Vous êtes sur la page 1sur 11

ASFIKSIA NEONATORUM

Oleh : Meilissa Lesilolo


DEFINISI
Suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami gangguan tidak
bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia dapat terjadi
selama kehamilan atau persalinan (Sofian, 2012).

Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang


gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir (Sarwono,
2011).

Asfiksia neonatorum dapat merupakan kelanjutan dari kegagalan


janin (fetal distress) intrauteri. Fetal distress adalah keadaan
ketidakseimbangan antara kebutuhan O2 dan nutrisi janin sehingga
menimbulkan perubahan metabolisme janin menuju metabolisme
anaerob, yang menyebabkan hasil akhir metabolismenya bukan lagi CO2
(Manuaba, 2008).
KLASIFIKASI ASFIKSIA

Berdasarkan nilai APGAR (Appearance, Pulse, Grimace,


Activity, Respiration) asfiksia diklasifikasikan menjadi 4, yaitu
(Nurarif & Kusuma, 2013):
1. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3
2. Asfiksia sedang dengan nilai APGAR 4-6
3. Bayi normal atau sedikit asfiksia (asfiksia ringan) dengan
nilai APGAR 7-9
4. Bayi normal dengan nilai APGAR 10
Penilaian APGAR

Klinis Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

Warna kulit tubuh normal Warna kulit, tubuh, tangan


Warna kulit Seluruh badan biru
merah muda, tetapi tangan dan kaki normal merah
(Appearance) atau pucat
dan kaki kebiruan muda, tidak ada sianosis

Denyut jantung
Tidak ada <100 kali permenit >100 kali permenit
(Pulse)

Meringis atau bersin atau


Respon refleks Tidak ada repon Meringis atau menangis
batuk saat stimulasi saluran
(Grimace) terhadap stimulasi lemah ketika distimulasi
nafas

Tonus otot
Lemah atau tidak ada Sedikit gerakan Bergerak aktif
(Activity)

Merah seluruh tubuh.


Pernafasan
Tidak ada Lemah atau tidak teratur Menangis kuat, pernafasan
(Respiration)
baik dan teratur
(Sumber : Prawirohardjo, 2002)
Tabel Klasifikasi Derajat Vitalitas Bayi Baru Lahir menurut APGAR Score

Klasifikasi Nilai Derajat Vitalitas


APGAR

A 7-10 Tangisan kuat disertai gerakan aktif


Asfiksia Ringan / tanpa asfiksia

B 4-6 Pernafasan tidak teratur, megap-


Asfiksia Sedang megap, atau tidak ada pernafasan

C 0-3 Denyut jantung < 100x/menit atau


Asfiksia Berat kurang

D 0 Tidak ada pernafasan


Fres Stillbirth (Bayi Lahir mati) Tidak ada denyut jantung

(Sumber : Carpenito, 2007)


 ETIOLOGI
Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan
gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi
menjadi berkurang yang mengakibatkan hipoksia bayi di dalam rahim dan
dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir. Beberapa faktor tertentu
diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir,
diantaranya adalah (Nurarif & Kusuma, 2013):

1. Faktor ibu
a) Preeklampsia dan eklampsia
b) Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
c) Partus lama atau partus macet
d) Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
e) Kehamilan lewat waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
Next...

2. Faktor Tali Pusat


a) Lilitan tali pusat
b) Tali pusat pendek
c) Simpul tali pusat
d) Prolapsus tali pusat

3. Faktor Bayi
a) Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
b) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia
bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
c) Kelainan bawaan (kongenital)
d) Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
MANIFESTASI KLINIS
Asfiksia neonatarum biasanya akibat dari hipoksia janin yang
menimbulkan tanda-tanda sebagai berikut (Nurarif & Kusuma, 2013) :

1. DJJ irreguler dan frekuensi >160 x/menit atau <100 x/menit. Pada
keadaan umum normal denyut janin berkisar antara 120-160
x/menit dan selama his frekuensi ini bisa turun namun akan
kembali normal setelah tidak ada his.

2. Terdapat mekonium pada air ketuban pada letak kepala.


Kekurangan O2 merangsang usus sehingga mekonium keluar
sebagai tanda janin asfiksia.

3. Pada pemeriksaan dengan amnioskopi didapatkan pH janin turun


sampai <7,2 karena asidosis menyebabkan turunnya pH.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan diagnostik (Manuaba, 2008):


a) Foto polos dada: untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran
jantung dan kelainan paru, ada tidaknya aspirasi mekonium.
b) USG (kepala): Untuk mendeteksi adanya perdarahan
subepedmal, pervertikular, dan vertikular.

2. Pemeriksaan Laboratorium:
a) Analisa gas darah: PaO2 di dalam darah berkurang.
b) Elektrolit darah: HCO3 di dalam darah bertambah..
c) Gula darah: Untuk mengindikasikan adanya pengurangan
cadangan glikogen akibat stress intrauteri yang
mengakibatkan bayi mengalami hipoglikemi.
d) Baby gram: Berat badan bayi lahir rendah < 2500 gram.
 PATHWAY ASFIKSIA
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi