Vous êtes sur la page 1sur 19

ASUHAN KEPERAWATAN

PROSTATITIS
PENGERTIAN
Prostatitis adalah reaksi inflamasi pada kelenjar
prostat yang dapat disebabkan oleh bakteri
maupun nonbakteri. Inflamasi ini akan
menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar
prostat sehingga menekan uretra dan menyebabkan
gangguan berkemih. Patofisiologi prostatitis non
bakteri berhubungan dengan terjadinya disfungsi
neuromuskular atau refluks urin ke saluran prostat.
Selain itu, prostatitis non bakteri juga dapat
disebabkan oleh infeksi HIV. Pada orang dengan
HIV, prostatitis viral umum terjadi dengan
penyebab utama adalah cytomegalovirus.
National Institute of Health memperkenalkan
klasifikasi prostatitis menjadi 4 kategori, yaitu
• prostatitis bakterial akut,
• bakterial kronis,
• nonbakterial kronis, dan
• inflamasi asimtomatik.
ETIOLOGI
Etiologi prostatitis bakterial akut umumnya
disebabkan oleh organisme gram negatif. Pada
prostatitis bakterial kronis, Escherichia
coli merupakan etiologi utamanya. Secara
umum, etiologi prostatitis dapat dibedakan
menjadi infeksi, abnormalitas struktural, dan
penyebab lain yang belum terbukti secara
definitif.
PATOFISIOLOGI
Prostatitis ialah reaksi inflamasi pada kelenjar prostat yang dapat
disebabkan oleh bakteri maupun nonbakteri. Inflamasi ini akan
menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar prostat sehingga
menekan uretra dan struktural, dan penyebab lain yang belum
menyebabkan gangguan berkemih. Patofisiologi prostatitis non
bakteri berhubungan dengan terjadinya disfungsi neuromuskular
atau refluks urin ke saluran prostat. Selain itu, prostatitis non
bakteri juga dapat disebabkan oleh infeksi HIV. Pada orang dengan
HIV, prostatitis viral umum terjadi dengan penyebab utama adalah
cytomegalovirus.
Pada prostatitis bakterial, infeksi dapat berasal dari transmisi
seksual, tetapi dapat pula berasal dari penyebaran hematogen,
limfatik, atau dari lokasi yang berdekatan. Sumber patogen pada
prostatitis bakterial dapat berasal dari refluks urin intraprostatik,
infeksi asenden uretral, penyebaran limfatik dari rektum, atau
penyebaran langsung dari hematogen. Refluks urin merupakan
penyebab utama terjadinya prostatitis.
MANIFESTASI KLINIS
• Nyeri dan sensasi panas saat kencing (dysuria)
• Kesulitan kencing, seperti volume air kencing yang
sedikit serta keraguan untuk kencing
• Tingginya frekuensi kencing khususnya pada malam
hari (nocturia)
• Rasa ingin kencing yang tak di tahan
• Nyeri pada perut, selangkangan, dan panggung
bagian bawah
• Sakit pada bagian di antara buah zakar dan anus
• Nyeri dan rasa tidak nyaman pada area penis dan
testis
• Rasa sakit saat ejakulasi
• Gejala serupa flue (dengan bakteri prostatitis)
Gejala prostatitis bakteri akut Gejala prostatitis bakteri
biasanya muncul dengan kronis
cepat, seperti : • Selalu ingin buang air kecil
• Demam, mengigil, nyeri sendi (terutama pada malam hari)
dan pegal-pegal atau tidak buang air kecil
• Aliran urine lemah dan nyeri • Nyeri punggung bagian bawah,
saat berkemih daerah dubur dan nyeri pada
• Nyeri punggung bawah dan saat berkemih
nyeri di pangkal penis atau • Rasa berat dibelakang
bagian belakang skrotum skrotum
• Selalu terasa ingin buang air • Nyeri setelah ejakulasi dan
besar terdapat darah pada cairan
semen
Gejala utama Prostatitis nonbakteri kronis atau
sindrom nyeri panggul adalah nyeri yang
dirasakan lebih dari tiga bulan pada salah satu
bagian tubuh, seperti penis (terutama di bagian
kepala penis), bagian perut bawah, serta
skrotum atau diantara skrotum dan dubur.
Sedangkan untuk gejala lainnya sama dengan
gejala pada protatitis bakteri kronis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tes Darah
• Tes Urine
• Prostatic massage
• Pemindaian
PENATALAKSANAAN
• Konservatif
• Obat-obatan (Antibioktik jika perlu)

• Self care
Kencing dan minum teratur
Rendam hangat, seksual interconrse

• Pembedahan
Retopubic prostatectomy
Perineal prostatectomy
Suprapubik / open prostatectomy
Trans urethral resectio (TUR), yaitu suatu tindakan untuk menghilang
ostruksi prostat dengan menggunakan cyctoscope melalui melalui uretra.
Tindakan ini dilakukan pada BPH grade I
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Sirkulasi 4. Nyeri nyaman
Peningkatan tekanan darah (efek • Suprapubis, panggul, nyeri belakang,
lebih lanjut pada gejala) nyeri pinggang belakang, intens
2. Eliminasi (pada prostatitis akut)
• Penurunanan kekuatan kateter • Rasa nyaman : demam
berkemih. 5. Seksualitas
• Ketidakmampuan pengosongan • Perhatikan pada efek dari
kandung kemih kondisinya/ tetapi kemampuan
• Nokturia, disuria, hemaaturia seksual.
• Duduk dalam mengosongkan kandung • Takut beser kencing selama kegiatan
kemih intim.
• Kekambungan UTL riwaya batu • Penurunan kontraksi ejakulasi
(urinary stage I) • Pembesaran prostat.
• Konstepasi (penonjolan prostat ke 6. Pengetahuan / pendidikan :
rektum)
• Riwayat adanya kanker dalam
3. Makanan cairan keluarga, hipertensi, penyakit gula.
Anoreksia, nausea, vomiting • Penggunaan obat antihipertensi atau
Kehilangan BB mendadak antidepressan, antibiotika/
antibacterial untuk saluran kencing,
obat alergi.
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman,
nyeri berhubungan dengan • Monitor dan catat adanya rasa nyeri,
spasme otot spinter. lokasi, durasi dan faktor pencetus
serta penghilang nyeri.
• Tujuan : Setelah dilakukan
perawatan selama 3-5 hari • Observasi tanda-tanda non verbal
pasien mampu nyeri (gelisah, kening mengkerut,
mempertahankan derajat peningkatan tekanan darah dan
kenyamanan secara adekuat. denyut nadi)
• Kriteria hasil: Secara verbal • Beri kompres hangat pada abdomen
pasien mengungkapkan nyeri terutama perut bagian bawah
berkurang atau hilangPasien • Anjurkan pasien untuk menghindari
dapat beristirahat dengan stimulan (kopi, teh, merokok,
tenang. abdomen tegang)
• Atur posisi pasien senyaman
mungkin, ajarkan teknik relaksasi
• Lakukan perawatan aseptik
terapeutik
• Laporkan pada dokter jika nyeri
meningkat
2. Perubahan pola eliminasi urine: retensi urin berhubungan
dengan obstruksi sekunder.

Tujuan: Setelah dilakukan perawatan selama 5-7 hari pasien


tidak mengalami retensi urin
Kriteria hasil: Pasien dapat BAK teratur bebas dari distensi
kandung kemih.
Intervensi:
• Lakukan irigasi kateter secara berkala atau terus- menerus
dengan teknik steri
• Atur posisi selang kateter dan urin bag sesuai gravitasi dalam
keadaan tertutup
• Observasi adanya tanda-tanda shock/hemoragi (hematuria,
dingin, kulit lembab, takikardi, dispnea)
• Mempertahankan kesterilan sistem drainage cuci ikasi
• Berikan latihan perineal (kegel training) 15-20x/jam selama
2-3 minggu, anjurkan dan motivasi pasien untuk
melakukannya.
3. Resiko tinggi disfungsi seksual berhubungan
dengan sumbatan saluran ejakulasi, hilangnya
fungsi tubuh.
• Tujuan: Setelah dilakukan perawatn selama 1-3
hari pasien mampu memper-tahankan fungsi
seksualnya.
• Kriteria hasil: Pasien menyadari keadaannya dan
akan mulai lagi intaraksi seksual dan aktivitas
secara optimal.
• Intervensi:
• Motivasi pasien untuk mengungkapkan perasaannya
yang berhubungan dengan tangan sebelum dan
sesudah menggunakan alat dan observasi aliran
urin serta adanya bekuan darah / jaringan
• Monitor urine setiap jam (hari pertama operasi) dan
setiap 2 jam (mulai hari kedua post operasi)
• Ukur intake output cairan
• Beri tindakan asupan/pemasukan oral 2000-3000
ml/hari, jika tidak ada kontra indikasi perubahannya
• Jawablah setiap pertanyaan pasien dengan tepat
• Beri kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan
perasaannya tentang efek prostatektomi dalam fungsi
seksual
• Libatkan kelurga/istri dalam perawatan pmecahan
masalah fungsi seksual
• Beri penjelasan penting tentang Impoten terjadi pada
prosedur radikal, Adanya kemungkinan fungsi seksual
kembali normal dan Adanya kemunduran ejakulasi
• Anjurkan pasien u/ menghindari hubungan seksual
selama 1 bulan post operasi
4. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan port de
entrée ikroorganisme melalui kateterisasi.

Tujuan: Setelah dilakukan perawatan selama 1-3 hari pasien


terbebas dari infeksi
Kriteria hasil:
• Tanda-tanda vital dalam batas normal
• Tidak ada bengkak, aritema, nyeri
• Luka insisi semakin sembuh dengan baik
Intervensi:
• Lakukan irigasi kandung kemih dengan larutan steril.
• Observasi insisi, adanya indurasi drainage & kateter, adanya
sumbatan, kebocoran
• Lakukan perawatan luka insisi secara aseptik, jaga kulit
sekitar kateter & drainage
• Monitor balutan luka, gunakan pengikat bentuk T perineal u/
menjamin dressing
• Monitor tanda-tanda sepsis (nadi lemah, hipotensi, nafas
meningkat, dingin)
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang
informasi tentang penyakit, dan cara perawatannya

Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 1-2 hari


klien mengerti tentang keadaannya.
Kriteria hasil: Secara verbal pasien mengerti dan
mampu mengungkapkan dan mendemonstrasikan
perawatan
Intervensi:
• Motivasi pasien/ keluarga untuk mengungkapkan
pernyataannya tentang penyakit, dan perawatannya.
• Berikan pendidikan pada pasien/keluarga tentang
• Perawatan luka, pemberian nutrisi, cairan irigasi,
kateter
• Perawatan di rumah
• Adanya tanda-tanda hemoragi, infeksi
Implementasi Evaluasi
Implementasi dilakukan Evaluasi dilakukan
berdasarkan pengkajian berdasarkan pengkajian,
diagnosa keperawatan dan diagnosa keperawatan
intervensi. intervensi dan mplementasi.

Vous aimerez peut-être aussi