Vous êtes sur la page 1sur 21

ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR

TEAM PERINATOLOGI
RSIA BUNDA SEJAHTERA
APA ITU ASFIKSIA ?
 Suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami gangguan tidak
bernapas secara spontasn dan teratur setelah lahir. Asfiksia
dapat terjadi selama kehamilan atau persalinan (Sofian,
2012).
 Asfiksia neonatarum adalah suatu keadaan bayi baru lahir
yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir (Sarwono, 2011).
ETIOLOGI
(Nurarif & Kusuma, 2013):
1. Faktor ibu
2. Faktor Tali Pusat
3. Faktor Bayi
MANIFESTASI KLINIS
Asfiksia neonatarum biasanya akibat dari hipoksia janin yang menimbulkan tanda-tanda
sebagai berikut (Nurarif & Kusuma, 2013) :
 DJJ irreguler dan frekuensi >160 x/menit atau <100 x/menit. Pada keadaan umum
normal denyut janin berkisar antar 120-160 x/menit dan selama his frekuensi ini bisa
turun namun akan kembali normal setelah tidak ada his.

 Terdapat mekonium pada air ketuban pada letak kepala. Kekurangan O2 merangsang
usus sehingga mekonium keluar sebagai tanda janin asfiksia.

 Pada pemeriksaan dengan amnioskopi didapatkan pH janin turun sampai <7,2 karena
asidosis menyebabkan turunnya pH.
KOMPLIKASI
Komplikasi ini meliputi beberapa organ:
1. Edema otak dan Perdarahan otak
2. Anuria dan Oliguria
3. Kejang
4. Koma
PATHWAY
Asfiksia terjadi karena janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah,
timbul rangsangan terhadap nervus vagus sehingga DJJ (denyut jantung
janin) menjadi lambat. Jika kekurangan O2 terus berlangsung maka
nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi. Maka timbul rangsangan dari
nervus sispatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler dan
menghilang. Janin akan mengadakan pernafasan intrauteri dan bila kita
periksa kemudian banyak air ketuban dan mekonium dalam paru,
bronkus tersumbat dan dapat terjadi atelektasis. Bila janin lahir, alveoli
tidak berkembang (Manuaba, 2008).
PENATALAKSANAAN
Tindakan Keperawatan
1. Bersihkan jalan nafas
2. Rangsang
3. Pertahankan suhu tubuh
LANJUTAN...
Tindakan Khusus:
 Asfiksia berat: Berikan oksigen dengan tekanan positif dan intermiten melalui pipa
endotrakeal. dapat dilakukan dengan tiupan udara yang telah diperkaya dengan
oksigen. Tekanan O2 yang diberikan tidak lebih dari 30 cmH2O. Bila pernafasan
spontan tidak timbul lakukan massage jantung dengan ibu jari yang menekan
pertengahan sternum 80 –100 x/menit.
 Asfiksia sedang/ringan: Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri)
selama 30-60 detik. Bila gagal lakukan pernafasan kodok (Frog breathing) 1-2 menit
yaitu : kepala bayi ektensi maksimal beri oksigen 1-2 l/mnt melalui kateter dalam
hidung, buka tutup mulut dan hidung serta gerakkan dagu ke atas-bawah secara
teratur 20x/menit. Penghisapan cairan lambung untuk mencegah regurgitasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran
darah ke alveoli, alveolar edema, alveoli-perfusi.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi.
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
hipoksia organ.
4. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan
sianosis.
5. Resiko cedera berhubungan dengan hipoksia jaringan.
INTERVENSI

NIC NOC
Dx Tujuan dan
No. Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
1 Gangguan NOC : NIC :
pertukaran gas b.d Respiratory status : Gas 1. Respiratory Monitoring
gangguan aliran Exchange (3350)
darah ke alveoli, Respiratory status : a. Monitor rata-rata
alveolar edema, ventilation kedalaman, irama dan
alveoli-perfusi Vital sign status usaha respirasi.
(00030) Setelah dilakukan b. Catat pergerakan dada,
tindakan keperawatan amati kesimetrisan,
selama 3 x 45 menit penggunana otot
gangguan pertukaran gas tambahan, retraksi otot
klien dapat teratasi subklavikular dan
dengan kriteria hasil : interkostal.
1. Klien mampu c. Monitor suara napas
menunjukkan seperti dengkur
peningkatan d. Monitor otot
ventilasi dan diafragma (gerakan
oksigenasi yang paradoksis)
adekuat e. Auskultasi suara
2. Memelihara napas, catat area
kebersihan paru- penurunan/ tidak
paru dan bebas dari adanya ventilasi dan
tanda-tanda distress suara tambahan.
pernapasan f. Auskultasi suara paru
3. Tanda-tanda vital untuk mengetashui
dalam rentang hasil tindakan
normal g. Kolaborasi pemberian
O2
2. Ketidakefektifan NOC : NIC :
pola napas (00032) Respiratory status : Gas 1. Oxygen Therapy (3320)
Exchange a. Monitor aliran oksigen
Respiratory status : b. Observasi adanya
ventilation tanda-tanda
Vital sign status hipoventilasi
Setelah dilakukan Pertahankan jalan
tindakan keperawatan napas yang paten
selama 3 x 45 menit c. Atur peralatan
ketidakefektifan pola oksigenasi
nafas klien dapat d. Pertahankan posisi
berkurang dengan kriteria pasien.
hasil :
1. Klien mampu
menunjukkan
peningkatan
ventilasi dan
oksigenasi yang
adekuat
2. Memelihara
kebersihan paru-
paru dan bebas dari
tanda-tanda distress
pernapasan
3. Tanda-tanda vital
dalam rentang
normal
3. Ketidakefektifan NOC : NIC :
perfusi jaringan Tissue perfusion : Peripheral Sensation
perifer cerebral management
berhubungan Setelah dilakukan 1. Monitor adanya daerah
dengan hipoksia tindakan keperawatan tertentu yang hanya peka
organ selama 3x24 jam terhadap panas/dingin
ketidkefektifan perfusi 2. Monitor adanya paratese
jaringan perifer dapat 3. Monitor adanya
teratasi dengan kriteria tromboplebitis
hasil : 4. Kolaborasi dengan dokter
1. menunjukkan fungsi
sensori motorik cranial
yang utuh : tingkat
kesadaran membaik, tidak
ada gerakan-gerakan
involunteer.
CONTOH KASUS

PADA BAYI BARU LAHIR


BY. NY. E
Bayi Ny. E Lahir pada tanggal 17 Feb 2019 Jam 14:00 WIB dengan Sc a/i
Bsc dan Presbok. Dilakukan resusitasi dengan dr. Dewi, S.PA dengan
diperoleh data; A/S: 2/4/7, BB: 2600 gram, PB: 46cm LK: 34cm, LD:
30cm, Lila: 10cm, LP: 28cm, Ak: Jernih, Merintih dan sudah dilakukan
VTP 3 x @30menit. Terapi yg sudah diberikan Vit K, Tetes Mata HbO.
Diagnosis medis dari dokter Dewi asfiksia neonatorum dengan intruksi:
1. Pasang Ivfd d10 6tpm
2. Cek dpl dan gds usia 2 jam
3. Baby gram
4. Pasang CPAP dengan Peep 8 F1O2 40%
5. Berikan Terapi Cinam 2x130mg dan Genta 1x13mg
PENGKAJIAN SAAT RESUSITASI
Tindakan Keperawatan dengan
diagnosa Asfiksia

1. MengobservasiTTV

Gangguan
pertukaran gas b.d
gangguan aliran 2. Mengobservasi kedalaman nafas,
darah ke alveoli, frekuensi dan suara nafas
alveolar edema,
alveoli-perfusi

3. Mengobservasi adanya bantuan nafas


dengan otot dada..
4. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian oksigen
LANJUTAN…
1. Memonitor oksigen
2. Mempertahankan jalan napas (memposisikan
menghidu dan membuat donat untuk klien)

3. Mengatur peralatan oksigen ( CPAP Peep 8


Ketidakefektifan pola napas F1O2 40%)

4. Mempertahankan posisi klien tetap


menghidu dan tepat pada donat
EVALUASI
Dengan diagnose
Gangguan pertukaran gas b.d gangguan aliran darah ke
alveoli, alveolar edema, alveoli-perfusi dan
Ketidakefektifan pola napas:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 45 menit
gangguan pertukaran gas klien dapat teratasi dengan kriteria hasil :
 Pada tanggal 19 Feb 2019 Klien sudah mampu tanpa mengenakan
CPAP
 Dengan TTV klien N: 151x/menit S: 37ºC Rr: 49x/menit Spo2
98%
 Sudah tidak ada Retraksi
THANK YOU

FOR ATTENTION

Vous aimerez peut-être aussi