Vous êtes sur la page 1sur 51

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DENGAN
BALITA
TUTOR E KEP KELUARGA
Suci Tarmira - 1610711111
Maya Suryawanti - 1610711112
Nurfatma Silvia - 1610711117
GROUPS
Yustika Damayanti - 1610711119
Santi Sri Hartini - 1610711120
1. pendahuluan berdasarkan prevalensi
2. Teori keluarga dengan balita sakit
CONTENT 3. Asuhan Keperawatan berdasarkan
NANDA, NIC, NOC
4. pembahasan
TEORI KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN
BALITA SAKIT
PREVALENSI

Menurut WHO Di Asia jumlah balita kurang gizi diperkirakan lebih besar sekitar 71 juta pada tahun 2012.
Sekitar 178 juta anak secara global terlalu pendek untuk kelompok usia mereka dan kejadian ini menjadi
indikator kunci dari mal nutrisi kronis (WHO, 2013). Dari data riset kesehatan dasar (Riskesdas 2013),
menyajikan prevalensi berat-kurang (underweight) menurut provinsi dan nasional. Secara nasional,
prevalensi berat-kurang pada tahun 2013 adalah 19,6 persen, terdiri dari 5,7 persen gizi buruk dan 13,9
persen gizi kurang. Sedangkan pravalensi gizi kurang dijawa timur pada tahun 2013 sebesar 9,9%. Hasil data
Dinas kesehatan Ponorogo status gizi kurang yang terdapat diwilayah kerja Puskesmas Kecamatan jetis
pada tahun 2016 terdapat 23,62% sebanyak 418 balita Gizi kurang dari 1772 balita.

Masalah yang sering muncul pada balita ini juga ada ISPA dan Karies gigi. Prevalensi penyakit
menular seperti ISPA pada balita mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas
2013. Prevalensi ISPA turun dari 13,8% menjadi 4,4%. Penyakit karies gigi hingga sekarang
masih menjadi prioritas permasalahan terhadap kesehatan anak. Bila ditinjau dari kelompok umur
penderita karies gigi terjadi peningkatan pula prevalensinya dari tahun 2007 ke tahun 2013,
dengan peningkatan terbesar pada usia balita 1-4 tahun (10,4%) (Riskesdas, 2013).
PREVALENSI

Baik Status gizi anak balita, karies gigi ataupun ISPA salah satunya dipengaruhi oleh faktor kondisi
sosial ekonomi, antara lain pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak, pengetahuan dan pola
asuh ibu serta kondisi ekonomi orang tua secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami ingin
membahas tentang pentingnya asuhan keperawatan keluarga pada balita.
KONSEP KELUARGA

Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling berbagi
pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasikan diri mereka sebagai
bagian dari keluarga (Friedman, 2010). Berbeda halnya dengan Padila (2012), keluarga adalah
suatu arena berlangsungnya interaksi kepribadian atau sebagai sosial terkecil yang terdiri dari
seperangkat komponen yang sangat tergantung dan dipengaruhi oleh struktur internal dan sistem-
sistem lain.

Sudiharto (2007), mendefinisikan keluarga adalah unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu
anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga lain.

Dari beberapa pengertian keluarga disimpulkan keluarga adalah dua orang atau lebih yang hidup
bersama dan diikat oleh suatu ikatan pernikahan yang sah untuk berbagi pengalaman satu sama
lain dan mampu memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani pasangan.
KONSEP KELUARGA

1.Nuclear
• Adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan
family (keluarga anak yang masi menjadi tanggungannya dan tinggal
inti) satu rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya.

1.Extended
• Adalah satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua
family (keluarga keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan
besar) saling satu sama lain.

1.Single parent • Adalah satu keluarga yang dikepalai satu kepala


family keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak
yang masih bergantung kepadanya.
1.Nuclear dyed • Adalah keluarga yang terdiri dari pasngan suami-
istri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang
sama.

• Adalah keluarga yang terbentuk dari perkawinan


1.Blended family pasangan, yang masing-masing pernah menikah
dan membawa anak hasil perkawinan yang
terdahulu.

1.Three generation • Family adalah yang terdiri dari tiga generasi yaitu
kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu
rumah.

1.Single adult living alone • Adalah bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu
orang dewasa yang hidup dalam rumahnya.

1.Middle age atau elderly


couple • Adalah keluarga yang terdiri dari sepasang suami-
istri paruh baya.
FUNGSI KELUARGA

FUNGSI FUNGSI
FUNGSI AFEKTIF
SOSIALISASI DAN PERAWATAN
KELUARGA
STATUS SOSIAL KESEHATAN

FUNGSI
FUNGSI EKONOMI
REPRODUKSI
TAHAP PERKEMBANGAN KEHIDUPAN KELUARGA
• Pembentukan pasangan menandakan permulaan suatu
1.Tahap I: Keluarga Pasangan keluarga baru dengan pergerakan dari membentuk
Baru (beginning family) keluarga asli sampai ke hubungan intim yang baru.
(Friedman, 2010).
•. Tugas
perkembangan keluarga disini adalah setelah hadirnya anak
1.Tahap II: Keluarga Kelahiran pertama, keluarga memiliki beberapa tugas perkembangan penting.
Anak Pertama (childbearing Suami, istri, dan anak harus memepelajari peran barunya, sementara unit
keluarga inti mengalami pengembangan fungsi dan tanggung jawab
family) (Friedman, 2010).

1.Tahap III: Keluarga dengan • Tugas perkembangan keluarga saat ini berkembang baik secara jumlah maupun
kompleksitas. Kebutuhan anak prasekolah dan anak kecil lainnya untuk
Anak Prasekolah (families with mengekplorasi dunia di sekitar mereka, dan kebutuhan orang tua akan privasi diri,
membuat rumah dan jarak yang adekuat menjadi masalah utama. Peralatan dan
preschool) fasilitas juga harus aman untuk anak-anak (Friedman, 2010).

• Tahap ini dimulai pada saat tertua memasuki sekolah dalam waktu penuh,
biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas, sekitar usia
1.Tahap IV: Keluarga dengan 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota keluarga yang maksimal
dan hubungan akhir tahap ini juga maksimal menurut Duvall dan Miller (1985
Anak Sekolah (families with dalam Friedman, 2010). Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah
school children) keluarga dapat mensosialisasikan anak-anak, dapat meningkatkan prestasi
sekolah dan mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan (Friedman,
2010).
1.Tahap V: Keluarga dengan • Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menyeimbangkan
Anak Remaja (families with kebebasan dengan tanggung jawab seiring dengan kematangan remaja dan
semakin meningkatnya otonomi (Friedman, 2010).
teenagers)

1.Tahap VI: Keluarga • Tahap perkembangan keluarga disini adalah keluarga membantu
Melepaskan Anak Dewasa anak tertua untuk terjun ke duania luar, orang tua juga terlibat
Muda (launching center dengan anak terkecilnya, yaitu membantu mereka menjadi mandiri
(Friedman, 2010).
families)

• Tahap perkembangan keluarga pada tahap ini adalah wanita memprogramkan


1.Tahap VII: Orang Tua Paruh kembali energi mereka dan bersiap-siap untuk hidup dalam kesepian dan
Baya (middle age families) sebagai pendorong anak mereka yang sedang berkembang untuk lebih
mandiri (Friedman, 2010).

Tahap VIII: Keluarga Lanjut • Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada saat
pensiunan salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai kehilangan salah
Usia dan Pensiunan satu pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan yang lain menurut
Duvall dan Miller (1985 dalam Friedman, 2010).
MASALAH KESEHATAN PADA BALITA DENGAN GIZI KURANG
Pengertian Gizi Kurang
Gizi (nutrition) adalah proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorpsi (penyerapan), transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan
fungsi normal organ-organ, serta menghasilkan energi (Pudiastuti, 2011).
Gizi kurang atau kurang gizi (sering kali tersebut malnutrisi) muncul akibat asupan energi dan
makronutrien yang tidak memadai. Pada beberapa orang kurang gizi juga terkait dengan
defisiensi mikronutrien nyata ataupun subklinis (Webster-Gandy, 2014).

Agregat Balita
Balita sebagai Populasi Resiko Kelompok resiko adalah kumpulan orang yang lebih beresiko
menderita suatu penyakit daripada yang lain (Stanhope & Lancaster, 2004). Allender dan
Spradley (2005) mendefinisikan populasi resiko sebagai kumpulan orang yang berpeluang
mengalami peningkatan masalah kesehatan karena beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan populasi resiko merupakan kelompok yang
memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami masalah kesehatan dibandingkan dengan
kelompok lain bila dipaparkan pada kondisi tertentu. Stanhope dan Lancaster (2004)
BALITA SEBAGAI KELOMPOK BERESIKO

FAKTOR FAKTOR
FAKTOR BIOLOGI
LINGKUNGAN EKONOMI

FAKTOR
FAKTOR GAYA PERISTIWA
HIDUP/PERILAKU DALAM
KEHIDUPAN
TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN TAHAP USIA PRA
SEKOLAH
Tugas perkembangan keluarga dengan tahap anak usia pra sekolah yaitu: pemenuhan
kebutuhan anggota keluarga, membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan kebutuhan
anak pra sekolah, merencanakan kelahiran/kehamilan berikutnya, mempertahankan
hubungan di dalam maupun di luar keluarga , pembagian waktu untuk individu, pasangan
dan anak, pembagian tanggung jawab, dan merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi
tumbuh kembang anak
Kemampuan keluarga mengenal masalah gizi pada anak

Keluarga sebaiknya mengetahui pengertian gizi, kebutuhan gizi


pada anak balita,gizi kurang, bentuk perilaku sulit makan, penyebab,
tanda dan gejala, komplikasi dan prognosis terkait masalah gizi
kurang pada anak. Stanhope dan Lancaster (2004) mengemukakan
beberapa perilaku yang menunjukkan masalah sulit makan pada
anak adalah makan dalam waktu lama, memilih – milih makanan,
menyukai makanan tertentu saja. ondisi anak sulit untuk diberi
makan yang ditandai dengan memilih - milih makanan, menyukai
makanan tertentu saja serta kurangnya minat anak dalam
mengkonsumsi makanan yang diberikan pada saat makan.
Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat

Perawat dapat membantu keluarga dalam mengenali akibat dan


dampak masalah sulit makan. Keluarga yang telah mengenal
akibat dan dampak dari masalah kesehatan diharapkan dapat
mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah
kesehatan pada anggotanya. Masalah sulit makan menimbulkan
dampak negatif pada anak, keluarga dan masyarakat. Pada
individu anak, sulit ,akan dapat berdampak pada keterlambatan
dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, gangguan kognitif
serta prestasi akademik ketika anak memasuki usia sekolah (Hall,
et al, 2001 dalam Allender & Spradley, 2005).
Kemampuan keluarga merawat balita yang mengalami masalah gizi kurang

1. Keluarga mengetahui cara penanganan sulit makan dengan mengetahui kebutuhan gizi
anak,
2. cara pengolahan dan penyajian makan yang baik serta cara pemberian makan yang tepat
untuk mengatasi masalah sulit makan pada anak.
3. Selain itu, keluarga perlu mengetahui cara pemberian makan yang tepat bagi anak yang
memiliki masalah sulit makan yaitu meningatkan anak untuk makan saat menjelang waktu
makan, tidak memberikan makanan selingan mendekati jam makan, memberikan makanan
secara bertahap (porsi sedikit dengan intensitas sering), memberikan kesempatan pada
anak untuk makan sendiri dan tidak memburu – buru anak untuk cepat menghabiskan
makanannya.
4. Dukungan keluarga dalam membentuk perilaku makan sehat pada anak dapat diwujudkan
dengan memberi contoh konsumsi makanan sehat dan menciptakan suasana makan yang
menyenangkan bagi anak yaitu dengan menggunakan kata - kata dengan nada lembut saat
memberikan makan, menyajikan makanan yang mudah digenggam dan dalam bentuk,
tekstur, warna dan rasa yang menarik serta melibatkan anak dalam membuat menu
makanan (Wong, 2009).
Kemampuan keluarga memelihara kondisi lingkungan yang sehat

Keluarga sebaiknya mengenal sumber – sumber yang ada dalam


keluarga misalnya sumber keuangan dan anggota keluarga yang
bertanggung jawab terhadap anggota keluarga secara keseluruhan
serta mengetahui manfaat pemeliharaan lingkungan yang sehat bagi
anggota keluarga. Lingkungan sehat dapat merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi status kesehatan, sebaiknya lingkungan
tidak sehat dapat memperburuk kondisi kesehatan (Stanhope &
Lancaster, 2004).
Kemampuan keluarga menggunakan falisitas kesehatan dimasyarakat

Fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi untuk mengatasi masalah


sulit makan yaitu puskesmas dan klinik pertumbuhan dan
perkembangan anak, namun jika masalah sulit makan belum dapat
teratasi, keluarga sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter
anak, psikiater anak, dokter neurologi dan gastroenterology anak.
Keluarga juga harus dapat bekerjasama dengan tim perawatan
kesehatan sehingga keluarga dapat mengungkapkan kebutuhan-
kebutuhan akan informasi kesehatan maupun pelayanan keperawatan
terkait dengan gizi balita
KMS

Apa yang dimaksud KMS?


kartu yang memuat kurva
pertumbuhan normal anak
berdasarkan indeks antropometri
berat badan menurut umur yang
dibedakan berdasarkan jenis
kelamin
Apa fungsi KMS?
Sebagai alat untuk memantau
pertumbuhan anak, sebagai catatan
pelayanan kesehatan anak, sebagai
alat edukasi
Masalah Kesehatan Pada Balita Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernafasan
bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri.
ISPA akan menyerang host apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun. Penyakit ISPA ini paling
banyak ditemukan pada anak-anak dan paling sering menjadi satu-satunya alasan untuk datang ke
rumah sakit atau puskesmas untuk menjalani perawatan inap maupun rawat jalan (Cahya, 2016).

Penyakit ISPA sering terjadi pada anak Balita, karena sistem pertahanan tubuh anak
masih rendah. Penyakit ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, bersin, udara pernapasan
yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Infeksi
saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada
semua golongan umur, tetapi ISPA yang berlanjut menjadi Pneumonia sering terjadi pada
anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan
lingkungan yang tidak hygiene (Siska, 2017).
Masalah Kesehatan Pada Balita Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)

Keluarga yang memiliki balita ISPA dirumah sebagian besar akibat ibu
yang tidak mengetahui bagaimana cara pencegahan(Putro 2008) dan ibu
kurang memberi perawatan sewaktu balitanya sakit
(Syahrani,Santoso,&Sayono 2011). Pada penelitianKasnodihardjo,
Prasodjo,&Musadad (2009)mengungkapkan Masyarakat masih
berorientasi pada pengobatan penyakit dibandingkan pencegahan..
Metode pendidikan kesehatan tentang ISPA yangd ilakukan oleh
puskesmas selama ini ialah penyuluhan dengan melibatkan banyakorang.
Sementara itu, pendidikan kesehatan dengan pendekatan individual tidak
pernahdilakukan.

Dengan melakukan Bina keluarga balita (BKB), dan pelaksanaan


Parenting
Masalah Kesehatan Pada Balita Dengan karies gigi

Pengertian Karies Gigi


Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering memengaruhi
individu pada segala usia, karies gigi merupakan masalah oral yang utama pada anak-
anak dan remaja. Upaya menurunkan insidensi dan akibat gangguan sangat penting pada
masa kanak-kanak karena karies gigi, jika tidak ditangani, akan menyebabkan kerusakan
total pada gigi yang sakit (Wong, 2009)
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum
yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan.
Tandanya adalah demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan
bahan organiknya. Dalam pencapaian target Indonesia Sehat 2013, dilakukan
peningkatan status kesehatan gigi juga peningkatan kemampuan masyarakat untuk
melakukan pencegahan secara global.
Masalah Kesehatan Pada Balita Dengan karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi


Faktor risiko karies gigi adalah faktor-faktor yang memiliki hubungan sebab
akibat terjadinya karies gigi atau faktor yang mempermudah terjadinya karies
gigi. Beberapa faktor yang dianggap sebagai faktor risiko adalah pengalaman
karies gigi, kurangnya penggunaan fluor, oral higiene yang buruk, jumlah
bakteri, saliva serta pola makan dan jenis makannya. (Sondang, 2008).
Masalah Kesehatan Pada Balita Dengan karies gigi

Pencegahan Primer
Pelayanan yang diarahkan pada tahap pre-patogenesis merupakan pelayanan pencegahan primer
atau pelayanan untuk mencegah timbulnya penyakit. Hal ini ditandai dengan upaya meningkatkan
kesehatan (health promotion) dan memberikan perlindungan khusus (spesific protection). Upaya
promosi kesehatan meliputi pemberian informasi mengenai cara menyingkirkan plak yang efektif atau
cara menyikat gigi dan menggunakan benang gigi (flossing). Upaya perlindungan khusus termasuk
pelayanan yang diberikan untuk melindungi host dari serangan penyakit dengan membangun
penghalang untuk melawan mikroorganisme (Rethman, 2000).
Pencegahan Sekunder
Pelayanan yang ditujukan pada tahap awal pathogenesis merupakan pelayanan pencegahan
sekunder, untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang atau kambuh lagi.
Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini dan pengobatan yang tepat. Sebagai contoh, melakukan
penambalan pada lesi karies yang kecil dapat mencegah kehilangan struktur gigi yang luas (Rethman,
2000).
Pencegahan Tersier
Pelayanan ditujukan terhadap akhir dari patogenesis penyakit yang dikenal sebagai pencegahan
tersier bertujuan untuk mencegah kehilangan fungsi dari gigi. Kegiatannya meliputi pemberian
pelayanan untuk membatasi ketidakmampuan (cacat) dan rehabilitasi. Gigi tiruan dan implan termasuk
dalam kategori ini (Rethman, 2000).
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN BALITA SAKIT

Keluarga dengan Balita Perawat T mempunyai keluarga binaan yaitu keluarga Bp. Rs (30 th)
dengan anak pertama, An R berusia 3 tahun. Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Bp Rs
terdapat beberapa masalah kesehatan yang dialami. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, berat
badan (BB) An R 10 kg, tinggi badan (TB) 89 cm. Menurut hasil perhitungan BB/ TB anak
perempuan usia 2- 5 tahun Depkes RI, An R dikategorikan memiliki gizi kurang. An. R tidak
menentu pola makannya. Terkadang An R tidak makan nasi dalam sehari, hanya minum susu saja.
Kalau An. R sedang mau makan biasanya 2 x per hari, pagi dan sore. Keluarga Bp Rs makan
setiap hari dengan komposisi nasi, lauk, sayur (2-4 kali per minggu), buah (belum tentu tiap minggu
konsumsi buah) dan susu (khusus untuk An R). Pola makan An R jika dirinci adalah sebagai
berikut: susu 3- 4 botol per hari @ 120 cc dengan perbandingan 3 sendok susu kental manis dan
120 cc air, nasi 2 x per hari (pagi dan sore) @ 7 sendok makan, sayur hanya mau kuah nya saja
kecuali sayur kangkung. Sayur belum tentu makan setiap hari, hanya 2-3 x per minggu. Buah
belum tentu makan setiap minggu, yang disukai hanya buah jeruk. Setiap bangun tidur jam 06. 00
pagi An R minum susu, jam 08.00 pagi makan makanan kecil sambil nonton TV, jam 09.00 makan
pagi (belum tentu makan pagi tiap hari) jam 11.00 minum susu, jam 14.00 minum susu, jam 15.00
makanan kecil, jam 17.00 makan sore, dan jam 19.00 minum susu.
An R alergi telur, tiap makan telur kelur bintik- bintik merah pada muka AnR. Ibu E tidak
mengetahui komposisi makanan yang tepat dan cara mensiasati An. R yang tidak suka
makan sayur dan buah. Ibu E tidak mengetahui bagaimana mengolah makanan secara
variatif dan membuat makanan camilan yang kaya gizi dan sehat. Ketika An R susah
makan, ibu E tetap membujuk agar An R mau makan. Akan tetapi Ibu E tidak pernah
memodifikasi lingkungan menjadi menyenangkan dan menarik keinginan anak untuk
makan. Menurut Ibu E, posyandu merupakan sarana untuk pemantauan gizi dan berat
badan balita. Akan tetapi Ibu E malas mengajak An R ke posyandu karena saat posyandu
banyak pekerjaan rumah yang belum diselesaikan.selain itu anak R saat ini juga sedang
mengalami masalah kesehatan batuk dan pilek, An R mengalami batuk pilek sudah 3 hari
ini, Anak.R mengalami sesak nafas saat tidur sehingga mengganggu tidurnya, ibu E
malas membawa anaknya pergi ke puskesmas dikarenakan biasanya hanya diberikan
obat batuk warung An.R dapat sembuh. Tahap lanjut setelah pengkajian dan merumuskan
masalah adalah menyusun perencanaan dan implementasi. An R juga saat dilakukan
pemeriksaan fisik didapatkan giginya berlubang, terlihat ada gigi yang hitam-hitam, minum
susu saat tidur karena masih minum memakai dot, terkadang juga suka sakit giginya.
Pertumbuhan An R bagus sesuai tahapan perkembangannya di usia 4 tahun, namun Ibu
E ingin memberikan mainan sesuai tahap tumbuh kembang An R tapi tidaktahu.
PENGKAJIAN
Tipe keluarga :
Jenis tipe keluarga : Nuclear Family
Masalah yang terjadi dengan tipe keluarga : keluarga klien mempunyai masalah
yaitu Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan An.
R yang dikategorikan memiliki gizi kurang, Batuk Pilek pada An. R sudah 3 hari,
masalah gigi yang menghitam, dan ketidakmampuan ibu untuk memilih mainan
sesuai tumbuh kembang serta membuat keputusan.

Suku Bangsa
Asal suku bangsa : Jawa Barat
Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : klien beranggapan sakit akan
sembuh hanya dengan minum obat warung (tidak mengunjungi Puskesmas).

Agama dan kepercayaan : klien beragama islam.


Status sosial ekonomi keluarga :

Anggota keluarga yang mencari nafkah :Tn. RS


Pengahasilan : 2.000.000
Upaya lain :tidak ada usaha sampingan
Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) :klien mempunyai
tv, kulkas, sofa
Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan > 1.800.000

Aktivitas reaksi keluarga : Klien melakukan rekreasi di sekitar


wilayah rumah, setiap seminggu sekali.
RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
Tahap perkembangan keluarga : Saat ini keluarga Tn. RS berada pada tahap perkembangnan
keluarga anak usia pre school.
Dengan tugas perkembangan antara lain :
- Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi.
- Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lain.
- Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga.
- Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan.
- Mulai menanamkan keyakinan beragama.
- Mengenalkan kultur keluarga.
- Memenuhi kebutuhan bermain anak.
- Membantu anak dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
- Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil.
- Memperhatikan dan memberikan stimulasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
prasekolah.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tugas
perkembangan yang seharusnya dilalui oleh keluarga saat ini keluarga merasa
sudah terpenuhi, Keluarga Tn.S mengatakan semaksimal mungkin
menciptakan keluarga yang membahagiakan, terutama untuk membahagiakan
anak-anaknya.

Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga


- Riwayat kesehatan saat ini : Ny. E mengatakan An. R susah untuk makan,
Ny. E tidak mengetahui komposisi makanan yang benar dan tidak tahu cara
menasehati An. R, Ny. E mengatakan An. R alergi telur dan timbul bitnik merah
jika makan telur, An. R pilek sudah 3 hari dan diberi obat warung saja, terlihat
gigi yang berlubang dan menghitam pada An. R
- Riwayat penyakit keturunan : klien mengatakan klien tidak mempunyai
penyakit keturunan.
Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : klien tidak memanfaatkan sumber pelayanan
kesehatan karena ketika sakit hanya minum obat dokter, tidak memanfaatkan posyandu dikarenakan
malas dan banyak pekerjaan rumah yang belum selesai.

Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : klien mengatakan anak sering batuk pilek, tidak mau makan,
dan suka jajan di pinggir jalan
HASIL PENGKAJIAN
III. PENGKAJIAN Karakteristik rumah 1. Jenis rumah: Petak
LINGKUNGAN 2. Jenis bangunan : Semipermanen
3. Luas bangunan : ± 4x18 m2
4. Luas perkarangan : 6 m2
5. Status kepemilikan rumah : Milik keluarga
Tn.S
6. Kondisi ventilasi rumah: Kurang baik
7. Kondisi penerangan rumah : Kurang baik
8. Kondisi pencahayaan rumah: Kurang baik
9. Kondisi lantai : Kurang bersih dan tidak
teratur
10. Kebersihan rumah secara keseluruhan:
Bersih
11. Bagaimana pembagian ruangan dirumah :
Tertata baik
12. Pengelolaan sampah keluarga : Dibakar
13. Sumber air bersih dalam keluarga :
Sumur Artetis
14. Kondisi jamban keluarga: Bersih
15. Pembuangan limbah : BerSIH
Karakteristik tetangga Tetangga keluarga Tn.RS sebagian besar
dan komunitas RW bekerja sebagai buruh, kuli, dan pengrajin
kayu, sebagian karyawan swasta. Tidak
ada kebiasaan kurang baik dari
lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan. Bila ada masalah antar warga,
diselesaikan dengan pertemuan tingkat
RT yang dipimpin oleh ketua RT.

Mobilitas geografis Tn.RS bersama keluarga menempati


keluarga rumahnya yang sekarang sudah 3 tahun
tetapi Tn.RS sendiri merupakan penduduk
asli Desa Kangkung.Alat transportasi umum
yang ada yaitu ojek. Sedang untuk
mobilitas,keluarga menggunakan satu buah
sepeda motor, yang fungsi utamanya untuk
alat transportasi saat Tn.RS bekerja maupun
alat rekreasi keluarga bila ada waktu untuk
bepergian.
Perkumpulan keluarga Tn.RS bersama keluarga menempati
dan interaksi dengan rumahnya yang sekarang sudah 3 tahun
masyarakat tetapi Tn.RS sendiri merupakan penduduk
asli Desa Kangkung.Alat transportasi umum
yang ada yaitu ojek. Sedang untuk
mobilitas,keluarga menggunakan satu buah
sepeda motor, yang fungsi utamanya untuk
alat transportasi saat Tn.RS bekerja maupun
alat rekreasi keluarga bila ada waktu untuk
bepergian.

Sistem pendukung jika ada yang sakit keluarga hanya membeli


keluarga obat warung tidak ke puskesmas atau ke
pelayanan kesehatan lainnya.
IV. STRUKTUR KELUARGA Pola/cara Komunikasi keluarga : Komunikasi yang digunakan dalam keluarga
Tn.RS yaitu komunikasi terbuka, jika ada
masalahmaka akan dirembuk bersama, tidak
melibatkan orang lain.

Struktur peran Setiap anggota keluarganya mempunyai peran


dan dapat menjalankan peran masing-masing
dengan baik. Tn. RS sebagai kepala keluarga
berperan sebagai pengambil keputusan,
meskipun tetap lewat musyawarah keluarga.
Tn. RS berperan sebagai kepala keluarga, yang
bertanggung jawab bekerja mencari nafkah
untuk menghidupi keluarganya. Ny. E sebagai
istri,bertugas merawat anak, pendamping
suami, juga menyiapkan makanan bagi anak
dan suami. An. R berperan sebagai anak.

Nilai dan norma keluarga Keluarga cukup taat dalam melaksanakan


kewajiban agamanya, yaitu ibadah sholat 5
waktu dan mengikuti pengajian di RT. Dalam
keluarga saling menghargai antar anggota
keluarga.
V. FUNGSI Fungsi efektif Keluarga saling memberikan perhatian dan
KELUARGA kasih sayang, Tn. RS selalu mendukung
apa yang dilakukan anggota keluarga yang
lain selama dalam batas kewajaran dan
tidak melanggar etika dan sopan santun,
diterapkan demokrasi dalam mengatasi
permasalahan keluarga.

Fungsi sosialisasi Tn. RS mengatakan bahwa cara menanamkan


hubungan interaksi sosial pada
keluarganyanya dengan tetangga dan
masyarakat yaitu dengan menganjurkan
keluarganya berpartisipasi dalam lingkungan
sekitar, misalnya jika ada kerja bakti setiap
bulan dan dalam acara perkumpulan dengan
masyarakat sekitar.

Fungsi perawatan keluarga Pengetahuan keluarga tentang penyakitnya


dan penanganannya.
Stressor yang dihadapi Keluarga merasa cemas dan
keluarga khawatir dengan keadaan An. R
yang mengalami batuk.

Stress jangka panjang Keluarga mengatakan merasa ada


masalah yang dirasakan dalam waktu
kurang dari enam bulan ini yaitu
kecemasan oleh anaknya (An. R
sering sekali menderita batuk pilek
dan sering kambuh). Tetapi keluarga
memikirkan bersama-sama sehingga
masalah menjadi ringan.
V. STRESS DAN Kemampuan keluarga berespon terhadap Keluarga mengatakan apabila ada masalah yang
KOPING masalah dirasa sangat berat maka mereka akan
KELUARGA memecahkannya secara bersama-sama,
dibicarakan bersama kemudian dicari jalan
keluar yang terbaik atau kadang-kadang
keluarga Tn.RS bertanya pada orang tua dari Tn.
RS yang tinggalnya di samping rumah keluarga
Tn. RS.

Startegi koping yang digunakan Jika ada masalah keluarga lebih suka
berunding bersama atau konsultasi dengan
orang yang lebih tahu atau orang tua mereka

Startegi adaptasi disfungsional Keluarga Tn. RS tidak memperlakukan anak-


anaknya dengan Identifikasi bentuk yang digunakan
secara ekstensif: kekerasan, perlakukan kejam
terhadap anak, mengkambinghitamkan, ancaman,
mengabaikan anak, mitos keluarga yang merusak,
pseudomutualitas, triangling dan otoritarisme.
V.HARAPAN KELUARGA Keluarga Tn. RS berharap pada
petugas kesehatan ynag ada di
desa KangKung dapat cepat
mengatasi masalah yang terjadi
pada anaknya agar kembali
sembuh. Keluarga berharap bisa
diberikan informasi kepada mereka
tentang hal-halyang berhubungan
dengan kesehatan, baik itu untuk
kesehatan tentang ISPAyang
diderita oleh anaknya atau pun
nyeri sendi pada Tn. RS.
NO Analisa Data Masalah Etiologi
1. DS: ibu mengatakan : Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Menurut hasil perhitungan BB/ TB
pada keluarga TN. Rs khususnya An. R anak perempuan usia 2- 5 tahun
- An R alergi telur, tiap makan telur kelur bintik- bintik merah pada
berhubungan dengan ketidak mampuan Depkes RI, An R dikategorikan
muka AnR.
keluarga merawat anggota keluarga memiliki gizi kurang. An. R tidak
- Ibu E tidak mengetahui komposisi makanan yang tepat dan cara dengan masalah kurang gizi (00099) menentu pola makannya.
mensiasati An. R yang tidak suka makan sayur dan buah.
Ibu E tidak mengetahui komposisi
- Ibu E tidak mengetahui bagaimana mengolah makanan secara makanan yang tepat dan cara
variatif dan membuat makanan camilan yang kaya gizi dan sehat. mensiasati An. R yang tidak suka
makan sayur dan buah. Ibu E tidak
- Ketika An R susah makan, ibu E tetap membujuk agar An R mau mengetahui bagaimana mengolah
makan. Akan tetapi Ibu E tidak pernah memodifikasi lingkungan makanan secara variatif dan
menjadi menyenangkan dan menarik keinginan anak untuk makan. membuat makanan camilan yang
kaya gizi dan sehat
- Menurut Ibu E, posyandu merupakan sarana untuk pemantauan
gizi dan berat badan balita. Akan tetapi Ibu E malas mengajak An
R ke posyandu karena saat posyandu banyak pekerjaan rumah
yang belum diselesaikan.

DO:

- berat badan (BB) An R 10 kg, tinggi badan (TB) 89 cm

- Menurut hasil perhitungan BB/ TB anak perempuan usia 2- 5


tahun Depkes RI, An R dikategorikan memiliki gizi kurang.
2. DS: Perilaku Kesehatan Cenderung Perilaku kurang mencari
Beresiko pada keluarga Tn. R bantuan kesehatan
- ibu mengatakan An. R mengalami batuk-pilek sudah
khususnya An. R berhubungan
3 hari
dengan ketidakmampuan
- ibu mengatakan anak mengalami sesak nafas saat keluarga merawat anggota
tidur sehingga mengganggu tidur nya keluarga dengan masalah ISPA
(00188)
- ibu mengatakan malas membawa anaknya ke
puskesmas dikarenakan biasanya hanya diberkan
obat warung dan An. R dapat sembuh

DO:

- anak terlihat batuk pilek

- nafas cuping hidung


3. DS: Defisit Perawatan Diri (gigi) pada Akibat minum susu saat tidur
Keluarga Tn.Rs. Khususnya An.R dan terlalu sering minum susu.
- Ibu mengatakan anak minum susu saat mau tidur
berhubungan dengan
menggunakan DOT
ketidakmampuan keluarga merawat
- Ibu mengatakan gigi anak terkadang sakit
anggota keluarga dengan karies
DO: gigi

- saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan giginya


berlubang, terlihat ada gigi yang hitam-hitam
Diagnosa Keperawatan (NANDA, 2018, NIC, NOC)

NO Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada keluarga TN. Rs


khususnya An. R berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan masalah kurang gizi (00099)

2. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko pada keluarga Tn. R khususnya


An. R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan masalah ISPA (00188)

3. Defisit Perawatan Diri (gigi) pada Keluarga Tn.Rs. Khususnya An.R


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan karies gigi
Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Jumlah Keterangan
A B C D E F G H I J K L
1 Ketidakefektifan 5 5 5 5 4 3 3 2 3 3 2 3 44 Keterangan kriteria :
Pemeliharaan Kesehatan A. Sesuai dengan peran perawat komunitas
pada keluarga TN. Rs
B. Resiko terjadi
khususnya An. R
berhubungan dengan C. Resiko parah
ketidak mampuan D. Potensi untuk pendidikan kesehatan
keluarga merawat anggota
E. Interest untuk komunitas
keluarga dengan masalah
kurang gizi (00099) An R F. Kemungkinan diatasi
dikategorikan memiliki gizi
kurang. An. R tidak
menentu pola makannya.
bu E tidak mengetahui
komposisi makanan yang
tepat dan cara mensiasati
An. R yang tidak suka
makan sayur dan buah.
Ibu E tidak mengetahui
bagaimana mengolah
makanan secara variatif
dan membuat makanan
camilan yang kaya gizi
dan sehat
2 Perilaku Kesehatan 5 5 5 5 4 2 3 2 3 3 2 3 42 Relevan dengan program
Cenderung Beresiko Tersedianya tempat
pada keluarga Tn. R Tersedianya waktu
khususnya An. R
Tersedianya dana
berhubungan dengan
ketidakmampuan
Tersedianya fasilitas
keluarga merawat Tersedianya sumberdaya
anggota keluarga
dengan masalah ISPA
(00188) Perilaku kurang
mencari bantuan
kesehatan
3 Defisit Perawatan Diri 4 4 4 4 3 2 2 2 3 3 2 3 36 Keterangan pembobotan :
(gigi) pada Keluarga 1. sangat rendah
Tn.Rs. Khususnya An.R
2. rendah
berhubungan dengan
ketidakmampuan 3. Cukup
keluarga merawat 4. Tinggi
anggota keluarga dengan
5. Sangat tinggi
karies gigi Akibat minum
susu saat tidur dan terlalu
sering minum susu.
Data Diagnosis Keperawatan NOC NIC
Kode Diagnosis Hasil Hasil
Data pendukung masalah kesehatan keluarga : Keluarga dengan balita ; Gizi Kurang; ISPA; Karies Gigi
Ketidakefektifan 00099 Ketidakefektifan Pemeliharaan kesehatan (00099) Keluarga mampu menyebutkan - Berikan pendidikan kesehatan tentang
ketidak seimbangan nutrisi
Pemeliharaan Kesehatan ketidakseimbangan nutrisi Jelaskan kepada orang tua tentang pilihan
pada keluarga TN. Rs makanan yang diperlukan oleh anak
ibu mampu memberikan nutrisi yang tepat untuk
khususnya An. R anak seperti protein,karbohidrat,lemak, - Jelaskan pada orang tua tentang
berhubungan dengan ketidak mineral,vitamin, dan air cara pemberian protein vit.c dengan tepat

mampuan keluarga merawat - - Jelaskan pada orang tua untuk memonitor


ibu dapat memberikan vitamin C pada anak
anggota keluarga dengan catatan pemasukan nutrisi dan kalori

masalah kurang gizi (00099) Ibu dapat memberikan makanan mengandung


- - anjurkan kepada keluarga untuk
zat besi seperti sayur,susu. meningkatkan asupan makanan yang
An R dikategorikan memiliki
mengandung zat besi
gizi kurang. An. R tidak Ibu dapat memilih makanan yang banyak - berikan informasi yang tepat kepada
menentu pola makannya. bu mengandung makanan yangs ehat dan bergizi keluarga dan bagaimana cara mengolah
seperti sayuran, buah, dan susu. nutrisi tersebut
E tidak mengetahui - jelaskan pada keluarga tentang diet hidup
komposisi makanan yang Ibu mampumelakukan halyang dapet membuat sehat pada anak
BB anak meningkat, seperti memberi makanan - anjurkan keluarga untuk meningkatkan BB
tepat dan cara mensiasati anak yang tepat
yang bergizi.
An. R yang tidak suka makan - berikan pengertian kepada keluarga tentang
pentingnya meningkatkan nutrisi pada
sayur dan buah. Ibu E tidak Ibu mampu memodifikasi lingkungan pada saat anaknya
pemberian makan
mengetahui bagaimana
mengolah makanan secara
variatif dan membuat
makanan camilan yang kaya
gizi dan sehat
Perilaku Kesehatan 00188 Perilaku - Keluarga dapat menjelaskan pengertian ISPA 1.kaji pengetahuan keluarga tentang ISPA
Cenderung Beresiko pada , dapat menyebutkan tanda dan gejala ISPA ,
Kesehatan 2.jelaskan pada keluarga tentang
keluarga Tn. R khususnya dapat menjelaskan perawatan keluarga yang
Cenderung pengertian,tanda/gejala tindakan yang
An. R berhubungan dengan menderita ISPA.
dilakukan bila salah satu anggota keluarga
ketidakmampuan keluarga Beresiko (00188)
merawat anggota keluarga - Keluarga Tn.RS dapat melakukan perawatan menderita ISPA.
dengan masalah ISPA kesehatan 3.berikan kesempatan pada keluarga untuk
(00188) Perilaku kurang bertanya.
- Keluarga dapat menerapkan pola hidup
mencari bantuan kesehatan.
sehat 4.berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.
- Keluarga dapat menyebutkan cara penularan
dan keluarga dapat mengetahui cara 5.bimbing keluarga untuk mengulang
pencegahan terjadinya ISPA kembali apa yang dijelaskan oleh perawat

- Keluarga Tn.S memeriksakan anggota 6.beri pujian atas jawaban yang disampaikan
oleh keluarga.
keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan
7. Beri penjelasan tentang penyakit ISPA dan
Puskesmas. komplikasinya
8. diskusikan dengan keluarga tentang
pengertian ISPA menggunakan lembar
balik/leaflet. Ajarkan kepada keluarga untuk
latihan nafas dalam dan batuk efektif secara
mandiri.

9. beri pengetahuan keluarga untuk mencari


bantuan pelayanan kesehatan seperti
puskesmas dan posyandu
Defisit Perawatan Diri (gigi) Defisit Perawatan a. - Keluarga dapat mengenal tentang karies gigi 1. Diskusikan dengan keluarga pengertian
: karies gigi
pada Keluarga Tn.RS. diri pada Kel Tn Rs
b. Menjelaskan pengertian karies gigi dengan 2. Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali
Khususnya An.R berhubungan Khususnya An. R bahasa yang sederhana pengertian karies gigi dengan bahasa
dengan ketidakmampuan c. Menyebutkan penyebab karies gigi sederhana
d. Menyebutkan tanda dan gejala karies gigi 3. Beri pujian atas kemampuan keluarga
keluarga merawat anggota
e. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk 4. Identifikasi kemampuan keluarga
keluarga dengan karies gigi segera mengatasi karies gigi pada An. R 5. Diskusikan penyebab karies gigi
Akibat minum susu saat tidur dengan : Menjelaskan akibat yang terjadi bila 6. Beri kesempatan keluarga bertanya
dan terlalu sering minum susu. karies gigi tidak diatasi dengan baik 7. Dorong keluarga untuk menyebutkan
f. Mengambil keputusan yang tepat untuk penyebab karies gigi
segera merawat An. R yang menderita karies 8. Bantu keluarga mengidentifikasi penyebab
gigi. karies gigi pada keluarga
g. Keluarga dapat menyebutkan cara mencegah 9. Gali pendapat keluarga tentang Karies gigi
:Menjelaskan cara mencegah karies gigi yang dialami oleh An.R
dirumah 10. Bimbing dan bantu keluarga untuk
h. Menjelaskan cara mengatasi karies gigi mengambil keputusan yang tepat
i. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan 11. Beri kesempatan keluarga memikirkan
sehat kembali keputusan yang diambil
12. Beri pujian atas keputusan yang diambil
keluarga
13. Gali pengalaman keluarga merawat karies
gigi selama ini
14. Beri pujian atas upaya keluarga yang sudah
benar
15. Diskusikan dengan keluarga beberapa cara
merawat karies gigi
16. Klarifikasi pengetahuan keluarga tentang
manfaat fasilitas kesehatan
17. Diskusikan manfaat fasilitas kesehatan

Vous aimerez peut-être aussi