Vous êtes sur la page 1sur 66

LAPORAN KASUS

PSORIASIS VULGARIS
Preseptor : Lina Damayanti, dr. Sp.KK

Kelompok XLIX-F
Presentan:
Fajar Nugraha (4151151407)
Amelinda Nur Amalina (4151151401)
Made Fitrika (4151151419)

Partisipan:
Ghiffari Al Ashafaahary gumelar (4151151431)
Dinan Fatimah (4151151408)
Suci Mutia Nastiti (4151151461)
Keterangan Umum
Nama : Tn. L
Suku bangsa : Sunda
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Jl. Contong, Cimahi
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : pedagang
Agama : Islam
Status Marital : Menikah, 5 orang anak
Jaminan Kesehatan: BPJS
Keluhan Utama (Autoanamnesis)

Bercak-bercak merah yang bersisik tebal pada hampir seluruh


tubuh terutama kedua lengan, tengkuk, punggung, dada, perut,
bokong dan kedua tungkai yang terasa sedikit gatal.
Penjabaran Keluhan Utama
Sejak ± 1 bulan yang lalu bercak-bercak kemerahan yang bersisik tebal meluas
hingga hampir ke seluruh tubuh terutama kedua lengan atas dan bawah,
punggung, perut sekitar pusar, dada, bokong, dan kedua tungkai atas dan bawah
yang terasa gatal, sehingga Os sering menggaruknya.
Akibat sering digaruk, bercak-bercak merah bersisik tebal tersebut melebar
yang awalnya hanya sebesar biji jagung melebar menjadi sebesar telapak tangan
orang dewasa.
Kelainan bercak disertai dengan kuku yang tampak buram, bercak putih pada
kuku dan gambaran peta pada lidah (borang komplikasi keluhan utama. Klmp
sebelumnya, ada di perjalanan penyakit)
Perjalanan Penyakit
Keluhan pertama kali timbul ± 1 tahun yang lalu berupa bercak-
bercak kemerahan bersisik tebal hanya pada kedua lengan bawah
yang berukuran kira-kira sebesar biji jagung yang terasa gatal,
sehingga Os sering menggaruknya.
Perjalanan Penyakit
Keluhan timbul kembali ± 7 bulan yang lalu berupa bercak
merah bersisik tebal pada kedua lengan, kedua siku, tengkuk, dan
kedua tungkai berukuran sebesar uang logam Rp. 500,- yang
terasa sedikit gatal.
Perjalanan Penyakit
Keluhan timbul kembali ± 1 bulan yang lalu bercak-bercak
merah bersisik tebal tersebut meluas hampir ke seluruh tubuh
terutama kedua lengan atas dan bawah,punggung, perut sekitar
pusar, dada, bokong dan kedua tungkai atas dan bawah yang
terasa gatal.
kelainan disertai dengan kuku yang tampak buram, bercak
putih pada kuku dan gambaran peta pada lidah
Os menyangkal keluhan bercak merah disertai dengan keluhan
pada sendi pasien berupa nyeri pada beberapa jari tangan.
Faktor Etiologi, Predisposisi & Presipitasi

Riwayat keluhan bercak-bercak merah bersisik tebal tidak


dialami oleh keluarga Os.
Os merupakan seorang pedagang. Os mengaku selama 7 bulan
terakhir, salah seorang pegawainya mengundurkan diri sehingga
menambah beban pekerjaan pasien serta menurunkan pendapatan
dan menjadi beban pikiran akhir-akhir ini.
Keluhan gatal tidak bertambah berat ketika berkeringat, serta
Os tidak memiliki hewan peliharaan, dan tidak suka bercocok
tanam.
Faktor Etiologi, Predisposisi & Presipitasi

Os selalu mengganti bajunya setelah bekerja dan rutin mandi 2


kali sehari. Os sering menggunakan pakaian ketat, seperti celana
jeans. Sehari-hari Os makan rata-rata 3 kali sehari. Os
mengatakan sering mengkonsumsi gorengan.
Os memiliki keluhan gigi berlubang sejak 7 bulan yang lalu dan
belum pernah diobati.
Os juga menyangkal memiliki riwayat penyakit kencing manis.
Riwayat Pengobatan
Os berobat pertama kali ± 1 tahun yang lalu di Puskesmas. Os dibekali
obat salep yang dipakai sehari sekali setelah mandi, dan obat tablet
berwarna kuning yang diminum malam hari. Keluhan gatal dirasakan
membaik, namun bercak-bercak merah bersisik tidak menghilang.
Pada ±7 bulan yang lalu, Os berobat lagi ke puskesmas dan diberi obat
salep yaitu inerson. Keluhan bercak-bercak merah dirasakan tidak
menghilang, hanya menipis.
Anamnesis Tambahan
Os tidak memiliki riwayat penyakit kuning, dan darah tinggi. Os tidak
memiliki alergi pada obat tertentu. Os tidak pernah konsumsi alkohol
Pemeriksaan Fisik
Status generalis :
Kesan sakit : Tampak sakit ringan
TV : TD= 120/80mmHg, N= 80x/m, R=20x/m, S= 36,70 c
BB : 75 kg
TB : 157 cm imt= 30, 2 = overweight
Kepala : Mata: Konjungtiva : anemis -/-, Sklera : ikterik -/-
THT : Tonsil : T1 – T1 tenang
Faring : tidak hiperemis
Mukosa : Lidah : Geographic tongue (+)
Bukal : leukoplakia (-)
Pemeriksaan Fisik (lanjutan)
Mulut :
o Gigi geligi : 8 7 6 5 4 3 2 1
1234567 8
8765 4 32 1 123 45678
: tanggal : karies

Leher : KGB : Inspeksi: tidak terlihat membesar,


Palpasi : tidak teraba
Pemeriksaan Fisik
Dada : Bentuk dan gerak simetris
Jantung : Bunyi jantung I dan II murni reguler, batas
jantung normal
Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi-/-, wheezing-/-

Perut : Datar lembut, BU (+) normal, NT (-)


Hati : tidak teraba
Limpa : tidak teraba

Ekstremitas : Sendi interphalang manus & pedis : eritem (-),edema (-),


Kuku : Pitting nail (+), Leukonychia/ yellowish
discoloration (+), Onikodystrofi (+)
GAMBAR
GAMBAR
Status Dermatologikus
Distribusi : Generalisata
Ad Regio : kedua lengan, dada, perut, punggung, bokong dan
kedua tungkai.
Lesi : Multipel, sebagian diskret sebagian konfluens,
sebagian teratur sebagian tidak teratur, ukuran milier
sampai dengan plakat, batas tegas, menimbul dari
permukaan, kering.
Efloresensi : Papula dan plak eritema dengan skuama
psoriasiformis di atasnya.
Onikomikosis dan geo tounge?? Gatau aku juga 
Pemeriksaan Penunjang (Khusus)
1. Fenomena Auspitz
2. Fenomena Tetesan Lilin
Tidak dilakukan karena pasien sudah pernah
berobat sebelumnya sehingga tidak berlapis.
3. Fenomena Koebner
Tidak ada
RESUME
Seorang laaki-laki berusia 43 tahun sebagai pedagang,
datang ke RS Dustira dengan keluhan papul eritem dengan
skuama tebal diatasnya pada kedua permukaan fleksor dan
ekstensor lengan bawah sejak ± 1 bulan yang lalu terasa gatal.
Keluhan awal timbul ± 1tahun yang lalu berupa skuama
psoriaformis hampir ke seluruh tubuh meliputi kulit thoraks
posterior, abdomen, kedua permukaan fleksor dan ekstensor
lengan atas dan bawah, kedua permukaan fleksor dan
ekstensor tungkai atas dan bawah.
RESUME (lanjutan)
• Stress fisik (+)
• Riwayat Karies gigi (+)
• Riwayat keluhan serupa pada keluarga (-)
• Riwayat DM (-)
• Riwayat penyakit kuning (-)
• Riwayat pengobatan (+)
• Riwayat mengkonsumsi alkohol (-)
• Alergi obat (-)
Pemeriksaan Fisik
Status generalis :
Kesan sakit : Tampak sakit ringan
TV : dalam batas normal
Status gizi : overweight
Kepala : Mukosa : Lidah : Geographic tongue (+)

o Gigi geligi : 8765 4 32 1 1234567 8


8765 4 32 1 123 45678
: karies

Ekstremitas : Sendi interphalang manus & pedis : eritem (-),edema


(-)
Kuku : Pitting nail (+), Leukonychia/ yellowish
discoloration (+), Onikodystrofi (+)
KGB, thorax dan abdomen dalam batas normal
Status Dermatologikus
Distribusi : Generalisata
Ad Regio : kedua lengan, dada, perut, punggung, bokong dan
kedua tungkai.
Lesi : Multipel, sebagian diskret sebagian konfluens,
sebagian teratur sebagian tidak teratur, ukuran milier
sampai dengan plakat, batas tegas, menimbul dari
permukaan, kering.
Efloresensi : Papula dan plak eritema dengan skuama
psoriasiformis di atasnya.
Onikomikosis dan geo tounge??
RESUME (lanjutan)

Pemeriksaan Penunjang
1. Khusus : a. Fenomena tetesan lilin (Tidak dapat dilakukan)
b. Fenomena Auspitz
c. Fenomena Kobner (-)
Diagnosis Banding
1. Psoriasis vulgaris dengan psoriasis gutata
2. Psoriasis vulgaris
3. Psoriasis gutata
Diagnosis Kerja
Psoriasis vulgaris dengan psoriasis gutata
Usul Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Histopatologi
2. Pemeriksaan fungsi hati
3. Pemeriksaan foto thoraks
Penatalaksanaan Umum
• Jika kulit terasa gatal, jangan digaruk. Cukup diusap-usap saja. Hal
tersebut bertujuan agar lesi tidak meluas.
• Jangan menggunakan pakian yang ketat, seperti celana jeans Hal
tersebut ditujukan untuk menghindari faktor presipitasi yaitu stress
fisik.
• Kontrol ke dokter gigi
Penatalaksanaan Khusus
• Topikal:
a. Unguentum LCD 5%, 2 kali sehari selama 7 hari (sehabis mandi)

• Sistemik:
a. Metotreksat -> Dosis pemakaian 7.5-15 mg setiap minggu
b. Ceterizine 1x10 mg selama 7 hari setelah makan
Resep
R/ Liq. Carb. Det. 5%
As. Salisilat 5%
Oxyd Zincii 5%
Lanolin 5%
Vas. flav. ad 100
m.f.l.a ung
ʃ u.e
R/ Cetirizine tab 10 mg No. VII
ʃ 1 dd tab I (malam hari)
R/ Metotreksat tab 2,5 mg No. III
ʃ 3 dd 1
Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia
PEMBAHASAN
Keterangan Umum
Kasus ini dilaporkan karena, dari keterangan umum
diketahui Os seorang laki-laki berusia 43 tahun dengan
pekerjaan pedagang, dengan status marital menikah dengan
5 anak dan bertempat tinggal di Contong, Cimahi. Os
datang dengan keluhan bercak-bercak merah yang bersisik
kasar pada kedua lengan, tengkuk, punggung, dada, perut,
kedua paha, dan kedua tungkai yang terasa sedikit gatal.

Keluhan bercak-bercak kemerahan bersisik tebal pada


tempat tersebut merupakan predileksi dari psoriasis
vulgaris.
Keterangan Umum
Os seorang Laki-laki berusia 43 tahun dan bekerja
sebagai Pedagang.
Menurut Henry, onset psoriasis terbanyak pada
usia 20-50 tahun, sedangkan pada Fitzpatrick onset
psoriasis dapat juga muncul pada usia lebih dari 40
tahun.
Menurut Andrew dan Fitzpatrick, insidensi dari
psoriasis vulgaris laki-laki lebih sering dibanding
dengan perempuan.
Keluhan pertama kali timbul ± 1 tahun yang lalu berupa bercak-
bercak kemerahan bersisik tebal hanya pada kedua lengan bawah yang
berukuran kira-kira sebesar biji jagung yang terasa gatal, sehingga Os
sering menggaruknya. Os berobat ke Puskesmas dan dibekali obat salep
yang dipakai sehari sekali setelah mandi, dan obat tablet berwarna kuning
yang diminum malam hari. Keluhan bercak-bercak merah bersisik tebal
masih ada, namun keluhan gatal berkurang.
Menurut Andrew dan Fitzpatrick, keluhan
terasa sedikit gatal karena proses yang terjadi pada
psoriasis adalah penebalan pada epidermis, sehingga
rangsang sensasi gatal berkurang karena letak saraf
menjadi lebih jauh. Psoriasis vulgaris tidak bisa
sembuh karena penyebabnya tidak diketahui secara
pasti. Keluhan hilang timbul karena perjalanan
penyakitnya bersifat kronik residif, sehingga selama
faktor predisposisi dan presipitasinya masih ada,
keluhan akan terus timbul kembali.
Riwayat keluhan bercak-bercak merah bersisik
tebal tidak dialami oleh keluarga Os. Os mengeluhkan
memiliki gigi berlubang dan belum pernah diobati.
Faktor-faktor predisposisi terjadinya psoriasis
vulgaris antara lain faktor endogen yaitu genetik
autosomal resesif (HLA-CW6, HLA-DR7, HLA-B13,
dan HLA-BW57), dan faktor eksogen yaitu merokok,
obsesitas, dan alkohol.
Faktor pencetus psoriasis vulgaris antara lain
garukan (fenomena Koebner), stres psikis, dan stres
fisik serta infeksi fokal. Pada pasien ini, akibat sering
digaruk, lesi menjadi melebar, meluas, dan bertambah
berat. Pada pasien ini kebersihan mulut kurang baik,
banyak gigi berlubang dan sisa akar gigi yang
menimbulkan infeksi fokal sehingga dapat
mencetuskan timbulnya psoriasis vulgaris.
Os menyangkal memiliki riwayat penyakit kencing
manis, penyakit kuning, batuk lama dan alergi obat.
Hal ini menunjukkan bahwa pasien tidak memiliki
kontraindikasi pengobatan sistemik untuk psoriasis
vulgaris (Metotreksat). Menurut Andrew, salah satu
pilihan pengobatan sistemik untuk psoriasis vulgaris
adalah golongan sitostatik yaitu metotreksat.
Kontraindikasi metotreksat adalah laki-laki/
perempuan yang fertil, memiliki gangguan fungsi
ginjal, hepar, dan hematopoietik, adanya infeksi
kronik, dan pada wanita hamil.
Pemeriksaan Fisik
Pada mulut terdapat karies gigi
Hal ini dapat menyebabkan infeksi fokal yang menjadi pencetus psoriasis
gutata. (FR pso vulgaris apa pso gutata yah?)

Pada kuku terdapat gambaran Pitting nail (+), Leukonychia/ yellowish,


discoloration (+), Onikodystrofi (+) dan gambaran geographic tounge pada
lidah.
Hal ini menggambarkan pada pasien terjadi komplikasi, dapat juga
disebabkan oleh penangan yng kurang baik sebelumnya
(???)
Status Dermatologikus
Pada status dermatologikus, ditemukan adanya kelainan kulit
yang terdapat pada kulit kepala, kedua lengan, dan kedua tungkai
merupakan predileksi dari psoriasis vulgaris
Selain itu, pada Os ditemukan kelainan lesi khas psoriasis
vulgaris yaitu plak eritema dengan skuama psoriasiformis di
atasnya.
Onikomikosis dan geo tongue?
Status Dermatologikus
Skuama psoriasiformis terjadi karena adanya turn over epidermis
yang 7x lebih cepat dibanding normal sehingga terjadi
hiperkeratosis.

Plak eritema dengan skuama psoriasiformis merupakan efloresensi


khas pada psoriasis vulgaris.
Patofisiologi
• Faktor imunologik dan genetik sangat berperan
• Terjadi hiperproliferasi epidermis :
- Turnover epidermis meningkat 6-7x
- Waktu pematangan keratinosit memendek
(3-4 hari)
• Inflamasi di epidermodermis
Diagnosis Banding
1. Psoriasis Vulgaris dengan Psoriasis gutata
2. Psoriasis vulgaris
3. Psoriasis gutata
Karena, terdapat riwayat karies dentis merupakan faktor risiko
psoriosis gutata
Diagnosis kerja
Psoriasis Vulgaris dengan Psoriasis gutata
Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan Khusus
1. Tes Fenomena Tetesan Lilin (Tidak dilakukan
pemeriksaan)
Cara : skuama digores dengan skapel atau ujung
gelas objek.
Hal tersebut menunjukan bahwa pada kasus ini
didapatkan skuama berubah menjadi warna putih
ketika digores dengan object glass. Goresan tersebut
menyebabkan skuama yang berlapis patah dan terisi
oleh udara sehingga terjadi perubahan indeks bias
(berwarna putih seperti lilin yang digores).
Pemeriksaan Penunjang (lanjt.)
2. Tes Fenomena AUSPITZ (+)
Cara : skuama dilepaskan lapis demi lapis dengan pinset.
Ditemukan skuama putih yang meninggalkan bintik – bintik
perdarahan karena papilomatosis (papila dermis yang
memanjang, bercabang dan berkelok – kelok hingga stratum
corneum) dan hipervaskularisasi.

46
Pemeriksaan Penunjang (lanjt.)
3. Fenomena Koebner (-)
Cara : menggores pinggiran lesi pada kulit yang sehat,
setelah 8 hari akan didapatkan gambaran lesi yang
serupa dengan gambaran lesi psoriasis.
Pada pasien ini pemeriksaan fenomena koebner tidak
dilakukan karena waktu yang terbatas (hasil tidak
dapat diperoleh saat itu juga) dan dikhawatirkan akan
memperbanyak lesi pada pasien.
Usul Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi dapat dilakukan untuk
menegakkan diagnosis pada psoriasis yang akan
didapatkan hasil :
a. Hiperkeratosis adalah penebalan stratum corneum karena
mitosis yang meningkat 7 kali lebih cepat.
b. Parakeratosis adalah terdapatnya inti sel pada stratum
corneum.

5/17/2019
d. Akantosis adalah penebalan pada stratum spinosum.
e. Papilomatosis adalah pemanjangan pars papilla dermis yang panjang
berkelok yang bercabang sampai stratum corneum.
f. Mikroabses Monroe adalah adanya kelompok-kelompok sel radang
pada stratum spinosum.
2. Pemeriksaan Fungsi Hepar
Dilakukan untuk mempertimbangkan pemberian obat
metotreksat pada pasien terhadap kontraindikasi dan
efek samping yang ditimbulkan.

3. Pemeriksaan Foto Thoraks


Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi TB
paru yang merupakan kontraindikasi dan efek samping
obat metotreksat.
Tatalaksana
• Umum :
- Hindari faktor pencetus (stress fisik, stress emosional)
- Tidak menggaruk lesi

Hal-hal tersebut ditujukan untuk menghindari faktor


predisposisi psoriasis yang terdapat pada Os, antara lain
stres fisik.
- Konsul ke dokter gigi bertujuan untuk mengatasi karies gigi yang
merupakan infeksi fokal pencetus psoriasis yang ada pada pasien.
Tatalaksana (lanjutan)
Tatalaksana khusus
• Terapi topikal, apabila luas permukaan yang terkena kurang dari 20 %
bagian tubuh.
• Obat sistemik, apabila luas lesi melebihi 20 persen luas permukaan
tubuh.
Terapi topikal
• Preparat ter
Preparat ter berfungsi sebagai anti proliferasi dan anti inflamasi.

• Kortikosteroid topikal
Kortikosteroid sedang sampai kuat digunakan maksimal selama 2
minggu. Terapi kortikosteroid dikenal sebagai anti-inflamasi, anti-
proliferatif, dan imunosupresif.
• Sintetik vitamin D
- Calcipotriol, merupakan pilihan utama atau kedua
dalam pengobatan psoriasis.
- Tidak seefektif kortikosteroid , namun memiliki
sedikit efek samping.
- Mekanisme kerja sediaan ini adalah anti- proliferasi
keratinosit, menghambat proliferasi, dan
meningkatkan diferensiasi sel, juga menghambat
produksi sitokin yang berasal dari keratinosit maupun
limfosit. Respon terapi terlihat setelah dua minggu
pengobatan, respons maksimal baru terlihat setelah 6-
8 minggu.
• Analog vitamin A
Tazaroten, merupakan molekul retinoid asetelinik
topikal, efeknya menghambat proliferasi dan
normalisasi dari differensiasi keratinosit dan
menghambat inflamasi. Indikasinya diberikan pada
psoriasis sedang sampai berat, dan terutama diberikan
pada daerah badan. Tazaroten tersedia dalam bentuk
gel dan krim dengan konsentrasi 0,05%-0,1%
• Carmed 20%
Mengandung zat aktif urea 10% dalam zat dasar krem NaPCA
(Natrium Pidolat), Natrium Laktat, dan minyak nabati untuk
melembabkan kulit. Diberikan pada keadaan kulit kering
Pada pasien ini diberikan obat topikal berupa
preparat ter (LCD) dan carmed, karena LCD
memiliki mekanisme kerja sebagai keratolitik dan
sitostatik, yang mana pada pasien ini terjadi
peningkatan proliferasi keratinosit.
Terapi sistemik
• Siklosporin
- Siklosporin merupakan pengobatan yang sangat efektif pada
penyakit psoriasis.
- Obat ini menghambat calcineurin fosfatase dan transkripsi IL-2
pada sel T, juga menghambat presentasi antigen oleh sel
Langerhans dan degranulasi sel mast yang dimana hal itu
berkontribusi pada patogenesis terjadinya psoriasis.
- Dosis rendah 2,5 mg/kgBB/hari dipakai sebagai terapi awal dengan
dosis maksimum 4 mg/kgBB/hari.
Terapi sistemik (lanjt.)
• Metotreksat
- Merupakan antagonis asam folat yang menghambat
dihydrofolat reduktase.
- Sintesis DNA terhambat setelah pemakaian
metotreksat. Metotreksat menekan reproduksi sel
epidermal, sebagai anti inflamasi dan imunosupresan.
- Metotreksat biasanya dipakai bila pengobatan topikal
dan fototerapi tidak berhasil.
- Obat ini terbukti merupakan obat yang efektif
dibandingkan dengan obat oral lainnya.
Terapi sistemik (lanjt.)
Indikasi penggunaan Metotreksat
1. Lesi yang luas
2. Psoriasis pustular
3. Psoriasis eritroderma
4. Psoriasis artritis

Pada pasien, metotreksat merupakan salah satu


pengobatan yang efektif, karena pada pasien ini
didiagnosis psoriasis vulgaris yang luas/universal.
Terapi sistemik (lanjt.)
• Cetirizin
- Merupakan anthistamin generasi II.
- Masa kerja lebih lama (12-24 jam)
- Dosis 5-10 mg

Pada pasien ini diberikan cetirizine karena untuk mengurangi


rasa gatal yang dirasakan oleh pasien
Resep
R/ Liq. Carb. Det. 5%
As. Salisilat 5%
Oxyd Zincii 5%
Lanolin 5%
Vas. flav. ad 100
m.f.l.a ung
ʃ u.e
R/ Cetirizine tab 10 mg No. VII
ʃ 1 dd tab I (malam hari)
R/ Metotreksat tab 2,5 mg No. III
ʃ 3 dd 1
Prognosis
Quo ad vitam adalah ad bonam karena psoriasis vulgaris tidak
menyebabkan kematian.
Quo ad functionam adalah ad bonam karena fungsi kulit dapat
kembali normal apabila Os melakukan pengobatan sesuai anjuran
dokter.
Quo ad sanationam adalah dubia karena psoriasis vulgaris bersifat
kronik-residif
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi