Vous êtes sur la page 1sur 23

Askep keracunan

pada gigitan ular

YUDA
NOVARDIAN
TANTRY
DESI MAULINA
pengertian

 Bisa ular adalah kumpulan dari terutama


protein yang mempunyai efek fisiologik yang
luas atau bervariasi. Yang mempengaruhi
sistem multiorgan, terutama neurologik,
kardiovaskuler sistem pernapasan. (Suzanne
Smaltzer dan Brenda G. Bare, 2001: 2490)
Ciri-ciri ular

 Ular berbisa

 Ular tidak berbisa


Ular berbisa

 Bentuk kepala elips

 2 gigi taring besar

 Berwarna gelap
Ular tidak berbisa

 Kepala bulat

 Gigi kecil

 Warnanya cerah/ warna warni


Etiologi

 Terdapat 3 famili ular yang berbisa, yaitu


Elapidae, Hidrophidae, dan Viperidae. Bisa
ular dapat menyebabkan perubahan lokal,
seperti edema dan pendarahan. Banyak bisa
yang menimbulkan perubahan lokal, tetapi
tetap dilokasi pada anggota badan yang
tergigit.
Daya toksik bisa ular
 Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah.

 Bisa ular yang bersifat saraf.

 Bisa ular yang bersifat Myotoksin

 Bisa ular yang bersifat kardiotoksin

 Bisa ular yang bersifat cytotoksin

 Bisa ular yang bersifat cytolitik

 Enzim-enzim
Patofisiologi

 Bisa ular yang masuk ke dalam tubuh,


menimbulkan daya toksin. Toksik tersebut
menyebar melalui peredaran darah yang
dapat mengganggu berbagai system. Seperti,
sistem neurogist, sistem kardiovaskuler,
sistem pernapasan.
Lanjutan
 Pada gangguan sistem neurologis, toksik
tersebut dapat mengenai saraf yang
berhubungan dengan sistem pernapasan yang
dapat mengakibatkan oedem pada saluran
pernapasan, sehingga menimbulkan kesulitan
untuk bernapas.Pada sistem kardiovaskuler,
toksik mengganggu kerja pembuluh darah yang
dapat mengakibatkan hipotensi. Sedangkan
pada sistem pernapasan dapat mengakibatkan
syok hipovolemik dan terjadi koagulopati hebat
yang dapat mengakibatkan gagal napas.
Lanjutan

 Pada sistem kardiovaskuler, toksik


mengganggu kerja pembuluh darah yang
dapat mengakibatkan hipotensi. Sedangkan
pada sistem pernapasan dapat
mengakibatkan syok hipovolemik dan terjadi
koagulopati hebat yang dapat mengakibatkan
gagal napas.
Manifestasi klinis

 Secara umum, akan timbul gejala lokal dan


gejala sistemik pada semua gigitan ular.
Gejala lokal: edema, nyeri tekan pada luka
gigitan, ekimosis (kulit kegelapan karena
darah yang terperangkap di jaringan bawah
kulit).
Lanjutan

 Sindrom kompartemen merupakan salah satu


gejala khusus gigitan ular berbisa, yaitu
terjadi oedem (pembengkakan) pada tungkai
ditandai dengan 5P: pain (nyeri), pallor (muka
pucat), paresthesia (mati rasa), paralysis
(kelumpuhan otot), pulselesness (denyutan).
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan laboratorium dasar,
pemeriksaaan kimia darah, hitung sel darah
lengkap, penentuan golongan darah dan uji
silang, waktu protrombin, waktu tromboplastin
parsial, hitung trombosit, urinalisis, penentuan
kadar gula darah, BUN dan elektrolit. Untuk
gigitan yang hebat, lakukan pemeriksaan
fibrinogen, fragilitas sel darah merah, waktu
pembekuan dan waktu retraksi bekuan.
Asuhan keperawatan
1. pengkajian
A. Aktivitas dan istirahat

B. Sirkulasi

C. Integritas ego

D. Eliminasi

E. Makanan/ cairan
Lanjutan

 Neuro sensori

 Nyeri/ kenyamanan

 Pernapasan

 Seksualitas

 Integumen

 penyuluhan
2. Diangnosa keperawatan

 Gangguan jalan napas tidak efektif


berhubungan dengan reaksi endotoksin.

 Gangguan Jalan napas tidak efektif adalah

ketidakmampuan dalam membersihkan


sekresi atau obstruksi dari saluran
pernapasan untuk menjaga dari gangguan
jalan napas.
Lanjutan
 Nyeri akut berhubungan dengan luka bakar
kimia pada mukosa gaster, rongga oral,
respon fisik, proses infeksi, misalnya
gambaran nyeri, berhati-hati dengan
abdomen, postur tubuh kaku, wajah
mengkerut, perubahan tanda vital.
 Nyeri akut adalah. Keadaan ketika individu
mengalami dan melaporkan adanya sensasi
tidak nyaman yang parah, yang berlangsung
satu detik sampai kurang dari 6 bulan.
Perencanaan diagnosa 1

 Gangguan jalan napas tidak efektif


berhubungan dengan reaksi endotoksin.

 Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi


pasien akan:

 Menunjukkan bunyi napas jelas, frekuensi

pernapasan dalam rentang normal, bebas


dispnea/sianosis.
Intervensi
 Pertahankan jalan napas klien.
R/ : Meningkatkan ekspansi paru-paru.
 Pantau frekuensi dan kedalaman
pernapasan.
R/ : Pernapasan cepat/dangkal terjadi karena
hipoksemia, stres, dan sirkulasi endotoksin.
 Auskultasi bunyi napas.
R/ : Kesulitan pernapasan dan munculnya
bunyi adventisius merupakan indikator dari
kongesti pulmonal/edema
interstisial,atelektasis.
Diangnosa 2
 Nyeri akut berhubungan dengan proses
infeksi.

 Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi


pasien akan:

Melaporkan nyeri berkurang/terkontrol,


menunjukkan ekspresi wajah/postur tubuh
tubuh rileks, berpartisipasi dalam aktivitas
dan tidur/istirahat dengan tepat.
Intervensi
 1) Kaji tanda-tanda vital.
R/ : Mengetahui keadaan umum klien, untuk
menentukan intervensi selanjutnya.
 2) Kaji karakteristik nyeri.
R/ : Dapat menentukan pengobatan nyeri yang
pas dan mengetahui penyebab nyeri.
 3) Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi.
R/ : Membuat klien merasa nyaman dan
tenang.
 4) Pertahankan tirah baring selama
terjadinya nyeri.
R/ : Menurunkan spasme otot.
Implementasi
 Implementasi keperawatan merupakan
tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana tindakan keperawatan yang
mencakup tindakan tindakan independen
(mandiri) dan kolaborasi. Akan tetapi
implementasi keperawatan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi pasien. Tindakan
mandiri adalah aktivitas perawatan yang
didasarkan pada kesimpulan atau keputusan
sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau
perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan
kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan
hasil keputusan bersama seperti dokter dan
petugas kesehatan lain.
Evaluasi
 Evaluasi merupakan langkah terakhir dari
proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana
keperawatan tercapai atau tidak. Jika tujuan
tidak tercapai, maka perlu dikaji ulang letak
kesalahannya, dicari jalan keluarnya, kemudian
catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu
dilakukan perubahan intervensi.

Vous aimerez peut-être aussi