Vous êtes sur la page 1sur 23

AL-QUR’AN: ISI KANDUNGAN

DAN KEMUKJIZATANNYA
Pengertian Al-Qur’an
Secara Etimologi (Lughatan) terambil
dari kata ‫ قرأ – يقرأ – قراء ة – قرآنا‬yang
berarti bacaan
Kata al-Qur’an adalah masdar (kata
kerja yang dibendakan) yang
bermakna maf’ul (passif), ‫= مـقـروء‬
yang dibaca
Pengertian Al-Qur’an
• Kata qara’a juga diartikan dengan menelaah,
meneliti dan mengetahui ciri-ciri sesuatu.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa kata
qara’a tidak selalu membutuhkan tulisan
sebagai objek bacaan, tetapi juga mencakup
objek yang tidak tertulis
• Perhatikan perintah membaca dalam Q.S. al-
Alaq ayat 1-5
Pengertian Al-Qur’an
• Secara Terminologis, al-Qur’an adalah Kalam
Allah swt. yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad saw. melalui perantaraan
malaikat Jibril, yang ditulis di dalam mushaf,
dan membacanya adalah ibadah
• Secara teknis, al-Qur’an yang dimaksudkan di
sini ialah Mushaf.
Nama Lain Al-Qur’an
 Al-Kitab (al-Baqarah [2]: 2), al-A’raf (7):2 dan lain-lain;
 Al-Furqan (Ali Imran [3]: 4; al-Furqan [25]:1 ; dll);
 Azd-Dzikr (al-Hijr [15]: 9)
 Al-Mau'idhah (pelajaran/nasehat): QS(10:57)
 Al-Hukm (peraturan/hukum): QS(13:37)
 Al-Hikmah (kebijaksanaan): QS(17:39)
 Asy-Syifa' (obat/penyembuh): QS(10:57), QS(17:82)
 Al-Huda (petunjuk): QS(72:13), QS(9:33)
 At-Tanzil (yang diturunkan): QS(26:192)
 Ar-Rahmat (karunia): QS(27:77)
Kedudukan Al-Qur’an
• Al-Qur’an dalam sistem ajaran Islam adalah
sumber pertama ajaran Islam.
• Hadis Nabi Muhammad saw. adalah sumber
ajaran Islam yang kedua, sekaligus sebagai
bayan terhadap al-Quran.
• Meskipun terdapat dua sumber utama, yakni
al-Quran dan hadis, tetapi keduanya sama
sekali tidak boleh dipisahkan, bahkan al-Quran
hanya mungkin bisa dipahami dan amalkan
dengan baik apabila dikaitkan dengan hadis.
Fungsi Al-Qur’an
• Sebagai Hidayah (Pedoman hidup)
Sebagai hidayah, al-Qur’an adalah pedoman bagi umat
manusia yang mempercayainya dalam menata
kehidupannya sesuai dengan kehendak Sang Maha
Pencipta. Al-Qur’an adalah doktrin keimanan, sumber
hukum, pedoman moral, dan bimbingan ibadah.

• Sebagai Mukjizat
Sebagai mukjizat, al-Quran adalah bukti kebenaran Nabi
Muhammad saw. Sebagai kitab mukjizat, al-Qur’an
menantang setiap orang kapan dan di manapun
terhadap setiap orang yang tidak percaya atau
meragukan kebenarannya. Tantangan al-Quran,
dikemukakan secara bertahap.
KANDUNGAN AL-QUR’AN
Garis besar kandungan al-Qur`an meliputi;
1. Aqidah
2. Syari’ah
3. Akhlaq
4. Berita ghaib
5. Ramalan
6. Berita gembira untuk yang taat dan kabar buruk bagi
yang ingkar
7. Perangkat hukum yang dibutuhkan manusia
8. Kisah-kisah
9. Ilmu pengetahuan
KANDUNGAN AL-QUR’AN
• Dimensi Keagamaan:

1. Tauhid (Q.S. an-Nahl [16]:36; al-Ahzab [33]:40)


2. Janji dan ancaman (Q.S. an-Nur [24]:55; at-
Taubah [9]: 67-68; al-Hajj [22]:72)
3. Ibadah (QS. Azd-Dariyat: 56)
4. Jalan dan cara mencapai kebahagiaan (Q.S. al-
Fatihah [1]: 6)
5. Kisah-kisah umat manusi sebelum Nabi
Muhammad
KANDUNGAN AL-QUR’AN
• Dimensi Keilmuan
Menurut Dr. M. Ijazul Khatib dari Univ.
Damaskus 750 ayat al-Qur’an, hampir 1/8
seluruh isinya, menegur orang-orang
beriman untuk mempelajari alam semesta,
untuk berpikir, menggunakan nalar sebaik-
baiknya, dan untuk menggunakan kegiatan
ilmiah sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari kehidupan umat.
Makna Mukjizat
 Kata “Mukjizat” menurut Quraish Shihab
berasal dari bahasa Arab ‫أعجز‬yang berarti
“melemahkan atau menjadikan tidak mampu”,
sedangkan ‫“ة‬ta’” marbutah pada kata ‫معجزة‬
menunjukkan makna mubalaghah (superlative)
(M. Quraish Shihab, 1999: 23).
Makna Mukjizat
 Menurut kamus besar Purwo Darminto adalah
“kejadian ajaib/luar biasa yang sukar dijangkau
oleh kemampuan manusia”
 Manna’ Khalil al-Qattan menjelaskan bahwa
pengertian “Kelemahan” secara umum ialah
ketidakmampuan mengerjakan sesuatu,
sehingga nampaklah kemampuan dari
“mu’jiz”(sesuatu yang melemahkan).
Makna Mukjizat
 Pertama; kejadian luar biasa yang “sukar” dijangkau
oleh kemampuan manusia, namun bukan berarti tidak
masuk akal (Q.S. Yunus (10): 39).
 Kedua; dibawa oleh seorang Nabi. Seandainya peristiwa
luar biasa tersebut terjadi bukan pada nabi meskipun
secara fungsi ada kesamaan dengan mukjizat, bisakah
disebut mukjizat?
 Ketiga; mengandung tantangan bagi orang yang tidak
beriman
 Keempat; tantangan tersebut tidak dapat ditandingi
 Kelima;sebagai bukti kerasulan.
Aspek-Aspek Mukjizat Al-Qur’an

• Aspek bahasa dan sastra


• Aspek isyarat ilmiah
• Aspek kisah-kisah purba
• Aspek hukum
Aspek bahasa dan sastra
 Tidak ada satu faktapun seseorang yang dapat
menyaingi atau meniru al-Qur’an.
 Kelembutan Al-Qur`an secara lafziyah yang
terdapat dalam susunan suara dan keindahan
bahasa
 Beberapa ayat memuat nada dan irama yang
menyenangkan bagi pendengar.
 Merangkum keindahan dan kemudahan
memahami sekaligus.
 Keserasian Al-Qur`an baik untuk orang awam
maupun cendekiawan.
Aspek isyarat ilmiah
• Beberapa ayat memuat berita-berita, kejadian-
kejadian dan fakta-fakta ilmiah yang mendahului
zamannya. Sebagian baru terjawab di era
sekarang.
• Ayat-ayat yang mengisyaratkan ilmu pengetahuan
tidak ada yang bertentangan dengan fakta ilmiah
pengetahuan modern.
• Bentuk ilmu pengetahuan yang terkandung
multidisiplin, matematika, biologi, fisika, dan
sebagainya.
Aspek kisah-kisah purba
 Kisah dalam al-Qur’an berbeda dengan kisah pada
umumnya.
 Al-Qur’an memuat kisah-kisah kehidupan manusia yang
paling purba.
 Masing-masing kisah dijelaskan secara singkat, padat,
dan sarat akan nilai, namun di sisi lain tidak terlihat
sangat rigid dan kronologis, sebagaimana fakta sejarah.
 Semua cerita tersebut sangat relevan dengan kondisi
zaman.
 Bahkan sebagian kisah ada yang belum terjadi, dan
beberapa baru terjadi belakangan.
Aspek hukum
• Hukum-hukum yang tercatat di dalam al-
Qur’an terkadang memberikan perincian yang
sangat rigid, sementara beberapa lainnya
mujmal (global) dan perinciannya diterangkan
dalam sunnah.
• Hukum-hukum yang terkandung juga berlaku
up to date dari zaman ke zaman.
• Di balik hukum-hukum yang dimuat,
mengandung kemaslahaatan dan keilmiahan.
Keseimbangan
Redaksi Al-Qur’an
• Ismun= 19 kali
• Allah=2698 kali (142x19)
• Ar-Rahman=57kali (3x19)
• Ar-Rahim=114 kali (6x19)
• Al-Hayah dan al-Maut masing-masing sebanyak
145 kali
• An-Naf’u dan al-Fasad masing-masing sebanyak
50 kali
• Ash-Shalihat dan as-Sayyiat masing-masing 167
kali

Vous aimerez peut-être aussi