Vous êtes sur la page 1sur 21

Disusun Oleh :

Furqon (1611019)
Ika Tyas Adi S (1611021)
Iva Susanti (1611022)
Shella Elselina P (1611030)
Via Arantika (1611031)

Asuhan Keperawatan Pada


Obstruksi Ileus
DEFINISI
• Obstruksi usus adalah sumbatan total
atau parsial yang mencegah aliran normal
melalui saluran pencernaan. (Brunner and
Suddarth, 2001).
• Ileus obstruktif adalah suatu
penyumbatan mekanis pada usus dimana
merupakan penyumbatan yang sama
sekali menutup atau menganggu jalannya
isi usus (Sabara, 2007).
ETIOLOGI
Adapun penyebab dari obstruksi usus dibagi
menjadi dua bagian menurut jenis obstruksi
usus, yaitu:
• Mekanis : Terjadi obstruksi intramunal
atau obstruksi munal dari tekanan pada
usus, contohnya adalah intrasusepsi,
tumor dan neoplasma, stenosis, striktur,
perlekatan, hernia dan abses
• Fungsional : Muskulator usus tidak
mampu mendorong isi sepanjang usus
(Brunner and Suddarth).
MANIFESTASI KLINIK
• Nyeri tekan pada abdomen.
• Muntah.
• Konstipasi (sulit BAB).
• Distensi abdomen.
• BAB darah dan lendir tapi tidak ada feces
dan flatus
KOMPLIKASI
• Peritonitis karena absorbsi toksin dalam
rongga peritonium sehinnga terjadi
peradangan atau infeksi yang hebat pada
intra abdomen.
• Perforasi dikarenakan obstruksi yang
sudah terjadi selalu lama pada organ intra
abdomen.
• Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis, yang
tidak tertangani dengan baik dan cepat.
• Syok hipovolemik terjadi akibat dehidrasi
dan kehilangan volume plasma.
PATOFISIOLOGI
• Peristiwa patofisiologi yang terjadi setelah obstruksi usus
adalah sama, tanpa memandang apakah obstruksi usus
tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau fungsional.
Perbedaan utamanya adalah obstruksi paralitik, paralitik
dihambat dari permulaan, sedangkan pada obstruksi mekanis
peristaltik mula-mula diperkuat kemudian intermiten akhirnya
hilang. Limen usus yang tersumbat profesif akan terenggang
oleh cairan dan gas. Akumulasi gas dan cairan didalam lumen
usus sebelah proksimal dari letak obstruksi mengakibatkan
distensi dan kehilangan H2O dan elektrolit dengan peningkatan
distensi maka tekanan intralumen meningkat, menyebabkan
penurunan tekanan vena dan kapiler arteri sehingga terjadi
iskemia dinding usus dan kehilangan cairan menuju ruang
peritonium akibatnya terjadi pelepasan bakteri dan toksin dari
usus, bakteri yang berlangsung cepat menimbulkan peritonitis
septik ketika terjadi kehilangan cairan yang akut maka
kemungkinan terjadi syok hipovolemik. Keterlambatan dalam
melakukan pembedahan atau jika terjadi stranggulasi akan
menyebabkan kematian. (Pice and Wilson, hal 404)
PATHWAY
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adapun pemeriksaan diagnostik yang bisa dilakukan
antara lain:
• Pemeriksaan sinar x: Untuk menunjukan kuantitas
abnormal dari gas atau cairan dalam usus.
• Pemeriksaan laboratorium (misalnya pemeriksaan
elektrolit dan jumlah darah lengkap) akan
menunjukan gambaran dehidrasi dan kehilangan
volume plasma dan kemungkinan infeksi.
• Pemeriksaan radiogram abdomen sangat penting
untuk menegakkan diagnosa obstruksi usus.
Obstruksi mekanis usus halus ditandai oleh udara
dalam usus halus, tetapi tidak ada gas dalam usus.
Bila foto fokus tidak memberi kesimpulan,
dilakukan radiogram barium untuk mengetahui
tempat obstruksi.
PENATALAKSANAAN MEDIS
• Dengan laparoskopi, sayatan kecil (pemotongan) akan
dilakukan pada perut. Kolostomi: kolostomi adalah prosedur
untuk membuat stoma (pembukaan) antara usus dan dinding
perut. Ini mungkin dilakukan sebelum memiliki operasi untuk
menghapus usus yang tersumbat.
• Stent: stent adalah suatu tabung logam kecil yang memperluas
daerah usus yang tersumbat. Dengan Menyisipkan stent ke
dalam usus menggunakan ruang lingkup (tabung, panjang
ditekuk tipis).
• Tindakan pembedahan terhadap obstruksi usus halus
tergantung penyebab obstruksi. Penyebab paling umum dari
obstruksi seperti hernia dan perlengketan. Tindakan
pembedahannya adalah herniotomi.
• Apabila obstruksi relatif tinggi dalam kolon, kolonoskopi dapat
dilakukan untuk membuka lilitan dan dekompresi usus.
Aplikasi Kasus Semu
 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama klien Tn.D tanggal masuk 21 Januari 2016, jenis
kelamin Laki-laki umur 37 tahun status sudah menikah
agama islam suku bangsa Betawi dan bahasa yang
digunakan bahasa indonesia klien sudah bekerja, alamat
klien Jln Bendungan Melayu, sumber biaya BPJS, sumber
informasi di dapat dari klien dan keluarga.

2. Riwayat kesehatan sekarang


Keluhan utama: Klien mengatakan tidak bisa BAB selama
±14 hari, nyeri perut kiri bawah seperti ditusuk-tusuk.
Faktor pencetus yaitu makan pedas timbulnya bertahap,
lamanya keluhan 3 minggu, klien mengatakan biasanya
tidak suka mengkonsumsi air putih, upaya klien untuk
mengatasi berobat ke Klinik
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien tidak mempunyai riwayat alergi dan klien tidak
pernah mengalami kecelakaan, klien tidak pernah dirawat
di Rumah Sakit sebelumnya.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien tidak pernah menderita penyakit ileus.
5. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Frekuensi makan sebelum sakit 3 kali sehari, nafsu
makan klien kurang karena mual.
b. Pola Eliminasi
• Pola eliminasi BAK frekuensi 5 kali sehari warna
kuning jernih, tidak ada keluhan saat BAK, dan klien
tidak menggunakan alat bantu BAK.
• Pola eliminasi BAB klien sebelum klien masuk Rumah
Sakit klien tidak BAB selama ±14 hari, dan selama di
Rumah Sakit 1 kali BAB , klien mengeluh nyeri perut
kiri bawah skala nyeri : 7
6. Pola Personal Hygiene
Kebiasaan klien sebelum masuk Rumah Sakit mandi 2 kali
sehari waktunya pagi dan sore.
7. Pola istirahat
Selama di Rumah Sakit klien tidur siang selama kurang
lebih 2 jam, tidur malem 5 sampai 6 jam dan kebiasaan
sebelum tidur adalah berdoa
8. Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Pola kebiasaan klien, klien merokok sebanyak 1 bungkus
dan tidak minum-minuman keras/Nabza.
9. Pemeriksaan fisik umum
Berat badan klien 58 kg, berat badan sebelum
sakit 62 kg,. Tinggi badan 170 cm, tekanan darah
110/70mmHg, nadi: 80x/menit, frekuensi nafas:
22x/menit, suhu: 38,5ºC, keadaan umum klien
ringan, dan tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening.
• Sistem penglihatan : Normal
• Sistem pendengaran : Normal
• Sistem Wicara : Normal
• Sistem Pernafasan : Jalan nafas klien bersih,
klien tidak sesak nafas, klien tidak
menggunakan otot bantu pernafasan, frekuensi
nafas 22x/menit, irama teratur
• Sistem Kardiovaskuler: Sirkulasi perifer nadi
80x/menit, irama teratur, denyut nadi kuat, tekanan
darah 110/70mmHg
• Sistem Pencernaan
Keadaan mulut: gigi tidak ada caries, klien tidak
menggunakan gigi palsu, saliva normal, klien tidak
muntah, klien mengatakan nyeri pada daerah perut,
skla nyeri klien 7, lokasi nyeri di perut kiri bawah,
karakteristik nyeri seperti ditusuk-tusuk, bising usus
3, klien tidak diare, klien konstipasi ±14 hari, hepar
tidak teraba dan abdomen mengalami kembung.
• Sistem integumen: Turgor kulit tidak elastis,
temperatur hangat, warna kulit pucat, keadaan
kulit baik, tidak ada kelainan kulit,
• Sistem muskulokeletal:Klien mengalami kesulitan
dalam pergerakan karena pemasangan infus
disebelah di tangan sebelah kiri,
ANALISA DATA
NO. DATA Etiologi Masalah Keperawatan

1. Pre operasi Nyeri Distensi Abdomen


Ds: ↓
1. klien mengatakan nyeri dibagian perut kiri Tekanan intra lumen meningkat
bawah ↓
2. klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk Iskemia dinding usus

Do: Metabolisme anaerobic glukosa
1. klien meringis kesakitan ↓
2. klien lemas Merangsang pengeluaran mediator
3. klien terlihat memegangi perutnya kimia
P : Makan makanan pedas (histamine, bradikinin dan
Q : Seperti ditusuk-tusuk prostaglandin)
R : perut kiri bawah ↓
S : skala nyeri klien 7 Merangsang reseptor nyeri
T : Bertahap ↓
5. TTV klien TD: 110/80 mmHg, S: 38,5ºC, N: Nyeri
80 x/menit, RR: 22 x/menit
NO. DATA Etiologi Masalah Keperawatan

2. Pre operasi Gangguan Perlengketan, intususepsi,


Ds: eliminasi volvulus, hernia, tumor
1. klien mengatakan belum BAB ± 14 fekal ↓
hari (konstipasi) Akumulasi gas dan cairan dalam
2. klien mengatakan sukit untuk BAB lumen bagian proksimal letak
3. Klien mengatakan setelah diberikan obstruksi
obat yal BAB 1x dan feses klien cair ↓
(berwarna hitam) Reflek gastroileum tidak ada

4. klien mengatakan perutnya keras ↓


(kembung) Reflek defekasi tidak ada
Do: ↓
1. klien sulit untuk BAB Gangguan eliminasi fekal
2. feses klien berwarna hitam dan cair (Konstipasi)

3. perut klien teraba keras


4. bising usus klien 3
Rencana Keperawatan
NO. Masalah NOC NIC
keperawatan

1. Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri

Dipertahankan pada skala 3 Aktivitas- aktivitas :


ditingkatkan pada skala 5
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
Indikator : yang meliputi lokasi, karakteristik,
onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
1. Nyeri yang dilaporkan
atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
2. Panjangnya episode nyeri
2. Pastikan perawatan analgesik bagi pasien
3. Ekspresi nyeri wajah
dilakukan dengan pemantauan yang ketat
4. Tidak dapat beristirahat
3. Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien
5. Keparahan nyeri
mengenai nyeri
4. Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
5. Tentuksn akibat dari pengalaman nyeri
terhadap kualitas hidup pasien (misalnya,
tidur, nafsu makan, pengertian, perasaan,
hubungan, performa kerja dan tanggung
jawab peran)
No. Masalah keperawatan NOC NIC
6. Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat
menurunkan atau memperberat nyeri
7. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
dirasakan, dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat prosedur
8. Pertimbangkan tipe dan sumber nyeri ketika
memilih strategi penurunan nyeri
9. Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan
menangani nyerinya dengan tepat
10. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
(seperti, biofeedback, TENS, hypnosis,
relaksasi, bimbingan antisipatif, terapi music,
terapi bermain, terapi aktivitas, acupressure,
aplikasi panas/dingin dan pijatan, sebelum,
sesudah dan jika memungkinkan, ketika
melakukan aktivitas yang menimbulkan
nyeri: sebelum nyeri terjadi atau meningkat:
dan bersamaan dengan tindakan penurun rasa
nyeri lainnya)
11. Monitor kepuasan pasien terhadap
manajemen nyeri dalam interval yang spesifik
NO. Masalah NOC NIC
keperawatan
2. Gangguan eliminasi Eliminasi usus Manajemen konstipasi
fekal (Konstipasi) Dipertahankan pada skala 3 Aktivitas :
Ditingkatkan ke skala 5 1. Monitor tanda dan gejala konstipasi
Indikator : 2. Monitor pergerakan usus (feses)
1. Pola eliminasi meliputi:
2. Kemudahan BAB frekuensi,konsistensi,bentu,volume,da
3. Tekananan sfingter n warna dengan tepat
4. Suara bising usus 3. Konsultasikan dengan dokter
5. Konstipasi mengenai penurunan/peningkatan
frekuensi bising usus
4. Jelaskan penyebab dari masalah dan
rasioalisasi tindakan pada pasien
5. Identifikasi factor-faktor (misalnya;
pengobatan, tirah baring, dan diet)
yang menyebabkan atau berkontribusi
pada terjadinya konstipasi
6. Dukung peningkatan asupan cairan,
jika tidak ada kontraindikasi
No. Masalah keperawatan NOC NIC

7. Evaluasi jenis pengobatan


yang memiliki efek sampaing
pada gastrointestinal
8. Instruksikan pasien/keluarga
untuk mencatat warna volume,
frekuensi dan konsistensi dari
feses
9. Instruksikan pasien/eluarga
akan penggunaan laksatif yang
tepat
10. Evaluasi catatan asupan untuk
apa saja nutrisi (yang telah
dikonsumsi)
11. Berikan petunjuk ada pasien
untuk dapat berkonsultasi
dengan dokter jikan konstipasi
atau impaksi masih tetap
terjadi
12. Timbang berat badan pasien
secara teratur

Vous aimerez peut-être aussi