Vous êtes sur la page 1sur 50

MR. RIAN & MRS.

IRMA
By: Kelompok 2
Apri_yuliana_intan_aryu_seiska_veronica_diyanah_tiara_agustina_fary_wi
ke_lydia_
Skenario
stimulus 1
Mrs. Irma, 33 years old, attends the Primary Health Centre with
her husband. They have been trying to get pregnant for 3 years
but failed. She has regular menstrual cycles, every 28 days.
There was no history of intermenstrual or postcoital bleeding.
There was no pain during her period, no contraception used, no
history of drug consumption (including alcohol and tobacco). She
didn’t have previous abdominal surgery, no history of allergies,
no pelvic infection and no chronic disease. Her husband, Mr. Rian
(35 years old) is bank employee. He had no history of mumps and
medication for any disease. He was not smoking and no alcohol
consumption. He also didn’t have any allergies. He had been
done semen analysis before, and the spermiogram result was
cryptozoospermia and already treated for a month, but there was
no improvement in spermiogram result. This couple enjoyed
regular intercourse. You act the doctor in the clinic and be
pleased to analyze this case.
Stimulus 2
WIFE
 Height = 160 cm; Weight = 55 kg; BMI = 21 kg/m2 ; Blood pressure = 110/70 mmHg;
Pulse = 80 x/m ; RR = 18 x/m.
 Palpebral conjuctival looked normal, no exopthalmus, no sign of hirsutism, no
thyroid enlargement , no gallactorrhoeae, secondary sexual characteristic are
normal.
 External examination: abdomen flat and shouffle, symmetric, uterine fundal not
palpable, there are no mass, pain tenderness and free fluid sign.
 Internal examination:
 Speculum examination: portio not livide, external os closed, no fluor, no fluxus,
there are no cervical erotion, laceration or polyp.
 Bimanual examination: cervix is firm, the external os closed, uterine size normal,
both adnexa and parametrium within normal limit.
 Laboratory examination:
 Hb 12 g/dl; WBC 8.000/mm3; RBC 4,3x106/mm3; Ht 36 vol%; Platelets
250.000/mm3; ESR 15 mm/hour; Blood type A Rh (+); Blood film: normal.
 Urine: Normal.
 Ultrasound: normal internal genitalia; Sonohysterography: normal. Uterine and
both tubal patency.
 Postcoital test: normal.
Stimulus 2
HUSBAND
 Height = 176 cm; Weight 72 kg; BMI = 23 kg/m2; Blood pressure = 120/80 mmHg; Pulse =
76 x/m; RR = 20 x/m.
 Palpebral conjunctival looked normal, no exopthalmus, no thyroid enlargement, no
gynecomastia, secondary sexual characteristics are normal.
 External examination: abdomen flat and tender, symmetric, no sign of hepatomegaly and
inguinal hernia.
 Genitalia examination:
 Penis: normal; testes: left side, volume 10 ml measured by orchidometer; right side,
there is no testes palpable both at scrotum and inguinal canal; scrotum: no varicocele;
prostate: no enlargement.
 Laboratory examination:
 Hb 14 g/dL; WBC 8.000/µL; RBC 4,3x106/µL; Ht 42 vol%; Platelets 350.000/µL; ESR 6
mm/hour; Blood type O Rh (+); Blood film: Normal. Blood chemistry: normal. Hormonal:
FSH,LH, and testosterone level: normal.
 Urine: Normal.
 Semen analysis: volume 4,5 ml; sperm concentration 0.1x 106/ ml; motility 22% forward
progression, 15% rapid forward progression; morphology 5% with normal forms.
 Abdominal ultrasound: there is a mass in lower right abdominal region, size 3.2x2.0,
suspected as a testes.
 Suggestion: orchipexy by urologist.
Klarifikasi Istilah
 Pregnant : keadaan mengandung embrio atau
fetus di dalam tubuh, setelah
penyatuan sel telur dan spermatozoa.
 Regular menstrual cycle : siklus menstruasi teratur.
 Intermenstrual bleeding : perdarahan di luar fase
menstruasi.
 Postcoital bleeding : perdarahan setelah
coitus/sanggama.
 Contraception : metode yang digunakan untuk
mencegah kehamilan.
 Abdominal surgery : pembedahan abdomen.
 Allergies : keadaan hipersensitivitas yang
diinduksi oleh paparan terhadap
antigen (alergen) tertentu yang
menimbulkan reaksi imunologik
berbahaya pajanan berikutnya .
Klarifikasi Istilah
 Pelvic infection : infeksi pada pelvis.
 Mumps : suatu penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh paramixovirus.
 Semen analysis : pemeriksaan pada cairan semen.
 Spermiogram : diagram berbagai sel yang terbentuk
selama perkembangan sperma.
 Chryptozoospermia:sperma yang tersembunyi yang terlihat
pada sampel semen hanya setelah
sentrifugasi.
 Regular intercourse : coitus atau setiap kontak fisik
antar 2 individu yang mencakup
rangsangan pada organ genital, paling
tidak satu organ genital.
 Orchiopexy :fiksasi skrotum pada testis yang tidak
turun secara bedah.
Identifikasi Masalah
1. Mrs. Irma, 33 tahun datang dengan keluhan belum hamil
setelah 3 tahun mencoba untuk hamil.
2. Tidak ada kelainan pada Mrs. Irma dan dia tidak menggunakan
kontrasepsi.
3. Hasil spermiogram pada analisis semen suaminya, ditemukan
cryptozoospermia yang tidak ada perbaikan meskipun telah
diobati selama 1 bulan.
4. Suaminya tidak pernah terinfeksi mumps.
5. Hasil pemeriksaan pada suami:
 Pemeriksaan genital
 Testis kiri 10 ml
 Testis kanan tidak teraba di skrotum dan kanalis inguinalis.
 Analisis semen
 Volume 4,5 ml
 Konsentrasi 0.1x 106/ ml
 Motilitas 22% forward progression, 15% rapid forward progression
 Morfologi 5% dengan bentuk normal.
 Ultrasound
 Massa di abdomen region kanan bawah ukuran 3,2x 20 suspek testis.
Analisis Masalah
1. a. Bagaimana embriologi organ reproduksi laki-laki?
b. Apa saja kelainan embryogenesis organ reproduksi laki-laki?
2. Cryptozoospermia
 Apa definisinya?
 Apa etiologinya?
 Apa dampaknya?
 Mengapa tidak ada perbaikan setelah pengobatan selama 1 bulan?
3. Infertilitas
 Apa saja penyebab infertilitas pada wanita?
 Apa saja penyebab infertiltas pada pria?
4. Penegakkan diagnosis
 Bagaimana interpretasi anamnesis dan anamnesis apa saja yang perlu ditambahkan?
 Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik?
 Apa saja diagnosis banding untuk kasus ini?
 Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan penunjang?
5. Apa diagnosis kerjanya?
 Apa definisinya?
 Bagaimana epidemiologinya?
 Apa etiologinya?
 Apa faktor resikonya?
 Apa saja manifestasi klinisnya?
 Bagaimana dampaknya?
 Bagaimana hubungannya dengan infertilitas?
 Bagaimana patofisiologinya?
6. Bagaimana penatalaksanaan kasus ini?
7. Bagaimana prognosis dan apa komplikasinya?
Hipotesis

Mrs. Irma tidak bisa hamil karena suaminya,


Mr.Rian mengalami infertilitas akibat
undescended testis sebelah kanan.
Sintesis
Embriologi Sistem Reproduksi Pria
Desensus Testis
 Menjelang akhir bulan ke-2, testis dan mesonefros
dilekatkan pada dinding belakang perut melalui
mesenterium urogenital, dengan terjadinya degenerasi
mesonefros pita pelekat tersebut berguna sebagai
mesenterium untuk gonad. Kearah kaudal,
mesenterium ini menjadi ligamentum genitalis kaudal.
Sruktur lain yang berjalan dari kutub kaudal testis
adalah gubernakulum yaitu pemadatan mesenkim yang
kaya matriks ekstraseluar.
 Testis turun mencapai cincin inguinal interna pada
bulan ketujuh, dan kemudian melewati kanalis
inguinalis pada bulan kedelapan dan memasuki skrotum
saat kelahiran.
Desensus Testis
 Selama proses penurunannya, testis diselubungi oleh
perpanjangan peritoneum (prosessus vaginalis) yang
mengarah ke skrotum fetal. Testis turun ke bawah di
belakang prosessus vaginalis yang normalnya terobliterasi
pada saat kelahiran membentuk pelapis testis paling dalam
(tunica vaginalis).
 Faktor yang mengendalikan testis antara lain pertumbuhan
keluar bagian ekstraabdomen gubernakulum menimbulkan
migrasi intrabdomen, pertambahan tekanan intrabdomen
yang disebabkan pertumbuhan organ mengakibatkan
turunnya testis melalui canalis inguinalis dan regresi bagian
ekstraabdomen gubernakulum menyempurnakan
pergerakan testis masuk ke dalam skrotum. Proses ini
dipengaruhi oleh hormon androgen dan MIS ( mullerian
inhibiting substances).
Anatomi dan Fisiologi Testis
Kelainan Embriologis Sistem
Reproduksi Pria
 Kriptorkisdisme
 Kegalalan satu atau kedua testis turun dari rongga
abdomen ke dalam skrotum
 Unilateral : 30% preterm, 3-4% aterm, 0,3-0,4% bayi
1 tahun.
 Penurunan spontan setelah usia 1 tahun jarang
terjadi
 Testis yang tidak turun biasanya lebih kecil dari
normal, tidak menghasilkan sperma dengan baik,
dan rentan terhadap perubahan keganasan.
 Hipospadia
 Terjadi bila penyatuan di garis tengah lipatan uretra
tidak lengkap sehingga meatus uretra terbuka pada
sisi ventral penis
Kelainan Embriologis Sistem
Reproduksi Pria
 Epispadia
 Suatu anomali kongenital dimanameatus uretra terletak pada
permukaan dorsal penis
 Torsio testis
 Merupakan suatu keadaan testis yang dapat terputar dalam
kantong skrotum (torsio) akibat perkembangan abnormal dari
tunika vaginalis dan funikulus spermatikus dalam masa
perkembangan janin
 Insersi abnormal yang tinggi dari tunika vaginalis pada struktur
funikulus akan mengakibatkan testis dapat bergerak seperti anak
genta di dalam genta, sehingga testis kurang melekat pada tunika
viseralis dan mudah memuntir dan memutar funikulus spermatikus
 Gejala : awitan yang mendadak dan nyeri skrotum, nyeri abdomen
bagian bawah, mual, muntah
 Hidrokel
 Kumpulan cairan di dalam ruang potensial di antara kedua lapisan
membran tunika vaginalis
 Hidrokel kongenital terjadi akibat adanya prosesus vaginalis yang
menetap (hubungan antara rongga skrotum dan perineum) sehingga
cairan peritoneum dapat terkumpul di dalam skrotum
Cryptozoospermia

 Definisi
 Sperma tersembunyi yang hanya terlihat pada sampel
semen yang sudah disentrifugasi (Sperma yang
ditemukan satu atau dua ekor dalam beberapa
lapangan pandang).

 Etiologi
 Gangguan pada poros hipotalamus-hipofisis yang akan
mempengaruhi produksi spermatozoa.
 Gangguan pada testis sebagai tempat produksi
sperma.
 Gangguan pada saluran vas deferens.
 Faktor lain yang belum diketahui.
Cryptozoospermia

 Dampak terhadap fertilitas


 Keadaan cryptozoospermia dapat sangat
mempengaruhi fertilitas seseorang. Di mana
karena pada cryptozoospermia terjadi
fluktuasi jumlah sperma yang dihasilkan
sehingga menyebabkan kesulitan dalam
mendapatkan sperma pada ejakulat saat oosit
siap dibuahi. Hal ini berkibat pada kegagalan
fertilisasi oosit yang telah siap tersebut
sehingga konseptus tidak terbentuk.
Penyebab infertilitas pada wanita
 Faktor vagina
 Sumbatan
 Psikogenik vaginismus
 Anatomi  kelainan kongenital
 Radang (vaginitis)
 Kandida albicans
 Trichomonas vaginalis
 Faktor serviks
 Sumbatan dan kelainan anatomis
 Kelainan kongenital berupa atresia atau polip.
 Radang serviks uteri
 Radang akut/kronis lender mukopurulen  pH bagian atas
vagina berubah  gerakannsperma berkurang.
 Kelainan kanalis servikalis
 Stenosis karena trauma, sinekia, konisasi, inseminasi buatan
yang tidak adekuat.
 Lendir serviks abnormal (termasuk akibat faktor imunologik)
Penyebab infertilitas pada wanita
 Faktor imunologik
 Ada 2 macam antibodi yang dapat terbentuk dalam tubuh
wanita:
 Antibodi aglutinasi sperma ( sperm agglutinating antibody)
 Antibodi imobilisasi sperma (sperm immobilizing antibody)
 Faktor uterus
 Mioma uteri
 Keadaan endometrium
 Sinekia uteri
 Kelainan structural
 Hipoplasia uteri
 Uterus subseptus
 Uterus bikornis
 Faktor tuba
 Infeksi (salpingitis)
 Hidrosalping
 Endometriosis
Penyebab infertilitas pada wanita

 Gangguan ovulasi (faktor ovarium)


 Disfungsi ovulasi
 Anovulasi
 Oligo-ovulasi
 Ovulasi inadekuat
 LUF ( Luteinizing Unruptur Follicle)
 PCOS
 Hiperprolaktinemia
 Pengaruh hiperprolaktinemia:
 menekan sekresi gonadotropin secara pulsatif.
 Sintesis steroid seks dalam korpus luteum terganggu.
 Sintesis androgen (DHEAS)↑
Penyebab infertilitas pada pria

 Pre testikuler
 Kelainan pada hipotalamus berupa defisiensi
hormone gonadotropin yaitu LH dan FSH.
 Kelainan pada hipofisis :
 Insufisiensi hipofisis oleh karena tumor, radiasi,
atau operasi.
 Hiperprolaktinemia
 Hemokromatosis
 Substitusi/ terapi hormon yang berlebihan.
Penyebab infertilitas pada pria
 Testikuler
 Anomali kromosom
 Anorkhismus bilateral
 Kriptokismus
 Gonadotoksin, misalnya obat-obatan dan radiasi.
 Orkhitis
 Trauma testis
 Varikokel
 Varikokel dapat menyebabkan infertilitas karena menimbulkan
gangguan proses spermatogenesis melalui beberapa cara berikut
ini:
 Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis
mengalami hipoksia karena kekurangan oksigen.
 Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal ( katekolamin dan
prostaglandin) melalui vena spermatika interna ke testis.
 Peningkatan suhu testis.
 Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan kanan,
memungkinkan zat-zat hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis
kiri ke testis kanan sehingga menyebabkan gangguan spermatogenesis
testis kanan dan pada akhirnya terjadi infertilitas.
 Penyakit sistemik, seperti gagal ginjal, anemia sel sabit.
Penyebab infertilitas pada pria

 Pascatestikuler
 Gangguan transportasi sperma
 Kelainan congenital berupa vesikula seminalis atau vas
deferens yang tidak terbentuk yaitu pada keadaan
congenital bilateral absent of the vas deferens (CBAVD).
 Obstruksi vas deferens atau epididimis akibat infeksi atau
vasektomi.
 Disfungsi ereksi, gangguan emisi, dan gangguan ejakulasi
(ejakulasi retrograd).
 Kelainan fungsi dan motilitas sperma
 Kelainan bawaan ekor sperma
 Gangguan maturasi sperma
 Kelainan imunologik
 Infeksi
Penegakkan Diagnosis
Ny. Irma
 Anamnesis
 Siklus menstruasi regular, 28 hari
 Normal
 Intermenstrual bleeding (-)
 Normal
 Postcoital bleeding (-)
 Normal
 Nyeri pada periode menstruasi (-)
 Normal
 Menyingkirkan kemungkinan adanya endometriosis yang bisa menyebabkan
infertilitas.
 Penggunaan kontrasepsi (-)
 Riwayat konsumsi obat termasuk alcohol & rokok (-)
 Riwayat pembedahan abdomen (-)
 Riwayat alergi (-)
 Riwayat infeksi pelvis (-)
 Riwayat penyakit kronis (-)
Pemeriksaan Fisik Ny. Irma
Pemeriksaan Kasus Normal Interpetasi
TB 160 cm Normal
BB 55 kg 18,5-24,9
BMI 21kg/mm2 kg/mm2
Tekanan darah 110/70 <140/90 Normal
mmHg mmHg
Denyut nadi 80 x/m 60-100 x/m Normal
Frekuensi pernapasan 18 x/m 16-24 x/m Normal
Konjungtiva palpebra Normal Normal Normal
Exophtalmus - - Normal
Tanda-tanda hirsutisme - - Normal
Pembesaran kelenjar tiroid - - Normal
Galaktore - - Normal
Karakteristik seks sekunder Normal Normal Normal
Pemeriksaan eksternal:
Abdomen Datar, lunak, simetris Datar, lunak, simetris Normal
Fundus uteri Tidak teraba Tidak teraba Normal
Massa - - Normal
Nyeri tekan - - Normal
Tanda cairan bebas - - Normal

Pemeriksaan Internal
Pemeriksaan Inspekulo Portio Tidak livide Tidak livide Normal
Tertutup Tertutup Normal
OUE - - Normal
Fluor - - Normal
Fluxus - - Normal
Cervical erosion - - Normal
Laceration - - Normal
Polyp - - Normal

Pemeriksaan bimanual Serviks Kenyal Kenyal Normal


OUE Tertutup Tertutup Normal
Ukuran uterus Normal Normal Normal
Adneksa Normal Normal Normal
Parametrium Normal Normal Normal
Pemeriksaan Laboratorium Ny. Irma

Pemeriksaan Kasus Normal Interpretasi


Hb 12 g/dL 12-14 g/dL Normal
WBC 8.000/ mm3 4.000-10.000/mm3 Normal
RBC 4,3x 106/mm3 4,2-5,4 x 106/µL Normal
Ht 36 vol% 35-47 vol%. Normal
Platelet 250.000/mm3 200.000-400.000/mm3 Normal
ESR 15 mm/jam 0-15 mm/jam Normal
Gol. Darah A, Rh (+) Normal Normal
Urin Normal Normal Normal
Pemeriksaan Penunjang Ny. Irma

 Ultrasound : genitalia interna normal.


 Sonohysterography : uterus & kedua tuba
normal.
 Tes postcoital : normal.
Kesimpulan :
Ny. Irma normal
Tn. Rian

 Anamnesis
 Riwayat mumps (-)
 Riwayat pengobatan (-)
 Merokok (-)
 Konsumsi alcohol (-)
 Alcohol gonadotoksin.
 Alergi (-)
 Analisis semen  cryptozoospermia
 Diobati selama 1 bulan dan tidak ada
perbaikan.
Pemeriksaan Fisik Tn. Rian
Pemeriksaan Kasus Normal Interpretasi

TB 176 cm
BB 72 kg 18,5-24,9 kg/m2 Normal
BMI 23 kg/m2

Tekanan darah 120-80 mmHg <140/90 mmHg Normal

Denyut nadi 76 x/m 60-100 x/m Normal

Frekuensi pernapasan 20 x/m 16-24 x/m Normal

Konjungtiva palpebra Normal Normal Normal

Exophtalmus - - Normal

Pembesaran kelenjar tiroid - - Normal

Ginekomastia - - Normal

Karakteristik seks sekunder Normal Normal Normal


Pemeriksaan eksternal:
Abdomen Datar,lembut, Datar, lembut, Normal
simetris simetris
Hepatomegali - - Normal
Hernia inguinal - - Normal

Pemeriksaan genital
Penis Normal Normal Normal
Testis
- Kanan 10 ml 15-25 ml Testis kecil
- Kiri Tidak teraba di Berada di skrotum Undescended
skrotum & Varicocele (-) testis
kanalis -
inguinalis
Skrotum Varicocele (-) Normal
Pembesaran Prostat - Normal
Pemeriksaan Laboratorium Tn. Rian
Pemeriksaan Kasus Normal Interpretasi

Hb 14 g/dL 14-18 g/dL Normal

WBC 8.000/µL 4.000- 10.000/µL Normal

RBC 4,3x106/µL 4,3-5,9x106/µL Normal

Ht 42 vol% 40-58 vol% Normal

Platelets 350.000/µL 150.000-400.000/µL Normal

ESR 6 mm/ jam 0-15 mm/jam Normal

Golongan darah O Rh (+) Normal

Apusan darah Normal Normal Normal

Kimia darah Normal Normal Normal

Kadar hormone FSH, LH, Normal Normal Normal


dan Testosteron

Urin Normal Normal Normal


Diagnosis Banding Tn. Rian
 Agenesis testis
 Testis benar-benar tidak ditemukan karena tidak terbentuk.
 Terdapat gangguan perkemangan ciri-ciri seks sekunder karena kurangnya
testosteron yang seharusnya diproduksi oleh testis.
 Menunjukkan gejala-gejala infertilitas pada pria dewasa.
 Maldesensus testis
 Cryptorchidism
 Nama lain undesensus testis.
 Merupakan suatu keadaan dimana satu atau kedua testis tidak turun ke dalam skrotum.
 Testis ditemukan pada alur normal penurunannya, biasanya di kanalis inguinalis atau
abdomen.
 Pada pria dewasa akan menyebabkan infertilitas.
 Insiden ↑ pada prematuritas.
 Retractile testis
 Keadaan dimana testis dapat bergerak keluar masuk dari skrotum.
 Terjadi karena refleks cremasteric yang meningkat pada infan dan juga bisa karena
ukuran testis yang kecil sebelum pubertas sehingga kontraksi dan relaksasi otot-otot
cremaster dapat menyebabkan pergerakan testis.
 Pergerakan testis tersebut biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri bahkan sering
tidak disadari.
 Testicular ectopy
 Testis di luar inguinal canal.
 Bisa di skin of the thigh, perineum, opposite scrotum, femoral canal.
Pemeriksaan penunjang Tn. Rian

 Analisis semen
Kasus Normal Interpretasi

Volume 4,5 mL 2-6 mL Normal

Konsentrasi sperma 0,1 x 106/mL 20x106/mL Rendah

Motilitas sperma 22% forward 50% forward Rendah


progression progression
15% rapid forward 25% rapid Rendah
progression forward
progression
Morfologi 5% with normal 30% with normal Rendah
forms forms
Pemeriksaan penunjang Tn. Rian

 Ultrasound abdominal
 Ada massa di abdomen region kanan bawah
berukuran 3,2x 2,0 , suspek testes.
 Urologis Orchiopexy (meletakkan testis
ke dalam skrotum dengan melakukan
fiksasi pada kantong sub dartos).
Diagnosis Kerja
Undescensus Testis

 Definisi
 Infertilitas adalah menurunnya atau hilangnya
kemampuan untuk menghasilkan keturunan.
 Undesensus testis (cryptorchidism) adalah suatu defek
perkembangan yang ditandai dengan gagalnya satu
atau dua testis turun ke dalam skrotum.
 Etiologi
 Idiopatik
 Abnormalitas hormonal (defisiensi atau insensitivitas
hormon androgen atau hormon penghambat mulleri).
 Pajanan bahan kimia (diethylstilbestrol).
 Kelainan genetik yang melibatkan perkembangan atau
fungsi gubernakulum.
 Epidemiologi
 Laju kelahiran anak dengan cryptorchidism bervariasi antara 1.6-
9.0%.
 Anak laki-laki preterm diketahui memiliki laju cryptorchidism yang
lebih tinggi.
 Sekitar sepertiga dari bayi laki-laki yang lahir premature
menderita Cryptorchidism.
 Sekitar 3-5% dari bayi laki-laki yang lahir aterm menderita
Cryptorchidism.
 Faktor risiko
 Berat lahir rendah
 Umur gestasi yang kecil/ Small Gestational Age (SGA).
 Prematuritas
 Memiliki abnormailtas genital yang lain (missal: hipospadia,
skrotom kecil, dll).
 Musim kelahiran tertentu.
 Riwayat keluarga dengan undesensus testis atau masalah
perkembangan genital lainnya.
 Ibu perokok aktif atau pun pasif.
 Konsumsi alkohol oleh ibu yang sedang hamil.
 Diabetes pada ibu.
 Pajanan pestisida pada orang tua.
 Manifestasi Klinis
 Tidak dijumpai testis di kantong skrotum.
 pasien dewasa mengeluh karena infertilitas yaitu
belum mempunyai anak setelah kawin beberapa
tahun.
 Kadang-kadang merasa ada benjolan di perut bagian
bawah yang disebabkan testis maldesensus
mengalami trauma, mengalami torsio, atau berubah
menjadi tumor testis.
 Inspeksi pada regio skrotum terlihat hipoplasia kulit
skrotum karena tidak pernah ditempati oleh testis.
 Palpasi, testis tidak teraba di kantung skrotum
melainkan berada di inguinal atau di tempat lain.
Pada saat melakukan palpasi untuk mencari
keberadaan testis, jari tangan pemeriksa harus
dalam keadaan hangat.
Patofisiologi
Undescensus Testis

 Dampak undesensus testis terhadap


kualitas sperma
 Jumlah sperma sedikit
 Kulitas sperma yang kurang baik
 Gangguan fertilitas
Penatalaksanaan
 Terapi hormone
 Pemberian hormonal pada kriptokismus banyak memberikan hasil
terutama pada kelainan bilateral, sedangkan pada kelainan unilateral
hasilnya masih belum memuaskan, Obat yang sering digunakan ialah
hormone hCG yang disemprotkan intranasal.
 Terapi bedah
 Tujuan pembedahan pada kriptorkismus adalah:
(1) mempertahankan fertilitas
(2) mencegah timbulnya degenerasi maligna
(3) mencegah kemungkinan terjadinya torsio testis
(4) melakukan koreksi hernia, dan
(5) secara psikologis mencegah terjadinya rasa rendah diri karena
tidak mempunyai testis.
 Jika testis tidak turun spontan dalam usia 1 tahun, ada indikasi untuk
melakukan koreksi bedah, yaitu orchiopexy. Orchiopexy dilakukan dengan
meletakkan testis ke dalam skrotum dengan melakukan fiksasi pada
kantong sub dartos. Pembedahan sebaiknya dilakukan di bawah usia 2
tahun mengingat pada usia tersebut sekitar 40% undescended testes tidak
Prognosis

 Tingkat kesuksesan orchiopexy


 92% untuk testis yang berlokasi tepat diatas
scrotum.
 80-90 % untuk testis yang berlokasi di canal
inguinal.
 74% untuk testis yang berlokasi di abdomen.
Komplikasi orchiopexy

 Infeksi
 Perdarahan atau gumpalan darah di
scrotum.
 Kerusakan vas deferens dan supply darah
ke testis.
 Testis bergerak keluar dari scrotum lagi
setelah pembedahan (jarang terjadi).
Komplikasi undesensus testis

 Psychological trauma
 Trauma testis
 Torsio testis
 Degenerasi maligna (testicular cancer,
yang terbanyak adalah seminoma).

Vous aimerez peut-être aussi