Vous êtes sur la page 1sur 22

STRUKTUR AKTIVITAS OBAT

ANTIDIABETES
GOLONGAN INSULIN
Kelompok 9:
Luqyana Zulfa P.A. (1700023189) (09)
Nur Indah Kurniasih (1700023206) (24)
Rahmah Annura (1700023222) (39)
Nur Latifa Aulia (1700023241) (54)
Afifah Ayu Pradina (1700023257) (69)
DIABETES

DIABETES MELLITUS DIABETES


kekurangan insulin INSIPIDUS
pankreas yang
menyebabkan kekurangan hormon
peningkatan gula darah ADH sehingga
menyebabkan
(menurut Riset
Kesehatan Dasar 2018,
kelebihan produksi
diderita oleh 10,9% urin
penduduk usia >15th)
(jarang terjadi)
Diabetes Mellitus
• Yaitu tingginya kadar gula darah disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat,
lipid dan protein sebagai akibat dari
insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin
dapat disebabkan oleh gangguan produksi
insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar
pankreas atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin
Tipe DM
• DM tipe 1: Suatu keadaan dimana tubuh sama sekali tidak
dapat memproduksi hormon insulin. Penderita penyakit
diabetes harus menggunakan suntikan insulin dalam mengatur
gula darahnya.
• DM tipe 2: Penyakit diabetes ini terjadi karena penderita tidak
kekurangan insulin akan tetapi, insulin tidak dapat digunakan
dengan baik (resistensi insulin). Tipe penyakit diabetes ini
merupakan yang terbanyak diderita saat ini (90% lebih).
• Diabetes gestasional: Merupakan diabetes yang timbul
selama masa kehamilan karena pada kehamilan terjadi
perubahan hormonal dan metabolik sehingga ditemukan
jumlah atau fungsi insulin yang tidak optimal. DM gestasional
meliputi 2-5 % dari seluruh diabetes (Arif et al.,2001)
Perbedaan DM Tipe 1 dan 2
Kriteria Penegakan Diagnosis
Terapi DM

Terapi Insulin Terapi Kombinasi

Terapi Obat Hipoglikemik Oral


ANTIDIABETES GOL INSULIN
• Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita DM
Tipe 1. Pada DM Tipe I, sel-sel β Langerhans kelenjar pankreas
penderita rusak, sehingga tidak lagi dapat memproduksi
insulin. Sebagai penggantinya, maka penderita DM Tipe I harus
mendapat insulin eksogen untuk membantu agar metabolisme
karbohidrat di dalam tubuhnya dapat berjalan normal.
Walaupun sebagian besar penderita DM Tipe 2 tidak
memerlukan terapi insulin, namun hampir 30% ternyata
memerlukan terapi insulin disamping terapi hipoglikemik oral.

• Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu


transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin
menyebabkan glukosa darah tidak dapat atau terhambat
masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat,
dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi
sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana
seharusnya.
• Insulin disekresi oleh sel ß pulau Langerhans. Insulin
merupakan protein yang terdiri dari dua rantai yaitu rantai
A (21 asam amino) dan rantai B (30 asam amino) dan
terhubung oleh 2 jembatan disulfida. 6 Insulin merupakan
hasil pembelahan proinsulin yang merupakan turunan dari
prekursor yang lebih besar yaitu prepoinsulin yang
disintesis di reticulum endoplasma kasar. Proinsulin
merupakan rantai kontinu yang berawal dari ujung
terminal N rantai B dan berakhir di ujung terminal C rantai
A. Peptide penghubung (peptide C) berinterposisi di antara
ujung terminal C rantai B dan ujung terminal N rantai A.
pada apparatus golgi dan granula penyimpanan, suatu
enzim pengkonversi membelah proinsulin menjadi insulin.
STRUKTUR INSULIN
Modifikasi Struktur
Hubungan Struktur & Aktivitas
• Apabila alanin C-akhir diambil dari rantai B pada
insulin babi atau sapi : tidak terjadi kehilangan
aktivitas secara nyata.
• Apabila Alanin C-akhir dan asparagin C-akhir
pada insulin babi atau sapi dihilangkan :
aktivitas biologis berkurang cukup besar.
• Pengambilan asam amino kedua dan ketiga dari
C-akhir rantai B : menurunkan potensi sedikit.
• Desoktapeptida insulin (insulin kurang 8 asam
amino dari C-akhir rantai B) : hampir tidak
• Ketiga asam amino terakhir pada cincin B dapat dihilangkan
mempunyai aktivitas & kemampuan
tanpa mengurangi aktivitas.
berdimerisasi sedikit.
• Pemutusan ujung C pada cincin A (Asn 21) menyebabkan
aktivitasnya hilang sama sekali. • Pengambilan/modifikasi kimiawi glisin N-akhir
• Oksidasi/reduksi gugus disulfida menyebabkan aktifitas rantai A : aktivitas biologis turun banyak;
menghilang aktivitas dipertahankan jika fenilalanin N-akhir
• Esterifikasi gugus karboksil menghilangkan aktivitas. rantai –B dihapus.
• Pengrusakan oleh enzim proteolitik (kimotripsin, pepsin, • Modifikasi kimiawi gugus karboksil cabang / sisa
papain) dapat menghilangkan aktivitas insulin. tirosin : senyawa menjadi tidak aktif.
• Modifikasi pada gugus asam amino bebas atau gugus hidroksil
alifatik menghilangkan aktivitas insulin.
MEKANISME INSULIN
• Sediaan insulin saat ini tersedia dalam bentuk obat suntik yang
umumnya dikemas dalam bentuk vial. Kecuali dinyatakan lain,
penyuntikan dilakukan subkutan (di bawah kulit).
• Insulin : menyebabkan efek hipoglikemik dengan cara menaikkan
penggunaan karbohidrat & lemak dalam jaringan perifer.
• Insulin bekerja dengan memudahkan pemasukan glukosa, asam
amino & ion2 terutama Ca2+ dengan mempengaruhi proses dalam
sel.
• Insulin setelah berinteraksi dengan reseptor khas mengatur
sintesis & aktivitas beberapa enzim, merangsang sintesis protein
& RNA.
• Insulin dihasilkan olerh sel beta pankreas, masuk kesistem
sirkulasi dan bekerja pada jaringan target (hati, otot,
jar.lemak). Insulin berikatan dengan reseptor (reseptor
insilin). Pada membran sel target menghasilkan
serangkaian peristiwa dalam sel.
• Hasil pentingnya adalah menstimulasi glukosa transporter
(GLUT) yang semula ada di sitosol menjadi pindah ke
membran sel. Ketika GLUT (pintu masuk glukosa ke sel)
sudah ready, maka glukosa bisa masuk ke dalam sel
target tersebut, dan kadarnya berkurang dalam darah.
• Setelah reseptor mengikat insulin, kompleks hormon-
reseptor meninggalkan membran melalui proses
endositosis dan masuk ke dalam sel. Setelah berikatan
dengan reseptor, kompleks tersebut terselubungi dalam
suatu celah berlapis yang dibentuk melalui invaginasi dan
fusi permukaan. Begitu berada di dalam sel, celah tersebut
menjadi tidak terlapisi dan membentuk suatu endosom,.
Endosom melepaskan reseptor dan insulin kemudian didaur
ulang ke membran dan insulin didegradasi.
• Setelah makan, insulin memindahkan glukosa dari sirkulasi
dan memacu konversinya menjadi glikogen dan lipid.
Insulin memacu konversi asam lemak menjadi lipid, serta
ambilan asam amino ke dalam hati dan otot skelet tempat
keduanya dikembangkan menjadi protein.
Pembagian Insulin
Sediaan insulin untuk terapi dapat digolongkan
menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Insulin masa kerja singkat (Short-acting/Insulin),
disebut juga insulin reguler
2. Insulin masa kerja sedang (Intermediate-acting)
3. Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja
cepat
4. Insulin masa kerja panjang (Long-acting insulin)
Insulin reguler atau short-acting :
• Digunakan pada waktu makan
• Mulai bekerja dalam waktu 30menit
• Bekerja maksimal dalam2 hingga 3 jam
• Efek bertahan hingga 6 jam
• Insulin Neutral Protamine Hagedorn (NPH) harus di-resuspensi
(mengaduknya perlahan denganmemutar pen) sebelum digunakan
• Contoh : Humulin R; Novolin R; hanya Humulin R yang tersedia di Indonesia

Insulin kerja-cepat :
• Digunakan pada waktumakan
• Mulai bekerja dalam15menit
• Bekerjamaksimal dalamsekitar 1 jam
• Efeknya bertahan hingga 4 jam
• Contoh : glulisine, lispro,dan aspart, semua produk belum tersedia
diIndonesia
Insulin kerja-sedang :
• Digunakan sehari sekali
• Bekerjamaksimal 4 hingga 8 jam setelah injeksi
• Efeknya bertahan hingga 18 jam
• Jika diinjeksikan sebelum tidur, insulin akan bekerja maksimal pada dini hari,
yaitu saat insulin paling dibutuhkan
• Contoh : NPH, Humulin N, dan Novolin N, hanya Humulin N tersedia di
Indonesia

Insulin kerja-panjang :
• Menurunkan kadar glukosa secara bertahap
• Efeknya dapatbertahan hingga 24 jam
• Contoh : detemir (Levemir) dan glargine (Lantus), tersedia di Indonesia
• Ultralong-acting insulin : Digunakan sehari sekali, Efeknya dapatbertahan lebih
dari 24 jam
• Contoh : degludec (Tresiba), belum tersedia di Indonesia
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi