Vous êtes sur la page 1sur 27

HIPERLIPIDEMIA

FITOTERAPI
NAMA-NAMA KELOMPOK 3

1. MULYA DEWI 1820353924


2. MUTIYA NUR RIZKY MEILINASARI 1820353925
3. MUTYA OCTAVIANI 1820353926
4. NADIA FIRDAUSI 1820353928
5. NATANAEL RAAYMOND RORING 1820353929
6. NI LUH AYU GUNA PRAWATI 1820353930
7. NI MADE OKAYANTI 1820353931
HIPERLIPIDEMIA

Hiperlipidemia atau dislipidemia adalah


suatu keadaan dimana kadar lemak di
dalam darah meningkat di atas batas
normal. Tandanya:
- Peningkatan Kolesterol,
Trigliserida, dan LDL
- Penurunan HDL
- Kombinasi kelainan
lainnya

Hiperlipoprotein
KLASIFIKASI HIPERLIPIDEMIA
PATOFISIOLOGI HIPERLIPIDEMIA
TRANSPORT DAN METABOLISME
LIPOPROTEIN PADA ORANG NORMAL

Kilomikron LDL

VLDL HDL
FUNGSI LIPOPROTEIN

Kilomikron membawa trigliserida dari


makanan ke jaringan lemak dan otot
KILOMIKRON
rangka, juga membawa kolesterol
makanan ke hati.

mengangkut trigliserida ke jaringan perifer.


Trigliserida VLDL dihidrolisis oleh LPL
menghasilkan asam lemak bebas untuk VLDL
disimpan dalam jaringan adiposa dan bahan
oksidasi di jantung dan otot skelet.

zat perantara yang terjadi sewaktu


VLDL dikatabolisme menjadi LDL,
IDL
tidak terdapat dalam kadar yang besar
kecuali bila terjadi hambatan konversi
lebih lanjut
FUNGSI LIPOPROTEIN

lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar


LDL
pada manusia (70% total)

disubklasifikasikan kedalam HDL1,


IDL
HDL2, HDL3 dan berdasarkan
kandungan Apo A-I dan Apo A-II nya.
KELAINAN PATOLOGI PADA
HIPERLIPIDEMIA

LESI ATEROSKLEROSIS

DISFUNGSI ENDOTELIUM

RESPON INFLAMASI

FAKTOR GENETIK
PENGOBATAN

NON FARMAKOLOGI
Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar
kolesterolatau trigliserida tinggi adalah :
• Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan.
• Berhenti merokok.
• Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanannya.
• Olahraga.
• Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan).
PENGOBATAN

HMG KoA Reduktase


(statin)
Obat gol. Resin pertukaran
ion

FARMAKOLOGI Asam Nikotinat

Fibrat

Inhibitor absorpsi kolestrol


OBAT HERBAL

PROLIPID

KOMPOSISI
Komposisi:
Guazumae folium 670 mg
Sonchi foliuM 200 mg
Murrayae foliuM120 mg

DOSIS: 2 X SEHARI 2 KAPSUL


TINJAUAN TANAMAN JATI
BELANDA

KANDUNGAN KIMIA: Alkaloid,


flavonoid, saponin, tanin, musilago,
kuersetin, dan damar (Kemenkes, 2016).

AKTIVITAS FARMAKOLOGI:
Antihiperlipidemia

EFEK SAMPING: Diare


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae KONTRAINDIKASI: Kehamilan, laktasi,
Divisi : Magnoliophyta anak kecil
Subdivisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales INTERAKSI: Dapat menghambat absorpsi
Familia : Sterculiaceae obat lain yang diberikan secara bersamaan .
Genus : Guazuma
Species : Guazuma ulmifolia
Lamk DOSIS: 3x5 gram serbuk simplisia/hari
TINJAUAN TANAMAN

M E K A N I S M E K E R JA TO K S I S I TA S
Kandungan alkaloid daun jati Belanda uji toksisitas subkronik pada tikus wistar, kelompom I
memiliki kemiripan strutur kimia diberikan kombinasi dosis rendah ekstrak kedelai dan jati
dengan Orlistat, obat sintetis yang belanda (50:100 mg/kgBB/hari), kelompok II: kombinasi
dapat menekan nafsu makan dengan dosis menengah (100:200mg/kgBB/hari), kelompok III:
cara menghambat kinerja enzim lipase kombinasi dosis tinggi (200:400 mg/kgBB/hari). Hasilnya,
sehingga absorbsi lemak dalam tubuh pemberian kombinasi ekstrak etanol kedelai dan ekstrak etanol
jati belanda adalah aman dan tidak toksik terhadap hematologi
berkurang. Senyawa musilago yang
darah tikus Wistar setelah diberi perlakuan selama 90 hari.
terkandung dalam jati belanda berefek
Pemberian ekstrak kering daun jati belanda dosis 2 g/kg BB, 4
mengendapkan protein yang ada di
g/kg BB dan 8 g/kg BB pada tikus jantan sekali sehari selama
dalam permukaan usus halus sehingga
3 bulan tidak menaikkan kadar keratinin dan urea plasma serta
dapat mengurangi penyerapan
ukuran diameter rata-rata glomerulus ginjal tikus. Hasil
makanan sehingga menghambat pengamatan mikroskopik preparat histologi ginjal juga tidak
proses absorbsi (Widyati, 2012). memperlihatkan adanya perbedaan dengan kelompok kontrol
Senyawa tanin berefek inhibisi tanpa perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
terhadap enzim lipase. Enzim ini jangka panjang daun jati belanda tidak menganggu fungsi
berfungsi untuk menghidrolisis 1,3-54 ginjal.. Uji mutagenik ekstrak etanol 50% daun jati belanda
triasilgliserol menjadi 2 telah dilakukan dengan bakteri Salmonella typhi yang telah
monoasilgliserol dan asam lemak dimutasikan dan tanpa aktivator metabolik. Hasil penelitian
bebas (Silitonga, 2008). yang memperlihatkan bahwa ekstrak etanol daun jati belanda
tidak bersifat mutagen.
TINJAUAN TANAMAN
TEMPUYUNG

KANDUNGAN KIMIA: Alfa-laktoserol,


manitol, inositol, silica, kalium, flavonoid
dan taraksasterol

AKTIVITAS FARMAKOLOGI:
Antihiperlipidemia

EFEK SAMPING: Diare


Divisi : Tracheophyta
Sub divisi : Spermatophytina KONTRAINDIKASI: Belum Diketahui
Classsis : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae INTERAKSI: Belum diketahui.
Genus : Sonchus L
Spesies : Sonchus Arvensis
L (L.)
TINJAUAN TANAMAN

M E K A N I S M E K E R JA TO K S I S I TA S

Flavonoid bertindak sebagai penurun Menurut penelitian Hidayat et al (2017)


LDL dalam tubuh. Untuk mengurangi yang melakukan uji toksisitas akut terhadap
LDL, flavonoid juga mengikat kombinasi ekstrak air meniran, tempuyung
apolipoprotein B. Selain itu, flavonoid dan jinten hitam, dapat dikatakan hampir
bekerja untuk menurunkan kadar tidak toksik untuk pemberian dosis tunggal
kolesterol dari darah dengan dengan LD50 semu sebesar 8100
menghambat aksi enzim HMG Co-A mg/kgbb.
reduktase (Ranti et al, 2013). Berdasarkan penelitian Nurianti et al
(2014), tidak ada efek toksik setelah
penggunaan dosis tunggal dan dosis
berulang ekstrak etil asetat dari daun
Sonchus arvensis L. pada hewan uji. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak
etil asetat daun Sonchus arvensis L. aman
setelah pemberian tunggal pada dosis
tinggi dan administrasi berulang selama 90
TINJAUAN TANAMAN KEMUNING

KANDUNGAN KIMIA: kadinen, metil-


antranilat,bisabolen, ß-karyofilen, geraniol, karen-
3, eugenol, sitronelol, metil-salisilat, s-guiazulen,
ostol, panikulatin, tanin dan kumurayin

AKTIVITAS FARMAKOLOGI:
Antihiperlipidemia

Kingdom : Plantae EFEK SAMPING: Belum diketahui


Divisi : Tracheophyta
Sub divisi : Spermatophyta
Class : Magnoliopsida KONTRAINDIKASI: Belum Diketahui
Ordo : Sapindales
Familia : Rutaceae
Sub family : Aurantioideae INTERAKSI: Belum diketahui.
Genus : Murraya
Spesies : Murraya
paniculata(L.)
TINJAUAN TANAMAN

M E K A N I S M E K E R JA TO K S I S I TA S
Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang dapat Pemberian oral akut ekstrak M.
menurunkan kadar kolesterol total dalam darah dengan
cara menghambat absorbsi kolesterol oleh usus, paniculata (2000 mg/kg, dosis
meningkatkan reaksi pembentukan dan ekskresi asam tunggal) tidak menunjukkan tingkat
empedu melalui feses serta mengurangi kekentalan darah
dan mampu mengikat apolipoprotein sehingga kematian dan toksisitas CNS dan
mengurangi terjadinya pengendapan lemak pada ANS. Demikian pula pemberian
pembuluh darah (Yokozawa et al., 2002)
Tanin dapat menurunkan kadar kolesterol darah dengan oral sub-akut (100, 200 dan 400
cara menghambat pembentukan kolesterol yaitu bereaksi mg/kg selama 28 hari) pada tikus
dengan protein mukosa dan sel epitel usus sehingga
dapat menghambat penyerapan lemak. Efek lainnya tidak menunjukkan perubahan berat
dikaitkan dengan penghambatan HMG-KoA reduktase, badan, makanan konsumsi, asupan
enzim yang diperlukan untuk sintesa kolesterol (Chang,
2001) air dan parameter biokimia,
Saponin mampu menurunkan konsentrasi kolesterol hematologi dan histopatologi
serum darah dengan mengikat dan mencegah absorbsi dibandingkan dengan kelompok
asam empedu sehingga siklus enterohepatiknya
(penyerapan asam empedu dalam usus) terputus dan kontrol yang tidak diobati. Maka
mengakibatkan jumlah asam empedu yang kembali ke
hati sedikit, absorbsi asam empedu yang rendah dapat disimpulkan dari penelitian
memaksa meningkatnya metabolisme kolesterol dalam ini menunjukkan Murraya paniculata
hati.
aman dalam dosis efektif oral
(Gautam et al, 2012).
EVALUASI RASIONALITAS PRODUK
KOMPOSISI

Jati belanda (Guazumae folium)


Jati belanda (Guazumae folium) 670 mg dalam produk bertindak sebagai
zat aktif yang berkhasiat sebagai antihiperlipidemia dengan cara senyawa
tanin dan musilago yang terdapat pada daun jati belanda dapat mengendapkan
mukosa protein yang terdapat pada permukaan intestine (usus halus) sehingga
mengurangi penyerapan makanan. Musilago merupakan serat yang larut dalam
air dan serat tersebut akan merusak missel dalam usus dan komponen seratnya
juga mampu mengikat asam empedu yang berasal dari kolesterol membentuk
ikatan senyawa kompleks sehingga akan mencegah penyerapan kembali dari
usus dan akan meningkatkan ekskresinya melalui feses.
KOMPOSISI

Tempuyung (Sonchi folium)


Flavonoid bertindak sebagai penurun LDL dalam tubuh. Untuk mengurangi
LDL, flavonoid juga mengikat apolipoprotein B. Selain itu, flavonoid bekerja
untuk menurunkan kadar kolesterol dari darah dengan menghambat aksi
enzim HMG Co-A reduktase
KOMPOSISI

Kemuning (Murrayae folium)


Kemuning (Murrayae folium)120 mg dalam produk bertindak sebagai zat aktif yang
berkhasiat sebagai antihiperlipidemia. Flavonoid, tanin dan saponin yang terdapat
dalam daun kemuning mampu menurunkan kadar kolestrol darah. Flavonoid dapat
menghambat absorbsi kolesterol oleh usus, meningkatkan reaksi pembentukan dan
ekskresi asam empedu melalui feses serta mengurangi kekentalan darah dan
mampu mengikat apolipoprotein sehingga mengurangi terjadinya pengendapan
lemak pada pembuluh darah. Tanin dapat menyebabkan penurunan efisiensi dalam
mengubah nutrisi yang diserap oleh tubuh menjadi substansi yang baru,
menghambat enzim lipase serta mengurangi jumlah kolesterol dan lemak darah.
Saponin mampu menurunkan konsentrasi kolesterol serum darah dengan mengikat
dan mencegah absorbsi asam empedu sehingga siklus enterohepatiknya terputus.
Akibatnya jumlah asam empedu yang kembali ke hati sedikit, absorbsi asam
empedu yang rendah memaksa meningkatnya metabolisme kolesterol dalam hati.
DOSIS

Jati belanda (Guazumae folium )670 mg


Dosis pada hewan coba (tikus) = 400 mg/kg BB (Permana et al. 2016)
Untuk tikus 200 g = 400 mg/KgBB x 0,2 Kg
= 80 mg/0,2KgBB (80 mg/200gBB)
Dosis Konversi ke manusia = 56,0 x 80 mg = 4480 mg/70 kgBB
Bila dibandingkan dengan dosis yang terdapat didalam sediaan
Aturan pakai:
2 x 2 kapsul/hari
Untuk sekali minum = 670 mg X 2 = 1340 mg
Untuk sehari minum = 1340 mg X 2 = 2680 mg
DOSIS

Tempuyung (Sonchi folium)


Menurut penelitian dari Dewangga (2011), dosis yang menunjukkan efek
penurunan kolesterol terbesar yaitu pada dosis 40 mg/kgBB pada tikus putih.
Dosis pada hewan coba (tikus) = 40 mg/kg BB
Untuk tikus 200 g = 40 mg/KgBB x 0,2 Kg
= 8 mg/0,2KgBB (80 mg/200gBB)
Dosis Konversi ke manusia = 56,0 x 8 mg = 448 mg/70 kgBB
Bila dibandingkan dengan dosis yang terdapat didalam sediaan
Aturan pakai:
2 x 2 kapsul/hari
Untuk sekali minum = 220 mg X 2 = 440 mg
Untuk sehari minum = 440 mg X 2 = 880 mg
DOSIS

Kemuning (Murrayae folium)


Pemberian dosis 315 mg/kgBB pada tikus, menghasilkan penurunan kadar
kolesterol darah 15,34-25,75% selama 15, 45 dan 90 hari (Restu, 2011).
Dosis pada hewan coba (tikus) = 315 mg/kg BB
Untuk tikus 200 g = 315 mg/KgBB x 0,2 Kg
= 63 mg/0,2 KgBB (20 mg/200gBB)
Dosis Konversi ke manusia = 56,0 x 63 mg = 3528 mg/70 kgBB
Bila dibandingkan dengan dosis yang terdapat didalam sediaan
Aturan pakai:
2 x 2 kapsul/hari
Untuk sekali minum = 120 mg X 2 = 240 mg
Untuk sehari minum = 240 mg X 2 = 480 mg
EFEK SAMPING DAN TOKSISITAS

Jati belanda (Guazumae folium)


Efek samping dari ekstrak daun jati belanda pada manusia belum ada penelitian yang jelas, namun
berdasarkan penelitian pada hewan coba tikus Utomo (2008), ekstrak jati belanda dalam dosis
sampai 6324,14 mg/kgBB tidak menyebabkan toksisitas akut dan pemberian ekstrak kering daun
jati belanda dosis 2 g/kg BB, 4 g/kg BBdan 8 g/kg BB pada tikus jantan sekali sehari selama 3
bulan tidak mempengaruhi fungsi ginjal (Kemenkes, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa keamanan
ekstrak ini cukup tinggi.
Tempuyung (Sonchi folium)
Berdasarkan penelitian Nurianti et al (2014), tidak ada efek toksik setelah penggunaan dosis tunggal
dan dosis berulang ekstrak etil asetat dari daun Sonchus arvensis L. pada hewan uji. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat daun Sonchus arvensis L. aman setelah pemberian
tunggal pada dosis tinggi dan administrasi berulang selama 90 hari.
Kemuning (Murrayae folium)
Efek samping dari ekstrak daun kemuning pada manusia belum diketahui. (Kemenkes, 2016)
Namun berdasarkan penelitian Gautam et al (2012), pemberian oral akut ekstrak M. paniculata (2000
mg/kg, dosis tunggal) tidak menunjukkan tingkat kematian dan toksisitas CNS dan ANS. Demikian
pula pemberian oral sub-akut (100, 200 dan 400 mg/kg selama 28 hari) pada tikus tidak
menunjukkan perubahan berat badan, makanan konsumsi, asupan air dan parameter biokimia,
hematologi dan histopatologdibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diobati. Maka
dapat disimpulkan dari penelitian ini menunjukkan Murraya paniculata aman dalam dosis efektif oral.
TERIMA
KASIH

Vous aimerez peut-être aussi