Vous êtes sur la page 1sur 6

ANTISPASMODIK

Antispasmodik merupakan golongan obat yg


memiliki sifat sebagai relaksan otot polos.
Termasuk golongna obat ini adalah senyawa yg
memiliki efek antikolinergik (lebih tepatnya
antimuskarinik) dan antagonis reseptor-dopamin
tertentu).
Meskipun antispasmodik dapat mengurangi spasme
usus, tetapi penggunannya dalam dispepsia
bukan tukak, sindrom usus iritabel dan penyakit
divertikular hanya bermanfaat sebagai
pengobatan tambahan.
Manfaat klinik antiskresi lambung obat
antimuskarinik konvensional relatif kecil,
karena dosisnya dibatasi oleh efek samping
senyawa mirip atropin.
Keberadaan obat-obat tersebut telah digantikan
oleh obat-obat antisekresi yang lebih kuat
dan spesifik, yaitu antagonos reseptor-H2
dan antumuskarinik selektif (Pirenzepin).

1. ANTIMUSKARINIK
Dibagi menjadi :
1. Atropin dan keluarga alkaloid (termasuk
alkaloid belladone).
2. Antimuskarinik sintetik :
a. Amin tersier (disiklomin HCl).
Senyawa amonium kuartener (polidin metil
sulfat dan propantelin bromida).
Disiklomin HCl memiliki kerja antimuskarinik yg
lebih rendah dibanding atropin
• Senyawa amonium kuartener kurang larut lipid
dibanding atropin, sehingga sulit menembus
sawar darah otak.
• Absorpsi amonium kuartener kurang baik,
sehingga efek samping mirip atropin yang
sentral (konfusi) dari amonium kuartener juga
relatif lebih ringan.
• ES mirip atropin yg perifer (mulut kering,
akomodasi visual sulit, berkemih tidak lancar
dan konstipasi) masih lazim dijumpai pada
dosis yg bekerja sebagai relaksan
neuromuskular usus dan penghambat sekresi
asam.
• ANTIMUSKARINIK cenderung merelaksasi
sfingter esofagus dan harus dihindarkan
pada pasien dengan refluks simtomatik.
• Semua antispasmodik harus dihindarkan
pada illeus paralitik.
• Antimuskarinik bermanfaat untuk kondisi
dispepsia, sindrom usus iritabel dan penyakit
divertikular.
• Antimuskarinik non-selektif (alkaloid
belladona) untuk pengobatan tukak sekarang
telah ditinggalkan.
• Senyawa amonium kuartener (Hiosin
butilbromida) dianjurkan sebagai
antispasmodik saluran cerna (walau
absorpsinya buruk)
• DOSIS :
1. Atropin sulfat : inj. 0,5 mg/ml
2. Alkoloid belladona : 3 x sehari 10 mg/20 mg.
3. Hiosin butilbromida : 3-4 x sehari 20 mg.

OBAT-OBAT STIMULAN MOTILITAS


• Cisaprid : 3-4 x sehari 10 mg
- Stimulan motilitas yang dapat melepaskan
asetilkolin di dinding usus dan tidak
memiliki sifat antagonis dopamin.
(Antagonis dopamin : metoklopramid dan
domperidon bekerja dengan cara
merangsang pengosongan lambung dan
transit usus halus, serta meningkatkan
kekuatan kontraksi sfingter esofagus.

Vous aimerez peut-être aussi