Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PSIKOSOSIAL
Ns. Fitrio Deviantony S.Kep.,M.Kep
Departemen Jiwa
Fakultas Keperawatan
Universitas Jember
Tujuan Pembelajaran
Tidak langsung menangis saat bertemu orang asing Menangis menjerit-jerit saat
Menolak saat akan digendong orang yang tidak berpisah dengan ibu
dikenalnya
Tidak mau berpisah sama sekali
Menangis saat digendong orang yang tidak dikenalnya
dengan ibunya
Menangis saat merasa tidak nyaman (basah, lapar,
haus, sakit, panas)
Tidak mudah berhubungan
Bereaksi senang ketika ibunya datang menghampiri
dengan orang lain
Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya
Risiko
Potensial (normal) (penyimpangan)
Potensial Risiko mengembangkan
mengembangkan ragu-ragu dan malu
kemandirian
2. Tindakan Keperawatan
Kemandirian Ragu-ragu
• Yakinkan anak bahwa ia mampu
melakukan tugas yang diberikan, dan
• Beritahu tindakan – tindakan yang boleh dan tidak bimbing melakukannya sampai sukses
boleh dilakukan, yang baik dan buruk dengan kalimat
positif
• Berikan tugas yang sederhana dan
• Latih anak untuk melakukan kegiatan secara mandiri
mampu dilakukan sendiri (menyimpan
Puji keberhasilan yang dicapai anak
•
mainan, mengambil baju, mengambil
• Tidak menggunakan kata yang memerintah tetapi minum, mengambil sepatu/sandal)
memberikan altenatif untuk memilih
• Hindari suasana yang membuatnya bersikap negatif • Berikan kepercayaan pada anak untuk
(memisahkan dengan orangtuanya, mengambil
mainannya, memerintah untuk melakukan sesuatu) melakukan tugas tertentu (yang bisa
• Tidak menakut-nakuti dengan kata-kata maupun dilakukannya)
perbuatan
• Berikan mainan sesuai usianya (boneka, mobil –
• Berikan pujian terhadap
mobilan, balon, bola, kertas gambar dan pensil warna) keberhasilannya
• Saat anak mengamuk (temper tantrum) pastikan ia
aman dari bahaya cedera kemudian tinggalkan: awasi • Jangan memberi pernyataan negatif
dari jauh terhadap perilaku anak (Ita memang
• Libatkan anak dalam kegiatan kegamaan: ibadah
sholat, ngaji dll
biasa membuat rumah berantakan,
Anto kan anak cengeng, Budi itu anak
penakut)
Perkembangan psikososial
anak Prasekolah (3-6 th)
Perkembangan psikososial anak prasekolah adalah
proses perkembangan kemampuan anak dalam
berinisiatif menyelesaikan masalahnya sendiri sesuai
dengan pengetahuannya. Kemampuan ini diperoleh jika
konsep diri anak positif karena anak mulai berkhayal
dan kreatif serta meniru peran – peran di sekelilingnya
anak berinisiatifmelakukan sesuatu dan member hasil.
Anak merasa bersalah jika tindakannya berdampak
negative sikap lingkungan yang suka melarang dan
menyalahkan membuat anak kehilangan inisiatif pada
saat dewasa , anak akan mengalami rasa bersalah jika
melakukan kesalahan dan tidak kreatif
Karakteristik perilaku pra
sekolah
industry inferiority
Menyelesaikan tugas Tidak mau mengerjakan
sekolah atau rumah yang tugas sekolah
diberikan Membangkang pada orang
tua untuk mengerjakan
Mepunyai rasa bersaing ( tugas
kompetisi)
Tidak ada kemauan untuk
Senang berkelompok bersaing dan terkesan
dengan teman sebaya malas
dan mempunyai sahabat Tidak mau terlibat dalam
karib kegiatan kelompok
Berperan dalam kegitan Memisahkan diri dari
kelompok teman sepermainan dan
teman sekolah
Diagnosa keperawatan
Risiko
Potensial (normal) (penyimpangan)
Potensial berkarya Risiko harga diri rendah
Tindakan keperawatan
perkembangan usia sekolah
industry inferiority
Diskusikan kemampuan/ Diskusikan peneyebab
kelebihan diri anak dan target
pencapaian tugas anak mersa tidak mampu
Berikan tugas sesuai dengan Berikan tugas sesuai
kemampuan anak
dengan kemampuan anak
Beri pujian terhadap
keberhasilan anak di sekolah
dan dikeluarga atau dirumah Beri pujian terhadap
keberhasilan yang dicapai
Fasilitasi kegiatan kelompok :
bermain,les kegiatan
keagamaan Bantu anak agar berhasil
Libatkan anak dalam kegitan Libatkan dalam kegiatan
sehari-har, seperti memasak,
membuat kue, membersihkan yang mudah atau
mobil, merapikan tempat tidur sederhana
Perkembangan psikososial
remaja (12-18 th)
Perkembangan psikososial remaja adalah
kemampuan remaja untuk mencapai identitas
dirinya yang meliputi peran, tujuan pribadi, dan
keunikan atau ciri khas diri.kemampuan ini
tercapai melalui serangkaian tugas perkembangan
yang harus diselesaikan remaja.
Karakteristik perilaku
identity Role confusion
Menilai diri secara objektif Tidak menemukan ciri khas
(kekuatan dan kelemahan)
Merencanakan masa dirinya
depannya
Merasa bingung, bimbang
Dapat mengambil keputusan
Tidak mempunyai rencana
Menyukai dirinya untuk masa depan
Berinteraksi dengan Tidak mampu berinteraksi
lingkungannya dengan lingkungannya
Bertanggung jawab Memiliki perilaku antisosial
Mulai melihatkan Tidak menyukai dirinya
kemandirian dalam keluarga
Sulit mengambil keputusan
Menyelesaikan masalah
dengan meminta bantuan Tidak mempunyai minat
orang lain yang menurutnya
mampu Tidak mandiri
Diagnosa keperawatan
Potensial (normal)
Potensial pembentukan Risiko bingung peran
identitas diri
Tindakan keperawatan
Pembentukan
identitas diri Bingung peran
Diskusikan ciri perkembangan
psikososial remaja yang normal dan Diskusikan aspek positif /
menyimpang kelebihan yang dimiliki
Diskusikan cara untuk mencapai remaja.
perkembangan psikososial yang normal
Anjurkan remaja untuk berinteraksi Bantu mengidentifikasi
dengan orang lain yang membuatnya berbagai peran yang dapat
nyaman mencurahkan perasaan,
perhatian dan kekhawatiran. ditampilkan remaja dalam
Anjurkan remaja untuk mengikuti kehidupannya.
organisasi yang mempunyai kegiatan
positif (olahraga, seni, beladiri, Diskusikan penampilan peran
pramuka, keagamaan).
yang terbaik untuk remaja.
Anjurkan remaja untuk melakukan
kegiatan dirumah sesuai dengan Bantu remaja
perannya.
mengindentifikasi perannya
Bimbing dan motivasi remaja dalam
membuat rencana kegiatan dan dikeluarga.
melaksanakan rencana yang telah
dibuatnya.
Perkembangan psikososial
dewasa muda (18-25 th)
Perkembangan psikososial individu dewasa muda adalah
tahapan perkembangan individu mampu melakukan
interaksi yang akrab dengan orang lain, terutama lawan
jenis, dan mempunyai pekerjaan. Pada tahap ini,
individu mencoba untuk mandiri dan mencukupi
kebutuhan dirinya dengan bekerja. Interaksi yang
dilakukan mengarah pada bekerja, perkawinan, dan
mempunyai keluarga yang menjadi bagian dari
masyarakat. Kegagalan dalam berhubungan akrab dan
memperoleh pekerjaan dapat menyebabkan individu
menjauhi pergaulan dan merasa kesepian kemudian
menyendiri.
Tugas perkembangan
Intimacy (akrab Isolation
dengan orang lain) (menyendiri)
Perkembangan yang normal: Akrab dengan orang
lain Ketakutan tidak siap menerima
Menjalin interaksi yang hangat dan akrab dengan akibat perbuatannya
orang lain
Mempunyai hubungan dekat dengan orang – orang
Sulit untuk memulai suatu hubungan
tertentu (pacar,sahabat)
Tidak mempunyai teman dekat
Mempunyai hubungan heteroseksual dan
membentuk keluarga
Menghindari komitmen dalam
Mempunyai komitmen yang jelas dalam bekerja dan berinteraksi
berinteraksi
Merasa mampu mandiri untuk kehidupan ( sudah Mudah beralih dalam bekerja/karier
bekerja)
atau gaya hidup,mudah terpengaruh
Memperlihatkan tanggung jawab secara ekonomi,
sosial dan emosional
Tidak mempunyai nilai sebagai
Mempunyai konsep diri yang realistis/sesuai
kenyataan pedoman hidup
Menyukai dirinya dan mengetahui tujuan hidupnyan Tidak mempunyai hubungan akrab
Berinteraksi baik dengan keluarga dengan orang lai
Mampu mengatasi stress akibat perubahan dirinya
Tidak mampu mengatasi stress
Menganggap kehidupan sosialnya bermakna
Mempunyai nilai yang menjadi pedoman hidupnya
Diagnosa keperawatan
Risiko
Potensial (normal) (penyimpangan)
Potensial berhubungan Resiko isolasi sosial
akrab dengan orang lain
Tujuan Tindakan keperawatan
Resiko
Potensial (normal) (penyimpangan)
Potensial untuk Resiko terjadi
produktif stagnasi/terhambat
Tindakan keperawatan
perkembangan psikososial
generativity stagnansi
Diskusikan dengan individu dewasa mengenai Diskusikan dengan individu dewasa
perkembangan psikososial yang normal dan
menyimpang mengenai penyebab hambatan dalam
mencapai tugas perkembangan, seperti
Diskusikan cara mencapai perkembangan sakit kronis/ terminal, tugas
psikososial yang normal:
perkembangan sebelumnya tidak
Menerima proses penuaan dan perubahan peran tercapai, perpisahan/ kehilangan dalam
yang terjadi dalam keluarga keluarga.
Menikmati kebebasan dan kemandiriaan seperti:
dapat mengatur kegiatannya, melakukan hal yang Diskusikan cara mengatasi hambatan
disenangi, membeli barang yang disukai. tersebut
Berinteraksi dengan baik dan berbagi tugas rumah Mengobati penyakit fisik yang dialami
tangga dengan pasangan
Memperluan dan memperbarui minat dan Memenuhi tugas perkembangan secara
kesenagan optimal
Melakukan aktivitas sampingan/ hobi yang Motivasi dan damping individu dalam
diminati
mneyelesaikan masalah
Motivasi dan berikan dukungan untuk melakukan
tindakan yang dapat memenuhi perkembangan Motivasi/ berikan dukungan pada
psikososial dewasa individu untuk melakukan tindakan
Motivasi dan dorong dalam membimbing generasi yang dapat memenuhi perkembangan
berikutnya psikososialnya.
Askep perkembangan
psikososial lansia(>65 thn)
Perkembangan psikososial lanjut usia (lansia) adalah
tercapainya integritas diri yang utuh. Pemahaman
terhadap makna hidup secara keseluruhan
menyebabakan lansia berusaha membimbing generasi
berikutnya (anak dan cucu) berdasarkan sudut
pandangya. Lansia yang tidak mencapai integritas diri
akan merasa putus asa dan menyesali masa lalunya
karena tidak merasakan hidupnya bermakna.
Tugas perkembangan lansia
potential resiko
Potensial Risiko keputusasaan
berkembangnya
integritas diri
Tindakan keperawatan
Perkembangan Perkembangan yang
normal menyimpang
Jelaskan ciri perilaku perkembangan
lansia yang normal dan menyimpang
Diskusikan cara yang dapat dilakukan
oleh lansia untuk mencapai integritas 1. Diskusikan penyebab dan
diri yang utuh : hambatan dalam mencapai tugas
Mendiskusikan makna hidup lansia perkembangan lansia, seperti
selama ini adanya penyakit dan putus asa
Melakukan life review dan
reminiscence (menceritakan kembali 2. Diskusikan cara mengatasi
masa lalunya, terutama
keberhasilannya. hambatan dan motivasi
Mendiskusikan keberhasilan yang keinginan lansia untuk
telah dicapai oleh lansia mengobati penyakit fisik yang
Mengikuti kegiatan sosial di dialaminya
lingkungannya
Melakukan kegiatan kelompok 3. Bantu lansia bersosialisasi
Bimbing lansia dalam membuat
secara bertahap
rencana kegiatan untuk mencapai 4. Fasilitasi untuk ikut
integritas diri yang utuh
kegiatan kelompok lansia
Motivasi lansia untuk melaksanakan
rencana yang telah dibuatnya
Terima kasih