Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PSORIASIS VULGARIS
Preseptor : Lina Damayanti, dr. Sp.KK
Kelompok XLIX-F
Presentan:
Fajar Nugraha (4151151407)
Amelinda Nur Amalina (4151151401)
Made Fitrika (4151151419)
Partisipan:
Ghiffari Al Ashafaahary gumelar (4151151431)
Dinan Fatimah (4151151408)
Suci Mutia Nastiti (4151151461)
Keterangan Umum
Nama : Tn. L
Suku bangsa : Sunda
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Jl. Contong, Cimahi
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : pedagang
Agama : Islam
Status Marital : Menikah, 5 orang anak
Jaminan Kesehatan: BPJS
Keluhan Utama (Autoanamnesis)
Pemeriksaan Penunjang
1. Khusus : a. Fenomena tetesan lilin (Tidak dapat dilakukan)
b. Fenomena Auspitz
c. Fenomena Kobner (-)
Diagnosis Banding
1. Psoriasis vulgaris dengan psoriasis gutata
2. Psoriasis vulgaris
3. Psoriasis gutata
Diagnosis Kerja
Psoriasis vulgaris dengan psoriasis gutata
Usul Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Histopatologi
2. Pemeriksaan fungsi hati
3. Pemeriksaan foto thoraks
Penatalaksanaan Umum
• Jika kulit terasa gatal, jangan digaruk. Cukup diusap-usap saja. Hal
tersebut bertujuan agar lesi tidak meluas.
• Jangan menggunakan pakian yang ketat, seperti celana jeans Hal
tersebut ditujukan untuk menghindari faktor presipitasi yaitu stress
fisik.
• Kontrol ke dokter gigi
Penatalaksanaan Khusus
• Topikal:
a. Unguentum LCD 5%, 2 kali sehari selama 7 hari (sehabis mandi)
• Sistemik:
a. Metotreksat -> Dosis pemakaian 7.5-15 mg setiap minggu
b. Ceterizine 1x10 mg selama 7 hari setelah makan
Resep
R/ Liq. Carb. Det. 5%
As. Salisilat 5%
Oxyd Zincii 5%
Lanolin 5%
Vas. flav. ad 100
m.f.l.a ung
ʃ u.e
R/ Cetirizine tab 10 mg No. VII
ʃ 1 dd tab I (malam hari)
R/ Metotreksat tab 2,5 mg No. III
ʃ 3 dd 1
Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia
PEMBAHASAN
Keterangan Umum
Kasus ini dilaporkan karena, dari keterangan umum
diketahui Os seorang laki-laki berusia 43 tahun dengan
pekerjaan pedagang, dengan status marital menikah dengan
5 anak dan bertempat tinggal di Contong, Cimahi. Os
datang dengan keluhan bercak-bercak merah yang bersisik
kasar pada kedua lengan, tengkuk, punggung, dada, perut,
kedua paha, dan kedua tungkai yang terasa sedikit gatal.
46
Pemeriksaan Penunjang (lanjt.)
3. Fenomena Koebner (-)
Cara : menggores pinggiran lesi pada kulit yang sehat,
setelah 8 hari akan didapatkan gambaran lesi yang
serupa dengan gambaran lesi psoriasis.
Pada pasien ini pemeriksaan fenomena koebner tidak
dilakukan karena waktu yang terbatas (hasil tidak
dapat diperoleh saat itu juga) dan dikhawatirkan akan
memperbanyak lesi pada pasien.
Usul Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi dapat dilakukan untuk
menegakkan diagnosis pada psoriasis yang akan
didapatkan hasil :
a. Hiperkeratosis adalah penebalan stratum corneum karena
mitosis yang meningkat 7 kali lebih cepat.
b. Parakeratosis adalah terdapatnya inti sel pada stratum
corneum.
5/17/2019
d. Akantosis adalah penebalan pada stratum spinosum.
e. Papilomatosis adalah pemanjangan pars papilla dermis yang panjang
berkelok yang bercabang sampai stratum corneum.
f. Mikroabses Monroe adalah adanya kelompok-kelompok sel radang
pada stratum spinosum.
2. Pemeriksaan Fungsi Hepar
Dilakukan untuk mempertimbangkan pemberian obat
metotreksat pada pasien terhadap kontraindikasi dan
efek samping yang ditimbulkan.
• Kortikosteroid topikal
Kortikosteroid sedang sampai kuat digunakan maksimal selama 2
minggu. Terapi kortikosteroid dikenal sebagai anti-inflamasi, anti-
proliferatif, dan imunosupresif.
• Sintetik vitamin D
- Calcipotriol, merupakan pilihan utama atau kedua
dalam pengobatan psoriasis.
- Tidak seefektif kortikosteroid , namun memiliki
sedikit efek samping.
- Mekanisme kerja sediaan ini adalah anti- proliferasi
keratinosit, menghambat proliferasi, dan
meningkatkan diferensiasi sel, juga menghambat
produksi sitokin yang berasal dari keratinosit maupun
limfosit. Respon terapi terlihat setelah dua minggu
pengobatan, respons maksimal baru terlihat setelah 6-
8 minggu.
• Analog vitamin A
Tazaroten, merupakan molekul retinoid asetelinik
topikal, efeknya menghambat proliferasi dan
normalisasi dari differensiasi keratinosit dan
menghambat inflamasi. Indikasinya diberikan pada
psoriasis sedang sampai berat, dan terutama diberikan
pada daerah badan. Tazaroten tersedia dalam bentuk
gel dan krim dengan konsentrasi 0,05%-0,1%
• Carmed 20%
Mengandung zat aktif urea 10% dalam zat dasar krem NaPCA
(Natrium Pidolat), Natrium Laktat, dan minyak nabati untuk
melembabkan kulit. Diberikan pada keadaan kulit kering
Pada pasien ini diberikan obat topikal berupa
preparat ter (LCD) dan carmed, karena LCD
memiliki mekanisme kerja sebagai keratolitik dan
sitostatik, yang mana pada pasien ini terjadi
peningkatan proliferasi keratinosit.
Terapi sistemik
• Siklosporin
- Siklosporin merupakan pengobatan yang sangat efektif pada
penyakit psoriasis.
- Obat ini menghambat calcineurin fosfatase dan transkripsi IL-2
pada sel T, juga menghambat presentasi antigen oleh sel
Langerhans dan degranulasi sel mast yang dimana hal itu
berkontribusi pada patogenesis terjadinya psoriasis.
- Dosis rendah 2,5 mg/kgBB/hari dipakai sebagai terapi awal dengan
dosis maksimum 4 mg/kgBB/hari.
Terapi sistemik (lanjt.)
• Metotreksat
- Merupakan antagonis asam folat yang menghambat
dihydrofolat reduktase.
- Sintesis DNA terhambat setelah pemakaian
metotreksat. Metotreksat menekan reproduksi sel
epidermal, sebagai anti inflamasi dan imunosupresan.
- Metotreksat biasanya dipakai bila pengobatan topikal
dan fototerapi tidak berhasil.
- Obat ini terbukti merupakan obat yang efektif
dibandingkan dengan obat oral lainnya.
Terapi sistemik (lanjt.)
Indikasi penggunaan Metotreksat
1. Lesi yang luas
2. Psoriasis pustular
3. Psoriasis eritroderma
4. Psoriasis artritis