Vous êtes sur la page 1sur 40

CARE REPORT

ABORTUS INKOMPLET DENGAN DHF GRADE 1 PADA SEKUNDIGRAVIDA HAMIL 5+3 MINGGU
PEMBIMBING :
dr. Sutiyono Sp. OG (K) Obs, Sos

Disusun Oleh :
Nindya Ayu Pramesti, S.Ked
J510185035
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUD KABUPATEN KARANGANYAR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. IRD
• Tanggal lahir : 28/02/1996
• Umur : 23 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Alamat : Nguter, Sukoharjo
• Tanggal periksa : 16 April 2019
• Nomor RM : 455xxx
ANAMNESIS

Keluhan Utama

• Pasien mengeluh demam

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien mengeluhkan demam sudah 3 hari SMRS secara terus menerus hingga
pasien menggigil
• demam tersebut pernah diobati di klinik dengan 3 jenis obat namun pasien hanya
mengingat salah-satu diantaranya adalah paracetamol.
• Pasien juga mengeluhkan mual tanpa disertai muntah, nyeri pada bagian
belakang mata (+), nyeri punggung (+), nyeri pada kedua betis (+).
• Keluhan lain seperti mimisan (-), nyeri ulu hati (-), BAB berdarah/ BAB hitam (-),
BAK nyeri (-), BAK berdarah (-), dan bintik-bintik merah dikulit disangkal.
• Pada hari Sabtu pagi, pasien menceritakan mengalami flek-flek setelah beberapa
kali turun bed untuk kekamar mandi.
• Dan pada hari Selasa (16/4/19) pagi jam 7 pasien mengaku keluar sedikit
jaringan dari jalan lahir disertai darah setelah BAK. Nyeri perut (-).
Riwayat Menstruasi
• Menarche : 13 tahun
• Siklus : 28 hari
• Lama/ Jumlah : 7 hari
• HPMT : 8 Maret 2019
• HPL : 15 Desember 2019
Riwayat Obstetri
• Abortus pada 5 Januari 2019 UK 7 minggu
• Sekarang
Riwayat ANC : Dokter

Riwayat Imunisasi TT :1

Riwayat KB : disangkal
Status Perkawinan

Jumlah Perkawinan : 1 kali Lama Perkawinan : 8 bulan

Riwayat Hewan Peliharaan : Pasien mengaku tidak pernah memiliki hewan pelihara seperti
kucing ataupun anjing, namun pasien menceritakan dirumahnya kerap didatangi oleh kucing
milik tetangga sekitar rumahnya.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat keluhan yang Riwayat hipertensi : Riwayat DM : Riwayat alergi obat : Riwayat mondok:
sama : disangkal disangkal disangkal disangkal diakui

Riwayat penyakit keluarga


Riwayat keluhan yang sama: Riwayat hipertensi :
Riwayat DM : disangkal Riwayat alergi: disangkal
disangkal disangkal
Kebiasaan sehari-hari :

Konsumsi suplemen / vitamin : (+)

Minum jamu : (-)

Merokok : (-)

Minum alkohol : (-)

Minum kopi : (-)


PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis

• Keadaan umum : Cukup


• Derajat kesadaran : Compos mentis

Vital sign :

• Tekanan Darah 90/60


• Nadi 90 x / menit
• Respirasi 20 x / menit
• Suhu 36,7 oC

Status Gizi

• TB : 156cm
• BB sebelum hamil : 45,5 Kg
• BB saat hamil : 47 Kg
• IMT : 18,49 (Berat badan kurang)
STATUS GENERALIS
Kulit : Kulit kecoklatan, jejas luka (-)

Kepala : Bentuk normochepal, Rambut warna hitam

Wajah : Oedem (-), nyeri tekan (-), jejas luka (-)

Mata : Reflek cahaya (+/+), konjungtiva anemis (-/-) , sklera ikterik (-/-), oedema palpebra (-/-), pupil isokor
(2mm/2mm)

Hidung : Napas cuping hidung (-), deviasi(-)

Mulut : Mukosa basah (+), sianosis (-), faring hiperemis (-)

Telinga : Daun telinga dalam batas normal, sekret (-/-), tragus pain (-/-)

Leher : Bentuk normocolli, limfonodi tidak membesar

Ekstremitas : Tes Rumple leed (+), edema (-), akral hangat (+), Nyeri tekan m. Gastrocnemius (+)
STATUS GENERALIS

Thoraks
• Cor :
• Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
• Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
• Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
• Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
• Pulmo :
• Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
• Palpasi : Fremitus raba dada kanan = kiri
• Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
• Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Suara tambahan (-/-)
Pemeriksaan Obstetri dan Gynekologi
Inspeksi

• Sikatrik : (-)
• luka bekas operasi : (-)
• Pembesaran : belum terlihat
• Linea Nigra : (-)

Palpasi

• Leopold : TFU belum teraba


• HIS : (-)

Auskultasi

• DJJ : belum dapat dinilai

Pemeriksaan Dalam

• Vaginal Toucher: Portio mencucu, belum ada pembukaan, STLD (+)

TBJ : belum dapat dinilai


HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Interprestasi
Hemoglobin 12,9 g/dL Normal
Hematokrit 36,7 % Normal
Lekosit 2,07 103/uL Menurun
Trombosit 66 103/uL Menurun
Eritrosit 4,12 103/uL Normal
MCV 89,0 fL Normal
MCH 31,2 pg Normal
MCHC 35,1 gr/dL Normal
Neutrofil 64.6 % Normal 180 172
Limfosit 29,8 % Normal 160
Monosit 4,2 % Normal
140 12-Apr
Eusinofil 1.1 % Normal
Basofil 0.3 % Normal
120 115 13-Apr
HbsAg Non Reaktif Normal 100 14-Apr
HIV Non Reaktif Normal 80 66 81
15-Apr
Salmonella Typhi O +1/160 Negative
60 57 57
45 16-Apr
Salmonella Typhi H +1/160 Negative
40 17-Apr
Salmonella Paratyphi AO Negative Negative
Salmonella Paratyphi AH Negative Negative 20 18-Apr
Salmonella Paratyphi BO +1/160 Negative 0
Salmonella Paratyphi BH +1/160 Negative
Salmonella Paratyphi CO +1/80 Negative TROMBOSIT (10^3/uL)
Salmonella Paratyphi CH Negative Negative
USG

Tampak sebagian hasil konsepsi telah keluar dari uterus


(abortus incomplete)
DIAGNOSIS

• Abortus inkomplet dengan DHF grade 1 pada sekundigravida hamil 5+3 minggu.

TATALAKSANA

• Medikamentosa
• Infuse RL 30 tpm
• NB 5000 drip
• Terapi dari Interna
• Inj. Amoxicilin amp/ 8 jam
• Inj. Metilprednisolon 1/3 amp/ 8 jam
• Paracetamol tab 500mg 3x1
• Sohobion drip
• Operatif : Curetase

PROGNOSIS

• Quo ad vitam : Bonam


• Quo ad functionam : Dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
FOLLOW UP 14/12/19 S/ pasien mengeluhkan pusing, badan terasa panas, dan mual. P/
O/ TD = 100/90 inf. RL 20 tpm
S = 37,5 NB 5000 drip
RR = 22x/menit Inj. Amoxicilin amp/ 8 jam
12/4/19 S/ pasien mengeluhkan demam sudah sejak 3 hari yang lalu, P/ inf. RL 20 tpm
N = 84x/menit Inj. Metilprednisolon 1/3 amp/ 8 jam
pusing pada area belakang mata, badan lemas, mual (+) NB 5000 drip
Status lokalis Paracetamol tab 500mg 3x1
muntah (-), BAB terakhir kemarin, BAB gelap/ BAB berdarah PCT 3x1
Terasa nyeri tekan pada m. gastrocnemius berkurang Sohobion drip
(-), mimisan (-), bintik2 merah dikulit (-). Inj. Amoxicilin amp/8 jam
TFU belum teraba
O/ TD = 90/60
VT; tidak dilakukan
S = 39,6
A/ DHF pada sekundigravida hamil 5+1 minggu
RR = 20x/menit
15/4/19 S/ pasien tidak ada keluhan P/
N = 93x/menit
O/ TD = 100/60 inf. RL 20 tpm
Status lokalis
S = 36,4 NB 5000 drip
Terasa nyeri tekan pada m. gastrocnemius
RR = 20x/menit Inj. Amoxicilin amp/ 8 jam
TFU belum teraba
N = 60x/menit Inj. Metilprednisolon 1/3 amp/ 8 jam
VT: tidak dilakukan
Status lokalis Paracetamol tab 500mg 3x1
Terasa nyeri tekan pada m. gastrocnemius berkurang Sohobion drip
A/ DHF pada sekundigravida hamil 4+6 minggu
TFU belum teraba
VT; tidak dilakukan
13/14/19 S/ pasien mengeluhkan pusing, badan terasa panas, dan P/ inf. RL 20 tpm A/ DHF pada sekundigravida hamil 5+2 minggu
mual. Terdapat flek-flek setelah pasien beberapa kali turun NB 5000 drip 16/4/19 S/ pasien mengeluhkan tadi jam 7 pagi terdapat sedikit jaringan yang keluar inf. RL 20 tpm
dari bed. Inj. Amoxicilin amp/ 8 jam dari jalan lahir setelah pasien BAK, pusing (-), nyeri perut(-), mual (-), BAK NB 5000 drip
O/ TD = 90/60 Inj. Metilprednisolon 1/3 amp/ 8 jam berdarah/ nyeri (-), BAB berdarah (-). Inj. Amoxicilin amp/ 8 jam
S = 37,9 Paracetamol tab 500mg 3x1 O/ TD = 90/60 Inj. Metilprednisolon 1/3 amp/ 8 jam
RR = 20x/menit Sohobion drip S = 36,7 Paracetamol tab 500mg 3x1
N = 83x/menit RR = 20x/menit Sohobion drip
Status lokalis N = 90x/menit
Terasa nyeri tekan pada m. gastrocnemius Status lokalis Pro Kuretase 18/4/19
TFU belum teraba Terasa nyeri tekan pada m. gastrocnemius (-) Pasang Laminaria jika belum ada pembukaan.
VT: tidak dilakukan TFU belum teraba Pantau trombosit
VT: Portio mencucu, belum ada pembukaan, STLD (+)
A/ DHF pada sekundigravida hamil 5 minggu Tes Rumple leed (+)
USG : Abortus incomplete

A/ Abortus incomplete + DHF pada sekundigravida hamil 5+3 minggu


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Demam Dengue

Definisi
Demam dengue / dengue fever (DF) adalah
penyakit akut yang disebabkan oleh infeksi
salah satu dari empat serotipe virus dengue
(DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4) dan ditandai
dengan : nyeri seluruh badan, nyeri kepala,
demam, rash, limphadenopati, dan leukopeni
KLASIFIKASI
DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium
DD Demam disertai 2 atau lebih tanda: sakit Lekopeni, trombositopenia,
kepala, nyeri retro-orbital, mialgia, atralgia. tidak ditemukan bukti
kebocoran plasma.
DBD I Gejala di atas ditambah uji bendung positif. Trombositopenia (<100.000
mm3), bukti ada kebocoran
plasma.
DBD II Gejala di atas ditambah pendarahan spontan. Trombositopenia (<100.000
mm3), bukti ada kebocoran
plasma.
DBD III Gejala di atas ditambah kegagalan sirkulasi Trombositopenia (<100.000
(kulit dingin dan lembab serta gelisah). mm3), bukti ada kebocoran
plasma.
DBD IV Syok berat disertai dengan tekanan darah Trombositopenia (<100.000
dan nadi tidak terukur. mm3), bukti ada kebocoran
plasma.
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium
• Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell
culture) ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik
RT-PCR (Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction),
namun karena teknik yang rumit, yang berkembang saat ini adalah
tes serologis (adanya antibodi spesifik terhadap dengue berupa
antibodi total, IgM maupun IgG).
Radiologi
• Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks
kanan tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura
dapat dijumpai pada kedua hemitoraks.
Pengaruh Demam Berdarah
Dengue terhadap Kehamilan
tidak ada bukti bahwa virus dengue dapat
menyebabkan efek teratogenik, aborsi, atau
pertumbuhan janin yang terhambat yang
dikandung oleh ibu hamil yang menderita
DBD. Beberapa kasus menjalani
pemeriksaan amniocentesis atau biopsi villi
choriales dan dilakukan analisa kromosom,
namun tidak dijumpai kelainan. Alfa-
fetoprotein di cairan amnion maupun di
serum maternal berada dalam batas normal.
Penatalaksanaan
Antepartum

• Tirah baring.
• Makanan lunak. Bila tidak ada nafsu makan dianjurkan untuk minum banyak 1,5- 2 liter dalam 24
jam, air tawar ditambah garam saja.
• Medikamentosa yang bersifat simptomatis yaitu:
• Untuk demam tinggi dan sakit kepala diberikan dari golongan asetaminofen, eukinin atau
dipiron, tetapi pemakaian asetosal harus dihindari mengingat bahaya perdarahan.
• Glukokortikosteroid merupakan pengobatan pertama untuk menaikkan jumlah trombosit yang
rendah
• Antibiotik dapat diberikan bila dicurigai infeksi sekunder.
• Terapi cairan pengganti diberikan pada penderita sesuai derajat dehidrasi.
• Transfusi trombosit jika diperlukan, dengan jumlah trombosit di bawah 20,000/mm3 atau bila
terjadi perdarahan spontan.
• Terhadap kehamilannya dilakukan pemantauan terhadap janin dan perawatan secara konservatif.
• Dilakukan pengawasan yang ketat terhadap tanda-tanda vital, Hb (hemoglobin), dan Ht
(hematokrit) setiap 4-6 jam pada hari-hari pertama pengamatan, selanjutnya tiap 24 jam. Periode
kritis timbulnya syok umumnya 24-48 jam perjalanan penyakit.
Intrapartum

• Obat-obat tokolitik dapat dipergunakan hingga periode kritis terlewati atau trombosit kembali
normal. Magnesium Sulfat dapat menjadi obat pilihan pada situasi ini karena tidak
menyebabkan takikardia.
• Jika proses melahirkan tidak dapat dihindarkan, rute vaginal lebih disukai daripada
abdominal.
• Transfusi trombosit diindikasikan pada proses melahirkan melalui vagina bila jumlah trombosit
di bawah 20.000/mm3.
• Bila perlu dilakukan tindakan pembedahan, terutama pada saat inpartum perlu diberikan
konsentrat trombosit preoperatif dan konsentrat trombosit selama operasi serta pasca operasi
jika diperlukan.
• Transfusi trombosit diindikasikan pada pembedahan jika jumlah trombosit maternal di bawah
50,000/mm3.
• Sebelum melakukan operasi, sebaiknya telah dilakukan konsultasi dengan tim anastesi,
neonatologis, dan ahli jantung.
• Pemberian plasma beku segar (30 mL/kg/hari) dapat diberikan bila ada kelainan koagulopati,
namun harus hati-hati kemungkinan terhadap penumpukan cairan tubuh yang berlebihan
Penatalaksanaan Masa Nifas

• penatalaksanaannya hampir sama dengan antepartum


(tirah baring, terapi cairan pengganti, simtomatis,
pengawasan yang ketat terhadap tanda-tanda vital,
hemoglobin, hematokrit, dan trombosit). Demam berdarah
dengue jarang sebagai penyebab morbiditas demam nifas.
• Pemberian air susu ibu dapat memberi perlindungan pada
bayi terhadap infeksi demam berdarah dengue karena
komponen lemak dari air susu ibu dan colostrum memiliki
aktivitas anti dengue.
Pencegahan

• Pencegahan di Indonesia terkenal


dengan 3M, yaitu menutup,
membuang/membilas, dan menimbun
barang-barang atau tempat yang
kemungkinan menjadi sarang nyamuk,
kelambu, fogging, serta dengan
repellent nyamuk (campuran Thanaka
dan deet) dapat memberi perlindungan
10 jam terhindar dari gigitan nyamuk
tersebut.
Abortus

Definisi
Abortus merupakan pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan yaitu berat badan
kurang dari 500 gram atau usia
kehamilan kurang dari (ACOG memberi
bat asan 20 minggu,1 FIGO memberi
batasan 22 minggu,2 Hanretty
memberikan batasan 24 minggu,3 WHO
memberi batasan 28 minggu4).
Faktor Risiko

Bertambahnya usia ibu


• Risiko berkisar 13,3% pada usia 12-19 tahun; 11,1% pada usia 20-24 tahun;
11,9% pada usia 25-29 tahun; 15% pada usia 30-34 tahun; 24,6% pada usia
35-39%; 51% usia 40-44 tahun; 93,4% pada usia 45 tahun ke atas.
Riwayat reproduksi abortus.

Kebiasaan orang tua


• Merokok
• Konsumsi alkohol
• Wanita yang mengkonsumsi 5 cangkir (500mg kafein)
• Psikologis seperti ansietas dan depresi.
ETIOLOGI
Faktor Genetik

• Mekanisme yang dapat berkontribusi menyebabkan kelainan genetik adalah kelainan kromosom sperma, kondensasi
kromatin abnormal, fragmentasi DNA, peningkatan apoptosis, dan morfologi sperma yang abnormal.

Kelainan kromosom

• Tipe kelainan kromosom parental yang paling banyak adalah translokasi seimbang, baik resiprokal (segmen distal
kromosom saling bertukar), Robertsonian (dua kromosom akrosentrik bersatu pada wilayah sentromer dengan
hilangnya lengan pendek), gonosomal mosaik, dan inversi.

Gangguan plasenta

• Mayoritas kasus abortus berkaitan dengan kelainan genetik maupun kelainan perkembangan plasenta terutama pada
vili korionik yang berperan sebagai unit fungsional plasenta dalam hal transpor oksigen dan nutrisi pada fetus.

Kelainan uterus

• Cacat uterus akuisita yang berkaitan dengan abortus adalah leiomioma dan perlekatan intrauteri.
• Mioma submukosa, tapi bukan mioma intramural atau subserosa, lebih besar kemungkinannya untuk menyebabkan
abortus.
• Perlekatan intrauteri (sinekia atau sindrom Ashennan) paling sering terjadi akibat tindakan kuretase pada abortus
yang terinfeksi atau pada missed abortus atau mungkin pula akibat komplikasi postpartum.
• Inkompetensi serviks biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua dengan insidensi 0,5-8%.
ETIOLOGI
Kelainan endokrin

• Defek fase luteal disebut juga defisiensi


progesteron merupakan suatu keadaan dimana
korpus luteum mengalami kerusakan sehingga
produksi progesteron tidak cukup dan
mengakibatkan kurang berkembangnya dinding
endometrium.
• Sindrom ovarium polikistik terkait dengan
infertilitas dan abortus. Dua mekanisme yang
mungkin menyebabkan hal tersebut terjadi adalah
peningkatan hormon LH dan efek langsung
hiperinsulinemia terhadap fungsi ovarium.
• Faktor Endokrin Sistemik seperti DM atau
hipotiroid.
Etiologi
Kelainan Koagulasi

• Trombofilia: mekanisme yang berhubungan adalah trombosis uteroplasenta sehingga mengganggu


oksigenasi ke janin.
• Antibodi antifosfolipid: patogenesis aPL terkait dengan trombosis plasenta yang menyebabkan cacat
desidualisasi pada endometrium dan kelainan fungsi dan diferensiasi tropoblas dini.

Kelainan Imunologi

• .Faktor autoimun misal SLE, APS, antikoagulan lupus, antibodi antikardiolipin.

Infeksi

• Treponema pallidum, Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorhoeae, Streptococcus agalactina, virus herpes
simpleks, sitomegalovirus, Listeria monocytogenes dicurigai berperan sebagai penyebab abortus.
Toxoplasma juga disebutkan dapat menyebabkan abortus.

Penyakit kronik

• Pada saat ini, hanya malnutrisi umum sangat berat yang paling besar kemungkinanya menjadi predisposisi
meningkatnya kemungkinan abortus.

Trauma
Klasifikasi
Tujuan

• Abortus medisinalis yaitu abortus yang sengaja dilakukan dengan


alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu.
Pertimbangan ini dilakukan oleh minimal 3 dokter spesialis yaitu
spesialis kebidanan dan kandungan, spesialis penyakit dalam, dan
spesialis jiwa, bila perlu ditambah dengan pertimbangan dari tokoh
agama yang terkait.
• Abortus kriminalis yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-
tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.51,70
• Abortus spontan yaitu abortus yang terjadi tanpa tindakan apapun.
Gejala Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
Abortus iminens - perdarahan dari uterus pada - TFU sesuai dengan umur - tes kehamilan urin masih positif
kehamilan sebelum 20 kehamilan - USG : gestasional sac (+), fetal
minggu berupa flek-flek - Dilatasi serviks (-) plate (+), fetal movement (+), fetal
- nyeri perut ringan heart movement (+)
- keluar jaringan (-)

Abortus insipien - perdarahan banyak dari - TFU sesuai dengan umur - tes kehamilan urin masih positif
uterus pada kehamilan kehamilan - USG : gestasional sac (+), fetal
sebelum 20 minggu - Dilatasi serviks (+) plate (+), fetal movement (+/-),
- nyeri perut berat fetal heart movement (+/-)
- keluar jaringan (-)

Abortus - perdarahan banyak / sedang - TFU kurang dari umur - tes kehamilan urin masih positif
inkomplit dari uterus pada kehamilan kehamilan - USG : terdapat sisa hasil
sebelum 20 minggu - Dilatasi serviks (+) konsepsi (+)
- nyeri perut ringan - teraba jaringan dari cavum uteri
- keluar jaringan sebagian (+) atau masih menonjol pada
osteum uteri eksternum
Gejala Pemeriksaan fisik

Abortus komplit - perdarahan (-) - TFU kurang dari umur kehamilan - tes kehamilan urin masih positif
- nyeri perut (-) - Dilatasi serviks (-) bila terjadi 7-10 hari setelah abortus.
- keluar jaringan (+) USG : sisa hasil konsepsi (-)

Missed abortion - perdarahan (-) - TFU kurang dari umur kehamilan


- nyeri perut (-) - Dilatasi serviks (-)
- biasanya tidak merasakan keluhan
apapun kecuali merasakan
pertumbuhan kehamilannya tidak
seperti yang diharapkan. Bila
kehamilannya > 14 minggu sampai
20 minggu penderita merasakan
rahimnya semakin mengecil, tanda-
tanda kehamilan sekunder pada
payudara mulai menghilang.
Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi
• Abortus dapat ditegakkan dari USG transabdominal bila pada embrio >8 mm tidak
ditemukan aktivitas jantung.
Kariotipe genetik

Tiroid, Glukosa Darah

BIopsi endometrium fase luteal untuk kadar progesteron

Infeksi

Imunologis

Beta hCG
Penatalaksanaan
Abortus Imminens

• Penanganan
• Pertahankan kehamilan
• Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual
• Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada pemeriksaan antenatal termasuk
pemantuan kadar Hb dan USG panggul serial setiap 4 minggu. Lakukan penilaian ulang bila perdarahan
terjadi lagi.
• Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG. Nilai kemungkinan adanya penyebab lain.
• Rawat inap
• Untuk menunjang bedrest
• Observasi jika berlanjut menjadi Ab insipiens, inkomplit, atau komplit

Abortus Insipiens

• UK < 16 mg :
• Evakuasi konsepsi dengan AVM
• Jika tdk bisa : ergometrin 0,2 mg IM (dpt diulang tiap 15 menit jika perlu)
• Atau misoprostol 400mcg per oral (dapat diulang tiap 4 jam jika perlu)
• Rencanakan evakuasi segera
• UK ≥ 16 mg :
• Tunggu ekspulsi spontan  evakuasi sisa konsepsi
• Jika perlu, berikan oksitosin 40IU dalam 1000cc NaCl 0,9% atau RL maks 40 tpm untuk mempercepat
ekspulsi
Penatalaksanaan
Abortus Inkomplit

• UK <16mg, perdarahan ringan sedang


• Gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi
yang mencuat dari serviks
• UK <16 mg, perdarahan banyak, terus menerus
• Aspirasi vakum manual untuk evakuasi jaringan
• Jika tidak ada: kuretase dengan sendok kuret tajam
• Jika perlu: ergometrin 0,2 mg IM ( dapat diulang setelah 15 menit) atau
misoprostol 400mcg PO (dpt diulang setelah 4 jam)
• UK ≥16 mg
• Oksitosin 40IU dalam 1000cc RL, dripm 40tpm sampai terjadi ekspulsi
• Jk perlu: misoprostol 200mcg pervag tiap 4 jam smp ekspulsi (maks
800mcg)
• Jk perlu: kuretase untuk membersihkan sisa jaringan di uterus
Penatalaksanaan

Abortus Komplit

• Tidak perlu evakuasi jaringan


• Observasi KU,VS, dan perdarahan
• Cek HB post abortus anemia ringan 
SF 600mg/hari selama 2 minggu
• Jika anemia berat (<7 gr/dl)  transfusi
darah sampai HB mencapai 10mg/dl
• Evakuasi keadaan ibu setelah 2 minggu
Penatalaksanaan
Missed Abortion

• Jika usia kehamilan 12 minggu


• Evakuasi dengan AVM atau sendok kuret
• Jika usia kehamilan 12-16 minggu
• Pastikan serviks terbuka, bila perlu lakukan pematangan serviks
sebelum dilakukan dilatasi dan kuretase. Lakukan evakuasi
dengan tang abortus dan sendok kuret
• Jika usia kehamilan 16-22 minggu
• Lakukan pematangan serviks
• Lakukan evakuasi dengan inf. Oksitosin 20 IU dalam 500ml
NaCl 0,9% / RL dengan kecepatan 40 tpm hingga terjadi
ekspulsi hasil konsepsi
• Bila dalam 24 jam evakuasi tidak terjasi, evaluasi kembali
sebelum merencanakan evakuasi lebih lanjut.
Pencegahan
• Pada serviks inkompeten, dilakukan operasi
untuk mengecilkan ostium uteri pada
kehamilan 12 minggu atau lebih sedikit. Dasar
operasinya adalah memperkuat jaringan
serviks yang lemah dengan melingkari daerah
ostium uteri internum dengan benang sutera
atau dakron yang tebal. Jika berhasil maka
kehamilan dapat dilanjutkan sampai hampir
cukup bulan dan benang dipotong pada usia
kehamilan 38 minggu.
Prognosis

• Poland, et al. (1977) mencatat bahwa apabila


seorang wanita pernah melahirkan bayi hidup,
risiko untuk setiap abortus rekuren adalah 30%.
Namun, apabila wanita belum pernah
melahirkan bayi hidup dan pernah mengalami
paling sedikit satu kali abortus spontan, risiko
abortus adalah 46%. Wanita dengan abortus
spontan tiga kali atau lebih berisiko lebih besar
mengalami pelahiran preterm, plasenta previa,
presentasi bokong, dan malformasi janin pada
kehamilan berikutnya
KESIMPULAN

• Dari hasil anamnesis didapatkan keluhan demam sudah 3 hari SMRS dan pada
hari Sabtu pagi, pasien menceritakan mengalami flek-flek setelah beberapa kali
turun bed untuk kekamar mandi. Dan pada hari Selasa pagi (16/4/19) jam 7
pasien mengaku keluar sedikit jaringan dari jalan lahir. Dari hasil pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum lemas, tampak sakit. Kesadaran compos mentis,
Vital Sign, TD : 90/60 mmHg, Nadi : 90x/menit, Respirasi 20x/menit, Suhu : 36,7 oC,
terdapat nyeri tekan pada M. Gastrocnemius, Rumple Leed (+).
• Vaginal Toucher: Portio mencucu, belum ada pembukaan, STLD (+)
• Pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan adanya Trombositopenia 66 103/uL
dan leukopenia 2,07 103/uL, pada pemeiksaan USG didapatkan adanya
gambaran sebagian hasil konsepsi telah keluar sebagian dari uterus.
• Diagnosis pada pasien adalah Abortus inkomplet dengan DHF grade 1 pada
sekundigravida hamil 5+3 minggu, diperkuat dengan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan dalam, dan pemeriksaan penunjang (USG).
Terima Kasih

Vous aimerez peut-être aussi

  • KJ 14
    KJ 14
    Document5 pages
    KJ 14
    ayam
    Pas encore d'évaluation
  • KJ 15
    KJ 15
    Document5 pages
    KJ 15
    ayam
    Pas encore d'évaluation
  • KJ 11
    KJ 11
    Document5 pages
    KJ 11
    ayam
    Pas encore d'évaluation
  • KPJ 37
    KPJ 37
    Document3 pages
    KPJ 37
    ayam
    Pas encore d'évaluation
  • KPJ 28
    KPJ 28
    Document3 pages
    KPJ 28
    ayam
    Pas encore d'évaluation
  • KJ 10
    KJ 10
    Document5 pages
    KJ 10
    ayam
    Pas encore d'évaluation
  • KPJ 168
    KPJ 168
    Document3 pages
    KPJ 168
    ayam
    Pas encore d'évaluation
  • Document
    Document
    Document3 pages
    Document
    ayam
    Pas encore d'évaluation
  • KPJ 163
    KPJ 163
    Document3 pages
    KPJ 163
    ayam
    Pas encore d'évaluation
  • KPJ 28
    KPJ 28
    Document3 pages
    KPJ 28
    ayam
    Pas encore d'évaluation
  • Ante Partum Hemorrage
    Ante Partum Hemorrage
    Document33 pages
    Ante Partum Hemorrage
    ayam
    Pas encore d'évaluation
  • KPJ 72
    KPJ 72
    Document5 pages
    KPJ 72
    ayam
    Pas encore d'évaluation
  • Abortus Inkomplet Dengan DHF Grade 1
    Abortus Inkomplet Dengan DHF Grade 1
    Document40 pages
    Abortus Inkomplet Dengan DHF Grade 1
    ayam
    Pas encore d'évaluation
  • FR Clavicula Dex
    FR Clavicula Dex
    Document32 pages
    FR Clavicula Dex
    ayam
    100% (1)
  • Lapsus BPH
    Lapsus BPH
    Document39 pages
    Lapsus BPH
    ayam
    Pas encore d'évaluation