Vous êtes sur la page 1sur 8

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT

DARURATAN DENGAN
PENYAKIT SINDROM UREMIK
PENGERTIAN

Uremia merupakan suatu


kondisi sindroma klinis yang
disebabkan oleh adanya
ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit, hormon, dan
metabolisme tubuh yang terjadi
dan berkembang secara paralel
akibat adanya penurunan atau
gangguan fungsi gnjal
PENGKAJI
AN
1. Anamnesa
 Identitas Pasien
 Keluhan Utama
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat penyakit keluarga
 Pengkajian pola fungsi Gordon
 Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
 Pola nutrisi dan metabolisme
 Pola eliminasi
 Pola aktivitas dan latihan
 Pola tidur dan istirahat
 Pola hubungan dan peran
 Pola persepsi dan konsep diri
 Pola sensori dan kognitif
 Pola reproduksi seksual
 Pola managemen stress dan koping
 Pola tata nilai dan kepercayaan
PENGKAJIAN FISIK
 Inspeksi: kaji adanya edema tubuh (edema generalisata), kaji adanya asites pada abdomen, Inspeksi mukosa bibir,
warna bibir, dan kelainan bentuk atau anatomi, adanya vena jugularis, nadi karotis dan adanya penggunaan otot
bantu nafas, sianosis pada wajah, adanya purpura pada seluruh tubuh.
 Palpasi: Palpasi ringan bersifat superfisial, lembut dan berguna untuk menilai lesi pada permukaan atau dalam
otot. Juga dapat membuat pasien relaks sebelum melakukan palpasi medium dan dalam.
 Perkusi : Perkusi langsung kepalan tangan melibatkan kepalan dari tangan yang dominan yang kemudian
mengetuk permukaan tubuh langsung. Perkusi langsung kepalan bermanfaat untuk toraks posterior, terutama jika
perkusi jari tidak berhasil. Pada perkusi tak langsung dengan kepalan, plessimeter menjadi tangan yang pasif,
 Auskultasi : ketrampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru, jantungpembuluh darah dan bagian
dalam/viscera abdomen. Pemeriksa akan mengauskultasi suara jantung, suara tekanan darah (suara Korotkoff),
suaraaliran udara melalui paru-paru, suara usus, dan suara organ tubuh.
 Keadaan fisik
 umum lainnya dapat dikaji dengan keadaan fisik, yang meliputi:
 Kepala: ispeksi bentuk kepala, distribusi rambut, warna rambut, dan kulit kepala
 Mata: inspeksi adanya kelainan anatomi mata dan palpasi andanya konjungtiva anemis atau tidak
 Telinga: inspeksi bentuk telinga simentris atau tidak serta uji dengan tes pendengaran normal atau tidak
 Hidung: bentuk hidung, alat bantu yang terpasang pada hidung, pernafasan cuping hidung.
 Mulut: Inspeksi mukosa bibir, warna bibir, dan kelainan bentuk atau anatomi, peradangan pada gusi, ulserasi
pada mulut, pernafasan berbau amoniak, dan mual muntah.
 Leher: inspeksi kelainan bentuk leher, adanya vena jugularis, nadi karotis dan adanya penggunaan otot bantu
nafas.
 Leher: inspeksi kelainan bentuk leher, adanya vena jugularis, nadi karotis dan adanya penggunaan otot bantu nafas.

 Dada
 Paru-paru: inspeksi bentuk dada, palpasi, perkusi seluruh lapang dada dan auskultasi suara nafas.
 Jantung: inspeksi iktus qordis, palpasi CRT dan detakan jantung, perkusi batas jantung, dan auskultasi suara jantung abnormal
 Abdomen: inspeksi adanya asites dan kelainan bentuk abdomen, nyeri area pinggang.
 Urogenital: inspeksi bentuk anatomi genital, alat bantu eliminasi yang terpasang.
 Ekstremitas: inspeksi kelainan bentuk ekremitas baik bawah maupun atas, fungsi pergerakan, perubahan bentuk, dan adanya
edema daerah ekstremitas, terasa panas pada telapak kaki, kelemahan pada tungkai, foot drop, penurunan kekuatan otot.
 Kulit dan Kuku
 Kajian tentang Integritas kulit, echimosis, kulit kering bersisik, adanya edema generalisata, adanya pruritus akibat penumpukan
ureum dalam sirkulasi
 Keadaan Lokal

 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada pasien dengan sindroma uremik akan menunjukkan sebagai berikut:
◦ Pemeriksaan urin
Volume urin yang dikeluarkan kurang dari volume normal yaitu kurang dari 400 ml/24 jam ( oliguria) atau bahkan tidak ada
urin yang keluar. Warna urin keruh dan klirens kreatinin kemungkinan menurun.
◦ Pemeriksaan darah lengkap
Terjadi penurunan Hb kurang dari 7 gr
Penurunan jumlah sel eritrosit akibat defisiensi eritropoietin
pH darah menurun kurang dari 7,2 yang mengindikasikan terjadi asidosis metabolik
peningkatan jumlah kaliaum akibat adanya perpindahan seluler
protein (albumin) menurun akibat sebagian besar protein hilang bersama dengan pengeluaran urin
◦ Urinalisi
Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi yang berdampak pada peningkatan kadar ureum dalam darah Biokimia
Pemeriksaan analisis fungsi ginjal yaitu adanya ureum dan kreatinin plasma, serta pemeriksaan kadar elektrolit untuk
mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
peningkatan cairan intravaskuler yang
ditandai dengan edema, peningkatan berat
badan dengan cepat
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan
dengan mekanisme kompensasi asidosis
metabolik yang dtandai dengan takipneu, RR
>24 kali permenit, terdapat penggunaan
otot bantu pernafasan.
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan penurunan oksigenasi
sirkulasi yang ditandai dengan CRT >3
detik, kuku sianosis, konjungtiva anemis.
KELOMPOK 3

1. Arisah
2. Cantika Putri Dewanti
3. Fikrotus Shofa
4. Fina Audina Sofiana
5. Shizuoka Aryoni
6. Shintia Kunmalasari
7. Zuliana

Vous aimerez peut-être aussi