Vous êtes sur la page 1sur 11

Bronkiolitis

Pembimbing:
dr. Azwar Aruf, Sp.A
Outline

– Definisi
– Epidemiologi
– Etiologi
– Diagnosis
– Diagnosis banding
– Tatalaksana
– Pencegahan
– Prognosis
Definisi

Suatu infeksi sistem respiratorik bawah akut yang disebabkan


oleh virus, biasanya pada bayi dan anak < 2 tahun ditandai
dengan adanya inflamasi pada bronkiolus.
Epidemiologi

– Umumnya bronkiolitis menyerang pada anak di bawah umur 2 tahun


dengan kejadian tersering kira-kira usia 6 bulan.
– Di AS kejadian bronkiolitis lebih sering terjadi pada anak laki-laki, pada
anak yang tidak diberi ASI dan tinggal di lingkungan padat penduduk.
– Risiko lebih tinggi pada anak dari ibu usia muda atau ibu yang merokok
selama kehamilan.
Etiologi

– Penyebab tersering adalah RSV (lebih dari 50%) diikuti oleh virus parainfluenza
3, dan adenovirus.
– Infeksi oleh adenovirus biasanya dihubungkan dengan komplikasi yang terjadi
seperti bronkiolitis obliterans yang sulit ditangani.
– Kemungkinan kejadian bronkiolitis pada anak dengan ibu perokok lebih tinggi
dibandingkan pada anak dengan ibu yang tidak merokok.
Tabel 1. Agen penyebab infeksi virus di saluran napas pada anak
Diagnosis

• Demam tinggi Pemeriksan


• Batuk disertai sesak
nafas Fisik
• Radiologis:
• Wheezing, merintih, hiperinflasi dengan
nafas berbunyi, • Takipnu infiltrat yang tidak
muntah setelah • Ekspirasi yang luas
batuk, rewel dan memanjang bahkan
penurunan nafsu • Laboratorium:
mengi pemeriksaan darah
makan • Bentuk dada tampak rutin, CRP, analisis
hiperinflasi, fine gas darah
Anamnesis inspiratory crackles
pada seluruh
• Kultur virus, ELISA,
PCR
lapangan paru
(jarang) Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis
banding
Talakasana
Infeksi virus RSV biasanya bersifat self limiting, sehingga pengobatan
biasanya hanya suportif

Antibiotik non alergik sebagai profilaksis


 Klorampenikol iv 50-100 mg/kgBB/hari dalam 3-4 dosis  saat sesak,
pemberian oral bila sesak berkurang
 Eritromisin 30-50 mg/kgBB/hari peroral dalam 2-3 dosis

Suportif
 Kortikosteroid  untuk mengurangi edema saluran pernapasan.
Kortikosteroid 15-20 mg/kgBB/hari atau deksametason 0,5 mg/kgBB/hari
dalam 3 dosis selama 2-3 hari
 Cairan dan elektrolit dengan dektrose 5% dan Nacl (sesuai umur dan BB)
 Oksigen (O2 nasal >2L/menit maksimal 8-10L/menit)
Pencegahan

– Higiene perorangan meliputi desinfeksi tangan menggunakan alcohol based


rubs atau dengan air dan sabun sebelum dan sesudah kontak langsung dengan
pasien atau objek tertentu yang berdekatan dengan pasien.
– Perlindungan terhadap paparan asap rokok serta polusi udara serta
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan mencegah kejadian bronkiolitis.
– Pemberian palivizumab (terapi profilaksis terhadap infeksi paru)  Palivizumab
15 mg/kgBB/dosis dalam 1 dosis setiap bulan dapat diberikan selama 5 bulan
berturut-turut dan vitamin D (vitamin D 400 IU setiap hari untuk bayi baru lahir
dilanjutkan sampai usia remaja).
Prognosis

– Peningkatan risiko asma bronkiale pada anak-anak  awalnya menderita


bronkiolitis atau faktor risiko lain seperti kecenderungan genetik untuk asma
dan faktor lingkungan seperti asap rokok.
– Riwayat episode mengi berulang dan keluarga atau riwayat penyakit asma,
riwayat alergi, atau eksim  mendukung diagnosis asma.
Thank You! 

Vous aimerez peut-être aussi