Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
gANGGUAN NEUROTIK,
SOMATOFORM, dan GANGGUAN
Yang terkait dengan stres
Koas :
Aviriga Septa
Anggun Della
Niken Larasati
PEMBIMBING :
dr. Reza , Sp.KJ
Gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan terkait stress,
dikelompokan menjadi satu
F40.8 F40.9
F40.0 F40.1 Fobia F40.2 Fobia Gangguan Gangguan
Agorafobia sosial khas (terisolasi) anxietas fobik anxeitas fobik
lainnya YTT
Pada fobia khas ini umumnya tidah ada gejala psikiatrik lain, tidak seperti
halnya agorafobia dan fobia sosial.
PENATALAKSANAAN
Diagnosis
Gejala obsesif atau tindakan kompulsif atau keduanya harus
ada setiap hari sedikitnya 2 minggu berturut-turut.
Hal itu merupakan sumber penderitaan dan
menggangu aktivitas penderitas
Gejala obsesif harus mencakup hal dibawah ini
✘Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri
✘Sedikitnya ada 1 pikiran atau tindakan yang tidak dapat dilawan
✘Pikiran untuk melakukan tindakan itu bukan merupakan hal yang
memberi kepuasan atau kesenangan
✘Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls itu harus merupakan
pengulangan yang tidak menyenangkan.
Tatalaksana
Terapi perilaku Terapi
Psikoterapi
dengan desensitasi keluarga
Psikofarmakoterapi SSRI MOAIs
F 43 Reaksi terhadap Stres Berat dan Gangguan Penyesuaian
• F 43.0 Reaksi stres akut
• F 43.1 gangguan stres pasca trauma
• F 43.2 gangguan penyesuaian
• .20 reaksi depresif singkat
• .21 reaksi depresif berkepanjangan
• .22 reaksi campuran anxietas dan depresif
• .23 dengan predominan gangguan emosi lainnya
• .24 dengan predominan gangguan tingkah laku
• .25 dengan gangguan campuran dari emosi dan tingkah laku
• .28 dengan gejala predominan lainnya YTT
• F 43.8 reaksi stres berat lainnya
• F 43.9 reaksi stres berat YTT
REAKSI STRES AKUT
Suatu gangguan sementara yang cukup parah yang terjadi pada seseorang
tanpa adanya gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respon terhadap
stres fisik maupun mental yang luar biasa yang biasanya menghilang
dalam beberapa jam atau hari.
Manifestasi Klinis
Keadaan
Penarikan
depresi anxietas kemarahan kekecewaan Hiperaktif terapaku
diri
(daze)
Diagnosis
Harus ada kaitan waktu yg langsung dan jelas antara
terjadinya stres yang luar biasa dengan onset gejala
Onset biasanya setelah beberapa menit atau
bahkan segera setelah kejadian
Berubah-
ubah
GEJALA
Hilang Mereda
setelah 3 setelah
hari. 24-48 jam
Post traumatic stress disorder (ptsd)
Timbul sebagai respon yang berkepanjangan dan atau tertunda terhadap kejadian situasi yang
menimbulkan stres, cenderung menyebabkan distres pada hampir setiap orang.
Diagnosis ditegakan apabila gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian
traumatic berat. Diagnosis masih dapat ditegakan apabila tertundanya waktu mulai saat
kejadian dan onset gangguan melebihi waktu 6 bulan, asal saja manifestasi klinisinya adalah
khas.
Bayang – bayang atau mimpi dari kejadian traumatic secara berulang – ulang kembalik
(Flashbacks)
Kriteria Diagnostik DSM IV – TR
TATALAKSANA
Medikasi :
• Fluoxetin 10 – 60 mg/hr
• Sertralin 50 – 200 mg/hr
• Antideoresan yang dapat dipakai Amitriptilin 50 - 300 mg/hr dan Imipramin 50 – 300 mg/hr
GANGGUAN SOMATOFORM
Gangguan somatisasi dicirikan dengan gejala – gejala somatic yang banyak, yang tidak dapat dijelaskan
berdasarkan pemeriksaan fisik maupun laboratorium. Keluhan yang dinyatakan pasien sangat melimpah dan
dari berbagai sistem organ. Contoh : mual, muntah, sulit menelan dan sakit pada lengan dan
tungkai,halusinasi, tuli dll.
a. Gangguan Somatisasi
• Adanya keluhan fisik yang bermacam – macam yang tidak dapat dijelaskan atas dasar kelainan
fisik, yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun
• Tidak menerima nasehat dari beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan
keluhannya
• Disabilitas fungsi dimasyarakat dan keluarga berkaitan dengan keluhan yang dialaminya
b. Gangguan Konversi
• Gejala atau gangguan konversi yang paling sering muncul adalah paralisis, buta dan mutisme.
• Suatu gangguan yang ditandai oleh adanya 1 atau lebih gejala neurologis (paralisis, kebutaan,
parestesia) yang tidak dapat dijelaskan secara medis.
• Gejala atau deficit tidak dengan sengaja dibuat atau berpura pura.
c.Hipokondriasis
• Hipokondriasis didefinisikan sebagai seseorang yag berpreokupasi dengan ketakutan atau keyakinan
menderita penyakit yang serius.
• Mereka yakin bahwa mereka menderita penyakit yang serius yang belum dapat dideteksi, dan mereka
sulit diyakinkan. Mereka mempertahankan keyakinan
• Keyakinan bertahan, meskipun hasil laboratorium negative.
d. Body Dysmorphic Disorder
• Pasien dengan body dysmorphic disorder mempunya perasaan
subyektif yang pervasive bahwa beberapa aspek penampilannya buruk
padahal penampilannya normal atau nyaris baik.
• Pasien berkeyakinan kuat bahwa dirinya tdak menarik, namun dapat
diredakan dengan pujian
e. Gangguan Nyeri
• Adanya nyeri yang merupakan keluhan utama dan menjadi focus
perhatian klinis.
• Diagnosis :
Nyeri pada satu tempat atau lebih cukup berat
Pekerjaan dan fungsi penting lainnya terganggu
Faktor psikologis berperan penting terhadap keparahan
Gejala tidak dibuat dengan sengaja
GANGGUAN DISOSIATIF
Ketidakmampuan mengingat kembali informasi, biasanya tentang
1. Amnesia Disosiatif
kejadian yang penuh stress atau traumatik didalam hidupnya.
• Bentuk umum dari amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk indentitas personal, tetapi ingatan tentang
informasi umum masih.
• Bentuk amnesia disosiatif dapat berupa
Amnesia yang terlokalisir : kehilangan ingatan dalam waktu singkat
Amnesia umum : hilangnya memori dari seluruh periode amnesia
Amnesia yang selektif : kegagalan untuk mengingat beberapa bagian bukan keseluruhan dari
peristiwa yang terjadi dalam waktu singkat
• Diagnosis DSM - V :
Sulit Mengingat informasi biasanya pada keadaan traumatik
Gangguan pada fungsi social dan pekerjaan penting lainnya
Tidak disebabkan alcohol, napza, pengobatan
• Tatalaksana
Penthotal
Sodium amobarbital
Benzodiazepine
Hipnoterapi untuk relaksasi
Pasien dengan disosiasi fugue melakukan perjalanan meninggalkan
2. FUGUE DISOSIATIVE
rumah atau situasi pekerjaan dan gagal mengingat aspek penting dari
identitas (nama, famili, pekerjaan)
• Diagnosis DSM - IV :
Perjalanan mendadak yang tidak diharapkan, berupa meninggalkan rumah, tempat pekerjaan dan ia
tidak mampu mengingat masa lalunya
Kebingungan tentang identitas personal
Tidak karena penyalahgunaan zat
Gangguan pada fungsi social, pekerjaan atau fungsi area yang terpenting
3. GANGGUAN DISOSIASI IDENTITAS Perubahan kepribadian yang satu ke kepribadian yang lain terjadi
(GANGGUAN KEPRIBADIAN GANDA ) tiba – tiba dan dramatic
Salah satu kepribadian dapat lebih dominan
• Diagnosis DSM - V :
Pengalaman kesurupan
Adanya perbedaan berulang (recall) terhadap peristiwa harian.
Gangguan fungsi social, pekerjaan dan area penting lainnya.
Bukan bagian normal dari budaya dan bukan praktik religius yang dapat diterima.
Realitas diri yang hilang
4. GANGGUAN DEPERSONALISASI
Pasien dengan gangguan ini merasa bahwa dirinya robot, ada
dalam mimpi, atau terpisah dari tubuhnya.
Diagnosis DSM - V :
Depersonalisasi : merasa terpisah dari dirinya
Derealisasi : pengalaman tidak nyata atau terlepas dengan lingkungannya
Pada saat depersonalisasi RTA masih utuh
gangguan pada kehidupan social, pekerjaan atau fungsi penting lainnya
Tidak dipengaruhi oleh penyalahgunaan zat
Gangguan tidak terjadi oleh gangguan seperti skizofrenia, gangguan panik, depresi mayor, PTSD.
f.63 trikotilomania