Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABORTUS INKOMPLET DENGAN DHF GRADE 1 PADA SEKUNDIGRAVIDA HAMIL 5+3 MINGGU
PEMBIMBING :
dr. Sutiyono Sp. OG (K) Obs, Sos
Disusun Oleh :
Nindya Ayu Pramesti, S.Ked
J510185035
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUD KABUPATEN KARANGANYAR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. IRD
• Tanggal lahir : 28/02/1996
• Umur : 23 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Alamat : Nguter, Sukoharjo
• Tanggal periksa : 16 April 2019
• Nomor RM : 455xxx
ANAMNESIS
Keluhan Utama
• Pasien mengeluhkan demam sudah 3 hari SMRS secara terus menerus hingga
pasien menggigil
• demam tersebut pernah diobati di klinik dengan 3 jenis obat namun pasien hanya
mengingat salah-satu diantaranya adalah paracetamol.
• Pasien juga mengeluhkan mual tanpa disertai muntah, nyeri pada bagian
belakang mata (+), nyeri punggung (+), nyeri pada kedua betis (+).
• Keluhan lain seperti mimisan (-), nyeri ulu hati (-), BAB berdarah/ BAB hitam (-),
BAK nyeri (-), BAK berdarah (-), dan bintik-bintik merah dikulit disangkal.
• Pada hari Sabtu pagi, pasien menceritakan mengalami flek-flek setelah beberapa
kali turun bed untuk kekamar mandi.
• Dan pada hari Selasa (16/4/19) pagi jam 7 pasien mengaku keluar sedikit
jaringan dari jalan lahir disertai darah setelah BAK. Nyeri perut (-).
Riwayat Menstruasi
• Menarche : 13 tahun
• Siklus : 28 hari
• Lama/ Jumlah : 7 hari
• HPMT : 8 Maret 2019
• HPL : 15 Desember 2019
Riwayat Obstetri
• Abortus pada 5 Januari 2019 UK 7 minggu
• Sekarang
Riwayat ANC : Dokter
Riwayat Imunisasi TT :1
Riwayat KB : disangkal
Status Perkawinan
Riwayat Hewan Peliharaan : Pasien mengaku tidak pernah memiliki hewan pelihara seperti
kucing ataupun anjing, namun pasien menceritakan dirumahnya kerap didatangi oleh kucing
milik tetangga sekitar rumahnya.
Merokok : (-)
Vital sign :
Status Gizi
• TB : 156cm
• BB sebelum hamil : 45,5 Kg
• BB saat hamil : 47 Kg
• IMT : 18,49 (Berat badan kurang)
STATUS GENERALIS
Kulit : Kulit kecoklatan, jejas luka (-)
Mata : Reflek cahaya (+/+), konjungtiva anemis (-/-) , sklera ikterik (-/-), oedema palpebra (-/-), pupil isokor
(2mm/2mm)
Telinga : Daun telinga dalam batas normal, sekret (-/-), tragus pain (-/-)
Ekstremitas : Tes Rumple leed (+), edema (-), akral hangat (+), Nyeri tekan m. Gastrocnemius (+)
STATUS GENERALIS
Thoraks
• Cor :
• Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
• Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
• Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
• Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
• Pulmo :
• Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
• Palpasi : Fremitus raba dada kanan = kiri
• Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
• Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Suara tambahan (-/-)
Pemeriksaan Obstetri dan Gynekologi
Inspeksi
• Sikatrik : (-)
• luka bekas operasi : (-)
• Pembesaran : belum terlihat
• Linea Nigra : (-)
Palpasi
Auskultasi
Pemeriksaan Dalam
• Abortus inkomplet dengan DHF grade 1 pada sekundigravida hamil 5+3 minggu.
TATALAKSANA
• Medikamentosa
• Infuse RL 30 tpm
• NB 5000 drip
• Terapi dari Interna
• Inj. Amoxicilin amp/ 8 jam
• Inj. Metilprednisolon 1/3 amp/ 8 jam
• Paracetamol tab 500mg 3x1
• Sohobion drip
• Operatif : Curetase
PROGNOSIS
Definisi
Demam dengue / dengue fever (DF) adalah
penyakit akut yang disebabkan oleh infeksi
salah satu dari empat serotipe virus dengue
(DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4) dan ditandai
dengan : nyeri seluruh badan, nyeri kepala,
demam, rash, limphadenopati, dan leukopeni
KLASIFIKASI
DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium
DD Demam disertai 2 atau lebih tanda: sakit Lekopeni, trombositopenia,
kepala, nyeri retro-orbital, mialgia, atralgia. tidak ditemukan bukti
kebocoran plasma.
DBD I Gejala di atas ditambah uji bendung positif. Trombositopenia (<100.000
mm3), bukti ada kebocoran
plasma.
DBD II Gejala di atas ditambah pendarahan spontan. Trombositopenia (<100.000
mm3), bukti ada kebocoran
plasma.
DBD III Gejala di atas ditambah kegagalan sirkulasi Trombositopenia (<100.000
(kulit dingin dan lembab serta gelisah). mm3), bukti ada kebocoran
plasma.
DBD IV Syok berat disertai dengan tekanan darah Trombositopenia (<100.000
dan nadi tidak terukur. mm3), bukti ada kebocoran
plasma.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
• Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell
culture) ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik
RT-PCR (Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction),
namun karena teknik yang rumit, yang berkembang saat ini adalah
tes serologis (adanya antibodi spesifik terhadap dengue berupa
antibodi total, IgM maupun IgG).
Radiologi
• Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks
kanan tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura
dapat dijumpai pada kedua hemitoraks.
Pengaruh Demam Berdarah
Dengue terhadap Kehamilan
tidak ada bukti bahwa virus dengue dapat
menyebabkan efek teratogenik, aborsi, atau
pertumbuhan janin yang terhambat yang
dikandung oleh ibu hamil yang menderita
DBD. Beberapa kasus menjalani
pemeriksaan amniocentesis atau biopsi villi
choriales dan dilakukan analisa kromosom,
namun tidak dijumpai kelainan. Alfa-
fetoprotein di cairan amnion maupun di
serum maternal berada dalam batas normal.
Penatalaksanaan
Antepartum
• Tirah baring.
• Makanan lunak. Bila tidak ada nafsu makan dianjurkan untuk minum banyak 1,5- 2 liter dalam 24
jam, air tawar ditambah garam saja.
• Medikamentosa yang bersifat simptomatis yaitu:
• Untuk demam tinggi dan sakit kepala diberikan dari golongan asetaminofen, eukinin atau
dipiron, tetapi pemakaian asetosal harus dihindari mengingat bahaya perdarahan.
• Glukokortikosteroid merupakan pengobatan pertama untuk menaikkan jumlah trombosit yang
rendah
• Antibiotik dapat diberikan bila dicurigai infeksi sekunder.
• Terapi cairan pengganti diberikan pada penderita sesuai derajat dehidrasi.
• Transfusi trombosit jika diperlukan, dengan jumlah trombosit di bawah 20,000/mm3 atau bila
terjadi perdarahan spontan.
• Terhadap kehamilannya dilakukan pemantauan terhadap janin dan perawatan secara konservatif.
• Dilakukan pengawasan yang ketat terhadap tanda-tanda vital, Hb (hemoglobin), dan Ht
(hematokrit) setiap 4-6 jam pada hari-hari pertama pengamatan, selanjutnya tiap 24 jam. Periode
kritis timbulnya syok umumnya 24-48 jam perjalanan penyakit.
Intrapartum
• Obat-obat tokolitik dapat dipergunakan hingga periode kritis terlewati atau trombosit kembali
normal. Magnesium Sulfat dapat menjadi obat pilihan pada situasi ini karena tidak
menyebabkan takikardia.
• Jika proses melahirkan tidak dapat dihindarkan, rute vaginal lebih disukai daripada
abdominal.
• Transfusi trombosit diindikasikan pada proses melahirkan melalui vagina bila jumlah trombosit
di bawah 20.000/mm3.
• Bila perlu dilakukan tindakan pembedahan, terutama pada saat inpartum perlu diberikan
konsentrat trombosit preoperatif dan konsentrat trombosit selama operasi serta pasca operasi
jika diperlukan.
• Transfusi trombosit diindikasikan pada pembedahan jika jumlah trombosit maternal di bawah
50,000/mm3.
• Sebelum melakukan operasi, sebaiknya telah dilakukan konsultasi dengan tim anastesi,
neonatologis, dan ahli jantung.
• Pemberian plasma beku segar (30 mL/kg/hari) dapat diberikan bila ada kelainan koagulopati,
namun harus hati-hati kemungkinan terhadap penumpukan cairan tubuh yang berlebihan
Penatalaksanaan Masa Nifas
Definisi
Abortus merupakan pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan yaitu berat badan
kurang dari 500 gram atau usia
kehamilan kurang dari (ACOG memberi
bat asan 20 minggu,1 FIGO memberi
batasan 22 minggu,2 Hanretty
memberikan batasan 24 minggu,3 WHO
memberi batasan 28 minggu4).
Faktor Risiko
• Mekanisme yang dapat berkontribusi menyebabkan kelainan genetik adalah kelainan kromosom sperma, kondensasi
kromatin abnormal, fragmentasi DNA, peningkatan apoptosis, dan morfologi sperma yang abnormal.
Kelainan kromosom
• Tipe kelainan kromosom parental yang paling banyak adalah translokasi seimbang, baik resiprokal (segmen distal
kromosom saling bertukar), Robertsonian (dua kromosom akrosentrik bersatu pada wilayah sentromer dengan
hilangnya lengan pendek), gonosomal mosaik, dan inversi.
Gangguan plasenta
• Mayoritas kasus abortus berkaitan dengan kelainan genetik maupun kelainan perkembangan plasenta terutama pada
vili korionik yang berperan sebagai unit fungsional plasenta dalam hal transpor oksigen dan nutrisi pada fetus.
Kelainan uterus
• Cacat uterus akuisita yang berkaitan dengan abortus adalah leiomioma dan perlekatan intrauteri.
• Mioma submukosa, tapi bukan mioma intramural atau subserosa, lebih besar kemungkinannya untuk menyebabkan
abortus.
• Perlekatan intrauteri (sinekia atau sindrom Ashennan) paling sering terjadi akibat tindakan kuretase pada abortus
yang terinfeksi atau pada missed abortus atau mungkin pula akibat komplikasi postpartum.
• Inkompetensi serviks biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua dengan insidensi 0,5-8%.
ETIOLOGI
Kelainan endokrin
Kelainan Imunologi
Infeksi
• Treponema pallidum, Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorhoeae, Streptococcus agalactina, virus herpes
simpleks, sitomegalovirus, Listeria monocytogenes dicurigai berperan sebagai penyebab abortus.
Toxoplasma juga disebutkan dapat menyebabkan abortus.
Penyakit kronik
• Pada saat ini, hanya malnutrisi umum sangat berat yang paling besar kemungkinanya menjadi predisposisi
meningkatnya kemungkinan abortus.
Trauma
Klasifikasi
Tujuan
Abortus insipien - perdarahan banyak dari - TFU sesuai dengan umur - tes kehamilan urin masih positif
uterus pada kehamilan kehamilan - USG : gestasional sac (+), fetal
sebelum 20 minggu - Dilatasi serviks (+) plate (+), fetal movement (+/-),
- nyeri perut berat fetal heart movement (+/-)
- keluar jaringan (-)
Abortus - perdarahan banyak / sedang - TFU kurang dari umur - tes kehamilan urin masih positif
inkomplit dari uterus pada kehamilan kehamilan - USG : terdapat sisa hasil
sebelum 20 minggu - Dilatasi serviks (+) konsepsi (+)
- nyeri perut ringan - teraba jaringan dari cavum uteri
- keluar jaringan sebagian (+) atau masih menonjol pada
osteum uteri eksternum
Gejala Pemeriksaan fisik
Abortus komplit - perdarahan (-) - TFU kurang dari umur kehamilan - tes kehamilan urin masih positif
- nyeri perut (-) - Dilatasi serviks (-) bila terjadi 7-10 hari setelah abortus.
- keluar jaringan (+) USG : sisa hasil konsepsi (-)
Infeksi
Imunologis
Beta hCG
Penatalaksanaan
Abortus Imminens
• Penanganan
• Pertahankan kehamilan
• Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual
• Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada pemeriksaan antenatal termasuk
pemantuan kadar Hb dan USG panggul serial setiap 4 minggu. Lakukan penilaian ulang bila perdarahan
terjadi lagi.
• Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG. Nilai kemungkinan adanya penyebab lain.
• Rawat inap
• Untuk menunjang bedrest
• Observasi jika berlanjut menjadi Ab insipiens, inkomplit, atau komplit
Abortus Insipiens
• UK < 16 mg :
• Evakuasi konsepsi dengan AVM
• Jika tdk bisa : ergometrin 0,2 mg IM (dpt diulang tiap 15 menit jika perlu)
• Atau misoprostol 400mcg per oral (dapat diulang tiap 4 jam jika perlu)
• Rencanakan evakuasi segera
• UK ≥ 16 mg :
• Tunggu ekspulsi spontan evakuasi sisa konsepsi
• Jika perlu, berikan oksitosin 40IU dalam 1000cc NaCl 0,9% atau RL maks 40 tpm untuk mempercepat
ekspulsi
Penatalaksanaan
Abortus Inkomplit
Abortus Komplit
• Dari hasil anamnesis didapatkan keluhan demam sudah 3 hari SMRS dan pada
hari Sabtu pagi, pasien menceritakan mengalami flek-flek setelah beberapa kali
turun bed untuk kekamar mandi. Dan pada hari Selasa pagi (16/4/19) jam 7
pasien mengaku keluar sedikit jaringan dari jalan lahir. Dari hasil pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum lemas, tampak sakit. Kesadaran compos mentis,
Vital Sign, TD : 90/60 mmHg, Nadi : 90x/menit, Respirasi 20x/menit, Suhu : 36,7 oC,
terdapat nyeri tekan pada M. Gastrocnemius, Rumple Leed (+).
• Vaginal Toucher: Portio mencucu, belum ada pembukaan, STLD (+)
• Pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan adanya Trombositopenia 66 103/uL
dan leukopenia 2,07 103/uL, pada pemeiksaan USG didapatkan adanya
gambaran sebagian hasil konsepsi telah keluar sebagian dari uterus.
• Diagnosis pada pasien adalah Abortus inkomplet dengan DHF grade 1 pada
sekundigravida hamil 5+3 minggu, diperkuat dengan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan dalam, dan pemeriksaan penunjang (USG).
Terima Kasih