Vous êtes sur la page 1sur 17

Akhlakul Karimah

Mohammad Ilham Fadilla (1303181041)


Agus Tami (1303181042)
Definisi
• Artian dalam Bahasa :
Berasal dari kata KHULUQ, yang berarti WATAK, TABIAT, PERANGAI
• Pengertian
1. Sifat yang tertanam dlm jiwa yg mendorong lahirnya perbuatan dg mudah & ringan, tanpa
pertimbangan dan pemikiranmendalam ( Imam al-Ghazali)
2. Keadaan gerak jiwa yg mendorong seseorang melakukan perbuatan tanpa pertimbangan dan
pemikiran (Ibn Maskawaih)
Macam Macam Sifat Akhlakul Karimah
1) TAWADHU
Tawadhu berarti rendah hati. Kata tawadhu lawan kata takabur. Sikap tawadhu
disukai dalam pergaulan sehingga menimbulkan rasa simpatik dan senang. Sikap
takabur tidak disukai dalam pergaulan. Orang yang rendah hati tidak akan
menurunkan martabatnya, justru mengangkat derajat orang tersebut. Orang
yang sombong menginginkan agar dirinya tampak lebih tinggi dan dihormati
orang lain. Namun justru sebaliknya, sikap sombong menghidangkan rasa
simpati dan dijauhi dalam pergaulan.
2) TAAT
Taat adalah sifat atau laku yang mampu untuk menjalankan semua perintah
terutama perintah yang didasarkan atas perintah Allah SWT serta Rasulullah
SAW serta menjaga harga diri, nama baik, serta kredibilitas bagi pelakunya. Baik
di hadapan Allah maupun sesama manusia. Orang memiliki sifat taat tidak akan
dipandang nista di hadapan Allah dan juga dalam pergaulan di masyarakat.
3) QANA’AH
Qana'ah adalah rela menerima apa adanya. Rela menerima apa adanya dalam hal
ini, adalah menerima atas hasil usaha. Jika seseorang sudah berusaha dengan
sebaik-baiknya, namun hasilnya belum sesuai dengan apa yang diharapkan,
maka dengan rela hati ia menerima hasil tersebut dengan syukur dan lapang
dada atau bersabar dan bermanfaat.
4) SABAR
• a. pengertian sabar
Sabar artinya tahan terhadap setiap penderitaan atau sesuatu yang tidak disenang
dengansikap ridha dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT Ada juga yang
mengartikan sabar adalah keteguhan hati dalam menghadapi berbagai kesulitan dan
bahaya.. Kata sabar memang kedengarannya sangat sederhana, akan tetapi pada
prakteknya tidak semua orang mampu melakukannya, dan sudah tidak menjadi rahasia
lagi di lingkungan kita banyak orang sering kehilangan kesabaran.
• b. Macam-macam Sabar
Secara garis besar Sabar itu dikelompokan menjadi dua yaitu :
- Jasmani, seperti menderita kesukaran dalam beramal dan beribadah.
- Rohani, ialah sabar menahan hawa nafsu dan keinginan tabi'at manusiawi dan
ajakan hawa nafsu. Misalnya :
• Sabar menahan syahwat (nafsu) perut dan kemaluan namanya "iffah"
(perwira)
• Tahan menerima musibah dan penderitaan, nama istilahnya adalah "sabar"
(tabah).
• Sabar menahan diri dari hidup berlebih-lebihan, namanya “Zuhud"
(sederhana).
• Sabar menahan diri ketika mendapat kekayaan yaitu Dhabtum nafsi.
• Sabar menerima bagian atau pemberian yang sedikit, dikenal denyan istilah
"Qona'ah" (rela dengan yang telah ada).
• Sabar dalam menghadapi peperangan yaitu : "syaja'ah" (berani).
• Sabar dalam menahan amarah, disebut : "hilmi" (lapang dada).
Hikmah Sabar
• Manusia akan memperoleh kesuksesan dalam meraih cita-cita.
• Dapat mendorong manusia untuk menunaikan kewajiban beribadah kepada
Allah SWT.
• Dapat mengendalikan diri untuk tidak berbuat maksiat kepada Allah SWT
• Manusia akan selalu teguh menerima cobaan yang manimpanya
Yang diajarkan oleh Rasulullah SAW
1.Sifat yang wajib bagi rasul seperti siddiq, amanah, tabligh, dan fahtanah: jujur, dapat
dipercaya, menyampaikan apa adanya, dan cerdas. Keempat sifat ini m
2.Integritas. Integritas juga menjadi bagian penting dari kepribadian Rasul Saw. yang
telah membuatnya berhasil dalam mencapai tujuan risalahnya. Integritas personalnya
sedemikian kuat sehingga tak ada yang bisa mengalihkannya dari apapun yang menjadi
tujuannya.
3.kesamaan di depan hukum. Prinsip kesetaraan di depan hukum merupakan salah satu
dasar terpenting membentuk dasar keyakinan umat Islam tentang kepribadian Rasul
saw.
4.Penerapan pola hubungan egaliter dan akrab. Salah satu fakta menarik tentang nilai-
nilai manajerial kepemimpinan Rasul saw. adalah penggunaan konsep sahabat (bukan
murid, staff, pembantu, anak buah, anggota, rakyat, atau hamba) untuk
menggambarkan pola hubungan antara beliau sebagai pemimpin dengan orang-orang
yang berada di bawah kepemimpinannya. Sahabat dengan jelas mengandung makna
kedekatan dan keakraban serta kesetaraan.
5.kecakapan membaca kondisi dan merancang strategi. Keberhasilan Muhammad saw.
sebagai seorang pemimpin tak lepas dari kecakapannya membaca situasi dan kondisi
yang dihadapinya, serta merancang strategi yang sesuai untuk diterapkan.
6.tidak mengambil kesempatan dari kedudukan. Rasul Saw. wafat tanpa meninggalkan
warisan material. Sebuah riwayat malah menyatakan bahwa beliau berdoa untuk mati
dan berbangkit di akhirat bersama dengan orang-orang miskin.
• 7.visioner futuristic. Sejumlah hadits menunjukkan bahwa Rasul SAW. adalah
seorang pemimpin yang visioner, berfikir demi masa depan (sustainable).
• 8.menjadi prototipe bagi seluruh prinsip dan ajarannya. Pribadi Rasul Saw.
benar-benar mengandung cita-cita dan sekaligus proses panjang upaya
pencapaian cita-cita tersebut. Beliau adalah personifikasi dari misinya.
Terkadang kita lupa bahwa kegagalan sangat mudah terjadi manakala
kehidupan seorang pemimpin tidak mencerminkan cita-cita yang
diikrarkannya.
Faktor – faktor yang memengaruhi Akhlak
1. Genetik / turunan
• Akhlak: jati diri/karakter yang menyertai manusia di manapun ia berada, oleh
karenanya keteladanan orang tua (rumah tangga) sangatlah mempengaruhi terhadap
perkembangan akhlak anak-anaknya. Di sadari atau tidak bahwa apa yang dilakukan
oleh orang tua (ayah, ibu, dan lainnya) telah menuntun kepada sikap dan perilaku
anak-anaknya. Dan ketahuilah bahwa proses pendidikan lebih banyak dinikmati oleh
anak melalui mata, yakni mencapai 83%, dan hanya 11% melalui telinga atau
nasehat, sedangkan 6% lainnya melalui keterampilan. Dengan demikian orang sering
mengatakan buah tidak akan jauh jatuh dari pohonnya.
2. Sisi psikologis : Al-nafsiyah / kejiwaan
• Secara psikologis bahwa yang turut mempengaruhi pembentkan akhlak adalah
berasal dari dalam diri anak itu sendiri. Hal ini terbentuk oleh faktor pengalaman
dan kesadaran anak dalam kehidupan rumah tangga. Semakin baik kebiasaan rmah
tangganya dalam pergaulan keseharian, maka semakin baik pula akhlak anak-
anaknya, sebaliknya semakin rusak akhlak dalam rumah tangganya, maka semakin
banyak kecenderungan memiliki akhlak yang buruk pula.
3. Faktor social / lingkungan : Syariah Ijmaiyah
• Faktor lingkungan tidak kalah pentingnya dalam pembentukan akhlak, semakin baik
lingkungan hidup anak, maka semakin baik pula kemungkinan akhlaknya. Pepatah
klasik mengatakan “bahwa dekat pandai besi maka akan kepercikan apinya, dan
dekat orang menjual minyak wangi maka akan keciupan baunya.
4. Nilai Islami yang tertanam dalam dirinya
• Gaya hidup seorang manusia / muslim yang dilandaskan dengan al-qur’an
dan as-sunnah, akan terbentuk akhlak yang islami. Karena hal yang demikian
itu akan menunjukkan apa yang baik di mata Allah dan rasulnya, Baik dimata
Allah adalah; Takwa dan sabar kepada Allah - mengabdi, selalu tunduk dan
patuh kepada perintah-Nya, Berserah diri dan tawakkal kepada Allah, pandai
bersyukur, Ikhlas dalam semua peristiwa yang terjadi dalam dirinya, serta
khouf / takut dan Radja atau penuh harap.
• Sedangkan Akhlak baik untuk Rasullullah : Ikhlas dalam melakukan sesatu
yang disunnahkan, beriman kepada Rasul, selalu mengucapkan shalawat dan
salam serta taat dan cinta kepada Rasul, mempercayai kepada semua berita
yang disampaikan Rasul serta menghidupkan sunnahnya.
• .Faktor yang memengaruhi seseorang berakhlak mulia:
1. Perintah Allah dan Rasulnya
2. Mengikuti sunahnya, karena tujuan diutusnya Rasulullah saw. (QS. Al-Ahzab:21)
3. Sebagai bukti eksistensi keimanan
4. Sebagai kunci dakwah
5. Takut atas ancaman Allah (QS. as-Shaaf:2-3)
6. Sebagai kunci komunikasi untuk mendapatkan kepercayaan

• . Faktor-Faktor Yang Membuat Orang Enggan Berakhlak Mulia


1. Tidak ada keinginan mempertebal iman
2. Sudah menjadi kebiasaannya di waktu kecil
3. Tertutupnya hati
Akhlak Menjadi Seorang Teknisi
Untuk menjadi seorang teknisi memerlukan beberapa persyaratan yang
memang harus kita persiapkan. Selain peralatan sarana dan prasana memadai,
menjadi seorang teknisi harus mempunyai jiwa dan mental yang cukup handal
dan kuat. Tidak gampang menyerah dan berputus asa, terus berjuang dan
berusaha, mencari solusi dan pemecahannya apa yang sedang ditangani atau
dialaminya. Seorang teknisi juga harus pandai memahami, menganalisa, dan
menyelesaikan pekerjaannya dengan sesempurna mungkin dengan keahlian apa
yang dimilikinya sehingga pekerjaan yang ditanganinya tersebut dapat
diselesaikan dengan baik.
Adapun beberapa akhlak yang harus dimiliki sebagai seorang teknisi :
• Mengutamakan Kejujuran
• Kreatif
• Bertanggung Jawab
• Professional
• Sabar
• Pantang Menyerah
• Mempunyai Jiwa penolong
• Mempunyai Iman yang kuat
• Sopan Santun
• Pintar membagi waktu
• Selalu Belajar akan kesalahan
Terima Kasih!

Vous aimerez peut-être aussi