terapi
dicoba/setelah bangun tidur.

Vous aimerez peut-être aussi