Vous êtes sur la page 1sur 110

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FK UNIMAL
2010
Introduction
 Informasi genetis ditera sepanjang rantai
molekul polimer yang terdiri dari 4 unit
monomer
 Molikel polimer = DNA (Deoksiribo
Nucleatid Acid)yang merupakan dasar
kimiawi dari heriditas.
 Avery, Mc Leod & Mc Carthy menemukan
DNA mengandung informasi genetis.
DNA
 DNA = molecule of heridity
 Mengandung basa-basa purin dan pirimidin
yang membawa informasi genetis.
 Isi informasi genetik terletak pada urutan
deoksiribonukleotida purin & pirimidin.
 Gugus sakarida & fosfat berperan pada
stuktur/bentuk
DNA Molecule
 Ada 2 bagian
1. Bagian tetap/tulang belakang terdiri dari
deoksiribosa & fosfat yang dihubungkan
oleh jembatan 31-51 fosfodiester.
6.jpg

2. Bagian variabel: basa purin & pirimidin


 Merupakan makromolekul yang sangat
panjang terdiri dari basa:
 A = Deoksi adenilat (Adenin)
 G = Deoksi guanilat (Guanin)
 T = Thimidilat (Thimin)
 C = Deoksi citidilat(Citosina)
 Rantai DNA mempunyai 2 kutub
- Satu ujung 51 OH/fosfat
- Ujung lain 31 OH/fosfat
Kedua ujung tidak terikat pada nukleotida
yang lain.
Istilah- istilah……!
 Replikasi : proses perbanyakan DNA
(biasanya pd pembelahan sel (enzim
DNA polimerase)
 Transkripsi: proses pembuatan /Sintesis
RNA dari DNA (dibutuhkan enzim RNA
polimerase)
 Translasi: proses penerjemahan
urutan nukleotida atau kodon yang ada
pada molekul mRNA menjadi rangkaian
asam-asam amino yang menyusun
suatu polipeptida atau protein
Nomenklatur
 ACG berarti:
 Ujung 51 terikat pada deoksi adenosin
 Ujung 31 terikat pada deoksi guanosin.
 Urutan basa selalu ditulis dari arah 5131
 Molekul DNA sangat panjang chromosom E
coli mengandung 3,4 juta pasang basa, panjang
1,2 mm
 Chromosom Drosophila Melanogastger 6,2x107
pasang, panjang 2,1 cm.
 Karena informasi genetik terletak pada
urutan unit-unit monomer (A-G-T-C) di dalam
polimer, maka pasti ada mekanisme untuk
memproduksi/mereplikasi informasi spesifik
ini dengan kecermatan yang baik.
 Dalam molecule DNA, konsentrasi nukleotida
deoksiadenosin (A)= Nukleotida timidin(T)
A=T
 Konsentrasi nukleotida deoksiguanosin(G) =
Deoksicitidin (C) G=C
 Watson & Crick mengajukan model dari molekul
DNA yaitu double stranded DNA (=untaian
ganda dari DNA).
 Kedua strand (untai) diikat oleh ikatan hidrogen
antara basa purin &pirimidin
 Pasangan-pasangan antara nukleotida purin
dan pirimidin pada untai yang berlawanan
adalah sangat spesifik & tergantung pada ikatan
hidrogen antara A dgn T & antara G dgn C.
 A hanya dapat berpasangan dengan T dan
G hanya berpasangan dgn C karena:

 Hambatan yang disebabkan ikatan


fosfodiester.
 Ikatan glikosidis konfigurasinya lebih banyak
berbentuk anti.
 Bentuk predominan dalam polimer A-G-T-C
sebab jumlah A=T;G=C.
 Kedua untai molekul double helix tadi masing-
masing punya polaritas
 Keduanya anti paralel yaitu satu untai berjalan
dari kedudukan 51 ke 31 dan untai yang lain 31 ke
51 .
 3 ikatan hidrogen mengikat nukleotida G&C dan
2 ikatan hidrogen mengikat A&T ikatan G-C
lebih kuat + 50% makin banyak kandungan G-
C dari molekul DNA, makin padat molekul
tersebut.
 Dalam larutan, stuktur untaian ganda dapat
dilarutkan oleh:
 Temperatur yang meningkat
 Konsentrasi garam yang menurun
 Kedua pasang basa akan terpisah dan
masing-masing basa akan merenggangkan
diri dari basa dalam untaiannya meskipun
masih terikat oleh ikatan-ikatan fosfodiester.
Terjadi denaturasi.
 Karena letak basa-basa yang bertumpuk tadi
dan adanya ikatan hidrogen antara ke 2
tumpukan, maka mol DNA menunjukkan sifat
sebagai fiber/serabut & dlm larutan berbentuk
viscous/kental. Kekentalan hilang dengan
denaturasi.
 Pada mol DNA terdapat 2 lekukan (groove)
mayor & minor yang berjalan sepanjang
molekul & sejajar dengan ikatan fosfodiester.
Pada lekukan ini protein-protein khusus
berinteraksi dgn DNA.
Kromatin
 Kromatin bahan kromosom yang diekstraksi
dari inti/nukleus sel organsime eukariotik.

 Terdiri dari molekul untai ganda DNA yang


sangat panjang & protein histon dalam jumlah
yang hampir sama, juga sejumlah kecil
protein non histon & sedikit RNA.
 Dengan elektron mikroskop tampak adanya
partikel-partikel padat disebut nukleosom yang
dihubungkan oleh filamen-filamen DNA.

 Bila satu histon (H1) diambil dari kromatin,


nukleosom menjadi kurang padat histon
bertanggung jawab terhadap pemadatan
nukleosom dalam inti.

 Dalam nukleosom DNA tergulung sebagai helix


yang berputar ke kiri melingkari oktamer histon
yang berbentuk cakram
 Sintesa molekul RNA dari DNA merupakan suatu
proses yg sangat kompleks & melibatkan RNA
polimerase & sejumlah protein.

 Tahap umum yang diperlukan untuk mentranskrip


primer adalah tahap inisiasi, elongasi & terminasi

 Prinsip dasar pada metabolisme RNA harus dipahami


katena pengaturan proses ini akan mengakibatkan
berubahnya kecepatan sintesa protein & perubahan
metabolisme cara makhluk hidup beradaptasi.
 Pemrosesan & penyambungan transkrip
mRNA yang keliru merupakan penyebab
penyakit misalnya: Thalassemia.
Sifat kimia dari RNA
 RNA adalah polimer ribonukleotida purin &
pirimidin yang dihubungkan satu sama lain
oleh jembatan-jembatan 3151 fosfodiester
(sama dgn DNA).
Meskipun banyak kemiripan dengan DNA, RNA
juga mempunyai beberapa perbedaan spesifik
yaitu:

1. Bagian sakar pada mana fosfat dan basa


purin/pirimidin melekat adalah ribosa,
bukan deoksiribosa seperti DNA.
2. Meskipun RNA mengandung ribonukleotida
Adenin-Guanin dan Sitosin, ia tidak
mengandung Timin. RNA mengandung
Urasil.
3. RNA ada dalam bentuk satu untai (single
stranded) dan bukan untai ganda (double
stranded) seperti DNA.
4. Karena molekul RNA berupa satu untai dan
berkomplemen hanya dengan satu dari
kedua untai gene, maka jumlah guanin tidak
harus sama dengan jumlah sitosin. Jumlah
adenin tidak harus sama dengan urasil.

5. RNA dapat dihidrolisa oleh alkali menjadi


21,31 cyclic diester dari mononukleotida.
 Gen (dari bahasa Belanda: gen) adalah unit
pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk
fisiknya adalah urutan DNA yang menyandi
suatu protein, polipeptida, atau seuntai RNA
yang memiliki fungsi bagi organisme yang
memilikinya.
 DNA Strand

Anti Sense 51 TGGAATTGTGAGCG


Sense 31 ACCTTAACACTCGC
 RNA
Transkript 51 UGGAAUUGUGACGC
 Jadi, urutan molekul RNA kecuali U yang
menggantikan T, adalah sama dengan urutan
anti sense strand dari gene tersebut.

 Sejumlah kecil dari double stranded RNA


selain t RNA ditemukan juga pada manusia.
Double stranded RNA ini mungkin mempunyai
fungsi fisiologis sperti berlaku sebagai
perangsang pembentukan interferon.
 Interferon = Suatu protein antivirus (berbentuk
sitokin, berjenis glikoprotein)yang dihasilkan
oleh banyak sel-sel veretbrata sebagai
mekanisme pertahanan.
Stuktur Organisasi RNA
 Pada semua organisme prokariotik dan
eukariotik, ada 3 kelas molekul RNA
yaitu:
 Messenger RNA (m RNA)
 Transfer RNA (t RNA)
 Ribosomal RNA (r RNA)
 Tiap kelas berbeda dari yang lain yaitu
ukurannya, fungsinya, dan stabilitasnya.
Messenger RNA (m RNA)
 Yang paling heterogen dalam ukuran dan
stabilitasnya
 Semua anggota kelas ini berfungsi sebagai
utusan/pembawa yang memindahkan informasi
dari suatu gene ke mekanisme sintesa protein,
dimana tiap m RNA berlaku sebagai template
(cetakan), pada mana suatu urut-urutan asam
amino yang spesifik dipolimerisasikan untuk
membentuk molekul protein yang spesifik.
 Transkripsi informasi genetik yang ada dalam
DNA ke m RNA. Kemudian ditranslasi oleh
ribosom untuk membentuk molekul protein
spesifik.
 M RNA ini single stranded dan komplementer
dengan sense strand dari gene-nya.
 Molekul RNA terutama pada mamalia
mempunyai sifat yang khas.
 Ujung 51 dari m RNA ditutup oleh 7 metil
guanosin tripospat

 Ujung 31 adalah hidroxil

 Mol m RNA sering mengandung 6 metil adenilat


& nukleosida mengandung 2 metil ribosa.

 Meski tutup RNA ini belum jelas tetapi mungkin


berhubungan dengan pengenalan m RNA ini
oleh mekanisme translasi terhadap m RNA
menjadi protein pada 51 ini/ujung yang tertutup
Transfer RNA (t RNA)
 Terdiri dari 75 nukleotida sehingga
BM=25.000
 Molekul t RNA berlaku sebagai adaptor untuk
translasi informasi dari urut-urutan nukleotida
m RNA menjadi asam-asam amino spesifik.
Paling sedikit ada 20 mol t RNA dalam tiap
sel, masing-masing untuk tiap asam amino
dari 20 asam amino yang diperlukan untuk
sintesis prot.
 Meskipun tiap t RNA urutan nukleotidanya
berbeda dari yang lain, tapi mempunyai sifat
umum yang sama. Stuktur primer (yaitu
urutan nukleotida) dari semua mol t RNA
dapat melipat-lipat dan menghasilkan
komplementer antara strand itu sendiri (intra
strand) sehingga menghasilkan stuktur
sekunder
 Semua mol t RNA mempunyai urutan ACC pada
ujung 31.
 Gugus karboxil dari asam amino dilekatkan dengan
ikatan ester pada gugus hidroxil 31 dari gugus
adenosil.
 Anticodon loop yang terdapat pada bagian akhir
dari pasangan basa akan mengenali triplet ukuran
nukleotida atau kodon dari template m RNA. Pada
hampir semua mol t RNA ada loop yang
mengandung nukleotida ribothimin dan
pseudouridin (T⍦ loop) & loop lain mengandung
dehidrourasil (DHU loop)
Ribosomal RNA (r RNA)
 Ribosom adalah stuktur nukleoprotein sitoplasma
yang merupakan mesin untuk sintesa protein dari
template RNA.
 Dalam ribosom, molekul-molekul m RNA & t RNA
berinteraksi untuk melakukan translasi molekul
protein spesifik, informasi yang ditranskripsi dari
gen.
 Partikel2 ribosom sangat kompleks, dibentuk dari
paling sedikit 4 RNA berbeda & hampir 100
molekul protein spesifik.
 Fungsi sebenarnya dari r RNA dalam partikel
ribosom belum jelas dimengerti, tapi mereka
diperlukan untuk membentuk ribosom dan
rupanya menyediakan urut-urutan spesifik di
mana m RNA dapat terikat agar dapat
ditranslasi
Replikasi-transkripsi & processing
 Pada waktu terjadi replikasi, tiap strand dari
double strand DNA akan terpisah satu sama
lain/terpisah dari komplemennya. Kemudian
masing2 dapat berlaku sebagai template
pada mana strand baru akan terbentuk.
 Molekul double strand yang baru akan
mengandung masing2 satu untai dari DNA
asal.
 Awal dari sintesa DNA terjadi setelah
terbentuk rantai pendek dari RNA, kira2
sepanjang 10 nukleotida. Pada ujung 31
hidroksil akan melekat deoxiribonukleotida
yang pertama. Proses ini merupakan
serangan nukleofilik oleh gugus 31 hidroksil
dari RNA terhadap  fosfat dari
deoksinukleosida trifosfat dengan lepasnya
Ppi.
 Gugus 31 hidroksil dari deoksi ribonukleosida
monofosfat yang baru melekat, kemudian dapat
melakukan serangan nukleofilik terhadap
deoksiribonukleosida trifosfat dengan cara
yang sama.
 Pemilihan deoksiribonukleosida yang harus
dilekatkan tergantung pada pasangan dari
template strand dari molekul DNA.
 Yang menentukan urutan yang hrs melekat 
TEMPLATE!!!
 Fragmen2 DNA yang melekat pada RNA awal
ditemukan oleh Okasaki disebut OKASAKI
PIECES.
 Setelah terbentuk banyak okasaki pieces ini,
mekanisme replikasi kemudian akan melepaskan
RNA primer tersebut, kemudian mengisi
kekosongannya dengan deoksi nukleotida yang
cocok pasangannya.
 DNA yang baru dibentuk kemudian disegel oleh
enzim2 yang disebut DNA ligase.
 Ke 2 strand molekul DNA adalah anti paralel.
Replikasi DNA terjadi bersama-sama
sekaligus pada ke dua strand. Tapi enzim
yang dapat melakukan polimerisasi DNA
dengan arah 31-51 tidak ada. Jadi strand
DNA yang baru mengalami replikasi tidak
dapat tumbuh bersama-sama dalam 1 arah.
 Satu enzim akan melakukan replikasi terhadap
kedua strand secara serentak. Enzim ini akan
melakukan replikasi terhadap satu strand
(leading strand) dengan arah 51 dan 31 secara
berturutan.
 Enzim tersebut akan melakukan replikasi
terhadap strand yang satu lagi (lagging strand)
secara terputus2 dengan cara membelakangi
arah replikasi yang pertama.
 Pada inti sel pengambilan RNA primer
merupakan bagian dari proses replikasi
sedangkan pada mitokondria RNA tetap
tinggal sebagai bagian dari stuktur DNA.

 Pada sel mamalia didapatkan macam2


polimerase:
 Maxi polimerase (polimerasi alfa)utk replikasi
kromosom
 Mini polimerase (polimerase beta) terdapat
dalam intitidak berfugnsi pada replikasi tapi
berfungsi reparasi DNA.
 Polimerase gama replikasi DNA mitokondria,
yaitu mol DNA yang berbantuk lingkaran.

 Pada waktu tjd replikasi dari double strand


DNA, harus terjadi pemisahan dari ke 2 strand
supaya tiap strand dapat berlaku sebagai
template untuk deoksinukleosida trifosfat yang
akan masuk.
 Pemisahan tsb dilakukan oleh molekul prot
spesifik yang menstabilkan stuktur single
strand tsb selama replikasi tjd.
 Selain pemisahan ini, hrs tjd jg pelepasan btk
spiral (unwinding). Supaya replikasi DNA
yang baru bisa membentuk spiral (rewinding)
 Melihat waktu yang diperlukan, maka
unwinding harus terjadi 400.000
putaran/detik tidak mungkin terjadi.
 Solusi dengan enzim  lubang yang
mempermudah unwinding. Lubang tersebut
disebut DNA topoisomerase yang akan
ditambal setelah unwinding selesai.
Degradasi & Reparasi DNA
 Keutuhan informasi genetis dalam RNA
merupakan hal yang penting untuk kehidupan
suatu organisme/species.
 Harus ada mekanisme untuk memperbaiki
kerusakan pada DNA yg tjd akibat kesalahan
replikasi & gangguan lingkungan.
 Kerusakan DNA oleh lingkungan
dapat diklasifikasi dalam 4 tipe:
1. Perubahan 1 basa
2. Perubahan 2 basa
3. Putusnya rantai
4. Ikatan silang/cross linkage
 Kerusakan ini dapat  diperbaiki, diganti,
tetap (= mutasi, Ca, kematian sel).
 Kunci dari perbaikan ini terletak pada
pengenalan yang dini terhadap kerusakan &
memperbaikinya dgn segera atau menandai
untuk diperbaiki nanti.
 Replikasi perbaikan ini dapat tampak sbg
unscheduled DNA Syntesis (Sintesa DNA
bukan pada waktunya) masuknya pra
zat- zat DNA ke dalam DNA pada waktu
sel berada di luar fase ).
 Contoh penyakit karena kerusakan DNA:
- Xeroderma pigmentosum penyakit genetik
autosomal recessive. Gejala: hipersensitif
thd sinar matahari (UV) & pembentukan
multiple skin cancers & kematian sel kulit
yang dini.

- Ataxia-teleangiectasi penyakit autosomal


recessive. Terjadi cerebellar ataxia &
lymphoreticular neoplasma. Terdapat
hipersensitivitas sampai kerusakan oleh x
Ray.
- Fanconi’s anemia  anemia disertai kemungkinan
kanker (blood cancer) yang meninggi.

 Perubahan pada urut-urutan basa purin dan


pirimidin akibat hal-hal tsb mengakibatkan
perubahan pada pembentukan protein
mutasi
Proses sintesis RNA
 Sintesis RNA meliputi Inisiasi, elongasi,
terminasi.
Inisiasi
 Pembentukan molekul RNA pada ujung 51-nya,
 disertai pelepasan faktor sigma.
 Inisiasi molekul RNA terjadi dari ujung 51 ke 31
berlanjut anti paralel thd cetakannya.
 Enzim polimerase mengadakan polimerisasi
ribonukleotida dalam suatu rangkaian spesifik
yang didikte oleh benang cetakan dan
ditafsirkan oleh kaidah pembentukan basa
watson-crick.
 Pirofosfat dilepaskan dalam reaksi
polimerisasi.
 Baik dalam organisme prokariot maupun
eukariot, ribonukleotida purin biasanya
merupakan unsur pertama yang akan
mengalami polimerisasi ke dalam
molekul RNA.
Elongasi
 Pada tahap elongasi , asam amino-asam amino
ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama
(metionin).
 Ketika kompleks elongasi yang mengandung RNA
polimerasi inti berlanjut di sepanjang molekul DNA,
peristiwa pembukaan gelungan DNA harus terjadi untuk
mencapai pembentukan pasangan basa yang tepat dari
nukleotida benang pengkode.
 Derajat DNA yang tdk terbuka selalu tetap selama
transkripsi. Dan diperkirakan ada + 17 psg basa
permolekul polimerase.
 Ukuran regio DNA yg blm dibuka ditentukan
oleh polimerase & tdk tgt pada rangkaian
DNA dlm kompleks tsb.
 Menunjukkan RNA polimerase mempunyai
kaitan dengan aktivitas enzim “unwindase” yg
membuka helix DNA.
Terminasi
 Terminasi sintesis molekul RNA ditentukan
lewat sinyal dari suatu rangkaian dalam
benang cetakan mol DNA, dan sinyal yang
dikenali oleh protein terminasi ini adalah
faktor Rho.
 Setelah terminasi enzim tersebut
terpisah dari cetakan DNA.
 Enzim inti kemudian mengenali promoter,
dimana sintesis molekul RNA yang baru itu
dimulai.
 Lebih dari 1 enzim DNA polimerase dpt
mentranskripsi benang cetakan yg sama
pada suatu gen bersamaan.
 Proses tersebut akan diatur fase dan jarak
diantaranya shg pada saat yg sama
masing2 enzim melakukan transkripsi bag
yang berbeda pada rangkaian DNA.
 Rangkaian DNA tertentu sangat penting
sbg sinyal transkripsi.
 Analisis rangkaian DNA pada gen
spesifik (lewat teknologi rekombinan
DNA) memungkinkan pengenalan
akan sejumlah rangkaian yg penting dlm
transkripsi gen.
 RNA primer (RNAP) dpt menemukan
tmp yag benar utk memulai transkripsi;
 Krn walaupun RNAP dpt berikatan dgn
byk regio pada DNA, tapi RNAP akan
melacak rangkaian DNA dg kec 103
Bp/detik sampai mengenali regio
spesifik DNA tmp RNAP berikatan
padanya dgn afinitas yg tinggi.
 Regio tsb dinamakan promoter, & ikatan
RNAP dgn promoter inilah yg menjamin
proses inisiasi transkripsi yang akurat.
 Antibiotik rifampicin menghambat ikatan
prokariotik DNA dependent RNA
polimerase ke promoter dari gene.
 Sel mamalia mempunyai beberapa DNA
dependent RNA polimerase, masing-
masing bertanggung jawab untuk
transkripsi gen yang berbeda.
 Toxin dari jamur amanita Phalloides (
amanitin) merupakan inhibitor spesifik thd
DNA dependent RNA polimerase dalam
nukleoplasma organisme eukariotik.
Transcription
Modifikasi RNA
 Molekul2 RNA sering diproses terlebih
dahulu sebelum menjadi molekul yang
fungsional m RNA, t RNA, r RNA.
SINTESA PROTEIN & KODE GENETIK
 Untuk membentuk protein dibutuhkan 20 AA,
paling sedikit harus ada 20 kode yang
membentuk kode genetik.
 Karena hanya ada 4 macam nukleotida dalam
RNA, maka tiap kode harus mengandung lebih
dari 1 nukleotida purin / pirimidin.
 Bila kode terdiri dari 2 nukleotida maka akan
terbentuk hanya 16 kode ( 4 x 4), bila kode
terdiri dari 3 nukleotida akan ada 64 ( 4 x 4 x
4) kode spesifik.
 Matthaci & Nirenberg : Tiap kode disebut
kodon terdiri dari urutan & nukleotida ( Triplet
code ), jadi ada 64 triplets untuk 20 AA.
NUKLEO NUKLEOTIDA II NUKLEO
TIDA I TIDA III
U C A G
Phe Ser Tyr Cys U
U
Phe Ser Tyrr Cys C
Leu Ser Term Term A
Leu ser Term Trp G
Leu Pro His Arg U
C
Leu Pro His Arg C
Leu Pro Gin Arg A
leu pro Gin Arg G
Ile Thr Asn Ser U
A
Ile Thr Asn Ser C
Ile Thr Lys Ang A
met Thr Lys Ang G
Val Ala Asp Gly U
G
Val Ala Asp Gly C
Val Ala Glu Gly A
val Ala Glu Gly G
 Istilah nukleotida I,II,III menyatakan masing –
masing nukleotida pada kodon triplet.
U : nukleotida uridin,
C : nukleotoda sitosin,
A : Nukleotida adenin,
G : Nukleotida Guanin.
 Met : kodon yang memulai rantai nukleotida
( inisiator ).
 Term : Kodon yang mengakhiri rantai nukleotida
( terminator ).
AUG yang memberi kode MeT brfungsi sebagai
kodon inisiator dalam sel – sel mamalia.
 3 buah kodon yg mengkode AA spesifik disebut
non sense kodon. 2 dari nonsense kodon ini di
perlukan sebagai tanda untuk mengakhiri
polimerisasi AA pada saat pembentukan molekul
protein selesai.
 Sisa 61 kodon adalah untuk 20 AA mengalami
degenerasi dari genetik kode.
 64 kodon tsb dibagi menjadi 16 kelompok,
diantaranya yang mempunyai 2 basa yang sama
pada awalnya.
 Dari 16 keluarga ini ada yang keempat –
empatnya menkode 1 AA disebut Unmixed
families,
 Keluarga kodon yang mengkode untuk lebih dari
satu AA disebut mixed families.

 Pada 6 dari mixed families ini, kodon dengan U


atau C pada posisi III mengkode untuk satu AA,
kodon dengan A atau G pada posisi III mengkode
untuk AA yang berbeda / chain termination signal
( CT ).
 2 kelompok sisanya, kelompok UG & kelompok
AU tidak mempunyai pola khusus : unik
 Jadi nukleotida yang ke III dalam kodon kurang
penting dibandingkan ke 2 nukleotoda awal yang
menentukan AA yang harus dimasukkan protein,
menyebabkan adanya degenerasi dari kode.
MUTASI
 Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada
bahan genetik (DNA maupun RNA), baik
pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik)
maupun pada taraf kromosom

 Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam,


biasanya lebih rendah daripada 1:10.000
individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat
zat pembangkit mutasi (mutagen, termasuk
karsinogen), radiasi surya maupun radioaktif,
serta loncatan energi listrik seperti petir.
MUTASI
 Perubahan pada urutan nukleotida dari suatu
gen bisa terjadi pergantian 1 basa = transisi,
tranversi
 Transisi = Suatu pirimidin di ganti dengan
pirimidin lain / suatu purin di ganti purin lain.
 Transversi = pergantian 1 purin menjadi 2
pirimidin lain / pergantian 1 pirimidin menjadi 2
purin lain.
 Bila urut – urutan nukleotida gen mengandung
mutasi ini di transkripsi ke molekul mRNA. Maka
mRNA ini akan memiliki basa komplementer
yang juga berbeda pada tempat tsb.
 Perubahan 1 basa pada mRNa dapat berakibat :
1. Tidak ada efeknya karena adanya degenerasi dari
kode ini bila perubahan terjadi pada nukleotida III
dari suatu kodon.
2. Missense effect : Terjadi bila AA yang berbeda
yang dimasukan dalam molekul protein. AA yang
salah ini (missense), dapat diterima seluruhnya,
sebagian diterima atau tak dapat diterima oleh
fungsi molekul tsb. Bila AA tsb dapat diterima
maka molekul tsb hampir tidak dapat dibedakan
dengan yang normal. Bila AA tsb sebagian
diterima molekul protein tsb fungsinya partiel tapi
abnormal.Bila AA tsb tak dapat diterima,molekul
protein tsb tak dapat berfungsi normal.
3. Adanya suatu nonsense kodon yang berakibat
berakhirnya pembentukan rantai peptida secara
prematur sehingga hanya terbentuk suatu
plomen dari molekul protein yang sebenarnya,
yang kemudian tidak akan berfungsi.
INHIBITOR SINTESIS PROTEIN
 Banyak antibiotik bekerja dengan jalan
menghambat secara spesifik sintesis pada
organisme prokariotik yaitu terutama terhadap
protein ribosom, tapi tidak toxic terhadap
organisme eukariotik.

 Puromisin : Analog dengan tirosinil-RNA,


melakukan inhibisi terhadap sintesis protein
pada prokariotik & eukariotik.

 Toksin Diphteria : suatu exotoxin dari corine


bacterium diphteriae menghambat sintesis
protein pada mamalia.
METABOLISME PURIN DAN PIRIMIDIN

 Inti purin dan pirimidin adalah inti dari senyawa


kompleks molekul nukleotida asam nukleat RNA
& DNA
 Derivat Purin berupa senyawa adenin dan
guanin (purag)
 Derivat pirimidin berupa senyawa sitosin, urasil
dan timin
 Derivat pirimidin yang dijumpai dalam makanan
tidak dipergunakan langsung untuk sintesis
Asam Nukleat di dalam jaringan tubuh.
C

N C
1 3 STRUKTUR PIRIMIDIN

2 4
C C

N
CO2 C N Glisiin
pernafasan 6 7

Aspartat N C
1 5
8 C N5 N10 Metanil
FH4c
2 4
C C
3 9

N10FH4 N N

Stuktur purin

Pada tanaman terdapat Basa purin yg


mengandung gugus Metil, misalnya :
- KopiKafein (1,3,7 Trimetil xantin)
- Tehteofilin (1, 3 dimetil xantin) obat sesak
- Coklatteobromin (3, 7 dimetil xantin)obat batuk
 Pada pH netral, guanin paling sukar larut diikuti
xantin.
 Asam urat larut pada pH netral tapi sangat tidak
larut pada pH rendah
 (misalnya dalam urine) guanine tidak ada pada
urine N, xantin dan asam urat ada
Nukleosida dan Nukleotida
 Nukleosida = basa + sakar
Contoh:
Adenosin = adenin + d ribosa
pada posisi 9
Guanosin = guanin + d ribosa
pada posisi 9
• Nukleotida = basa + sakar + P
• Contoh
1. Adenosin 1 phosfat melekat pada atau C5
dari ribosa  AMP
2. Phosfat 1 phosfat melekat pada atau C5
dari ribosa
 ADP
3. Adenosin 1 phosfat melekat pada atau C5
dari ribosa  ATP
GAMBAR

O
OH - P - O
O

ADENOSIN 5’ MONOFOSFAT (ANP)


ADENOSIN 5’ DI FOSFAT (ADP)
ADENOSIN 5’ TROFOSFAT (ATP)
 Nukleotida AlamiNukleotida bebas yang
tidak merupakan bagian dari as nukleat
,ditemukan bebas dalam jaringan
Derivat adenosin
• ADP , penting karena ambil bagian dalam
fosforilasi oksidatif
• ATP = sumber fosfat energi tinggi untuk untuk
mampir semua reaksi yang memerlukan
energi dl sel
Derivat Guanosin

• GDP dan GTP


GDP diperlukan pada TCC ( L-ketoglutarat
 Suksinil (oA)
GTP diperlukan pada aktifitas adenilat
siklase oleh hormon
• Siklik GMP
Dibentuk dari GTP oleh guanilat siklase.
Dipecah menjadi S1 GMP oleh
fosfodiesterase
Derivat urasil
 Merupakan koenzim yang penting pada
metabolisme galaktosa dan Polimerisasi
sakarida membentuk amilum dan bagian
oligosakarida dari glikoprotein dan
proteoglikan
 Pada reaksi-reaksi ini ada dalam bentuk
uridin difosfat, mis, uridin difosfoglukosa
(UDPG) adalah pra zat glikogen
• UDPG merupakan glukoronat akif untuk
reaksi konjugasi mis pd pembentukan
bilirubin glukuronida
• UTP : dipakai untuk membutuhkan glukosa
dari galaktosa
UTP : Fosfat energi tinggi, juga prazat untuk
polimerisasi nukleotida uridin menjadi RNA
Derivat Cytosin
• CDP dan CTP
• CTP = Pra zat untuk polimerasasi
nukleotida uridin menjadi asam nukleat
• CDP Kholine = Pada Pembentukan
sfingomielin dan spinosin
Vitamin Nukleosida
 Bentuk fungsional dari banyak vitamin
adalah nukleotida dengan struktur yang
analog dengan nukleotida purin dan
Pirimidin
• Riboflavin  Derivat ribitol 51 fosfat terikat pada
AMP oleh jembpirofosfat-FAD
• Niacin merupakan bagian dari koenzim =
nikotinamid adenin dinukleotida (NAD) dan
nikotinamid adenin dinokleotida fosfat (NADP).
Di sini nikotinamid ribosa fosfat terikat pada
AMP dengan ikpirofosfat
• CO enzim A pantethein terikat pada adenosin 3’
fosfat
• Vit B12 (Kobanamid) perikat pada adenosin
kobalt
Derivat sintesis
• Basa purin-pirimidin nukleosida dan
nukleotida sintesis banyak dipakai
kedokteran
• Gunanya berdasar pada fungsi nukleotida
sebagai komponen dari as nukleat
• Fungsinya untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel.
• Untuk membelah, asam-asam nukleat dari
satu sel harus mengalami replikasi yang
memerlukan adanya purin dan primidin
Droxyribonukleotida (DNA)
Biosintesa Nukleotida Purin

• Pada organisme uricotilic, sint


nukleotida purin lebih cepat dari
pada organisme ureotelic karena
mereka (uricotilic) membuang N-
nya sebagai asam urat.
• Ada bebarapa anti metabolit yang
analog dan glutamin yang merupakan
penghambat efektif terhadap reaksi
sintesa purin, yaitu
• Azaserine
• Diazonorleucin
• G Mercaptopurin
Katabolisme Purin
 Pada manusia hasil akhir katabolisme purine
adalah asam urat
 99% asam urat dihasilkan oleh subsrat purin
nukleotida fosforilase
 Hasilnya guanin dan hipoxantin → asam urat
dengan katalisator guanase dan xantin
oksidase
 Xantin oxidase sangat aktif dalam hati usus
kecil ginjal
 Bila xantin oxidase tidak ada : asam urat tidak
terbentuk
 Sedikit asam urat dihasilkan dari asam nukleat
oleh bakteri usus yang kemudian diserap segera
diekskresi.
 Aktivitas xantin oksidase merupakan tempat
untuk menghambat pembentuk asam urat pada
pend GOUT dan hiperuricemia
 Pada primata rendah : uricase menghidrolisa
asam urat menjadi alantoin yang larut dalam air
 Amfibi unggas dan reptil tidak punya uricase.
Jadi hasil akhir metab purin dan memprotein
adalah asam urat dan guanin organisme ini
disebut uricotelic
 Normal asam urat : 1200 mgr
 Pemeriksaan : dengan label N 15
• Gout → 2000 → 4000 mgr asam urat
• Tophi → 31.000 mgr asam urat
• Pada penderita gout tanpa tophi (penimbunan
yodium urat dlm jaringan) kadar asam urat 2.000 –
4.000 mgr
KATABOLISME NUKLEOTIDA PURIN

GMP PRPP AMP

EUNNOSIN
ADENIN IMP
PPRPP GUANIN

XANTIN HIPOXANTIN

ASAM URAT (Bentuk yg diekskusikan primata dan brung)

ALANTOIN (Bentuk dieksksikan binantang menysui)


2 urea + glikotlat

Asam alantum
 Eksresi asam urat 600 mg / 24 jam. 18-20%
tidak melalui urine, tapi dipecah menjadi
CO2 + Amonia dieks BSM feces
 Sebagian asam urat dieks brsma empedu →
dipecah flora usus.
 Dosis aspirin menghambat eksresi dan
reabsorpsi asam urat
Biosintesa Pirimidin
 Nukleotida pirimidin mempunyai bentuk cincin heterosiklis
yang dipunyai inti purin
 Nukleotida ini punya sifat kimia dan fisiologis yang mirip
dengan nukleotida purin
 Sintesa lebih sederhana dari purin prazat sama yaitu pp
ribosap, glutimin CO2 dan aspartat.
 Untuk nukleotida timidin dan purin diperlukan tetra
hidrofolat
 Perbedaan antara sintesis purin dan pirimidin : pada
sintesa nukleotida purin, ribosa fosfat merupakan bagian
dari molekul awal. Sedangkan pd pembentukan basa
pirimidin, perlekatan ribosa fosfat baru terjadi pada reaksi
akhir.
Katabolisme pirimidin
 Terutama terjadi dalam hati menjadi zat yang
mudah larut dalam air
 Asam urat dan sodium urat yang hanya larut
sebagian dalam air).
 Lepasnya CO2dari atom C2 dari inti pirimidin
merupakan jalan reaksi utama katabolisme
urasil – sitosin dan thimin
 B Alanin dan B Aninoisobutirat merupakan hasil
akhir utama dari sitosin urasil dan thimin.
 Ekskresi akan ↑ pada leukimia penyinaran sinar
X → ↑ penghancuran sel dan DNA
 B Amino isobutirat kemudian diubah jadi metil
malonat senialdehid, asam propionat → suksinat
Kelainan Metabolisme Purin
 Hiperuricemia dan Gout
Keadaan dimana serum jenuh dengan Na urat
juga dapat mengendap, terutama sekitar sendi,
disebut tophi → acute gouty arthritis, bila
bertahun-tahun dapat merusak sendi → kronik.
GOUT
 Lesch Nyhan Syndrome
Defisiensi HGPRT ASE (= hipoxantin
guanin fosforibosil transferase) ditandai
dengan (erebral palsy, kekauan yang
spastis, produksi hiperurikemia. Sering
terdapat batu karena purin)
 Von gierke
Definisi enzim glukosa 6 fosfatase
 Hipouricemia, eks >, produksi ↓ absorpsi ↓
 Xanthinuria def xanthin oksidase
Kelainan Metabolisme
Pirimidin
 Jarang terdapat kelainan klinis karena hasil
akhir dapat dikeluarkan dengan mudah sebab
mudah dapat larut dalam air yaitu CO2,
amonia, B alanin dan propionat, B – amino
isobutirat
Kesimpulan
 Perubahan kode pada basa DNA dan
RNA mutasi
 DNA dan RNA berperan dalam menurunkan
sifat genetis dan sintesis Protein
 Purin dan pirimidin adalah bahan penyusun
RNA dan DNA
 Kelainan metabolisme purin dapat
menyebabkan penyakit GOUT/Rheumatoid
artritis
 Kelainan metabolisme pirimidin tidak
menyebabkan kelainan karena hasil akhir
katabolisme merupakan bahan yang dapat
larut dalam air dibuang bersama urin.
Burung Irian Burung Cendrawasih
Cukup sekian dan terima kasih

Vous aimerez peut-être aussi