Vous êtes sur la page 1sur 20

Toni Yulianto 0441 13 011

Latar Belakang

Isu-Isu Profokatif 2017

Film 3”Alif Lam Mim” di


tayangkan kembali
melalui penyebran media
sosialv
Rumusan Masalah
 1. Apa gambaran umum film 3 “Alif Lam Mim”?
 2. Apa pesan yang terkandung dalam Film 3 “Alif
Lam Mim”?
 3. Bagaimana isu-isu dalam film 3 “Alif Lam Mim”
ditinjau dari teori segitiga makna
(triangle meaning) Charles Sander Pierce?
Tujuan Penelitian
 1. Mengetahui gambaran umum film 3 “Alif Lam
Mim”.
 2. Mengetahui ideologi pesan yang disampaikan
Film 3 “Alif Lam Mim”.
 3. Untuk memahami isu-isu dalam film 3”Alif Lam
Mim” ditinjau dari teori semiotika (triangle meaning)
Charles Sanders Pierce.
Semiotika Charles Sanders Pierce

1. Representament/ikon(tanda)
2. Object/indeks (sesuatu yang
dirujuk)
3. Interpretant/simbol (“hasil”
hubungan representament dengan
object).
Metode Penelitian
Desain Penelitian

Deskriptif Kualitatif

Objek Penelitian

Film 3”Alif Lam Mim” produksi FAM Pictures


pada tahun 2015.
Metode Pengumpulan Data
Data Premiere Data Skunder

Data Primer, yaitu data yang


didapatkan dari narasumber yang
Data Sekunder, yaitu data yang
terkait dan juga terlibat dengan
mendukung pernyataan dari data-
permasalahan yang akan diteliti.
data primer. Maka dari itu,
Pada penelitian ini sumber utama
diperlukan data dari kajian
data adalah pakar dalam bidang
pustaka. Data spendukung untuk
makna videografi dan pernyataan
kajian penelitian ini peneliti ambil
dari masyarakat umum. Peneliti
dari media-media online kredibel,
mengambil data dari sutradara
ebook maipun jurnal penelitian
film 3 “Alif Lam Mim” yaitu Anggy
terdahulu.
Umbara sebagai narasumber
dengan cara wawancara.
Metode Pengumpulan Data
Metode Observasi Metode Wawancara

Peneliti menggunakan metode


observasi dengan cara mengamati
media sosiall. Pada saat konflik
terjadi paska pemilihan gubernur
Metode wawancara yang peneliti
Jakarta 2016-2017 media sosial
lakukan adalah metode
menjadi sarana penyebaran poster
wawancara bertahap, kehadiran
film 3”Alif Lam Mim” untuk
peneliti tidak bertemu langsung
ditonton, dari situ peneliti tahu
dengan informan, melainkan
fenomena sosial yang terjadi di
wawancara dengan media massa
masyarakat.
seperti email secara berkelanjutan.
Unit yang dikaji adalah unsur
masa depan dari film 3”Alif Lam
Mim”. Film 3”Alif Lam Mim” yang
mengisahkan kejadian di tahun
2036.
Film 3”Alif Lam Mim”
 Film futuristik pertama
 Menceritakan 3 orang sahabat yang berbeda profesi
 3 orang sahabat yang berpegang teguh pada
prinsipnya
 Terjadi perselisihan diantara mereka
Analisis Film 3 “Alif Lam Mim”
 Gambaran masa depan pada film 3 “Alif Lam Mim”
 Simbol Nasionalis pada Film 3”Alif Lam Mim”
 Pesan propaganda pada film 3”Alif Lam Mim”
Ikon a.

Gambaran Pengambilan gambar a: Medium Shot pada jarak ini

masa Indeks
memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas.
Terlihat Alif sedang menggunakan komputernya untuk
melacak seseorang, namun komputer yang digunakannya

depan pada tampak berbeda, komputer ini terlihat begitu canggih,


terlihat juga foto-foto yang dipajang di depannya.

film 3 “Alif Simbol Pada masa sekarang tentu belum terealisasi komputer
seperti pada ikon di atas. Tanda nonverbal diatas
menunjukan bahwa pada tahun 2036 teknologi mengalami

Lam Mim” perubahan yang signifikan, dengan komputer hologram


yang canggih tentu akan menimbulkan persepsi di
masyarakat bahwa film ini berada di masa depan.
Sedangkan foto-foto yang dipajang mewakili sifat
bertanggung jawab Alif dalam membela Negara, karena
foto-foto yang dipajang adalah para korban dari tindak
kriminal yang ia bantu.
Ikon a.

b.

Pengambilan gambar a dan b: Medium Shot pada


jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari
pinggang ke atas.

Indeks Terlihat Mim yang bingung dengan Lam yang


sedang mengoprasikan komputer yang canggih.

Simbol Dari ikon dan tanda yang ada menunjukan bahwa


kepolosan seorang Mim menggambarkan santri-
santri pada umumnya. Dalam aturan pesantren-
pesantren di Indonesia kebanyakan melarang
teknologi dalam aktivitas pesantrennya. Karena
pesantren-pesantren lebih mengutamakan beribadah
di kesehariannya dari pada berhubungan dengan
teknologi.
Ikon a.

Simbol b,

Nasionalis Pengambilan gambar a dan b: Medium Shot


pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia

pada Film dari pinggang ke atas. Two Shot pengambilan


gambar dua orang.

3”Alif Lam Indeks Adegan ini berada di kediaman Alif, pada saat
Alif hendak masuk kerumahnya, Alif diserang

Mim” oleh orang tak dikenal, saat perkelahian


berlangsung tampak pada sisi ruangan terlihat
bendera merah putih sedang dipajang.

Simbol Bendera merah putih adalah lambang Negara


Indonesia, namun pada situasi ini menunjukan
bahwa makna dari ikon diatas adalah Alif yang
nasionalis dan siap mengabdi untuk Negara,
terlihat dari ia meletakan bendera pada sisi
ruangannya.
Ikon a.

Pengambilan gambar a: Medium Close Up merupakan


jenis shot untuk menunjukkan wajah subyek agar lebih
jelas dengan ukuran shot sebatas dada hingga kepala.

Pesan Indeks Adegan ini berada di kediaman Alif, tampak Lam yang
bingung dengan tata letak jendela yang berada di depan

Propaganda
sofa, Lam heran biasanya rumah-rumah pada umumnya
menempatkan televisi di depan sofanya. Alif tidak
memasang televisi karena dia tidak percaya konten di

pada Film
dalam televisi. Bahasa verbal Lam dan Alif dalam adegan
“biasanya depan sofa TV, ini kenapa jendela?”. “katanya
TV adalah jendela untuk melihat dunia, gue udah trauma

3”Alif Lam
di boongin terus sama TV, ya gue liat aja jendela
langsung, problem solved?”.

Mim” Simbol Fungsi jendela pada umumnya melihat kondisi di luar


ruangan, sebagai pintu masuk udara dan cahaya matahari
dan juga sirkulasi udara. Dari ikon dan tanda verbal yang
terkandung, ada pesan simbolik bahwa terkadang televisi
menyuguhkan informasi yang tidak sesuai dengan fakta,
tidak objektif dalam menyampaikan berita juga media di
jadikan kepentingan suatu kalangan tertentu dan alat
politik.
Ikon a.

Pengambilan gambar a: Group Shot


mengambil gambar lebih dari satu
orang.

Indeks Mim yang dikepung oleh polisi di


pesantren dimana tempat Mim tinggal.
Dalam misi ini poilisi berusaha
meringkus Mim, diduga karena Mim
adalah teroris padahal hal itu belum
tentu benar adanya.

Simbol Diskriminasi terhadap suatu kelompok,


dalam cara menangkap, seolah Mim
adalah teroris.
Ikon Alif: “Maaf bapak-bapak sekalian saya tahu
kalian tidak bermaksud jahat tapi sebaiknya kita
mentaati peraturan yang ada.”

Indeks dimana pada adegan ini para santri di larang


makan di restoran tersebut (Candi Café). Alif
berusaha mengusir secara halus untuk pindah ke
restoran lainnya. Tampak santri-santri
berpenampilan islami, dengan menggunakan
gamis, sorban, dan jenggot.

Simbol Ikon dan indeks di atas menunjukan makna


perlakuan rasisme dan diskriminasi pada suatu
gologan tertentu. Permasalahan rasisme dalam
ideologi media memang sudah bukan hal yang
asing lagi. Namun ketika sebuah media
merupakan bagian dari konten yang secara
tipikal memiliki ideologi tertentu dan merupakan
sebuah reproduksi, maka permasalahan menjadi
lebih kompleks. Sejak awal dalam liberalisme
yang sulit dihindari adalah klaim bahwa budaya
sebuah kelompok, terutama kelompok mayoritas,
tidak diraih oleh individu dan harus dihormati
berdasarkan kepercayaan egaliter (Kenny, 2004:
35-36). Atribut-atribut seperti surban, gamis dan
Ikon Lam: “kenapa setiap saya mengusut kasus
teroris saya selalu dibuang?”

Indeks Tampak ketua redaksi dan Lam sedang


berdialog. Lam mengajukan pendapatnya
mengenai kasus yang ia muat berdasarkan
fakta lapangan, namun tidak disetujui oleh
ketua redaksi. Pada adegan ini Lam berusaha
di alihkan mengenai kasus pengeboman yang
melibatkan para santri. Pada bahasa verbal
yang diucapkan ketua redakasi menunjukan
adanya kepentingan golongan lain.

Simbol Dari ikon dan tanda verbal yang ada


menunjukan bahwa ketua redaksi berusaha
membungkam suara dari wartawan dan lebih
memilih mendapat informasi dari pihak lain.
Tentu dari hal ini gambaran kapitalisme sangat
kental, mementingkan golongan yang
bermodal (orang-orang yang berkuasa), dan
mengabaikan hasil muatan wartawan secara
langsung.
Ikon Alif: “ada 37 orang meninggal, 15 orang luka-
luka” (maksudnya 37 orang meninggal dan 15
orang luka-luka adalah korban dari bom bunuh
diri yang dituduhkan kepada Mim dan Kyai
Mukhlis)

Indeks Alif dan Mim bertarung demi mempertahankan


keyakinannya masing-masing. Alif yang
berusaha menangkap kyai Mukhlis yang
diduganya sebagai pimpinan teroris. Tampak
Mim yang menggunakan sorban dan gamis.
Bahasa verbal menunjukan bahwa kyai mukhlis
adalah pelakunya.

Simbol Dari ikon dan tanda yang ada surban dan gamis
adalah simbol seorang muslim yang memberikan
identitas bagi si pemakainya. Ini juga mewakili
perseturuan antara aparat hukum dan santri
pesantren. Dari bahasa verbal pada adegan ini
jelas bahwa aparat hukum benar-benar
menyudutkan pihak pesantren bahwa mereka
pelaku bom bunuh diri. Ini adalah stigma bahwa
orang yang memakai gamis dan surban adalah
radikal yang berpotensi seorang teroris oleh
kaum liberal.
Terkait Isu-Isu di Masyarakat
 Pada tahun 2017 isu-isu profokatif mulai bermunculan dari berbagai
media atau pun masyarakat, itu terjadi setelah pilkada Jakarta
berlangsung. Banyak actor-aktor politik, ormas-ormas bahkan penegak
hukum ikut serta dalam berlangsungnya isu-isu tersebut. Isu-isu
profokatif tersebut diantaranya kebangkitan komunis, SARA, hingga
pemerintahan yang apatis terhadap rakyatnya, identitas perbedaan
keimanan seseorang begitu gencar disuarakan. Rumah-rumah ibadah
juga dipergunakan untuk mempertegas perbedaan tersebut. Tidak
hanya itu identitas suku atau etnik juga dipergunakan untuk
memperkeruh suasana. Persoalan inilah yang harus dihapuskan dalam
upaya rekonsiliasi paska pilkada DKI Jakarta, agar tidak terulang pada
pilkada atau pilpres di masa depan. Dari berbagai isu-isu tersebut
banyak dari tokoh-tokoh di masyarakat yang mengangkat film 3”Alif
Lam Mim” untuk ditonton kembali. Film 3 “Alif Lam Mim” mulai
disuarakan kembali melalui media-media sosial seperti Instagram dan
juga Twitter, tujuannya agar masyarakat berhati-hati atas propaganda
yang ditimbulkan oleh kapitalis.
Kesimpulan
 Film 3 “Alif Lam Mim” merupakan film yang bergenre laga futuristic yang
menceritakan tentang 3 orang yang bernama Alif, Lam dan Mim yang memiliki
karakter dan peran yang berbeda-beda
 Kapitalis berbahaya bagi keberlangsungan masyarakat karena dapet
menimbulkan pola fikir kebebasan.
 Isu-isu yang berkembang di Indonesia merupakan gesekan antara beberapa
golongan yang berbeda visi. Pada tahun 2017 film 3”Alif Lam Mim” kembali
booming. Di tayangkan kembali oleh lembaga-lembaga dan organisasi-
organisasi masyarakat yang peduli terhadap sistem pemerintahan di Indonesia.
Mereka beranggapan bahwa film 3”Alif Lam Mim” sesuai dengan fenomena
yang terjadi saat ini. Kebangkitan akan isu-isu provokatif yang mulai
memanas. Serta benturan akan faham komunis dan Islam yang dapat merusak
sistem kesetabilan Negara Indonesia. Dengna di tayangkan kembali film ini
mereka memiliki harapan agar film 3”Alif Lam Mim” menjadi contoh agar
waspada terhadap propaganda pemerintah yang jahat dan menjadi manfaat
bagi umat.
 Dalam film 3”Alif Lam Mim” tiga macam tanda yaitu Ikon, Indeks, dan Simbol.

Vous aimerez peut-être aussi