Vous êtes sur la page 1sur 20

ZAT PEMBANTU TEKSTIL

Pada dasarnya proses tekstil adalah proses yang


berkelanjutan antara satu tahapan dengan tahapan
lainnya sehingga keberhasilan suatu proses tekstil
sangat bergantung pada proses sebelumnya. Salah
satu contohnya adalah proses pencelupan kain
tenun kapas yang merupakan rangkaian proses
dari mulai penghilangan kanji, pemasakan,
pengelantangan dan merserisasi atau tanpa
merserisasi dengan setiap tahapan proses tersebut
harus berjalan baik karena akan mempengaruhi
hasil proses selanjutnya.
ZAT PEMBANTU TEKSTIL Pencelupan
Air Enzyme H2 O 2
atau H2SO4 Lar. atau lar. Pencapan Zat
Deterjen NaOH NaOCl . pembantu
V P (kanji,
V LW
V resin, dll)

Merseri- Kelan- Kain


Peng. Masak & Penyemp tenun
Kain sasi & tang & Zat
hilangan Cuci ur-naan Finish
tenun kanji Cuci Cuci warna
& Penge-
Grey ringan
LW LW LW LW Kering &
V
Cuci
LW
Caustic LW
Recovery

Keterangan : LW

P Emisi Partikel Udara

V Emisi Udara

LW Limbah Cair / Liquid Waste

Gambar 1. Diagram Alir Proses Penyempurnaan Kain Kapas


(Sumber : The Textile Industry and the Environment, Technical Report #16, United
Nations Environment Programme Industry and Environment, 1994)
Tabel 1. PENGGUNAAN ZAT KIMIA PEMBANTU DALAM
PROSES PENYEMPURNAAN TEKSTIL

PEMBA- PENG- PEMASA- MERSERISASI PENGELAN- PENCELUPAN PENCAPAN PENYEM-


KARAN HILANGAN KAN / TANGAN PURNAAN
BULU KANJI KOSTISASI

- Enzim NaOH NaOH NaOCl Zatwarna Zatwarna Resin


Alkali Na2CO3 NH4OH NaClO2 Pembasah Pembasah (silikon,
Asam Pembasah Pembasah H2O2 Sequester- Sequester- metilol,
akrilat,
Pembasah Sequester- HCl ing ing
etilen,
Sequester- ing SO2 Alkali/asam Alkali/asam etilen-
ing Deterjen Pembasah Elektrolit Elektrolit glikol, dll)
Deterjen Na2SiO2 Pendispersi Pendispersi Polimer
Pelarut Pelarut (silikon,
Perata Antimigrasi metilol,
Pengikat Pengikat akrilat.
Etilen,
Antibusa Antibusa
etilen-
Pengental
glikol, dll)
Pelemas
Kanji
Katalis
ZAT PEMBANTU TEKSTIL
Deterjen Anionik (Anionic Detergents)
Beberapa contoh deterjen anionik yang digunakan dalam
proses persiapan adalah zat aktif permukaan atau surfaktan
seperti natrium dodesil benzen sulfonat {C13H25(C6H6SO3Na)}
dan alkil alkohol tersulfatkan seperti seto – stearil sulfat
{C17H35COOC16H32(OSO3Na)} dan seto – oleil sulfat
{C15H31COOC16H32(OSO3Na)}
ZAT PEMBANTU TEKSTIL
Deterjen Nonionik (Nonionic Detergents)
Pada proses pemasakan banyak digunakan deterjen nonionik
yang bersifat multi guna misalnya nonil fenol etilen oksida
{C9H19-C6H6-O-(CH2CH2-O)8-19-CH2CH2-OH},
stearil etilen oksida {C17H35(CH2CH2-O)9-CH2CH2-OH} dan oleil
etilen oksida {(CH2CH2-O)9-CH2CH2-OH}
ZAT PEMBANTU TEKSTIL
Zat Pengikat Logam (Sequestering Agents)

Di dalam air sebagai medium seringkali mengandung garam – garam


logam sadah (kalsium dan magnesium), logam berat (besi dan mangan)
dan logam lainnya. Penggunaan zat pengikat logam (sequestering
agents) dari jenis zat anorganik misalnya pengikat logam dan garam
sadah {Na4[Na2(PO3)6, dan Na2PO7,}, dan dari jenis zat organik seperti
garam natrium dari etilena diamino tetra asam asetat (EDTA)
{(HOOCCH2)2-N-CH2CH2-N(CH2-COOH)2} dan
nitrilo tri asam asetat (NTA) {(HOOCH2-N-(CH2-COOH)2}, banyak
digunakan untuk melunakkan air sebelum digunakan dalam proses
basah atau selama proses basah.
ZAT PEMBANTU TEKSTIL
Zat Pengikat Noda (Stain Removing Agents)

Campuran natrium hidroksida dengan surfaktan anionik atau


nonionik yang bersifat pengemulsi, seperti natrium dodesil
benzen sulfonat {C13H25(C6H6SO3Na)} dan nonil fenol etilen
oksida
{C9H19-C6H6-O-(CH2CH2-O)8-19-CH2CH2-OH}, banyak digunakan
dalam pemasakan bahan kapas mentah yang mengandung
minyak atau lemak. Pada proses pemasakan di dalam ketel
bertekanan tinggi, akan terjadi proses penyabunan yang
sempurna terhadap minyak atau lemak alami dari dalam
kapas mentah.
ZAT PEMBANTU TEKSTIL
Pencelupan dengan berbagai zat warna
1.Penggunaan surfaktan dalam pencelupan
Zat Perata (Levellers)
Beberapa zat warna, terutama zat warna bejana merupakan zat warna
dengan laju pencelupan yang cepat, tetapi sifat migrasi zat warna yang
kurang lancar. Dalam hal tersebut sangat sukar diperoleh hasil
pencelupan yang rata, sehingga diperlukan zat perata yang merupakan
surfaktan golongan zat aktif kation jenis alkil alkohol yang
dikondensasikan dengan etilena oksida, seperti setil alcohol etilena-
oksida {C16H32(CH2CH2-O)9-CH2CH2-OH} dan palmitil alcohol etilena-
oksida {C15H31(CH2CH2-O)9-CH2CH2-OH}.
ZAT PEMBANTU TEKSTIL
Pencelupan dengan berbagai zat warna
1.Penggunaan surfaktan dalam pencelupan
Zat Pembasah (Wetters)
Pencelupan kain dengan zat warna bejana dan zat warna naftol atau
azoat yang harus melalui proses pelarutan zat warna (zat warna bejana
larut dengan reduktor kuat dalam suasana alkali dan zat warna naftol
larut dalam alkali kuat), sangat membutuhkan zat pembasah yang tahan
reduktor dan alkali, seperti TRO (Turkey Red OIL) dari minyak jarak
tersulfonkan [C7H15-CH(SO3Na)-C7H15-COOH] atau yang lebih baik lagi
adalah butyl oleat tersulfatkan (C5H11-CH(SO3Na)-C5H11-(CH2)6-COONa)
atau minyak risinolat tersulfatkan [C5H11-CH(SO3Na)-C5H11-(CH2)3-
CH(SO3Na)-COONa].
ZAT PEMBANTU TEKSTIL
Pencelupan dengan berbagai zat warna
1.Penggunaan surfaktan dalam pencelupan
Zat penghambat atau pempercepat
(Retarders and Accelerators)
Zat penghambat atau pempercepat digunakan dalam
pencelupan untuk mengatur laju penyerapan zat warna ke
dalam bahan, misalnya garam-garam elektrolit seperti garam
dapur (NaCl) atau garam Glauber (Na2SO4) ndalam
pencelupan kain wol dengan zat warna asam..
ZAT PEMBANTU TEKSTIL
Pencelupan dengan berbagai zat warna
1.Penggunaan surfaktan dalam pencelupan
1. Zat Pelemas (Softeners)
Semua serat alam mengandung minyak, lemak atau malam, yang
memberikan sifat lembut secara alami. Penghilangan zat lembut alami
tersebut pada proses pemasakan dan pengelantangan, akan
menyebabkan bahan tekstil menjadi kaku dengan pegangan yang kasar.
Untuk mengembalikan sifat lembut tersebut maka diperlukan zat
pelemas, sehingga selai akan diperoleh sifat lembut juga pegangan yang
halus serta kelenturan yang baik. Beberapa contoh misalnya : setil
piridinium bromida dan poli silanol amina :

C16H33-N + .Br- CH3-[CH2-SiO-CH2]m -[(CH2-SiO-NH+2 )n ]-Si-(CH3)3

Setil piridinium bromida Gabungan silanol dengan silanol amina


ZAT PEMBANTU TEKSTIL
Pencelupan dengan berbagai zat warna
1.Penggunaan surfaktan dalam pencelupan
Zat Pendispersi (Dispersing Agents)
Zat pendispersi teruratama dibutuhkan untuk membantu pendispersian
zat warna yang tidak larut dalam air seperti zat warna bejana, misalnya
hasil kondensasi natrium naftalen sulfonat dengan formaldehid, seperti
contoh berikut :

CH2 CH2 OH

NaO3S SO3 Na
Zat Kimia Pembantu Dalam Pencapan
Zat Pengental (Thickeners)
Pembuatan pasta pengental dapat dilakukan dari beberapa jenis
pengental seperti tepung jagung, dekstrin (hasil kanji yan dihidrolisa),
gom/getah dari tanaman seperti gom arab, gom tragacanth, dan gom
guar serta hasil modifikasinya (karboksi metil kanji atau gom), natrium
alginat (terutama untuk pencapan dengan zat warna reaktif), dan
pengental lainnya. Selain pasta pengental dapat juga digunakan pasta
emulsi, misalnya minyak tanah yang diemulsikan dengan zat aktif
permukaan golongan kondensat asam lemak dengan etilen oksida
membentuk alkil-poli (etilen oksida), seperti Stearyl-ethylene oxide
(C17H35 (CH2CH2-O)9-CH2CH2-OH) dan Oleyl-ethylene oxide (C17H33-
(CH2CH2-O)9-CH2CH2-OH), sebagai surfaktan nonionik, yang banyak
digunakan pada pencapan dengan pigmen.
Zat Kimia Pembantu Dalam Pencapan
Zat Pembantu Pelarutan (Solution agents)
Zat pembantu pelarutan zat warna seperti garam natrium bensil
sulfanilat

NH2SO2Na

biasanya digunakan untuk menambah kelarutan zat warna bejana biasa


atau bejana larut, sehingga dapat meningkatkan ketuaan dan kerataan
warna hasil pencapan.
Zat Kimia Pembantu Dalam Pencapan
Pelarut Organik (Solvents)
Beberapa pelarut organik seperti aseton (CH3)2-C=O (menstabilkan
larutan zat warna naftol dalam alkali), ester glikol (CH2OOCH2)(OH)
(untuk menstabilkan larutan zat warna naftol dalam alkali dan zat warna
bejana dalam reduktor-alkali), tio dietilen glikol (CH2-CH2)2(SH)2, dan
dietilen glikol (CH2-CH2)2(OH)2 (untuk menstabilkan larutan zat warna
naftol dalam alkali dan zat warna bejana dalam reduktor-alkali, sehingga
dapat meningkatkan ketuaan dan kerataan warna hasil pencapan).
Zat Kimia Pembantu Dalam Pencapan
Zat Oksidator Lemah (Mild Oxidising agents)
Pada penzapan serat selulosa dengan zat warna reaktif-azo dan zat
warna disperse-azo pada serat poliéster, sering tereduksi pada proses
penguapan (steaming), sehingga menurunkan ketuaan warna.
Penambahan zat oksidator lemah di dalam pasta pencapan dapat
mencegah terjadinya reduksi saat penguapan.
Zat Kimia Pembantu Dalam Pencapan
Zat Perusak Warna (Discharging assistants)
Untuk merusak warna dasar hasil pencapan dengan zat warna bejana,
dapat digunakan senyawa fenil benzyl dimetil ammonium klorida atau
produk sulfonasinya, di dalam pasta zat warna yang mengandung kalium
karbonat dan natrium sulfoksilat formaldehid.

Cl NaO3S- Cl
(NH2)2 (NH2 )2 -SO3Na
Zat Kimia Pembantu Dalam Pencapan
Zat Perusak Warna (Discharging assistants)
Untuk merusak warna dasar hasil pencapan dengan zat warna bejana,
dapat digunakan senyawa fenil benzyl dimetil ammonium klorida atau
produk sulfonasinya, di dalam pasta zat warna yang mengandung kalium
karbonat dan natrium sulfoksilat formaldehid.

Cl NaO3S- Cl
(NH2)2 (NH2 )2 -SO3Na
Zat Kimia Pembantu Dalam Pencapan
Zat Pengemulsi (Emulsifiers)
Pada pencapan dengan zat warna pigmen, digunakan pengental emjulsi,
dimana pelarut organik seperti minyak tanah diemulsikan dengan air
(minyak dalam air) dengan bantuan zat pengemulsi nonion seperti
kondensat asam lemak dengan etilena oksida

R - CH2 - COOH + n CH2 CH2 R - CH2 - CO (CH2 - CH2 - O) n-1- CH2-CH2-OH


asam lemak
O kondensat asam lemak dengan etilena oksida
etilena oksida
Zat Kimia Pembantu Dalam Pencapan
Zat Pengikat (Binders)
Pada pencapan kain dengan pigmen yang tidak mempunyai daya ikat
dengan serat, dibutuhkan zat pengikat jenis monomer dari bermacam-
macam alkyl vinilat seperti butyl akrilat, stirena, metil metakrilat,
akrilamida, vinil klorida, butadiene, dan lain-lain. Daya ikat antara
pigmen warna dengan serat terjadi pada proses pemanas awetan,
sehingga terbentuk lapisan film polimer dari zat pengikat yang
mengandung pigmen warna diatas permukaan kain.

Vous aimerez peut-être aussi