Vous êtes sur la page 1sur 15

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN BALITA

Sofia Kristina Okowali


12161006
LABIOPALATOSKIZIS
Definisi
Labioplatoskisis adalah merupakan kongenital anomali yang
berupa adanya kelainan bentuk pada struktur wajah.Palatoskisi
adalah adanya celah pada garis tengah palato yang disebabkan
oleh kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-
12 minggu.
Labiopalatoskisis merupakan kongenital yang berupa adanya
kelainan bentuk pada struktur wajah (Ngastiah, 2005 : 167)

Bibir sumbing adalah malformasi yang disebabkan oleh


gagalnya propsuesus nasal median dan maksilaris untuk
menyatu selama perkembangan embriotik. (Wong, Donna L.
2003)
Palatoskisis adalah fissura garis tengah pada polatum yang
terjadi karena kegagalan 2 sisi untuk menyatu karena
perkembangan embriotik (Wong, Donna L. 2003)
jenis bibir sumbing

1. Unilateral Incomplete.
Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu sisi bibir dan
tidak memanjang hingga ke hidung.
2. Unilateral complete.
Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu bibir dan
memanjang hingga ke hidung.
3. Bilateral complete.
Apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan
memanjang hingga ke hidung. Labio Palato skisis merupakan
suatu kelainan yang dapat terjadi pada daerah mulut, palato
skisis (subbing palatum) dan labio skisis (sumbing tulang)
untuk menyatu selama perkembangan embrio (Hidayat, Aziz,
2005:21).
PATOFISIOLOGI

Cacat terbentuk pada trimester pertama kehamilan, prosesnya


karena tidak terbentuknya mesoderm, pada daerah tersebut
sehingga bagian yang telah menyatu (proses nasalis dan
maksilaris) pecah kembali.
Labioskizis terjadi akibat fusi atau penyatuan prominen
maksilaris dengan prominen nasalis medial yang diikuti disfusi
kedua bibir, rahang, dan palatum pada garis tengah dan
kegagalan fusi septum nasi. Gangguan fusi palatum durum
serta palatum mole terjadi sekitar kehamilan ke-7 sampai 12
mgg.
TANDA DAN GEJALA

1. Terjadi pemisahan langit – langit.


2. Terjadi pemisahan bibir.
3. Terjadi pemisahan bibir dan langit – langit.
4. Infeksi telinga berulang.
5. Berat badan tidak bertambah.
6. Pada bayi terjadi regurgitas nasal ketika
menyusui yaitu keluarnya air susu dari hidung.
E.MANISFESTASI KLINIS

 Pada labio Skisis:


Distorsi pada hidung tampak sebagian atau keduanya
Adanya celah pada bibir.
• Pada palato skisis:
Tampak ada celah pada tekak (uvula), palato lunak,
dan keras dan atau foramen incisive
Adanya rongga pada hidung
Distorsi hidung teraba celah atau terbukanya langit-
langit saat diperiksa dengan jari
Kesukaran dalam menghisap makan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Foto roentgen
b. Pemeriksaan fisisk
c. MRI untuk evaluasi abnormal

PEMERIKSAAN TERAPEUTIK

a. Penatalaksanaan tergantung pada beratnya kecacatan


b. Prioritas pertama adalah pada teknik pemberian nutrisi yang adekuat
c. Mencegah komplikasi
d. Fasilitas pertumbuhan dan perkembangan
e. Pembedahan: pada labio sebelum kecacatan palato; perbaikan dengan
pembedahan usia 2-3 hari atua sampai usia beberapa minggu prosthesis
intraoral atau ekstraoral untuk mencegah kolaps maxilaris, merangsang
pertumbuhan tulang, dan membantu dalam perkembangan bicara dan
makan, dapat dilakukan sebelum penbedahan perbaikan.
f. Pembedahan pada palato dilakukan pada waktu 6 bulan dan 2 tahun,
tergantung pada derajat kecacatan. Awal fasilitas penutupan adalah untuk
perkembangan bicara.
PENATALAKSANAAN MEDIS
penutupan celah bibir melalui pembedahan dilakukan bila bayi tersebut telah berumur
1-2 bulan. Setelah memperlihatkan penambahan berat badan yang memuaskan dan dan
bebas dari infeksi induk, saluran nafas atau sistemis.
Perbedaan asal ini dapat diperbaiki kembali pada usia 4-5 tahun. Pada kebanyakan
kasus, pembedahan pada hidung hendaknya ditunda hingga mencapi usia pubertas.
Karena celah-celah pada langit-langit mempunyai ukuran, bentuk danderajat cerat
yang cukup besar, maka pada saat pembedahan, perbaikan harus disesuaikan bagi
masing-masing penderita.Waktu optimal untuk melakukan pembedahan langit-langit
bervariasi dari 6 bulan – 5 tahun.

Penatalaksanaan Keperawatan
Perawatan Pra-Operasi:
Fasilitas penyesuaian yang positif dari orangtua terhadap bayi.
Bantu orangtua dalam mengatasi reaksi berduka
Dorong orangtua untuk mengekspresikan perasaannya.
Diskusikan tentang pembedahan
Berikan informasi yang membangkitkan harapan dan perasaan yang positif terhadap bay
Tunjukkan sikap penerimaan terhadap bayi.
Berikan dan kuatkan informasi pada orangtua tentang prognosis dan pengobatan bayi.
Tahap-tahap intervensi bedah
Teknik pemberian makan
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
Identitas klien : Meliputi nama,alamat,umur
Keluhan utama : Alasan klien masuk ke rumah sakit
Riwayat Kesehatan:
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Mengkaji riwayat kehamilan ibu, apakah ibu pernah mengalami trauma pada kehamilan Trimester
I. bagaimana pemenuhan nutrisi ibu saat hamil, obat-obat yang pernah dikonsumsi oleh ibu dan
apakah ibu pernah stress saat hamil.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengkaji berat/panjang bayi saat lahir, pola pertumbuhan, pertambahan/penurunan berat badan,
riwayat otitis media dan infeksi saluran pernafasan atas.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kehamilan, riwayat keturunan, labiopalatoskisis dari keluarga, penyakit sifilis dari orang
tua laki-laki.
4. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi kecacatan pada saat lahir untuk mengidentifikasi karakteristik sumbing.
Kaji asupan cairan dan nutrisi bayi
Kaji kemampuan hisap, menelan, bernafas.
Kaji tanda-tanda infeksi
Palpasi dengan menggunakan jari
Kaji tingkat nyeri pada bayi
Pengkajian Keluarga
Observasi infeksi bayi dan keluarga
Kaji harga diri / mekanisme kuping dari anak/orangtua
Kaji reaksi orangtua terhadap operasi yang akan dilakukan
Kaji kesiapan orangtua terhadap pemulangan dan kesanggupan mengatur perawatan dirumah.
Kaji tingkat pengetahuan keluarga.
Diagnosa Keperawatan

1. Resiko aspirasi berhubungan dengan gangguan menelan.


2. Resiko Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan refleks menghisap pada anak tidak adekuat.
3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kelainan anatomis
(labiopalatoskizis)
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan.
6. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang
penyakit.
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Diagnosa Tujuan
Tujuan Dan
Dan Kriteria
Kriteria
Intervensi
Intervensi Rasionalisasi
Rasionalisasi
Hasil
Hasil
1. Resiko aspirasi Tidak akan mengalami aspirasi: Pantau tanda-tanda aspirasi Perubahan yg tjd pada proses pemberian makanan
Resiko aspirasi Tidak akan mengalami aspirasi: Pantau tanda-tanda aspirasi Perubahan yg tjd pada proses pemberian makanan
berhubungan dengan
berhubungan dengan Menunjukkan peningkatan selama proses pemberian makan dan pengobatan bisa saja menyebabkan aspirasi.
gangguan menelan. Menunjukkan peningkatan selama proses pemberian makan dan pengobatan bisa saja menyebabkan aspirasi.
gangguan menelan. kemampuan menelan. dan pemberian pengobatan. Agar mempermudah mengeluarkan sekresi.
kemampuan menelan. dan pemberian pengobatan. Agar mempermudah mengeluarkan sekresi.
Bertoleransi thd asupan oral dan Tempatkan pasien pada posisi Mencegah sekresi menyumbat jalan napas,
Bertoleransi thd asupan oral dan Tempatkan pasien pada posisi Mencegah sekresi menyumbat jalan napas,
khususnya bila kemampuan menelan terganggu.
sekresi tanpa aspirasi. semi-fowler atau fowler. khususnya bila kemampuan menelan terganggu.
sekresi tanpa aspirasi. semi-fowler atau fowler.
Bertoleransi thd pemberian Sediakan kateter penghisap
Bertoleransi thd pemberian Sediakan kateter penghisap
perenteral tanpa aspirasi. disamping tempat tidur dan
perenteral tanpa aspirasi. disamping tempat tidur dan
lakukan penghisapan selama
lakukan penghisapan selama
makan, sesuai dengan kebutuhan.
makan, sesuai dengan kebutuhan.
2. Menunjukkan status gizi : Pantau kandungan nutrisi dan Memberikan informasi sehubungan dgn keb
Ketidakseimbangan Menunjukkan status gizi : Pantau kandungan nutrisi dan Memberikan informasi sehubungan dgn keb
Ketidakseimbangan Mempertahankan BB dalam batas kalori pada catatan asupan. nutrisi & keefektifan terapi.
nutrisi kurang dari Mempertahankan BB dalam batas kalori pada catatan asupan. nutrisi & keefektifan terapi.
nutrisi kurang dari normal. Ketahui makanan kesukaan Meningkatkan selera makan klien.
kebutuhan tubuh normal. Ketahui makanan kesukaan Meningkatkan selera makan klien.
kebutuhan tubuh Toleransi thd diet yang pasien. Meningkatkan sosialisasi & memaksimalkan
berhubungan dengan Toleransi thd diet yang pasien. Meningkatkan sosialisasi & memaksimalkan
berhubungan dengan dianjurkan. Ciptakan lingkungan yang kenyamanan klien bila kesakitan makan
refleks menghisap dianjurkan. Ciptakan lingkungan yang kenyamanan klien bila kesakitan makan
refleks menghisap Menyatakan keinginannya untuk menyenangkan untuk makan. menyebabkan malu.
pada anak tidak Menyatakan keinginannya untuk menyenangkan untuk makan. menyebabkan malu.
pada anak tidak mengikuti diet.
adekuat mengikuti diet.
adekuat
Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan Dan Kriteria
Intervensi Rasionalisasi
Hasil
3. Kerusakan Menunjukkan kemampuan Anjurkan pasien untuk Melatih agar bisa berkomunikasi lebih lancar.
komunikasi verbal komunikasi : berkomunikasi secara perlahan Pujian dapat membuat keadaan klien akan lebih
berhubungan dengan Menggunakan bahasa tertulis, dan mengulangi permintaan. membaik karena mendapat dorongan.
kelainan anatomis berbicara atau nonverbal. Sering berikan pujian positif pada Membantu klien memahami pembicaraan.
(labiopalatoskizis). Mengguanakan bahasa isyarat. pasien yang berusaha untuk
Pertukaran pesan dengan orang berkomunikasi.
lain. Menggunakan kata dan kalimat
yang singkat.
4. Gangguan rasa Meningkatkan rasa nyaman : Kaji pola istirahat bayi/anak dan Mencegah kelelahan dan dapat meningkatkan
nyaman nyeri Menunjukkan teknik relaksasi kegelisahan. koping terhadap stres atau ketidaknyamanan.
berhubungan dengan secara individual yang efektif Bila klien anak, berikan aktivitas Meningkatkan relaksasi dan membantu pasien
insisi pembedahan. untuk mencapai kenyamanan. bermain yang sesuai dengan usia memfokuskan perhatian pada sesuatu disamping
Mempertahankan tingkat nyeri dan kondisinya. diri sendiri / ketidaknyamanan dapat
pada atau kurang (skala 0-10) Berikan analgetik sesuai program. menurunkankebutuhan dosis / frekuensi
Melaporkan nyeri pada penyedia analgesik.
perawatan kesehatan. Derajat nyeri sehubungan dengan luas dan
dampak psikologi pembedahan sesuai dengan
kondisi tubuh.
Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan Dan Kriteria
Intervensi Rasionalisasi
Hasil
5. Resiko infeksi Mencegah infeksi :Terbebas dari Berikan posisi yang tepat setelah Meningkatkan mobilisasi sekret, menurunkan
berhubungan dengan tanda atau gejala infeksi. makan, miring kekanan, kepala resiko pneumonia.
insisi pembedahan. Menunjukkan higiene pribadi agak sedikit tinggi supaya Deteksi dini terjadinya infeksi memberikan
yang adekuat. makanan tertelan dan mencegah pencegahan komplikasi lebih serius.
Menggambarkan faktor yang aspirasi yang dapat berakibat Mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi
menunjang penularan infeksi. pneumonia. operasi.
Kaji tanda-tanda infeksi,
termasuk drainage, bau dan
demam.
6. Ansietas Rasa cemas teratasi : Kaji tingkat kecemasan klien. Untuk mengetahui seberapa besar kecemasan
berhubungan dengan Mencari informasi untuk Berikan terapi bermain kepada si yang dirasakan klien sekarang.
kurangnya menurunkan kecemasan. anak untuk mengalihkan ras Untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan
pengetahuan keluarga Menghindari sumber kecemasan cemasnya. klien, berikan suasana yang tenang dan nyaman.
tentang penyakit. bila mungkin. Berikan penyuluhan pada klien Untuk mengetahui bagaimana untuk
Menggunakan teknik relaksasi dan keluarga tentang penyakit memudahkan memberikan support atau
untuk menurunkan kecemasan. dan proses penyembuhannya. penyuluhan.
TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi