Vous êtes sur la page 1sur 40

ASKEP

PSIKOSOSIAL
Ns. Fitrio Deviantony S.Kep.,M.Kep
Departemen Jiwa
Fakultas Keperawatan
Universitas Jember
Tujuan Pembelajaran

 Menjelaskan pengertian perkembangan psikososial


 Menjelaskan tahap perkembangan psikososial
 Memberikan asuhan keperawatan pada perkembangan psikososial bayi
 Memberikan asuhan keperawatan pada perkembangan psikososial kanak –
kanak
 Memberikan asuhan keperawatan pada perkembangan psikososial anak pra
sekolah
 Memberikan asuhan keperawatan pada perkembangan psikososial anak usia
sekolah
 Memberikan asuhan keperawatan pada perkembangan psikososial remaja
 Memberikan asuhan keperawatan pada perkembangan psikososial dewasa
muda
 Memberikan asuhan keperawatan pada perkembangan psikososial dewasa
 Memberikan asuhan keperawatan pada perkembangan psikososial lanjut usia
STATUS KESEHATAN KELUARGA

Gangguan Jiwa Resiko Masalah Psikososial


Tanda-tandanya: Tanda-tandanya:
1. Sedih berkepanjangan dalam waktu lama 1. Kehilangan anggota keluarga atau orang yang
2. Kemampuan melakukan kegiatan sehari-hari dicintai
(kebersihan, makan, minum, aktivitas) berkurang 2. Kehilangan pekerjaan
3. Motivasi untuk melakukan kegiatan menurun 3. Kehilangan harta benda
(malas) 4. Kehilangan anggota tubuh
4. Marah-marah tanpa sebab 5. Penyakit fisik kronis: hipertensi, tuberkulosis
5. Bicara atau tertawa sendiri (TBC), diabetes melitus (DM), jantung, ginjal,
6. Mengamuk reumatik, stroke
7. Menyendiri 6. Hamil dan pasapartum
8. Tidak mau bergaul
9. Tidak memperhatikan penampilan/kebersihan diri
10. Mengatakan atau mencoba bunuh diri
Sehat
Jika tidak ditemukan tanda-tanda di atas

Kategori dan ketentuan status kesehatan keluarga:


•Gangguan Jiwa: jika ada satu/lebih anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
•Risiko Masalah Psikososial: jika ada satu/ lebih anggota keluarga yang mengalami risiko masalah kesehatan dan tidak
ada yang mengalami gangguan jiwa
Sehat: jika tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dan risiko masalah psikososial
Pengertian

 Perkembangan individu yang terjadi secara simultan


antara dimensi fisik, kognitif, psikososial, moral dan
spiritual.
Tahap perkembangan
psikososial (erikson)
1. PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL BAYI (0-18
bulan)
Proses perkembangan yang ditandai dengan pemupukan
rasa percaya pada orang lain yang diawali dengan
kepercayaan terhadap orangtua, khususnya ibu.

Rasa aman secara fisik dan psikologis berperan penting


dalam pembentukan rasa percaya bayi.

Bila rasa percaya tidak terpenuhi maka akan terjadi


penyimpangan berupa rasa tidak percaya dan setelah
besar ia menjadi orang yang mudah curiga dan tidak
dapat menjalin hubungan baru.
1. Karakteristik perilaku bayi

Berkembangnya rasa Berkembangnya rasa tidak


percaya percaya

 Tidak langsung menangis saat bertemu orang asing  Menangis menjerit-jerit saat
 Menolak saat akan digendong orang yang tidak berpisah dengan ibu
dikenalnya
 Tidak mau berpisah sama sekali
 Menangis saat digendong orang yang tidak dikenalnya
dengan ibunya
 Menangis saat merasa tidak nyaman (basah, lapar,
haus, sakit, panas)
 Tidak mudah berhubungan
 Bereaksi senang ketika ibunya datang menghampiri
dengan orang lain
 Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya

 Memperhatikan/memandang wajah ibu/orang yang


mengajak bicara

 Mencari suara ibu/orang lain yang memanggil


namanya
1. Tindakan Keperawatan
Berkembangnya rasa percaya Berkembangnya rasa tidak percaya

 Panggil bayi sesuai namanya


 Gendong dan memeluk bayi saat  Memenuhi kebutuhan dasar dan rasa aman
menangis dan nyaman
 Cari kebutuhan dasar bayi yang  Fokuskan perhatian pada bayi saat menyusui;
terganggu (lapar, haus, basah, sakit) jangan sambil melakukan pekerjaan lainnya
saat menangis dan memenuhinya:  Tidak membiarkan bayi tidur sendiri tetapi
Membuai saat bayi menangis, Memberi tetap bersama orang tua
minum atau makan saat bayi lapar,
Menyelimuti dengan selimut saat  Kontak dengan bayi sesering mungkin
kedinginan
 Tidak membiarkan bayi bermain sendirian,
 Bicara dengan bayi saat merawat bayi tidak memainkan bayi dengan cara
mengganti-ganti antara puting dan empeng
 Saat berpisah dengan ibu menangis,
tetapi tidak lama  Tetaplah memberi ASI sampai 2 tahun
 Ajak bayi bermain (bersuara lucu,  Tidak mengganti pengasuh bayi terlalu sering
memperlihatkan benda berwarna (bayi bingung karena harus memupuk
menarik, menggerakkan benda) kepercayaan pada banyak orang)
Perkembangan psikososial
kanak-kanak (18 bulan – 3 th)
 Perkembangan psikososial pada usia kanak-kanak adalah
proses perkembangan kemampuan anak dalam
mengembangkan kemandirian dengan cara memberi
kebebasan dan membiarkan anak untuk mempelajari
dunianya. Jika terlalu dilindungi atau dikendalikan,
anak akan merasa ragu-ragu dan malu untuk melakukan
aktivitasnya sehingga akan selalu bergantung pada
orang lain.
2. Karakteristik perilaku kanak-kanak
Potensial mengembangkan Risiko mengembangkan ragu-
kemandirian ragu dan malu
 Mengenal dan mengakui namanya
 Tidak berani untuk melakukan
 Sering menggunakan kata “jangan/tidak/nggak” sesuatu/kegiatan
 Banyak bertanya tentang hal/benda yang asing
baginya (api, air, ketinggian, warna dan bentuk  Merasa takut melakukan sesuatu
benda)
 Merasa terpaksa dalam
 Mulai melakukan kegiatan sendiri dan tidak mau melakukan tindakan
diperintah misalnya minum sendiri, makan sendiri,
berpakaian sendiri  Melakukan tindakan dengan
 Bertindak semaunya sendiri dan tidak mau ragu - ragu
diperintah
 Mulai bergaul dengan orang lain tanpa diperintah
 Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain
diluar keluarganya
 Hanya sebentar mau berpisah dengan orangtua
 Menunjukkan rasa suka dan tidak suka
 Mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan
keluarga
Diagnosa keperawatan

Risiko
Potensial (normal) (penyimpangan)
 Potensial  Risiko mengembangkan
mengembangkan ragu-ragu dan malu
kemandirian
2. Tindakan Keperawatan
Kemandirian Ragu-ragu
• Yakinkan anak bahwa ia mampu
melakukan tugas yang diberikan, dan
• Beritahu tindakan – tindakan yang boleh dan tidak bimbing melakukannya sampai sukses
boleh dilakukan, yang baik dan buruk dengan kalimat
positif
• Berikan tugas yang sederhana dan
• Latih anak untuk melakukan kegiatan secara mandiri
mampu dilakukan sendiri (menyimpan
Puji keberhasilan yang dicapai anak

mainan, mengambil baju, mengambil
• Tidak menggunakan kata yang memerintah tetapi minum, mengambil sepatu/sandal)
memberikan altenatif untuk memilih
• Hindari suasana yang membuatnya bersikap negatif • Berikan kepercayaan pada anak untuk
(memisahkan dengan orangtuanya, mengambil
mainannya, memerintah untuk melakukan sesuatu) melakukan tugas tertentu (yang bisa
• Tidak menakut-nakuti dengan kata-kata maupun dilakukannya)
perbuatan
• Berikan mainan sesuai usianya (boneka, mobil –
• Berikan pujian terhadap
mobilan, balon, bola, kertas gambar dan pensil warna) keberhasilannya
• Saat anak mengamuk (temper tantrum) pastikan ia
aman dari bahaya cedera kemudian tinggalkan: awasi • Jangan memberi pernyataan negatif
dari jauh terhadap perilaku anak (Ita memang
• Libatkan anak dalam kegiatan kegamaan: ibadah
sholat, ngaji dll
biasa membuat rumah berantakan,
Anto kan anak cengeng, Budi itu anak
penakut)
Perkembangan psikososial
anak Prasekolah (3-6 th)
 Perkembangan psikososial anak prasekolah adalah
proses perkembangan kemampuan anak dalam
berinisiatif menyelesaikan masalahnya sendiri sesuai
dengan pengetahuannya. Kemampuan ini diperoleh jika
konsep diri anak positif karena anak mulai berkhayal
dan kreatif serta meniru peran – peran di sekelilingnya
anak berinisiatifmelakukan sesuatu dan member hasil.
Anak merasa bersalah jika tindakannya berdampak
negative sikap lingkungan yang suka melarang dan
menyalahkan membuat anak kehilangan inisiatif pada
saat dewasa , anak akan mengalami rasa bersalah jika
melakukan kesalahan dan tidak kreatif
Karakteristik perilaku pra
sekolah

INISIATIF RASA BERSALAH


 Berinisiatif menggunakan situasi
dirumah untuk bermain, misalnya  Tidak percaya diri ,
menyusun kursi menjadi kereta
api menggumpulkan kulit permen
malu untuk tampil
/ batu dll didepan umum
 Melakukan pekerjaan sederhana
misalnya membuang sampah ,  Pesimistis , tidak
melipat kain , meletakkan sepatu
pada tempatnya memilik cita – cita
 Mengenal minimal empat warna  Takut salah melakukan
 Berbicara dalam bentuk kalimat sesuatu
 Senang bermain dengan teman
sebaya  Malas melakukan
 Cerita yang berkhayal kegiatan dan tidak
 Mudah berpisah dengan orang mempunyai inisiatif
tuanya
 Mengenal jenis kelamin
2. Tindakan Keperawatan
INISIATIF RASA BERSALAH
 Memberi waktu kepada anak untuk
 Mendukung anak bermain dengan bermain
bebas dirumah tidak melarang jika  Mengajarkan anak untuk bermain yang
anak menggeser perabot sederhana
 Member kesempatan kepada anak  Memberikan harapan yang sesuai dengan
untuk melakukan pekerjaan sederhana kemampuan anak
dan menyediakan fasilitas
 Tidak memaksakan kehendak kepada
 Memberi kesempatan kepada anak anak
untuk bermain dengan teman sebaya
 Memberi pujian terhadap keberhasilan
 Mulai mengajarkan disiplin , misalnya yang telah dicapai
mencuci tangan sebelum makan
menyikat gigi sebelum tidur  Menjadi pendengar yang baik
meletakkan sandal dan sepatu dengan  Bersikap positif dan mendorong usaha
rapi anak untuk mandiri
 Mengajarkan cara meminta sesuatu  Tidak menentang tindakan yang
 Menjadi contoh bagi anak dilakukan anak
 Tidak melarang anak menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti
Tujuan tindakan keperawatan
anak prasekolah
 Anak prasekolah mengidentifikasi peran gender
 Anak prasekolah mencapai keterampilan motorik
kognitif peran tertentu
 Anak prasekolah mengidentifikasi peran dikeluarga
Perkembangan psikososial ana
usia sekolah
 Perkembangan kemampuan psikososial anak usia sekolah
( 6-12 tahun) adalah kemampuam menghasilkan,
berinteraksi dan berprestasi dalam belajar berdasarkan
kemampuan diri sendiri. Hambatan atau kegagalan
dalam mencapai kemampuan ini menyebabkan anak
merasa rendah diri sehingga pada masa dewasa, anak
dapat mengalami hambatan dalam bersosialisasi.
Karakteristik perilaku anak
usia sekolah (6-12 th)

industry inferiority
 Menyelesaikan tugas  Tidak mau mengerjakan
sekolah atau rumah yang tugas sekolah
diberikan  Membangkang pada orang
tua untuk mengerjakan
 Mepunyai rasa bersaing ( tugas
kompetisi)
 Tidak ada kemauan untuk
 Senang berkelompok bersaing dan terkesan
dengan teman sebaya malas
dan mempunyai sahabat  Tidak mau terlibat dalam
karib kegiatan kelompok
 Berperan dalam kegitan  Memisahkan diri dari
kelompok teman sepermainan dan
teman sekolah
Diagnosa keperawatan

Risiko
Potensial (normal) (penyimpangan)
 Potensial berkarya  Risiko harga diri rendah
Tindakan keperawatan
perkembangan usia sekolah

industry inferiority
 Diskusikan kemampuan/  Diskusikan peneyebab
kelebihan diri anak dan target
pencapaian tugas anak mersa tidak mampu
 Berikan tugas sesuai dengan  Berikan tugas sesuai
kemampuan anak
dengan kemampuan anak
 Beri pujian terhadap
keberhasilan anak di sekolah
dan dikeluarga atau dirumah  Beri pujian terhadap
keberhasilan yang dicapai
 Fasilitasi kegiatan kelompok :
bermain,les kegiatan
keagamaan  Bantu anak agar berhasil
 Libatkan anak dalam kegitan  Libatkan dalam kegiatan
sehari-har, seperti memasak,
membuat kue, membersihkan yang mudah atau
mobil, merapikan tempat tidur sederhana
Perkembangan psikososial
remaja (12-18 th)
 Perkembangan psikososial remaja adalah
kemampuan remaja untuk mencapai identitas
dirinya yang meliputi peran, tujuan pribadi, dan
keunikan atau ciri khas diri.kemampuan ini
tercapai melalui serangkaian tugas perkembangan
yang harus diselesaikan remaja.
Karakteristik perilaku
identity Role confusion
 Menilai diri secara objektif  Tidak menemukan ciri khas
(kekuatan dan kelemahan)
 Merencanakan masa dirinya
depannya
 Merasa bingung, bimbang
 Dapat mengambil keputusan
 Tidak mempunyai rencana
 Menyukai dirinya untuk masa depan
 Berinteraksi dengan  Tidak mampu berinteraksi
lingkungannya dengan lingkungannya
 Bertanggung jawab  Memiliki perilaku antisosial
 Mulai melihatkan  Tidak menyukai dirinya
kemandirian dalam keluarga
 Sulit mengambil keputusan
 Menyelesaikan masalah
dengan meminta bantuan  Tidak mempunyai minat
orang lain yang menurutnya
mampu  Tidak mandiri
Diagnosa keperawatan

Potensial (normal)
 Potensial pembentukan  Risiko bingung peran
identitas diri
Tindakan keperawatan
Pembentukan
identitas diri Bingung peran
 Diskusikan ciri perkembangan
psikososial remaja yang normal dan  Diskusikan aspek positif /
menyimpang kelebihan yang dimiliki
 Diskusikan cara untuk mencapai remaja.
perkembangan psikososial yang normal
 Anjurkan remaja untuk berinteraksi  Bantu mengidentifikasi
dengan orang lain yang membuatnya berbagai peran yang dapat
nyaman mencurahkan perasaan,
perhatian dan kekhawatiran. ditampilkan remaja dalam
 Anjurkan remaja untuk mengikuti kehidupannya.
organisasi yang mempunyai kegiatan
positif (olahraga, seni, beladiri,  Diskusikan penampilan peran
pramuka, keagamaan).
yang terbaik untuk remaja.
 Anjurkan remaja untuk melakukan
kegiatan dirumah sesuai dengan  Bantu remaja
perannya.
mengindentifikasi perannya
 Bimbing dan motivasi remaja dalam
membuat rencana kegiatan dan dikeluarga.
melaksanakan rencana yang telah
dibuatnya.
Perkembangan psikososial
dewasa muda (18-25 th)
 Perkembangan psikososial individu dewasa muda adalah
tahapan perkembangan individu mampu melakukan
interaksi yang akrab dengan orang lain, terutama lawan
jenis, dan mempunyai pekerjaan. Pada tahap ini,
individu mencoba untuk mandiri dan mencukupi
kebutuhan dirinya dengan bekerja. Interaksi yang
dilakukan mengarah pada bekerja, perkawinan, dan
mempunyai keluarga yang menjadi bagian dari
masyarakat. Kegagalan dalam berhubungan akrab dan
memperoleh pekerjaan dapat menyebabkan individu
menjauhi pergaulan dan merasa kesepian kemudian
menyendiri.
Tugas perkembangan
Intimacy (akrab Isolation
dengan orang lain) (menyendiri)
 Perkembangan yang normal: Akrab dengan orang
lain  Ketakutan tidak siap menerima
 Menjalin interaksi yang hangat dan akrab dengan akibat perbuatannya
orang lain
 Mempunyai hubungan dekat dengan orang – orang
 Sulit untuk memulai suatu hubungan
tertentu (pacar,sahabat)
 Tidak mempunyai teman dekat
 Mempunyai hubungan heteroseksual dan
membentuk keluarga
 Menghindari komitmen dalam
 Mempunyai komitmen yang jelas dalam bekerja dan berinteraksi
berinteraksi
 Merasa mampu mandiri untuk kehidupan ( sudah  Mudah beralih dalam bekerja/karier
bekerja)
atau gaya hidup,mudah terpengaruh
 Memperlihatkan tanggung jawab secara ekonomi,
sosial dan emosional
 Tidak mempunyai nilai sebagai
 Mempunyai konsep diri yang realistis/sesuai
kenyataan pedoman hidup
 Menyukai dirinya dan mengetahui tujuan hidupnyan  Tidak mempunyai hubungan akrab
 Berinteraksi baik dengan keluarga dengan orang lai
 Mampu mengatasi stress akibat perubahan dirinya
 Tidak mampu mengatasi stress
 Menganggap kehidupan sosialnya bermakna
 Mempunyai nilai yang menjadi pedoman hidupnya
Diagnosa keperawatan

Risiko
Potensial (normal) (penyimpangan)
 Potensial berhubungan  Resiko isolasi sosial
akrab dengan orang lain
Tujuan Tindakan keperawatan

 Individu dewasa muda mampu memahami karakteristik


perkembangan psikososial yang dan menyimpang
 Individu dewasa muda mampu memahami cara
mencapai perkembangan psikososial yang normal.
 Berinteraksi dengan banyak orang , termasuk lawan
jenis
 Mempunyai pekerjaan
 Individu dewasa muda mampu melakukan tindakan
untuk mencapai perkembangan psikososial yang normal
Tindakan keperawatan
 Diskusikan tentang perkembangan psikososial yang normal dan
menyimpang
 Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal.
 Menetapkan tujuan hidup
 Berinteraksi dengan banyak orang, termasuk lawan jenis
 Berperan serta / melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat
 Memilih calon pasangan hidup
 Menetapkan karier / pekerjaan
 Mempunyai pekerjaan
 Motivasi dan berikan dukungan pada individu untuk melakukan
tindakan yang dapat memenuhi perkembangan psikososialnya.
Perkembangan psikososial
dewasa (25-65 tahun)
 Perkembangan psikososial individu dewasa adalah
individu mampu terlibat dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, pekerjaan, dan mampu membimbing
anaknya. Masa dewasa ditandai dengan kebebasan
pribadi, kestabilan keuangan, dan interaksi social yang
baik karena pada masa ini individu mulai beranjak
dewasa dan berkeluarga. Individu deawasa akan
menyadari bahwa tanggung jawab akan bertambah pada
masa ini. Kegagagalan dalam mencapai kemampuan
tersebut dapat menyebabkan ketergantungan, baik
dalam pekerjaan dan keuangan.
Tugas perkembangan individu
dewasa
generativity stagnasi
 Perkembangan yang normal:
Generativity/ menyiapkan generasi
berikutnya  Tidak dapat melakukan hal
 Membimbing dan menyiapkan yang berguna
generasi berikutnya
 Bertindak sesuka hati/
 Memperhatikan kebutuhan orang lain
semaunya sendiri
 Kreatif ( mampu mengambil
alternative penyelesaian masalah)  Hanya memperhatikan diri
 Produktif ( dapat mengisi waktu sendiri
luang dengan hal positif)
 Kurang mempunyai
 Menerima perubahan fisik dan
psikologis yang terjadi keinginan bekerja dan
 Menyesuaikan diri dengan orang tua berkeluarga
yang sudah lanjut usia
 Tidak mempumyai
 Merasa nyaman dengan pasangannya komitmen pribadi
 Menilai pencapaian tujuannya
Diagnosa keperawatan

Resiko
Potensial (normal) (penyimpangan)
 Potensial untuk  Resiko terjadi
produktif stagnasi/terhambat
Tindakan keperawatan
perkembangan psikososial
generativity stagnansi
 Diskusikan dengan individu dewasa mengenai  Diskusikan dengan individu dewasa
perkembangan psikososial yang normal dan
menyimpang mengenai penyebab hambatan dalam
mencapai tugas perkembangan, seperti
 Diskusikan cara mencapai perkembangan sakit kronis/ terminal, tugas
psikososial yang normal:
perkembangan sebelumnya tidak
 Menerima proses penuaan dan perubahan peran tercapai, perpisahan/ kehilangan dalam
yang terjadi dalam keluarga keluarga.
 Menikmati kebebasan dan kemandiriaan seperti:
dapat mengatur kegiatannya, melakukan hal yang  Diskusikan cara mengatasi hambatan
disenangi, membeli barang yang disukai. tersebut
 Berinteraksi dengan baik dan berbagi tugas rumah  Mengobati penyakit fisik yang dialami
tangga dengan pasangan
 Memperluan dan memperbarui minat dan  Memenuhi tugas perkembangan secara
kesenagan optimal
 Melakukan aktivitas sampingan/ hobi yang  Motivasi dan damping individu dalam
diminati
mneyelesaikan masalah
 Motivasi dan berikan dukungan untuk melakukan
tindakan yang dapat memenuhi perkembangan  Motivasi/ berikan dukungan pada
psikososial dewasa individu untuk melakukan tindakan
 Motivasi dan dorong dalam membimbing generasi yang dapat memenuhi perkembangan
berikutnya psikososialnya.
Askep perkembangan
psikososial lansia(>65 thn)
 Perkembangan psikososial lanjut usia (lansia) adalah
tercapainya integritas diri yang utuh. Pemahaman
terhadap makna hidup secara keseluruhan
menyebabakan lansia berusaha membimbing generasi
berikutnya (anak dan cucu) berdasarkan sudut
pandangya. Lansia yang tidak mencapai integritas diri
akan merasa putus asa dan menyesali masa lalunya
karena tidak merasakan hidupnya bermakna.
Tugas perkembangan lansia

Integritas diri Putus asa


 Mempunyai harga diri tinggi  Memandang rendah/
 Merasa disayang oleh menghina/ mencela
keluarga orang lain
 Menilai kehidupannya berarti
 Merasa kehidupannya
 Memandang sesuatu hal selama ini tidak berarti
secara keseluruhan (tuntutan
dan makna hidup)  Merasakan kehilangan
 Menerima nilai dan keunikan
orang lain  Masih ingin berbuat
banyak, tetapi tidak
 Menerima datangnya
kematian mempunyai waktu lagi
Diagnosa keperawatan

potential resiko
 Potensial  Risiko keputusasaan
berkembangnya
integritas diri
Tindakan keperawatan
Perkembangan Perkembangan yang
normal menyimpang
 Jelaskan ciri perilaku perkembangan
lansia yang normal dan menyimpang
 Diskusikan cara yang dapat dilakukan
oleh lansia untuk mencapai integritas  1. Diskusikan penyebab dan
diri yang utuh : hambatan dalam mencapai tugas
 Mendiskusikan makna hidup lansia perkembangan lansia, seperti
selama ini adanya penyakit dan putus asa
 Melakukan life review dan
reminiscence (menceritakan kembali  2. Diskusikan cara mengatasi
masa lalunya, terutama
keberhasilannya. hambatan dan motivasi
 Mendiskusikan keberhasilan yang keinginan lansia untuk
telah dicapai oleh lansia mengobati penyakit fisik yang
 Mengikuti kegiatan sosial di dialaminya
lingkungannya
 Melakukan kegiatan kelompok  3. Bantu lansia bersosialisasi
 Bimbing lansia dalam membuat
secara bertahap
rencana kegiatan untuk mencapai  4. Fasilitasi untuk ikut
integritas diri yang utuh
kegiatan kelompok lansia
 Motivasi lansia untuk melaksanakan
rencana yang telah dibuatnya
Terima kasih

Vous aimerez peut-être aussi