Vous êtes sur la page 1sur 25

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN KEGAWAT DARURATAN


KERACUNAN DAN OVER DOSIS OBAT

HJ.ZULFI EKAWATY.S.Kep,.Ns
• Pada hakekatnya semua zat dapat berlaku
sebagai racun , tergantung pada dosis dan cara
pemberiannya

Gejala yang timbul sangat bervariasi,

Harus mengenal gejala yang ditimbulkan


oleh setiap agens.
KERACUNAN dapat menyebabkan perubahan
fisik dan mental pada seseorang penyebab
keracunan :
1. jamu-jamu
2. lkohol
3. Obat-obatan
4. Racun serangga
5. Inhalasi ( Dll Sampai sekarang kira-kira 95 %
kasus keracunan tidak dikenal antidotumnya.
Pengonatan simptomatik sering cukup efektif )
KERACUNAN
• Route pajanan yang paling umum pada
keracunan adalah :
1. Inhalasi
2. Ingesti
3. Dan injeksi

Reaksi dari keracunan mengganggu sistem


kardiovaskuler, pernapasan, sistem saraf pusat,
hati, pencernaan ( GI ) dan Ginjal
PENGKAJIAN
: (pengkajian primer dan sekunder)

1. Triase
2. Riwayat
3. pemeriksaan fisik
4. pemeriksaan laboratorium

5
TRIASE
• ditempat kejadian atau oleh • Triase merupakan langkah
Tim tanggap darurat) pertama yang dilakukan di
• dua pertanyaan penting yang ruang gawat daruraT
perlu dipertimbangkan dalam • Jika hidup pasien berada
evaluasi TRIASE :
dalam bahaya serius, maka
1. apakah hidup pasien berada tujuan penanganan yang
dalam bahaya serius
dilakukan dengan segera
2. Apakah hidup pasien adalah
terancan bahaya
1. stabilisasi dan evaluasi pasien
2. penatalaksanaan jalan nafas,
pernapasan dan sirkulasi ( abc )
6
PRINSIP PENATALAKSANAAN
PASIEN KERACUNAN :

1. Mencegah / menghentikan penyerapan racun


2. Mengeluarkan racun yang telah diserap
3. Pengobatan simptomatik
4. Pengobatan spesifik dan antidotum

7
Prinsip umum Penatalaksanaan keracunan
obat obatan & overdosis
1. Kebanyakan pasien yang asimtomatis setelah
terpapar racun per oral dalam &1* jam, dapat
dipulangkan dengan aman
2. Pada penderita dengan perubahan status
mental, khususnya pada kasus komamaupun
kejang, harus dipertimbangkan pemberian
glukosa i.v. (kecuali bila kadarnyanormal ,
naloHone, dan thiamine. Cekontaminasi dapat
berguna juga
PEMERIKSAAN FISIK
• TOKSIDROMA. sekelompok tanda dan gejala yang terkait
dengan over dosis atau keracunan
TOKSIDROMA TANDA DAN GEJALA PENYEBAB UMUM
ANTIKOLINERGIK Delirium, : kering, kulit memanas, pelebaan Antihistamin, atropin,
pupil; kenaikan suhu, penurunan bising usus; rumput jimson
retensi urine; takikardia
KOLINERGIK alivasi berlebihan, lakrimasi,berkemih, diare, Insektisida organofosfat (
dan emesis, diaporesis, bronkorea, melathion,diazinon )
bradikardia,fasiakulasi, depresisistem saraf insektisida karbama
pusat, pengecilan pupil Insektisida organofosfat
( melathion,diazinon ) insektisida karbamat

Opioid Depresi sistem Opiat,


saraf pusat, depresi pernapasan,pengecilan kodein,morfin,propoksi (
pupil, hipotensi, hipotermi heroin ), difenoksilat9
atropin sulfat
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
• Pemeriksaan yang memberikan petunjuk
mengenai agens yang digunakan pasien :
1. pemeriksaan elektrolit
2. Fungsi hati
3. Urinalisis
4. Elektorkardiografi, osmolalitas serum
PENATALAKSANAAN
PRINSIP PENATALAKSANAAN :
1. Mencegah / menghentikan penyerapan racun
2. Mengeluarkan racun yang telah diserap
3. Pengobatan simptomatik
4. Pengobatan spesifik dan antidotum
• Penatalaksanaan pasien keracunan bertujuan
mencegah absorbsi dan pajanan lebih lanjut
terhadap agens penyebab
• triase untuk menentukan status jalan nafas,
pernafasan, sirkulasi pasien maka pasien harus
distrabilkan
• Antidot, antibisa,anti racun, pemantauan tanda
vital, memantau dan menangani dampak dari
berbagai sistem, penyuluhan pasien dan keluarga
untuk mencegah pajanan di masa mendatang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan pola nafas
2. Gangguan pertukaran gas
3. Ketidak efektifan perfusi jaringan
4. Ketidak seimbangan volume cairan ( Resiko )
5. Gangguan proses pikir
6. Kekerarasan ( resiko terhadap diri atau orang lain )
7. Asidosis / alkalosis
8. ( resiko )Hipoksemia
9. Disritria
10. Hipovolemia
TINDAKAN /
PENATALAKSANAAN
1. stabilisasi
2. dekontaminasi awal
3. dekontaminasi pencernaan
4. peningkatan eliminasi obat atau racun
5. antagonis, anti racun, dan anti bisa
6. pemantauan pasien kontinu
7. penyuluhan pasien
STABILISASI PASIEN
KERACUNAN
1. Jalan nafas : kaji , tetapkan dan pertahankan
jalan nafas ( pemasangan intubasi nasotrahea /
endotrahea untuk memelihara dan melindungi
jalan nafas secara adekuat )
2. Evaluasi upaya pernapasan , ventilasi mekanik
dapat dibutuhkan untuk membantu pasien.
Banyak obat-obatan dan racun sep. Heroin,
menekan upaya pernafasan (hingga obat-obatan
dan racun dibuang dari tubuh )
3. Sirkulasi, (pertahankan sirkulasi adekuat )
komplikasi Syok yang disebabkan oleh kehilangan
cairan hingga kelebihan beban cairan

status hidrasi dan kemampuan sistem


kardiovaskuler untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan akibat keracunan

keseimbangan cairan perlu diperhatikan


pemantauan invasif terapi
4. Fungsi jantung. Banyak obat-obatan dan racun
menyebabkan konduksi jantung terlambat dan
aritrmia

pemantauan EKG 12 sadapan

Membantu mendeteksi efek kardiotoksik


5. Keseimbangan asam basa dan
homeostatis elektrolit kelainan
elektrolit dan asidosis metabolik
seringkali terjadi GDA dan
lainnya mis. Kadar salisilat untuk
mengevaluasi toksisitas aspirin.
Hipokalemia asidosis metabolik,
alkalosis respiratorik.
Kejiwaan
• banyak faktor dapat mempengaruhi status
kejiwaan pasien . hipogklikemia dan hipoksemia
adalah 2 kondisi yang dapat mengancam hidup

pemberian oksigen dan dekstrose 40%


Penanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ular

• Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal


dari air liur. Sifat bisa tersebut Neurotoksin yang
berakibat pada syaraf perifer atau sentral. Berakibat
fatal karena paralise otot-otot lurik
• Bisa ular tidak hanya terdiri atas satu
substansitunggal, tetapi merupakan campuran
kompleks, terutamaprotein, yang memiliki aktivitas
enzimatik. Efek toksik bisa ularpada saat menggigit
mangsanya tergantung pada spesies,ukuran ular, jenis
kelamin, usia, dan efisiensi mekanik gigitan(apakah
hanya satu atau kedua taring menusuk kulit),
Prinsip Penatalaksanaan
1. Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa
Menetralkan bisa
2. Mengobati komplikasi Pada umumnya terjadi salah
pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular.
3. Metode penggunaan torniket (diikat dengan keras
sehingga menghambat peredaran darah), insisi
(pengirisan dengan alat tajam),
4. pengisapan tempat gigitan, pendinginan daerah yang
digigit,
5. pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus
dihindari karena tidak terbukti manfaatnya.
• Tujuan pertolongan pertama adalah untuk
menghambat penyerapan bisa, mempertahankan
hidup korban dan menghindari komplikasi
sebelum mendapatkan perawatan medis di
rumah sakit serta mengawasi gejala dini yang
membahayakan
Cara penanganan awal di tempat
kejadian adala
• Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau
air steril.
• Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan
perban katun elastis dengan lebar + 10 cm, panjang 45
m, yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit
• Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya,
dengan cara yang aman dan senyaman mungkin.
Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa. (Bila ular telah dimatikan,
sebaiknya dibawa serta).
• Supportif :
• Awasi kardiovaskuler, pernafasan dan status
neurulogis dengan ketat. Apabila terjadi
penurunan, anti bisa diberikan lagi atau sesuai
dengan symptom
TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi