Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Latar Belakang
1. Representament/ikon(tanda)
2. Object/indeks (sesuatu yang
dirujuk)
3. Interpretant/simbol (“hasil”
hubungan representament dengan
object).
Metode Penelitian
Desain Penelitian
Deskriptif Kualitatif
Objek Penelitian
masa Indeks
memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas.
Terlihat Alif sedang menggunakan komputernya untuk
melacak seseorang, namun komputer yang digunakannya
film 3 “Alif Simbol Pada masa sekarang tentu belum terealisasi komputer
seperti pada ikon di atas. Tanda nonverbal diatas
menunjukan bahwa pada tahun 2036 teknologi mengalami
b.
Simbol b,
3”Alif Lam Indeks Adegan ini berada di kediaman Alif, pada saat
Alif hendak masuk kerumahnya, Alif diserang
Pesan Indeks Adegan ini berada di kediaman Alif, tampak Lam yang
bingung dengan tata letak jendela yang berada di depan
Propaganda
sofa, Lam heran biasanya rumah-rumah pada umumnya
menempatkan televisi di depan sofanya. Alif tidak
memasang televisi karena dia tidak percaya konten di
pada Film
dalam televisi. Bahasa verbal Lam dan Alif dalam adegan
“biasanya depan sofa TV, ini kenapa jendela?”. “katanya
TV adalah jendela untuk melihat dunia, gue udah trauma
3”Alif Lam
di boongin terus sama TV, ya gue liat aja jendela
langsung, problem solved?”.
Simbol Dari ikon dan tanda yang ada surban dan gamis
adalah simbol seorang muslim yang memberikan
identitas bagi si pemakainya. Ini juga mewakili
perseturuan antara aparat hukum dan santri
pesantren. Dari bahasa verbal pada adegan ini
jelas bahwa aparat hukum benar-benar
menyudutkan pihak pesantren bahwa mereka
pelaku bom bunuh diri. Ini adalah stigma bahwa
orang yang memakai gamis dan surban adalah
radikal yang berpotensi seorang teroris oleh
kaum liberal.
Terkait Isu-Isu di Masyarakat
Pada tahun 2017 isu-isu profokatif mulai bermunculan dari berbagai
media atau pun masyarakat, itu terjadi setelah pilkada Jakarta
berlangsung. Banyak actor-aktor politik, ormas-ormas bahkan penegak
hukum ikut serta dalam berlangsungnya isu-isu tersebut. Isu-isu
profokatif tersebut diantaranya kebangkitan komunis, SARA, hingga
pemerintahan yang apatis terhadap rakyatnya, identitas perbedaan
keimanan seseorang begitu gencar disuarakan. Rumah-rumah ibadah
juga dipergunakan untuk mempertegas perbedaan tersebut. Tidak
hanya itu identitas suku atau etnik juga dipergunakan untuk
memperkeruh suasana. Persoalan inilah yang harus dihapuskan dalam
upaya rekonsiliasi paska pilkada DKI Jakarta, agar tidak terulang pada
pilkada atau pilpres di masa depan. Dari berbagai isu-isu tersebut
banyak dari tokoh-tokoh di masyarakat yang mengangkat film 3”Alif
Lam Mim” untuk ditonton kembali. Film 3 “Alif Lam Mim” mulai
disuarakan kembali melalui media-media sosial seperti Instagram dan
juga Twitter, tujuannya agar masyarakat berhati-hati atas propaganda
yang ditimbulkan oleh kapitalis.
Kesimpulan
Film 3 “Alif Lam Mim” merupakan film yang bergenre laga futuristic yang
menceritakan tentang 3 orang yang bernama Alif, Lam dan Mim yang memiliki
karakter dan peran yang berbeda-beda
Kapitalis berbahaya bagi keberlangsungan masyarakat karena dapet
menimbulkan pola fikir kebebasan.
Isu-isu yang berkembang di Indonesia merupakan gesekan antara beberapa
golongan yang berbeda visi. Pada tahun 2017 film 3”Alif Lam Mim” kembali
booming. Di tayangkan kembali oleh lembaga-lembaga dan organisasi-
organisasi masyarakat yang peduli terhadap sistem pemerintahan di Indonesia.
Mereka beranggapan bahwa film 3”Alif Lam Mim” sesuai dengan fenomena
yang terjadi saat ini. Kebangkitan akan isu-isu provokatif yang mulai
memanas. Serta benturan akan faham komunis dan Islam yang dapat merusak
sistem kesetabilan Negara Indonesia. Dengna di tayangkan kembali film ini
mereka memiliki harapan agar film 3”Alif Lam Mim” menjadi contoh agar
waspada terhadap propaganda pemerintah yang jahat dan menjadi manfaat
bagi umat.
Dalam film 3”Alif Lam Mim” tiga macam tanda yaitu Ikon, Indeks, dan Simbol.