Vous êtes sur la page 1sur 20

Peranan Epidemiologi dalam

pengelolaan penderita

Titin Dewi Sartika Sillaban


1620332026

Dosen Pembimbing: Dr.dr.Masrul M.Sc SpGK


I.Pendahuluan
•Di negara sedang berkembang seperti Indonesia,
tingkat kesehatan masyarakat belum optimal,
sedangkan dana sektor kesehatan terbatas. Oleh
karena itu, perlu pemanfaatan dana tersebut
secara efisien.

•Tetapi tanpa kita sadari, sering kurang efisien


dalam mengelola penderita, padahal kita hampir
selalu berhadapan dengan penderita yang
ekonominya pas-pasan atau bahkan mereka tidak
mampu sama sekali
II.Epidemiologi Klinis
Batasan
Epidemiologi Klinis (EK) merupakan penerapan
metode/prinsip epidemiologi dan biostatistika yang
digunakan untuk pengelolaan penderita.
Tujuan EK
1. Membantu mengelola penderita secara rasional.
2.Meningkatkan akurasi, efektifitas dan efisiensi
dalam diagnosis dan terapi.
3.Tetap mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.
1. Pengelolaan penderita yang rasional.

Kekhasan Para kliasi adalah mereka menangani penderita


secara individual dan dalam pengambilan keputusan pada
pengelolaan penderita hampir selalu atas dasar.
a. Ilmu : pengetahuan, logika, pengalaman
b. Seni : keyakinan, pertimbangan dan intuisi

Keputusan yang rasional merupakan proyeksi hasil


penelitian pada sekelompok subyek yang menggunakan
strategi epidemiologi dan biostatistika.
Penerapan metode epidemiologi pada hakikatnya
dilaksanakan oleh 2 pelaku Epidemiologi Klinis:
• Peneliti (doers) : penelitiannya dapat berupa
penelitian, klinis, komunitas, sosial, dan ekonomi.
• Pengguna (users) : para klinisi pengguna hasil
penelitian sebagai back up diterapkan dalam
pengelolaan penderita.
2. Meningkatkan Akurasi, Efektifitas, dan efsiensi
pengelolaan penderita

a.Telaah Kritis
Epidemiologi Klinik menekankan penerapan Evidence Based
Medicine (EBM), yaitu pengelolaan penderita atas dasar hasil
penelitian telah terbukti efektif dan sahih (evidence) sebagai
dasar pengambilan keputusan.
Tujuan telaah kritis untuk seorang klinisi:
1. Dapat memiliih artikel rahih untuk diterapkan pada
pengelolaan penderita.
2. Dapat mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.
b. Metode Kuantitatif
Penerapan statistika untuk memperhitungkan akurasi
dan efisiensi diagnosis, terapi dan prognosis.
c. Ekonomi Klinis
Efisiensi lebih ditingkatkan jika diaplikasikan ilmu
ekonomi dalam pengelolaan penderita.
d. Ilmu sosial
sangat penting dalam pengelolaan penderita.
Contoh: dalam menegakkan diagnosis (AIDS), informasi
sosial dan perilaku sangat diperlukan.
3. Tetap mengikuti perkembangan
Agar tetap mutakhir seorang kliasi sebaiknya membaca
200 artikel dan 70 editorial terbaru setiap bulan, padahal kliasi
tidak mempunyai banyak waktu. metode telaah kritis telah
dikembangkan oleh sackett dkk. didalam buku tersebut
terdapat panduan kriteria telaah kritis untuk artikel-artikel;

i. Pemilihan tes diagnostik.


ii. Ui klinis terapi
iii. penelitian faktor prognosis
iv. uji diagnosis dini (screening trial)
v. penelitian faktor risiko dan etiologi
vi. penelitian analisis ekonomi
vii.tinjauan pustaka
III. Pengelolaan yang baik bagi penderita berasal
dari Penelitian yang Baik
Oleh karena itu, pemahaman EK
diharapkan akan merangsang para klinisi untuk
meningkatkan kualitas maupun kuantitas penelitian.
Konsep Epidemiologi Klinik

Peneliti
Epidemiologi
Biostatistika Artikel

Klinisi
Telaah
Kritis Seni
Sahih •Keyakinan
Ilmu •Pertimbangan
•Pengetahuan Kuantifikasi •intuisi
•Logika
•pengalaman

PASIEN SEHAT SECARA EFISIEN


IV.Pengambilan Keputusan Klinis
Dalam membuat keputusan klinis untuk
menegakkan diagnosis mereka hampir selau
tergantung pada informasi diagnostik seperti riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik dan penunjang. atas
dasar informasi tersebut, dibuat perkiraan berapa
besar probabilitas seseorang untuk menderita suatu
penyakit.
V.Kuantifikasi diagnosis
Pengambilan keputusan penggunaan test diagnostik
Metode nilai prediktif
Metode nilai prediktif merupakan salah satu metode terbaik
untuk menentukan sakit tidaknya seseorang.
Langkah- langkah MNP:
• Memperkirakan besarnya probabilitas proses seseorang untuk
menderita suatu penyakit sebelum suatu test diagnostik yang
akan digunakan.
• mengetahui nilai Sn dan Sp test diagnostik yang akan
digunakan.
• menafsir kesahihan Sn dan Sp dari test diagnostik yang akan
digunakan.
• mengelolah informasi-informasi yang berasal dari butir 1,2,3
dalam tabel 2X2 untuk mendapatkan probabilitas seseorang
untuk menderita penyakit setelah dilakukan tes diagnostik.
1. Penentuan probabilitas prates
Nilai probabilitas prates sangat ditentukan oleh kemampuan seorang klinisi
antara lain:
 Ilmu kedokteran dasar, keterampilan diagnosis fisis, penguasaan ilmu
penyakit, ketepatan penerapan skor dan kriteria diagnosis serta ilmu
kedokteran yang lain.
 Kemampuan sintesis dan analisis data klinis yang digali dari anamnesis,
peemeriksaan fisis dan laboratorium sederhana.
 pengalaman dalam menemukan kasus serupa, dimana makin besar
pengalaman makin akurat nilai probabilitas pratesinya.
 seni (art) masing-masing dokter yang merupakan komposit dari
pertimbangan, instiusi, keyakinan.
2.Mengetahui Sn dan Sp Tes Diagnostik
Mengetahui Sn dan Sp setiap tes diagnostik yang
akan kita gunakan adalah penting, lebih lebih ika tes
diagnostik tersebut berbiaya tinggi atau riskan ika
dilakukan.
Tes diagnostik yang kita pilih sebaiknya yang
paling akurat, yaitu Sn dan Spnya tinggi atau
mendekati 100%, tetapi tidak arang susah untuk
mendapatkannya.
3. Menilai kesahihan Sn dan Spesifitas
Hal lain yang penting adalah kesahihan nilai Sn dan Sp biasanya
kita ambil dari artikel yang melaporkan hasil penelitian suatu tes
diagnostik baik dari luar negeri maupun dalam negeri, yang mana
tidak semua artikel itu sahih.

4. Pengolahan metode nilai prediksi


Beberapa batasan pengolahan metode nilai prediksi yaitu :
• tes diagnostik
•sensitifitas
•negatif palsu
•spesifitas
•positif palsu
•probabilitas prates
•probabilitas pascates positif (PPP)
•probabilitas pascates negatif (PPN)
•Standar emas
VI. Kuantifikasi Terapi
untuk menentukan terapi yang rasional kita harus memilih
terapi lewat suatu artikel yang sahih.
kita harus melakukan telaah pada artikel penelitian tentang
terapi, dan harus lolos dari kriteria sbb:
 apakah desain penelitian betul-betul acak (randomized
clinical trial)?
 apakah outcomenya diukur secara obyektif?
 apakah drop out dari subyek yang mengikuti penelitian
kurang 20%
 apakah obat atau terapinya available di tempat anda?
 apakah disamping secara statistik bermakna, secara klinis
uga bermakna?..
VII. Kuantifikasi Prognosis

Pada kuantifikasi prognosis dilakukan


perhitungan melalui suatu simulasi statistis yang
disebut markoy modelling atau Markoy process,
serta digunakannya perhitungan probabilitas yang
kemudian salah satunya diterapkan pada decision
tree.
Referensi
Fletcher. 1988. Sari Epidemiologi Klinik.Gadjah
Mada University Press: Jogjakarta
Soeparto, P dkk. 1998. Epidemiologi Klinis.
Gramik FK UNAIR: Surabaya
Pertanyaan
Apakah peranan epidemiologi klinik
sudah diterapkan di semua lapangan???

Vous aimerez peut-être aussi