Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
le suicide
vivre, c'est
faire vivre
l'absurde
Dinding Absurditas
Ada dua cara merasakan absurditas:
1. Pengalaman:
● Pekerjaan sehari-hari yang monoton → timbul pertanyaan “Mengapa?”
● Konsekuensi: bunuh diri atau pemulihan
● Waktu dengan kematian
1. Tingkat Intelektual :
● Manusia dengan tidak sadar selalu mencari makna kehidupan dan kejelasan
● Mencari makna kehidupan dan kejelasan tapi tidak mendapatkan apa-apa → berhadapan
dengan irasionalitas → tercipta absurditas
● Menerima absurditas
Camus vs Filsuf Lain
● Absurditas = kebutuhan manusia akan jawaban + alam semesta yang
irasional
● Konfrontasi manusia dengan absurditas: ketiadaan harapan, penolakan
secara terus-menerus, ketidakpuasan
● Jaspers: menemukan unsur transendental ketika penjelasan manusia sudah
tidak berfungsi
● Chestov: absurditas adalah Tuhan
● Kierkegaard: irasionalitas diidentifikasikan dengan iman serta Tuhan
● Husserl: setiap fenomena memiliki dasar
● Melarikan diri dari absurditas — bunuh diri filosofis
Kebebasan yang Absurd
● Menuntut kepastian, namun
satu-satunya yang pasti hanya
absurdnya hidup
● Makna kehidupan;
“tidak mungkin mengetahui arti
kehidupan sekarang”
● Hidup bebas dengan berbagai
pengalaman.
● Bebas untuk berpikir dan
bertindak, memanfaatkan
segala momen dalam hidup
KESIMPULAN
● Menjadi pahlawan absurd seperti Sisifus
● hira
● Sagi, A. (2002). Albert Camus and the Philosophy of the Absurd. New York:
Rodopi.
ne te tue pas.