Vous êtes sur la page 1sur 214

KESELAMATAN KERJA

ANONDHO WIJANARKO

Program Studi Teknik Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Keselamatan Kerja 1
LATAR BELAKANG KESELAMATAN KERJA
KECELAKAAN INDUSTRI KIMIA

Keselamatan Kerja 2

KECELAKAAN INDUSTRI KIMIA
Many potential dangerous chemical substances (risk)
 Death or personal injury
 High potential magnitude of the occured explosion
 Financial loss occured after disaster accident (loss, damage or destruction of property oth
er than the product itself)
 Health-care – continuous exposure to error (impact)
$1.35BN
$1.4BN
$1.2BN
$950M
$1BN
$800M
$600M $440M
$400M $300M
$110M
$200M
$0
'98 '99 '00 '01 '02*
* 02 Loss Exceeding $50M include:
Gas, plant fire, Kuwait $150M
Refinery fire, Japan $ 75M
Power station flood, Washington State $ 70M

Keselamatan Kerja 3
FLIXBOROUGH, UK (1974) CYCLOHEXANE
vapour cloud explosion
(28 deaths, 104 injured
3000 evacuated)

Keselamatan Kerja 4
PIPER ALPHA (1988) (167 deaths)

Keselamatan Kerja 5
PHILLIPS 66, PASADENA, TX 1989 (ISOBUTANE LEAK)

(23 deaths, 125 injured


1300 evacuated)

Keselamatan Kerja 6
CONCEPT SCIENCES (1999) - KOH + NH2OH (5 deaths)

Keselamatan Kerja 7
AMMONIUM NITRATE EXPLOSION, TOULOUSE, FRANCE (2001)

Keselamatan Kerja 8
Seveso, Italy (1976) – herbicide plant, runaway reaction, chemic
al release, 447 injured, long term health problems, $50,000,000
Bhopal, India (1984) - pesticide plant, chemical release, 2,500 dea
d, 200,000 injured, $250,000,000
Chernobyl, USSR (1986) – nuclear reactor, 31 dead, 237 injured, lo
ng term health problems, $3,000,000,000.
Basle, Switzerland (1986) – chemical warehouse fire, 0 dead, 0 in
jured, environmental damage.

Keselamatan Kerja 9
PERATURAN KESELAMATAN KERJA

UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970


PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA Per.05/MEN/1996 TENTANG SI
STEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
ILO CODE OF PRACTISE, PREVENTION OF MAJOR INDUSTRIAL ACCIDE
NTS

Keselamatan Kerja 10
PREVENTION OF MAJOR INDUST
RIAL ACCIDENTS

ILO CODE OF PRACTISE


Geneva, International Labour Orgasnization, 1991
ISBN 92-2-107101-4

Keselamatan Kerja 11
ILO CODE OF PRACTISE

 Peraturan/standar ILO berupa panduan praktis yang ditetapkan di


industri dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan-kecelakaan
besar seiring dengan kenaikan produksi, penyimpanan dan pengg
unaan bahan berbahaya
 Tujuan panduan praktis adalah untuk memberikan arahan tentang
pengaturan administasi, hukum dan sistem teknis untuk pengend
alian instalasi bersiko tinggi yang dilakukan dengan memberikan
perlindungan kepada pekerja, masyarakat dan lingkungan dengan
mencegah terjadinya kecelakan besar yang mungkin terjadi dan m
eminimalisasikan dampak dari kecelakaan tersebut
 Penerapan panduan praktis dilakukan pada instalasi beresiko ting
gi yang diidentifikasikan dengan keberadaan zat-zat berbahaya ya
ng membutuhkan perhatian tinggi.

Keselamatan Kerja 12
ILO CODE OF PRACTISE

 Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya menu


rut panduan praktis:
 Industri kimia dan petrokimia
 Industri penyulingan minyak
 Instalasi penyimpanan gas alam cair (LNG)
 Instalasi penyimpanan gas dan cairan yang mudah terbakar
 Gudang bahan-bahan kimia
 Instalasi penyulingan air bersih dengan menggunakan klorin
 Industri Pupuk dan Pestisida
 Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya diluar
cakupan panduan praktis:
 Instalasi Nuklir
 Pangkalan Militer (instalasi biologi, nuklir dan kimia serta pusat perse
njataaan)

Keselamatan Kerja 13
ILO CODE OF PRACTISE

 Instalasi beresiko tinggi adalah instalasi industri permanen atau s


ementara, yang menyimpan, memproses atau memproduksi zat-za
t berbahaya dalam bentuk dan jumlah tertentu menurut peraturan
yang berlaku yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya kecela
kaan besar.
 Identifikasi bahan berbahaya menurut jenis dan tingkat kuantitas a
mbang terjadinya kecelakaan besar
 Bahan kimia sangat beracun : methyl isocyanate, phosgene

 Bahan kimia beracun: acrylonitrile, ammonia, chlorine, sulphur


dioxide, hydrogen sulphide, hydrogen cyanide, carbon disulph
ide, hydrogen fluoride, hydrogen chloride, sulphur trioxide
 Gas dan cairan mudah terbakar

 Bahan peledak: ammonium nitrate, nitroglycerine, C4, PETN, T


NT

Keselamatan Kerja 14
ILO CODE OF PRACTISE
 Alur informasi pada instalasi beresiko tinggi
 Manajemen keseluruhan instalasi beresiko tinggi harus melap
orkan secara rinci aktifitasnya kepada pihak yang berwenang
 Laporan keselamatan kerja instalsi beresiko tinggi harus disia
pkan oleh manajemen dan berisi informasi teknis tentang disai
n dan cara kerja instalasi, penjelasan rinci manajemen kesela
matan kerja dalam instalasi, informasi tentang bahaya dari inst
alasi secara sistematis, teridentifikasi dan terdokumentasi sert
a informasi tentang bahaya kecelakaan dan ketentuan keadaan
darurat yang akan mengurangi dampak dari kecelakaan yang a
kan terjadi.
 Semua informasi khususnya yang berkenaan dengan instalasi
beresiko tinggi harus disediakan bagi para pihak yang berkepe
ntingan.
 Informasi keselamatan kerja yang tepat khususnya pada instal
asi beresiko tinggi dikomunikasikan melalui pelatihan kepada
pekerja, dan dapat digunakan untuk persiapan pekerjaan dan p
engendalian dalam keadaan darurat.

Keselamatan Kerja 15
ILO CODE OF PRACTISE
 Audit Instalasi beresiko tinggi
 Instalasi beresiko tinggi diaudit oleh manajemen audit yang dit
unjuk pemegang otoritas sesuai dengan ketentuan yang berlak
u di wilayah instalasi itu berada
 Audit mencakup identifikasi kejadian tidak terkendali yang me
micu timbulnya kebakaran, ledakan atau terlepasnya zat-zat be
racun
 Audit mencakup estimasi potensi bahaya sebagai konsekuensi
dari ledakan, kebakaran maupun terlepasnya zat-zat beracun
 Audit mempertimbangkan potensi efek lanjutan yang terjadi pa
da instalasi beresiko tinggi lainnya yang ada disekitarnya
 Audit mempertimbangkan kesesuaian pengukuran keselamata
n kerja yang digunakan dalam identifikasi kemungkinan terjadi
nya bahaya untuk menjamin validitas hasil audit itu sendiri
 Audit memperhitungkan analisa resiko secara menyeluruh dari
keterkaitan antara kecelakaan besar yang mungkin timbul den
gan letak instalasi beresiko tinggi itu sendiri.

Keselamatan Kerja 16
ILO CODE OF PRACTISE
 Manajemen pengendalian resiko kecelakaan dan pengamanan pada instala
si beresiko tinggi meliputi:
 Disain, fabrikasi dan penginstalasian pabrik yang aman, termasuk pen
ggunaan komponen peralatan bermutu tinggi
 Pemeliharaan pabrik secara rutin
 Pengoperasian pabrik sesuai prosedur yang berlaku
 Pengelolaan keselamatan lingkungan kerja secara baik
 Inspeksi secara rutin terhadap keseluruhan instalasi yang diikuti deng
an perbaikan atau penggantian komponen peralatan yang dibutuhkan
 Pengawasan rutin terhadap keamanan dan sistem pendukungnya
 Ketersediaan dan inspeksi rutin peralatan keselamatan kerja yang dap
at digunakan dalam kondisi darurat
 Analisa bahaya dan resiko yang terjadi akibat kerusakan komponen pe
ralatan, pengoperasian instalasi yang abnormal, faktor kesalahan man
usia dan manajemen, pengaruh kecelakaan yang terjadi di sekitar inst
alasi, bencana alam, tindakan kejahatan dan sabotase
 Analisa komprehensif terhadap modifikasi peralatan dan instalasi baru
 Penyebaran informasi dan pelatihan keselamatan kerja bagi setiap pek
erja pada instalasi tersebut
 Penyebaran informasi secara berkala kepada masyarakat yang tinggal
atau bekerja di sekitar lokasi instalasi industri

Keselamatan Kerja 17
ILO CODE OF PRACTISE

 Analisa Bahaya dan Resiko meliputi:


 Identifikasi bahan beracun, reaktif dan eksplosif yang disimpa
n, diproses atau diproduksi
 Identifikasi kegagalan potensial yang dapat menyebabkan kon
disi pengoperasian abnormal dan menimbulkan kecelakaan
 Analisa konsekuensi dari kecelakaan yang terjadi terhadap pe
kerja dan masyarakat sekitar
 Tindakan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan

Keselamatan Kerja 18
ILO CODE OF PRACTISE
 HAZOP (an example of Hazard and Risk Analysis)
 Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada pen
goperasian suatu instalasi industri dan kegagalan opera
sinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali
 Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi indus
tri baru
 Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau
penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama
 Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain instala
si industri, pengaruhnya dan penyimpangan potensial y
ang terjadi serta potensi bahayanya
 Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin ilm
u dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang be
rpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus

Keselamatan Kerja 19
ILO CODE OF PRACTISE
 Perencanaan Keadaan Darurat
 Bertujuan untuk melokalisasi bahaya dan meminimalisasi dampaknya
 Identifikasi jenis-jenis kecelakaan yang potensial
 On site emergency
 Perencanaan keadaan darurat didasarkan pada konsekuensi yang timbul dari kecelakaa
n besar yang potensial
 Penanganan keadaan darurat dilakukan tenaga penanggulangan kecelakaan dalam jumla
h yang cukup
 Perencanaan keadan darurat merupakan uji dan pengidentifikasian kelemahan instalasi i
ndustri yang akan secepatnya diperbaiki
 Antisipasi bahaya dengan memperhatikan: kekerapan terjadinya kecelakaan, hubungan
dengan pihak berwenang di luar lokasi, prosedur menghidupkan tanda bahaya, komunik
asi internal dan eksternal instalasi serta lokasi dan pola pengaturan dari pusat pengelola
gawat darurat
 Fasilitas penanganan keadaan darurat: telepon, radio dan alat komunikasi internal-ekste
rnal yang memadai, peta yang menunjukan keberadaan bahan berbahaya, alat penunjuk
arah dan pengukur kecepatan angin, alat penyelamatan diri, daftar lengkap pekerja, ...
 Off site emergency
 Perencanaan disiapkan oleh dan merupakan otoritas yang kompeten yang diatur melalui
kebijakan, peraturan atau perundangan.
 Perencanaan ini merupakan antisipasi dari bahaya dalam skala besar dan penangananny
a terkait dengan otoritas lokal penanggulangan kecelakaan
 Perencanaan didasarkan pada informasi atas konsekuensi yang timbul dari kecelakaan b
esar yang potensial

Keselamatan Kerja 20
ILO CODE OF PRACTISE

 Konsultan Keselamatan Kerja


Tugas dan wewenang:
 Membuat analisa bahaya dan resiko serta mempersiapkan lapo
ran keselamatan kerja bekerjasama dengan manajemen audit
 Menetapkan garis besar disain dan operasi instalasi industri y
ang aman, serta pengaplikasiannya dalam desain peralatan, pr
oses kendali, pengoperasian secara manual, ...
 Menganalisa konsekuensi dari kecelakan potensial dengan per
model dampak potensialnya
 Menetapkan penanganan keadaan darurat on site dan perenca
naan keadaan darurat off site
 Melakukan pelatihan pada pekerja

Keselamatan Kerja 21
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

Keselamatan Kerja 22
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

 3 unsur keberlakuan UU
 Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
 Adanya tenaga kerja yang bekerja disana.
 Adanya sumber-sumber bahaya kerja di tempat itu.

 Pengawasan Keselamatan Kerja


 Pengawasan secara langsung dilakukan pegawai penga
was dan ahli keselamatan kerja.
 Pengawasan secara tidak langsung termasuk oleh mana
jemen puncak yang hanya melakukan audit terhadap us
aha perbaikan dari hasil pelaporan pegawai pengawas d
an ahli keselamatan kerja.

Keselamatan Kerja 23
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

 UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA mengatur kesel


amatan kerja disegala tempat kerja baik itu di darat, laut da
n udara dalam wilayah NKRI

 UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA bertujuan untu


k mengurangi kecelakaan, mengurangi adanya bahaya pele
dakan, memaksa peningkatan kemampuan pekerja dalam m
emberikan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pemb
erian alat-alat pelindung kepada pekerja terutama untuk pek
erjaan yang memiliki resiko tinggi serta membantu terciptan
ya lingkungan kerja yang kondusif seperti penerangan tem
pat kerja, kebersihan, sirkulasi udara serta hubungan yang
serasi antara pekerja, lingkungan kerja, peralatan dan prose
s kerja.

Keselamatan Kerja 24
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

 Sumber bahaya kerja diidentifikasikan terkait erat dengan:


 Kondisi mesin, pesawat, alat kerja serta peralatan lainny
a
 Bahan berbahaya (Explosive, Flameable, Poison)
 Lingkungan
 Sifat pekerjaan
 Cara kerja
 Proses produksi

Keselamatan Kerja 25
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA berisi petunjuk


teknis mengenai apa yang harus dilakukan oleh dan kepada
pekerja untuk menjamin keselamatan pekeja itu sendiri, kes
elamatan umum dan produk yang dihasilkan karena begitu
banyak proses yang dilakukan dengan memperhatikan perk
embangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menyebab
kan perubahan resikko pekerjaan yang dihadapi pekerja di t
empat kerjanya.

Keselamatan Kerja 26
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

 Pengawasan Keselamatan Kerja


 Monitoring dan pengambil keputusan tindakan perbaika
n keselamatan kerja
 Tindakan perbaikan keselamatan kerja (Continuous Impr
ovement) seperti perbaikan cara dan proses kerja, peme
riksaan rutin kesehatan pekerja, retribusi keselamatan k
erja.

Keselamatan Kerja 27
HAZARD MANAGEMENT

Keselamatan Kerja 28
Latar Belakang
 Kecelakaan industri terutama disebabkan oleh HUMAN FAILURE, di mana seri
ng ditemukan faktor manusia dalam penelusuran sebab terjadinya kecela
kaan. Pencegahan kecelakaan harus menempati perhatian yang khusus
dalam fungsi manajerial secara keseluruhan.

 Bagian manajemen kekhususan (insinyur, teknisi, perancang, field opera


tor, lembaga pelatihan) sering kurang menghargai kebutuhan untuk men
gaplikasikan prinsip-prinsip pencegahan terhadap kecelakaan di dalam li
ngkup kerja mereka. Metode yang tidak aman merupakan proporsi tertin
ggi dari penyebab terjadi kecelakaan. Keselamatan harus menjadi bagian
yang integral dari pelaksanaan industri manapun, dan harus menjadi bah
an pertimbangan sejak tahap perancangan, tahap perencanaan produksi,
serta pelatihan operator.

Keselamatan Kerja 29
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Tanggung jawab manajemen sebuah perusahaan yang berkaitan dengan k
eselamatan kerja dalam kegiatan industri
Tanggung jawab Ekonomi
Biaya kecelakaan akibat kecelakaan dalam pabrik berimbas langsung pada hasil produksi dan
keselamatan pekerja lapangan, merugikan perusahaan, penanam saham, karyawan secara kes
eluruhan dan pelanggan.
Biaya memperkenalkan dan mempertahankan organisasi keselamatan kerja untuk mengurangi
serta mengeliminasi kecelakaan.
Tanggung jawab terhadap Sumber Daya Manusia
Kewajiban untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, menyediakan proses ke
rja yang aman dalam rangka produksi maksimal.
Kewajiban untuk mengambil langkah-langkah eliminasi kondisi tidak aman yang dapat berakib
at terjadinya luka, kematian, stress, dan hal lainnya yang terjadi pada setiap karyawan maupun
keluarganya
Tanggung jawab Legislatif
Memastikan terpenuhinya undang-undang mengenai kecelakaan industri, keamanan terhadap
kesehatan dan kebakaran. Undang-undang ini terutama untuk melindungi karyawan dan masya
rakat secara umum, dan tidak hanya untuk melindungi bisnis yang dijalankan perusahaan.

Keselamatan Kerja 30
yang sesuai untuk menanganinya.

Analisa HIRA (Hazard Identification and Risk Assesstment)


Identifikasi bahaya dan kajian resiko kegiatan dalam proses operasi dan produksi dipil
ah-pilah menjadi sub kegiatan yang lebih kecil dan spesifik.

JSA (Job Safety Analysis)


Varian dari analisa HIRA, JSA dilakukan apabila suatu aktivitas melakukan pemasan
gan terhadap suatu peralatan tertentu dalam fasilitas operasi sebuah pabrik/industri p
roses.

Analisa HAZID (Hazard Identification)


Proses pengidentifikasian terhadap bahaya yang mungkin terjadi secara umum pada f
asilitas operasi sebuah pabrik/ industri.

Analisa HAZOP
Identifikasi keselamatan, bahaya & masalah operasi yang berhubungan dengan proses
yang secara langsung mengancam keselamatan pekerja produksi/penyebab masalah op
erasi.
Menentukan keseriusan dampak masalah teridentifikasi.
Identifikasi secara engineering & procedural safeguards yang sebelumnya telah dibuat.
Evaluasi kelayakan engineering & procedural procedural safeguards.
Rekomendasi safeguards atau prosedur operasi tambahan jika diperlukan.

Keselamatan Kerja 31
ASPEK PENTING KESELAMATAN KER
JA DALAM KEGIATAN INDUSTRI

KESELAMATAN KERJA SANGATLAH PENTING DALAM INDUSTRI, KARENA BEBERA


PA ASPEK BERIKUT:
Produktivitas
Kecelakaan dalam industri akan menghambat produksi atau bahkan menghentikanny
a. Dengan demikian, akan terjadi loss of man-hour dan loss of material.
Investasi
Kecelakaan dalam industri akan berakibat terhadap infrastruktur maupun mesin dan
peralatan yang ada di dalamnya. Dengan demikian, akan terjadi loss of asset, di mana
aset yang semula diharapkan dapat membantu produksi hingga jangka waktu lama ak
an berkurang atau habis.
IMEJ PERUSAHAAN
Kecelakaan dalam industri menimbulkan masalah kepercayaan terhadap lingkungan
serta proses industri yang dijalankan perusahaan. Masalah ini berkaitan dengan kepe
rcayaan investor untuk tetap menanamkan modalnya, kepercayaan pelanggan untuk t
etap membeli, serta kepercayaan karyawan terhadap manajemen perusahaan.

Keselamatan Kerja 32
PENGENALAN BAHAN BERBAHAYA

Keselamatan Kerja 33
US Department of Transportation Regulation

Hazardous Material
Materials that were flammable, explosi
ve, corrosive, toxic, radioactive or if it r
eadily decomposes to oxygen at elevate
d temperatures.

Keselamatan Kerja 34
US Department of Transportation Regulation

Corrosive Materials
 Materials that evoke a chemical process wh
ich converts minerals and metals into unwa
nted products

 Acidity(HCl, H2SO4, ClSO3H, HF, HCOOH, C


HCOOH) Oxidizing agent (HClO4, H2SO4 , HN
O3) Hygroscopic (H2SO4), Alkalis (KOH, NaOH
)

Keselamatan Kerja 35
US Department of Transportation Regulation

Toxic Materials
 Materials which, upon entering an human body is c
apable of producing disease or death
 Toxicity factor consist of (1) The quantity of the material (2)
The rate and extent to which the material is absorbed into th
e bloodstream via intravenous, inhalation, intraperitoneal, in
tramuscular, subcutaneous, oral or cutaneous (3) The rate an
d extent to which the material is biologically transformed in t
he body to breakdown product.
 HEAVY METAL POISONS (Arsenic, Lead, Mercury salts), toxic gases (
Asphyxiant (CO, HCN, NO), Irritant (NO2, H2S, SO2) Anesthe
tic (diethyl eter, N2O2)), organic pesticides (insecticide Aldrin
, DDT, Parathion, Chlordane, Diazinon, Dieldrine, Lindane,
Malathion, Methoxychlor, Carbyl)
 Protection : (1) Recirculating oxygen (2) Demand compresse
d air/O2 (3) Recirculating self generating oxygen (4) suits we
ar that made of material impervious to the toxic material
Keselamatan Kerja 36
US Department of Transportation Regulation

Explosive Materials
 Materials in the form of compound or mixture of c
ompound which suddenly undergoes a very rapid
chemical transformation with the simultaneous pr
oduction of large quantities of heat and gases (CO,
CO2, N2, steam, O2) and always accompined by a v
igoros shock and an associated noise (brisance)

 Nitroglycerin, TNT, lead trinitroresorcinate (lead s


typhnate), lead azide Pb(N3)2, mercury fulminate (
Hg(CNO)2, cyclonite (RDX), tetryl, pentraerythrit
ol tetranitrate (PETN), dynamite

Keselamatan Kerja 37
U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (OSHA)

MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)

Keselamatan Kerja 38
Material Safety Data Sheet (MSDS)
 A Material Safety Data Sheet (MSDS) is desi
gned to provide both workers and emergency
personnel with the proper procedures for han
dling or working with a particular substance.
MSDS's include information such as physical
data (melting point, boiling point, flash point e
tc.), toxicity, health effects, first aid, reactivity,
storage, disposal, protective equipment, and
spill/leak procedures. These are of particular
use if a spill or other accident occurs.

U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (OSHA)


Keselamatan Kerja 39
Material Safety Data Sheet (MSDS)

 Purpose:
Prepared by Chemical Manufacturers o
r Importers to describe characteristics of
the product and to provide information c
oncerning potential hazards

U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (OSHA)

Keselamatan Kerja 40
Sections of an MSDS and Their Significan
ce
OSHA specifies the information to be include
d on an MSDS, but does not prescribe the pre
cise format for an MSDS. A non-mandatory M
SDS form (see OSHA Form 174 on page 6 of
this manual) that meets the Hazard Communi
cation Standard requirements has been issue
d and can be used as is or expanded as need
ed. The MSDS must be in English and must i
nclude at least the following information.

U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (OSHA)


Keselamatan Kerja 41
SECTIONS OF AN MSDS AND THEIR SIGNIFICANCE
 SECTION I. CHEMICAL IDENTITY
 SECTION II. HAZARDOUS INGREDIENTS
 SECTION III. PHYSICAL AND CHEMICAL CHARACTERISTICS
 SECTION IV. FIRE AND EXPLOSION HAZARD DATA
 SECTION V. REACTIVITY DATA
 SECTION VI. HEALTH HAZARDS
 SECTION VII. PRECAUTIONS FOR SAFE HANDLING AND USE
 SECTION VIII. CONTROL MEASURES

U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (OSHA)


Keselamatan Kerja 42
MATERIAL SAFETY DATA SHEET
PRODUCT NAME(S) : 5 STAR Acetone
PRODUCT CODE : #5910 (GALLON)

SECTION I - MANUFACTURER IDENTIFICATION


MANUFACTURED FOR : 5-Star Autobody Products
ADDRESS : 9419 E. San Salvador Drive \x{2013} Suite 4 Scottsdale, AZ 85258
EMERGENCY PHONE : Chemtrec (800)424-9300
INFORMATION PHONE : (480) 451-4451
D.O.T. Hazardous Class : Paint, Flammable Liquid UN 1090

SECTION II - HAZARDOUS INGREDIENTS


REPORTABLE COMPONENTS CAS NUMBER VAPOR PRESSURE WEIGHT PERCENT
mm Hg @ temp
*ACETONE 67-64-1 185mm Hg @ 68 F 100%
*Indicates toxic chemical(s) subject to the reporting requirements of Section 313 of Title III and of 40 CFR 372.

Keselamatan Kerja 43
SECTION III - PHYSICAL CHARACTERISTICS
PHYSICAL FORM : LIQUID
COLOR : COLORLESS
ODOR : ACETONE
ODOR THRESHOLD : 13 ppm
SPECIFIC GRAVITY @ 20C/68F (WATER=1) : 0.79
VAPOR DENSITY (AIR=1 ): 2.0
EVAPORATION RATE (n-butyl acetate=1 ): 5.7
EVAPORATION RATE (diethyl ether=1) : 2.1
BOILING POINT : 56C/133F.
MELTING POINT : -94C/-137F.
Ph : NOT APPLICABLE
SOLUBILITY IN WATER : Complete
FLASH POINT (TAG CLOSED UP) : -20C/-4F
LOWER EXPLOSIVE LIMIT AT 25C/77F : 2.8 VOLUME %
UPPER EXPLOSIVE LIMIT AT 24C/75F : 13.2 VOLUME %
AUTOIGNITION TEMPERATURE (ASTM D 2155) : 538C/1000F
SENSITIVITY TO MECHANICAL IMPACT : INSENSITIVE
SENSITIVITY TO STATIC DISCHARGE : MATERIAL IS UNLIKELY TO ACCUMULATE
A STATIC CHARGE WHICH COULD ACT AS
AN IGNITION SOURCE
Keselamatan Kerja 44
SECTION IV - FIRE AND EXPLOSION HAZARD DATA
FLASH POINT(Closed cup) -20oC/-4oF. APPROXIMATE FLAMMABLE LIMITS: 2.8%-13.2%
EXTINGUISHING MEDIA : Water Spray, Dry Chemical, Carbon Dioxide (CO2), Alcohol Foam
SPECIAL FIREFIGHTING PROCEDURES: Wear self-contained breathing apparatus and protective clothing. USE WATE
R WITH CAUTION. The fire could easily be spread by the use of water in an area where the water could not be contain
ed. Use water spray to keep fire-exposed containers cool. Water may be ineffective in fighting the fire.
HAZARDOUS COMBUSTION PRODUCTS: Carbon Dioxide, Carbon Monoxide UNUSUAL FIRE AND EXPLOSION HAZA
RDS: Extremely flammable. Vapors may cause a flash fire or ignite explosively. Vapors may travel considerable dista
nce to a source of ignition and flash back. Prevent backup of vapors or gases to explosive concentrations.

SECTION V - REACTIVITY DATA


STABILITY : Stable
INCOMPATIBILITY : Material can react violently with strong oxidizing agents, strong acids.
HAZARDOUS POLYMERIZATION : Will not occur

Keselamatan Kerja 45
SECTION VI - HEALTH HAZARD DATA
EFFECTS OF EXPOSURE: Extensive human experience and animal data indicate that acetone is of low toxicity. However, in
gestion of very large amounts or inhalation of extremely high vapor concentrations can cause irritation, nausea, vomiting,
confusion, drowsiness, convulsions and coma with possible liver and kidney injury. Based on animal data and structure-ac
tivity relationships, this product is NOT expected to cause nervous system damage.
INHALATION HEALTH RISKS AND SYMPTOMS OF EXPOSURE: High vapor concentrations may cause drowsiness and irrita
tion.
SKIN AND EYE CONTACT HEALTH RISKS AND SYMPTOMS OF EXPOSURE: Eyes: Causes ittitation to the eyes. However, i
mmediate flushing of the eyes with water will minimize any irritative effect. High vapor concentrations may cause irritation
to the eyes. Shin: Prolonged or repeated contact may cause drying, cracking or irritation.
INGESTION HEALTH RISKS AND SYPTOMS OF EXPOSURE: Expected to be a low ingestion hazard.
CARCINOGENICITY CLASSIFICATION:
International Agency for Research on Canser (IARC): Not Listed
American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH): Not Listed
National Toxicology Program (NTP): Not Listed
Occupational Safety & Health Administration (OSHA): Not Listed
Chemical(s) subject to the reporting requirements of Section 313 or Title III of the Superfund Amendments and Reauthoriza
tion ACT (SARA) of 1986 and 40 CFR Part 372: NONE
SARA (USA) Sections 311 and 312 hazard classification(s): Fire hazard, immediate (acute) health hazarad.
MEDICAL CONDITIONS GENERALLY AGGRAVATED BY EXPOSURE: Do not use this product if you have chronic lung or br
eathing problems.
EMERGENCY AND FIRST AID PROCEDURES:
Inhalation: Move to fresh air. Treat symtomatically. Get medical attention if symptoms persist.
Eyes: Immediately flush with plenty of water for at least 15 minutes. If easy to do, remove contact lenses. Get medical atten
tion. In case of irritation from airborne exposure, move to fresh air. Get medical attention if symptoms persist.
Skin: Wash with soap and water. Remove contaminated clothing and shoes. Get medical attention if symptoms occur. Was
h contaminated clothing before reuse.
Ingestion: Seel medical advice. Keselamatan Kerja 46
SECTION VII - PRECAUTIONS FOR SAFE HANDLING AND USE
STEPS TO BE TAKEN IN CASE MATERIAL IS RELEASED OR SPILLED: Remove all sources of ignition(sparks, f
lames, and hot surfaces). Avoid breathing vapors. Ventilate area. Remove with an inert absorbent and non-spar
king tools.
WASTE DISPOSAL METHOD: Disposed in accordance with state, federal and local regulations. Do not incinerat
e closed containers.
PRECAUTIONS TO BE TAKEN IN HANDLING AND STORING: Keep containers tightly closed in a cool, dry well v
entilated area away from all possible ignition sources. Store large quantities of material in buildings designed f
or the storage of flammable liquids.
OTHER PRECAUTIONS: Employees should be trained in safety measures that should be taken when using this
product.

SECTION VIII - CONTROL MEASURES


RESPIRATORY PROTECTION: Avoid breathing vapors or spray mist. Wear a properly fitted respirator approved
by NIOSH/MSHA (TC-23c)for use with paints during application and until all vapors are exhausted. In confined
areas, or where continueuous spray operations are typical, or proper respirator fit is not possible, wear a positi
ve-pressure supplied air respirator (TC-19c). In all cases follow respirator manufactures directions for respirato
r use. Do not allow anyone without protection in the area.
VENTILATION: Provide sufficient ventilation to keep contaminates below applicable OSHA requirements.
PROTECTIVE GLOVES: Neoprene gloves impervious to organic solvents recommended.
EYE PROTECTION: Use safety eyewear designed to protect against liquid splash.
OTHER PROTECTIVE CLOTHING OR EQUIPMENT: Impervious coveralls recommended.
WORK/HYGIENIC PRACTICES: Eye wash and safety showers in the work place are recommended. Wash hands
before eating and smoking.
Keselamatan Kerja 47
SECTION IX - DISCLAIMER
The information contained in this safety data sheet is information from our suppliers and other sources. It is believed
to be reliable. This data is not to be taken as a warranty or representation for which this company assumes legal resp
onsibility.
We appreciate your interest in 5 Star Autobody Products! For more information about these and other 5 Star Autobod
y Products or for the location of the 5 Star Distributor nearest you, contact us at:

5 STAR AUTOBODY PRODUCTS


9419 E. San Salvador Drive Suite #104 Scottsdale, AZ 85258
Phone: 480-451-4451

Keselamatan Kerja 48
PERALATAN KESELAMATAN KERJA

Keselamatan Kerja 49
PERALATAN KESELAMATAN KERJA

SEPATU KERJA
COVERALLS/JACKET
SARUNG TANGAN KERJA
KACAMATA PENGAMAN
TOPI KESELAMATAN (HELM)
HELM PENGELASAN
ALAT PEMADAM KEBAKARAN

Keselamatan Kerja 50
PERALATAN KESELAMATAN KERJA

TABIR PENGELASAN
PELINDUNG MUKA
PENUTUP TELINGA (EARPLUG)
PERALATAN PERLINDUNGAN PERNAPASAN
BREATHING APPARATUS
ALAT BANTU NAPAS
ABBRASIVE BLASTING

Keselamatan Kerja 51
EMERGENCY PLANNING

Keselamatan Kerja 52
Emergency plan
A series of procedures for handling sud
den unexpected situations.
 Objectives is reduce the possible conse
quences of the emergency by
 Preventing facilities and injuries
 Reducing damage to buildings, stock and e
quipment
 Accelerating the resumption of normal oper
ations

Keselamatan Kerja 53
Vulnerability Assessment

 Prediction of emergencies occurence with so


me degree of certainity by following steps:
 Find which hazards pose a threat to any specific e
nterprise
 Records of past incidents and occupational experi
ence are not only sources of valuable information
 Broad the knowledge of both technological and na
tural hazard by consulting with fire departments, in
surance companies, engineering consultants and
goverment departments.

Keselamatan Kerja 54
Technological Hazards

 Fire
 Explosion
 Building collapse
 Spills of flamable liquid
 Accidental release of hazardous biological ag
ents or toxic material
 Other terrorist activities
 Exposure to ionizing radiation
 Loss of electrical power
 Loss of water supply
 Loss of communication
Keselamatan Kerja 55
Natural Hazards
 Floods
 Earthquake
 Tornados
 Other severe wind storms
 Snow or ice storms
 Severe extremes in temperature (cold o
r hot)
 Pandemic diseases

Keselamatan Kerja 56
Occured Hazards

The possibility of one event triggering oth


ers must be considered
 An explosion may start a fire and cause
d faliure
 An earthquake might initiate all the even
t noted in the list of chemical and physic
al hazards

Keselamatan Kerja 57
Identified major impact

 Sequential events (ex. fire after explosion)


 Evacuation
 Casualties
 Damage to plant infrastructure
 Loss of vital records or documents
 Damage to equipment
 Disruption of work

Keselamatan Kerja 58
Required actions

 Declare emergency
 Sound the alert
 Evacuate danger zone
 Close main shutoffs
 Call for exernal aid
 Initiate rescue operations
 Attend to casualties
 Fight fire

Keselamatan Kerja 59
Needed resources consideration
 Medical supplies
 Auxiliaries communication equipment
 Power generators
 Respirators
 Chemical and radiation detection equipment
 Mobil equipment
 Emergency protective clothing
 Fire fighting equipment
 Ambulance
 Rescue equipment
 Trained Personnel
Keselamatan Kerja 60
Elements of Emergency Plan
 All possible emergencies, consequence
s, required action, written procedures an
d the resources available
 Detailed list of personnel including their
home telephone numbers, their duty an
d responsibilities
 Floor plans
 Large scale maps showing evacuation r
outes and service condults (such as gas
and water lines)
Keselamatan Kerja 61
General guidelines for workplace e
mergency plan
 Objectives, a brief summary consists the pur
pose of plans:
 To reduce human injury and damage to property i
n an emergency
 To specifies staff members who may put the plan i
nto action
 To identifies clearly whose staff members must be
on the site at all times when the premises are occ
upied
 To indicated clearly the extent of authority of abov
e personnel

Keselamatan Kerja 62
Emergency Organization
 Emergency organization lead by an emergen
cy coordinator
 Appointed and trained individual act as Emer
gency Coordinator as key in ensuring that pro
mpt and efficient action is taken to minimize l
oss, and have possibility to recall off duty em
ployees to help
 Specific duties, responsibilities, authority and
resources of emergency organization must be
clearly defined.

Keselamatan Kerja 63
Responsibilities of Emergency Organization
 Reporting the emergency
 Activating the emergency plan
 Assuming overal command
 Establishing communication
 Alerting staffs
 Ordering evacuation
 Alerting external agencies
 Confirming evacuation complete
 Alerting outside population of possible risk
 Requesting external aid
 Coordinating activities of various group
 Advising relatives of casualties
 Providing medical aid
 Ensuring emergency shut offs are closed
 Sounding the all – clear
 Advising media Keselamatan Kerja 64
Available assisted external organizations

 Fire departments
 Mobile rescue squads
 Ambulance services
 Police department
 Telephone company
 Hospitals
 Utility companies
 Industrial neighbours
 Goverment agencies
Keselamatan Kerja 65
Pre-planned Coordination
 Pre-planned coordinating simulation is necessary to a
void conflicting responsibilities such as fire brigades,
police, ambulance service, rescue squads and first ai
d team which must be on the scene simultaneously.
An a pre-determined chain of command in such situat
ion is required to avoid organizational difficulties. Und
er certain circumstances an outside agency can assu
me command

Keselamatan Kerja 66
Communication

 Planning an emergency control center w


ith alternate communication facilities
 Providing all personnel with alerting or r
eporting responsibilities with current list
of phone number and addresses of thos
e people which may have to contact
 Maintain communication between key p
ersonnel during emergency situation

Keselamatan Kerja 67
Emergency Procedures
 Comprehensive plan procedures for handling
emergencies toward preventing disaster
 Determining factors of needed emergency pr
ocedures
 The degree of emergency
 The size of organization
 The capabilities of the organization in an emergen
cy situation
 The immediately response of outside aid
 The physical layout of the premises
 The number of structures determine procedures th
at are needed

Keselamatan Kerja 68
Common Elements of Procedures

 Pre-emergency preparation
 Provisions for alerting
 Evacuating staffs
 Handling casualties
 Relocation of personnel with special skil
ls for emergency handling

Keselamatan Kerja 69
Evacuation Order
 Identified evacuation routes, alternate means of esca
pe, make these known to all staffs, keep the routes u
nobstructed
 Specify safe location for staff to gather for head count
s to ensure that everyone has left the danger zone. A
ssign individuals to assist handycapped employees in
emergency
 Carry out treatment of the injured and search for the
missing simultaneously with efforts to contain the em
ergency
 Provide alternate sources of medical aid when norma
l facilities may be in danger zone
 Containing the extent of the property loss should begi
n only when the safety of all staff and neighbours at ri
sk has been clearly established
Keselamatan Kerja 70
Procedure Testing and Revision
 Exercise and drills may be conducted to practise all or critical po
rtions such as evacuation of the plan
 An annual full scale exercise will help in maintaining a high level
of profiency
 Knowledge of individual responsibilities can be evaluated throug
h paper tests or interview
 A thorough and immediate review after each exercise, drill or aft
er an actual emergency will point out areas that require improve
ment
 Revise when shortcoming have become known, and should be r
eviewed at least annualy
 Changes in plant infrastructure, processes, material used and k
ey personnel are occasions for updating plan

Keselamatan Kerja 71
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO

Keselamatan Kerja 72
BAHAYA
 Situasi fisik yang berpotensi menye
babkan kecelakaan pada manusia, k
erusakan pada aset, kerusakan pad
a lingkungan dan kombinasi yang t
erjadi diantaranya

Keselamatan Kerja 73
RESIKO

 RESIKO ADALAH KOMBINASI DARI EFEK BAHAYA


DAN TINGKAT KEMUNGKINANNYA

Resiko = Efek Bahaya x Tingkat Kemungkinan Bahaya


 Efek bahaya bersifat tetap terdiri atas HIGH, M
EDIUM dan LOW
 Tingkat kemungkinan bahaya terdiri atas HIGH
, MEDIUM dan LOW

Keselamatan Kerja 74
Parameter dalam memperhitungkan TINGKAT KEMUNGKINAN
BAHAYA (contoh)

PARAMETER HIGH MEDIUM LOW

Satu kali selama p


Frekuensi timbuln Setiap kali pekerja Sekali dalam 10 s/
ekerjaan itu dilaku
ya bahaya an itu dilakukan d 100
kan

Hampir setiap kali Sekali dalam 10 s/ Sekali dalam 100 a


Frekuensi timbuln
pekerjaan dilakuk d 100 tau lebih
ya efek bahaya
an

Berpengalaman, m
Tanpa pengalama
Tingkat kemampu emiliki kemampua
n, tidak pernah me Kurang berpengala
an pelaksana peke n yang baik dan se
lakukan pekerjaan man
rjaan ring melakukan pe
sebelumnya
kerjaan itu

Keselamatan Kerja 75
Parameter dalam memperhitungkan EFEK BAHAYA

PARAMETER HIGH MIDDLE LOW

Kematian Luka menengah, tub


Sumber Daya Man
Cacat, disfungsi tubuh uh masih dapat mela Luka ringan
usia
Luka berat kukan kerja

Kerusakan besar pada per Kerusakan yang men Kerusakan kecil, tida
Aset alatan yebabkan menurunn k mempengaruhi pr
Produksi terhenti ya tingkat Produksi oduksi

Alat proteksi tidak ada Alat proteksi tersedi


Berada dalam lingkungan a dengan cukup, inst
Alat Proteksi Alat proteksi minim
dengan keberadaan zat m alasi terisolasi deng
udah terbakar an baik

Ketersediaan wak
Kurang dari 1 menit Antara 1-30 menit Lebih dari 30 menit
tu evakuasi

Keselamatan Kerja 76
HAZARD ANALYSIS
 The identification of undesired event, that
leads to the materialisation of the hazard
 The analysis of the mechanisms by which
those undesired event could occur
 The estimation of the extent, magnitude an
d relative likehood of any harmful effects

Keselamatan Kerja 77
HAZARD ANALYSIS

H
az
ardA
na
ly
sis

H
I
R A H
AZI
D H
AZO
P
Ha
zar
d Id
entif
ica
tio
n H
az
ar
d Id
entif
ica
tio
n H
azard and
a
ndRiskAsse sment O
pe
ra
bilityStu
dy

D
ailya
ndSp
ecia
lAc
tiv
ity W
ho
leP
la
ntA
pp
lic
atio
n P
la
ntO
pe
ra
tio
nAp
plic
atio
n

Keselamatan Kerja 78
HIRA

 Identifikasi Bahaya dan Kajian Resiko (Hazard Identification and


Risk Assesment), analisa yang dilakukan pada AKTIVITAS HARIAN D
AN KHUSUS suatu instalasi industri
 Tahapan HIRA
 Pemilahan kegiatan yang akan dilakukan menjadi sub kegiatan
yang lebih kecil dan spesifik
 Identifikasi potensi bahaya untuk setiap sub kegiatan
 Determinasi resiko yang mungkin terjadi (efek bahaya dan ting
kat kemungkinannya)
 Determinasi cara pencegahan dan penanggulangan terhadap r
esiko bahaya
 Kesimpulan potensi bahaya dan resiko yang dihadapi untuk se
tiap kegiatan
 Kesimpulan untuk keseluruhan pekerjaan

Keselamatan Kerja 79
PT Pertamina (Persero)
Kilang UP VI Balongan
Residue Catalytic Cracking (RCC) Unit

Keselamatan Kerja 80
HIRA pada Kilang UP VI Balongan
Tingkat
Potensi Bah Efek Tingkat Penanggulangan da Resiko
Jenis Kegiatan Efek Bah Resiko
aya Bahaya Kemungkinan n pencegahan Akhir
aya

Pemeliharaan r Patah tulang, Pemakaian safety h


eaktor dan kolo disfungsi tubu elm
m utama pada
terjatuh
h dan kematia H H H Pemakaian tali pen M
RCC n gaman

Pengisian katali Katalis tump SOP yang jelas dan


Pencemaran li
s ke catalyst sto ah dan terce
ngkungan M L M pekerja yang terlati L
rage cer h

Inspeksi dan monit


oring rutin pada pe
Pengambilan ke Pencemaran li
rpipaan dengan ind
rosene dari DTU Kebocoran p ngkungan, keb
dan/atau ARHD ipa akaran dan led H H H ikator baik. M
Sistem pemadam k
M akan
ebakaran yang baik
di sekitar unit

Keselamatan Kerja 81
HAZID
 Identifikasi bahaya (Hazard Indentification), analisa penceg
ahan terjadinya bahaya pada instalasi industri/pabrik yang D
ILAKUKAN DENGAN MEMPERHATIKAN KESELURUHAN ASPEK YANG ADA DIDALAM
NYA
 Keseluruhan aspek dari instalasi industri/pabrik itu adalah:
 Data informasi instalasi industri (PFD, P&ID, Lay Out, da
ta meteorologi, data sosial kultural masyarakat sekitar, c
atatan peristiwa)
 Lokasi (fasilitas operasi, fasilitas pendukung)

 Resiko (SDM, lingkungan, aset, image)

 Faktor Pemicu Bahaya (proses operasi, transportasi, ge


ografis dan meteorologi, sosial kultural)
 Potensi Bahaya (kebakaran dan ledakan besar, tenggela
m, pencemaran lingkungan)

Keselamatan Kerja 82
Parameter HAZID dalam memperhitungkan EFEK BAHAYA

PARAMETER MINOR MAJOR SEVERE

Sumber Daya Man Kecelakaan tidak fata


Tidak ada kecelakaan Kecelakaan fatal
usia l

Kerugian diantara US
Kerugian lebih rendah dar Kerugian lebih besar
Aset $ 100’000 s/d 1’000’0
i US$ 100’000 dari US$ 1’000’000
00

Tidak ada kerusakan lingk


Kerusakan kecil pada Kerusakan besar pa
Lingkungan ungan
lingkungan da lingkungan

Keselamatan Kerja 83
Parameter HAZID dalam memperhitungkan FREKUENSI BAHAYA (TIN
GKAT KEMUNGKINAN BAHAYA)

MOST LIKELY UNLIKELY

Lebih dari 10 kali dalam 1 Diantara 1 s/d 10 kali Kurang dari 1 kali da
Frekuensi Bahaya
0 tahun dalam 10 tahun lam 10 tahun

Keselamatan Kerja 84
PT PUPUK SRIWIJAYA
PUSRI-II Urea Plant

Keselamatan Kerja 85
HAZID pada Urea Plant PUSRI
POTENSI BAHA EFEK BAHA FREKUENSI B
LOKASI DESKRIPSI PENYEBAB PENCEGAHAN
YA YA AHAYA

Tekanan dan su Pengadaan unit pem


Tempat tinggal karyawa
Perumahan kar hu terlalu tinggi Ledakan besar, keb adam kebakaran, pe
n PUSRI yang terletak di
pada proses op akaran
Severe Likely ngadaan alat detekt
yawan luar area Pabrik
erasi or kebakaran

Tekanan dan su Pengecekan secara r


Unit pembuatan NH3 da
hu terlalu tinggi Ledakan besar, keb utin
Unit Ammonia n CO dari udara, gas ala
pada proses op akaran
Severe Likely Pengadaan indikator
m dan steam
erasi tekanan dan suhu

Tekanan dan su Pengecekan secara r


Unit pembuatan Urea d hu terlalu tinggi Ledakan besar, keb utin
Unit Urea ari NH3 dan CO pada proses op akaran
Severe Likely Pengadaan indikator
erasi tekanan dan suhu

Unit pemenuhan kebutu Tekanan dan su Pengecekan secara r


Unit Gas Turbi han tenaga listrik untuk hu terlalu tinggi Ledakan besar, keb utin
pabrik, kantor dan peru pada proses op akaran
Severe Likely Pengadaan indikator
ne Generator
mahan erasi tekanan dan suhu

Unit penghasil steam ut


Tekanan dan su Pengecekan secara r
ama untuk berbagai pro
Unit Pembangk hu terlalu tinggi Ledakan besar, keb utin
ses, digunakan pada am
pada proses op akaran
Severe Likely Pengadaan indikator
it Steam monia, urea dan utility
erasi tekanan dan suhu
plant

Unit tempat pengolahan


Unit Pengolaha Kebocoran Pros Pencemaran lingku Pengecekan secara r
limbah cair hasil proses
es Operasi ngan
Severe Likely utin
n Limbah produksi

Keselamatan Kerja 86
HAZOP
 Hazard Operability Study
 Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada pen
goperasian suatu instalasi industri dan kegagalan opera
sinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali
 Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi indus
tri baru
 Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau
penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama
 Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain instala
si industri, pengaruhnya dan penyimpangan potensial y
ang terjadi serta potensi bahayanya
 Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin ilm
u dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang be
rpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus

Keselamatan Kerja 87
PUSRI Urea Plant
Ammonia Unit
101-B Primary Reformer
Karbondioksida
Urea Plant
Udara

Air Compressor

Secondary Reformer

101-B

Methanator

Primary Reformer Furnace


Shift Converter

Absorber
Regenerator

Steam

P-27

Keselamatan Kerja 88
HAZOP pada Urea Plant PUSRI
Lokasi No Gambar Kata Pan Parameter Ut Potensi Bahaya Pencegahan
duan ama
101-B Prima AOP-03-/04 No No Flow Reformer meledak, FI-91,FRC-3, FI-8, FIC
ry Reformer -X6-PF-010 plant shutdown A-19,FI-10,FRC-2
3

More More Flow Tekanan tinggi FI-91,FRC-3, FI-8, FIC


A-19,FI-10,FRC-2, PRA
-43

Less Less Flow Reaksi tak terjadi, t FI-91,FRC-3, FI-8, FIC


emperatur tinggi A-19,FI-10,FRC-2

More More Pressur Reformer meledak PDIA-53, PDIA-55, PRA


e -43

More Temperature Merusak katalis, re TI-I-77 – TI-I-85, TI-I-3,


aktor meledak TI-I-117

Keselamatan Kerja 89
BONTANG LNG PLANT

Keselamatan Kerja 90
OUTLINE
PENDAHULUAN
 KOTA BONTANG
 BONTANG LNG PLANT
 PT BADAK NGL
PROSES PRODUKSI DI BONTANG LNG PLANT
KESELAMATAN KERJA, KESEHATAN DAN LINGKU
NGAN
ANALISA KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
ANALISA KESELAMATAN KERJA
HIRA
HAZID
HAZOPS

KESIMPULAN

Keselamatan Kerja 91
KOTA BONTANG
Geografis, keadaan dan SDA
 Terletak di pantai timur propinsi
Kalimantan Timur
 Daerahnya dilalui garis khatulisti
wa dan dikelilingi hutan tropis ba
sah dan juga hutan mangroove
 Beriklim tropis basah
 Curah hujan cukup tinggi (2000-3
000 mm/tahun)
 Terdapat kawasan hutan lindung
alami dengan pantai yang bersih
 Sumber daya alam terbesar beru
pa gas alam dan bahan baku pup
uk yang saat ini merupakan komo
ditas ekspor utama

Keselamatan Kerja 92
Penduduk dan sosial masyarakat

 Penduduk bontang terdiri dari suku bugis, banjar, kutai, dayak,


madura, dll
 Jumlah penduduk pada 2002 tercatat 106.225 jiwa
 Tingkat pertumbuhan penduduk cukup tinggi
 Mayoritas penduduk bekerja sebagai karyawan, wiraswasta, pet
ani dan nelayan
 Tingkat kesehatan masyarakat cukup baik

Keselamatan Kerja 93
Bontang LNG Plant

 Bontang LNG Plant Terletak di Bontang Sel


atan
 Bermula dari ditemukannya cadangan gas r
aksasa di lapangan badak oleh Huffco pada
1972
 Bontang LNG plant selesai dibangun dan la
ngsung memulai produksinya dengan 2 trai
n yaitu train A dan B pada tahun 1977
 Saat ini Bontang LNG Plant memiliki 8 train
yaitu A – H
 Kapasitas produksi saat ini 22 juta ton LNG/
tahun dan 1.2 juta ton LPG/tahun
 Hasil produksi hampir seluruhnya diekspor
ke Jepang, Korea dan Taiwan
 Saat ini, hampir seluruh pekerjanya sebagia
n besar orang Indonesia

Keselamatan Kerja 94
Bontang LNG Plant

Keselamatan Kerja 95
Produksi Bontang LNG Pl
ant
Tahun Produksi LNG (to Pengapalan LN Produksi LPG (to Pengapalan L
ns) G ns) PG

1977 713.729 12 - -
1978 3.332.043 58 - -
1979 3.257.282 57 - -
1980 4.155.302 72 - -
1981 4.076.656 71 - -
1982 4.263.888 74 - -
1983 4.476.952 78 - -
1984 7.298.748 125 - -
1985 7.399.474 129 - -
1986 7.067.191 126 - -
1987 6.966.899 123
- -
1988 8.063.054 145 52.744 1

1989 8.064.536 147 385.080 11

1990 9.799.297 178 465.263 13

Keselamatan Kerja 96
Produksi Bontang LNG Plant
(Continued)
1991 10.985.525 197 509.686 16

1992 11.789.147 211 582.134 15

1993 12.149.872 214 680.650 23

1994 14.107.104 249 785.895 23

1995 13.707.104 240 733.251 17

1996 15.214.927 245 945.040 21

1997 15.621.658 294 961.132 20

1998 16.413.427 309 976.305 25

1999 18.497.258 340 1.058.065 25

2000 20.588.062 380 931.120 21

2001 21.383.543 408 1.154.159 26

2002 20.219.962 356 906.057 20

Keselamatan Kerja 97
PT Badak NGL

 Nama PT badak diambil dari nama la


pangan gas raksasa di daerah badak
 Didirikan pada 26 November 1974
 Pada awalnya merupakan perusahaa
n nonprofit dengan pemegang saham
Pertamina, Vico dan Jilco
 Merupakan operator Bontang LNG Pl
ant
 Sangat memperhatikan aspek kesela
matan kerja dan lingkungan
 Melakukan program bina masyarakat

Keselamatan Kerja 98
Penghargaan-penghargaan yang telah diterima
PT Badak NGL (COMPANY IMAGE)

Diberikan Oleh: Penghargaan Jumlah

British Safety C Five Stars Award 2


ouncil Sword of Honor 6

USA Award of Honor 7

Patra Karya Raksatama 2


Pemerintah RI Patra Karya Nirbhaya Karya Utama 1
Patra Adikarya Bhumi Utama 2

”ISO14001 accreditation”
”Safety Award”
Instansi Internas
”Zero Accident” 1
ional
”ISO 9001 version 2000 for Quality Ma
nagement System”

Keselamatan Kerja 99
Proses Produksi di Bontang LNG Plant

Keselamatan Kerja 100


Sumber-sumber gas alam

 VICO
Lapangan mutiara, sambera, badak dan nilam
 TOTAL INDONESIA
Lapangan tambora, tunu, senipah, bekapai, handil dan peciko
 UNOCAL INDONESIA
Lapangan attaka dan west seno

 Gas-gas dari sumur-sumur tsb dialirkan menuju bontang LNG Plant


dengan pipa transmisi 36” dan 42” dan tiba pada Bontang LNG Plan
t pada tekanan sekitar 47 kg/cm2
 Sebelum dialirkan ke setiap train sebagai feed gas, gas alam terseb
ut terlebih dahulu dilewatkan ke Knock Out Drum untuk menjalani pr
oses pemisahan awal

Keselamatan Kerja 101


Komposisi Feed Gas

N2 0,12 %
CO2 5,80 %
C1 83,7 %
C2 4,95 %
C3 3,30 %
iC4 0,70 %
nC4 0,80 %
iC5 0,30 %
nC5 0,20 %
C6 0,13 %

Keselamatan Kerja 102


Produk Bontang LNG Plant

Komposisi LNG :
C1 min 85 %
N2 max 1 %
C4 max 2 %
C5+ max 0,1 %
H2S max 0,025 ppbw / 100 ScF
Sulfur max 1,3 gr / 100 ScF
Densitas min 453 kg / m3

Keselamatan Kerja 103


Produk Bontang LNG Plant (Continu
e..)
Komposisi LPG Propana :
C2 max 1,86 %
C3 min 96,25 %
C4 max 1,89 %
Komposisi LPG butana :
C3 max 4,64 %
C4 min 94,84 %
C5+ max 0,88 %

Keselamatan Kerja 104


Keselamatan kerja, kesehatan d
an lingkungan
Bahan baku dan produk yang terlibat
 CH4/fuel gas
 C3H8/propane
 C2H4/ethylene
 C3H6/propylene
 nC4H10/butane
 C5H12-C11H24/kondensat
 (C6H14 - C12H26)/nafta
 N2
 CO2
 Hg
 Sulfur

Keselamatan Kerja 105


Masalah lingkungan
Sumber pencemar :
 Limbah gas (CO2 , SOx , NOx ,dll)
 Limbah cair (Limbah Hg, C5+,dll)
 Limbah padat (partikulat, Smog, dll)
Dampak negatif dari beberapa aspek:
 biologis : *. flora dan fauna
*. manusia
 fisika kimia : #. kualitas udara
#. iklim makro
#. kualitas air
 Sosial ekonomi : +. Demonstrasi warga
+. Perkelahian

Keselamatan Kerja 106


Pengendalian pencemaran lingkungan

Cara yang dapat digunakan dalam pencegahan pencemaran


limbah adalah dengan melakukan pencegahan pencemaran
pada “sumber pencemar” di dalam area pabrik, seperti:

1. Penyempurnaan meode proses serta peralatan yang dipak


ai
2. Menjaga kebersihan dari tumpahan/ceceran bahan kimia s
erta ceceran lainnya
3. Menambah unit pemanfaatan hasil samping
4. Penggunaan kembali air buangan proses (daur ulang) sert
a usaha-usaha lainnya yang tidak menimbulkan gangguan te
rhadap peralatan manusia/karyawan serta lingkungan.

Keselamatan Kerja 107


ANALISA KESELAMATAN KERJA

HIRA
Jenis kegiatan yang di buat HIRA:
a.Pembersihan Storage Tank
b.Pemasangan Instalasi Listrik
c.Pemasangan dan fitting pipa
d.Pengecekan alat (pemanas, indikator, H
eat exchanger,dll)
e.Pengangkutan bahan baku dan produk

Keselamatan Kerja 108


Tabel HIRA
Aktivitas Potensi baha Efek bahaya Tingkat Frekuensi b Resiko Pencegahan Resiko
ya efek bah ahaya akhir
aya

Pembersihan ta Safety shoes ata


Sisa
ngki penyimpan Tergelincir L H M u boot dengan g L
minyak
an rip khusus

Cairan Keracun Masker, alat ban


M H M L
Pembersih an tu pernapasan

... ...

Keselamatan Kerja 109


HAZID

Lokasi yang dibahas pada HAZID


1. Well Facilities
2. Main Office, gedung serba guna
3. Plant keseluruhan
4. LNG/LPG Tank Storage Facilities
5. Small Refinery Facilities
6. Main Facilities
7. Loading Ship
8. Pipeline Facilities
9. Unit Pengolahan Limbah

Keselamatan Kerja 110


HAZID
POTENSI BAHA EFEK BAHAY FREKUENSI B
Lokasi Deskripsi Penyebab PENCEGAHAN
No
YA A AHAYA

+Plant shut do Peremajaan


Servere:
wn (gas tidak Kompressor,
*Korosi, kavitasi at Kerugian be
dapat diambil pengecekan
au karena adanya sar karena
dari dalam tan alat secara ru
kandungan air yan Plant shut d
1 Kebocora ah) tin, menyiapk
Well Facili g cukup banyak p own,
. Kompre-so +Kebakaran (k unlikely an aliran byp
ties ada gas alam akib Dapat bera
r arena gas ala ass agar tida
at suhu dan tekan kibat kemati
m mudah mel k sampai Pla
an gas turun (kom an bila terja
edak) nt Shut Down
pressor rusak) di ledakan b
+Pencema-ra (PSD)
esar
n lingkungan

*Gaji karyawan di
nilai sudah terlalu
+Hancurnya g
Depan ged rendah dengan ko
edung karena Selalu memp
Main Offic ung main o ndisi bahan-bahan
terjadi bentrok Servere: erhati-kan ke
e, gedung ffice terjadi kebutuhan pokok
2. dengan warga Dapat terja Unlikely butuhan raky
serbagu-n pemogo-k yang terus naik.
setempat, bisa di fatality at kecil
a an kerja/de *pencemaran ling
pula terjadi ke
-mo kungan tempat tin
bakaran
ggal warga oleh li
mbah pabrik atau
kebocoran gas.

Keselamatan Kerja 111


POTENSI BA EFEK BAH FREKUENSI
No Lokasi Deskripsi Sebab
HAYA AYA PENCEGAHAN
BAHAYA

Most:
+Kebanjiran ( Karena dae
Seluruh fa *Tempat penamp Severe:
dapat menyeb rah Bontan Membuat wa
silitas oper ungan air (DAM) r Karena pla
ab-kan alat-al g adalah da duk, DAM, m
Plant kes asi dan pe usak, curah hujan nt shut dow
3. at DAM rusak) erah berikli embuang sa
eluruhan ndu-kung terlalu tinggi deng n kerugian
+Penyakit m tropik ba mpah pada t
plant keba an intensitas yang perusaha-a
+Plant Shut D sah dengan empatnya
nji-ran besar n besar
own curah hujan
yang tinggi

Severe: Fat Peremajaan tan


+Dapat terjadi
LNG/ LPG *Korosi, bencana ality kerugi k, pemerikasaan
Keboco-ra ledakan karen
Tank Stor alam seperti gem an produk y rutin, penyimpan
4. n tank stor a LNG/LPG m Unlikely
age Facilit pa bumi hebat, ba ang hilang an storage tank
age udah meledak
ies njir serta image di gedung atau r
, +kematian
perusaha-a uangan tertutup
n turun

Keselamatan Kerja 112


POTENSI BA EFEK BAH FREKUENSI B
No Lokasi Deskripsi Sebab
HAYA AYA PENCEGAHAN
AHAYA

Pressure
+Kebakaran d
Regulator Peremajaan f
an ledakan be
LNG/ LPG pd tangki ti *Tidak rutin meme Severe: Fat asilitas yang
sar (karena te
Tank Stor dak berfun riksa keadaan tan ality kerugia sudah rusak,
kanan terlalu ti Unlikely
age Facilit gsi dengan gki khususnya Pre n dalam ju rutin memerik
nggi shg suhu
ies baik sehin ssure Regulator. mlah besar sa tekanan p
nya lebih tingg
gga tekana ada tangki
i daripada suh
n tidak terk
u ignitation)
ontrol

Memeriksakan p
Small Refi Kebocoran *Korosi, adanya fr ompa secara rut
nery Facili pompa ata aksi uap (gelembu +Kerugian mat in, pengecekan
ties (F u pompa ti ng-gelembung ud eri yang terbu dan pengaudita
5. Minor Most
asilitas pe dak dapat ara) pada aliran in ang, pompa y n kondisi pompa
ndu-kung bekerja de let pompa sehingg ang rusak , menutup aliran
operasi) ngan baik a pompa rusak ke pompa dan
mengaktifkan by
pass line

Keselamatan Kerja 113


Lokasi Deskripsi Sebab
POTENSI BA EFEK BAH FREKUENSI B PENCEGAHAN
No HAYA AYA
AHAYA

+Gangguan pr
Small Refi *Suhu operasi terl Membeli boil
oduksi, turbin r
nery Facili Kerusakan alu tinggi melebihi er dengan pe
usak (tidak da Minor Unlikely
ties (F boiler suhu maksimal boi rtaha-nan ya
5 pat berfungsi s
asilitas pe ler ng tinggi
ecara maksim
ndu-kung
al)
operasi)

Small Re
finery Fa Valve/ka-tu +Plant Shut D
cilities Ada aliran by
p macet (al own (tidak ada
(Fasili-ta Major: pass atau alir
iran tidak d aliran atau alir
s pendu- *Korosi, friksi terlal dapat terjad an cabang ya
apat dibuk an tidak dapat Likely
kung ope u besar i Plant Shut ng dapat digu
a atau ditut ditahan sehing
rasi Down nakan pada p
up dengan ga menimbul-k
lant
baik) an kerusakan
alat lain)

Keselamatan Kerja 114


POTENSI BA EFEK BAH
No Lokasi Deskripsi Cause
HAYA AYA
FREKUENSI B PENCEGAHAN
AHAYA

+Kualitas prod
Kebocoran uk LNG turun,
*KOD (knock out d Major:
knock out kemungki-nan Peremajaan
rum) mengalami fr Image peru
drum sehin terjadi kerusak alat KOD dan
acture atau fatique saha-an tur
Main utiliti gga konde an alat lain krn pemeriksa-an
6. karena pemakaian un, kerugia Unlikely
es sat liquid ti masih adanya secara rutin s
yang terus meneru n material y
dak terpisa kondesat liqui esuai dengan
s dengan perawat ang terbuan
h dari feed d SOP
an yang minim g
gas

*Amine yang men +Kualitas LNG Sebelum mas


gabsorb CO2 terko turun karena a uk LNG plant
Main ntaminasi sehingg danya kontami Major: amine menga
utilities a kadar CO2 yang nan dapat me Image peru lami proses p
CO2 absor
dapat diserap kecil nyebab-kan ke sahaan turu emurnian terl
ber mengal
, feed gas tercema rusakan alat la n, kerugian Unlikely ebih dahulu,
ami kerusa
r in asset (absor pemeriksa-an
-kan
*Korosi lebih besa +Pd P dan T y ber dan alat rutin temperat
r dari korosi allowa ang terlalu ting -alat lain) ur dan tekana
nce absorber (3,2 gi absorber da n indikator da
mm) pat meledak n kontroler

Keselamatan Kerja 115


Lokasi Deskripsi Sebab
POTENSI BA EFEK BAH FREKUENSI PENCEGAHAN
No HAYA AYA
BAHAYA

Amine reg
enerator ti *Korosi, kadar CO
+Masih adany
dak dapat 2 yang diabsorb a a kandungan Peremajaan
Main berfungsi mine terlalu besar
CO2 pada LN alat, adanya
utilities dengan ba sehingga larutan Minor Unlikely
G/LPG (kualit regenerator
ik sehingg MDEA tidak tereg
as LNG/LPG t bertahap
a regenera enerasi dengan b
urun)
si amine ti aik
dak dapat
dilakukan

Kerusakan
feed dryer
*Korosi lebih besa Adanya alira
Main sehingga k
r daripada korosi n recycle pro
andung-an
utilities allowance (1,5m duk untuk pe
outletnya +Turunnya m
m), tekanan kerja Minor Unlikely ngurangan k
masih me utu LNG, LPG
lebih besar daripa adar air lagi,
ngan-dung
da tekanan kerja adanya T da
kadar H2O
maksimum n P controler
cukup ting
gi

Keselamatan Kerja 116


Lokasi Deskripsi Sebab
POTENSI BA EFEK BAH FREKUENSI PENCEGAHAN
No HAYA AYA
BAHAYA

*Penyumbatan pa
Adanya ke rtikel endapan, ko
bocoran pi rosi, kekentalan al
pa aliran o iran fluida terlalu b +Pencemaran Pengecekan
utlet merc esar sehingga da lingkungan ol Minor Likely rutin sesuai d
ury (hg) re pat menjadi penyu eh limbah hg engan SOP
movel ves mbatan pipa
sel

Kerusakan Selalu meng


*Alat pengontrol d +Kerugian ala
scrub colu audit secara
an indikator T dan t (scrub colum Major:
mn sehing rutin T dan P
P pada volum tida n mahal), prod Dapat terja
ga metana indikator, me
k berfungsi denga uk LNG tidak di plant shu
tidak dapat Unlikely milih material
n baik sehingga o dapat diperole t down kare
dipisah-ka scrub column
perator dapat mel h (tidak dapat na LNG tida
n dari frak yang tahan k
akukan kesalahan terpisah dari fr k dihasilkan
si berat lai orosi dan tek
operasi column aksi lain)
nnya anan tinggi

Keselamatan Kerja 117


Lokasi Deskripsi Sebab
POTENSI BA EFEK BAH FREKUENSI B PENCEGAHAN
No HAYA AYA
AHAYA

DEETHANIZER
(C2), DEPROP
+Kerugian san
ANIZER (C3), gat besar kare Selalu menga
DEBUTANIZER *Korosi, sudah wa
na dapat terja udit secara ru
ktunya untuk diga
(C4) colum di plant shut d tin T dan P in
nti (telah lama dip Major:
n, scrub co own (karena p dikator, memi
akai dengan pera Produk gag
lumn overh emisahan C2, Unlikely lih material sc
watan yang minim al dihasilka
ead conde C3, C4, C5+ d rub column y
), T dan P indikato n
nser (C5+) ari fraksi hidro ang tahan kor
r dan regulator rus
tidak berfu karbon lain tid osi dan tekan
ak
ngsi denga ak dapat dilak an tinggi
n baik ukan

+Kerugian bes
Heat exch
*Suhu air pendingi ar karena tida Severe:
an-ger rus
n tidak cukup rend k terbentuk LN Jika sampai Sistem pendi
ak sehingg
ah untuk mendingi G, LPG. Gas terjadi ledak nginan bertah
a C1, C2, Unlikely
nkan gas alam me C1-C5 dengan an dapat m ap dari media
C3, C4, C5
njadi LNG dan LP P tinggi dpt m enimbulkan pendingin
tidak dapat
G enimbulk-an le fatality
dicairkan
dakan

Keselamatan Kerja 118


POTENSI BA EFEK BAH FREKUENSI BAHAY
No Lokasi Deskripsi Sebab
HAYA AYA A
PENCEGAHAN

Kapal kara *Kecerobohan ar


+Pencemaran
m sehingg mada kapal dalam Severe:
lingkungan (b Memenuhi S
Loading s a tank LN pengoperasian ka Major envir
7. anyak ikan, he Likely OP pengoper
hip G/LPG tum pal pengangkut onmental ef
wan, tumbuha a-sian kapal
pah ke laut *Iklim (badai, huja fect
n laut mati)
an n keras)

Major:
Kebocoran
*Korosi, tekanan g +Kerugian bes Tingkat pen Pengecekan
pipa penga
Pipeline fa as terlalu besar se ar terutama ka cemaran lin secara rutin d
8. ng-kut gas Likely
cilities hingga dapat terja rena terbuang gkungan ya an auditing o
alam dari b
di blow out nya gas alam ng cukup tin perasi
adak field
ggi

Severe:
Karena LN
+Kerugian bes
Kebocoran G dan LPG Pengecekan
*Korosi, tekanan c ar terutama ka
pipa penga dapat menc secara rutin d
airan dan friksi ya rena terbuang Unlikely
ng-kut LN ema-ri daer an auditing o
ng besar nya LPG, LNG
G, LPG ah pemuki perasi
+Pencema-ra
m-an dan s
n lingkungan
umber air m
inum

Keselamatan Kerja 119


EFEK BAH
No Lokasi Des-kripsi Sebab POTENSI BA FREKUENSI B
HAYA
AYA PENCEGAHAN
AHAYA

Alat-alat p
Selalu meng
engo-lah li
audit secara r
mbah tidak
Major: utin T dan P i
berfungsi d
*Alat-alat tersebut Pence-mar ndikator, me
Unit peng engan baik
sudah fatique, frac +Pencemaran an lingkung milih material
9. olahan lim sehing-ga l Unlikely
ture sudah waktun lingkungan an mence- unit pengolah
bah imbah yan
ya keremajaan mari daerah -an limbah ya
g dibuang
pemukiman ng tahan kor
dapat men
osi dan tekan
ce-mari lin
an tinggi
gkungan

Keselamatan Kerja 120


HAZOPS
PLANT-5 : LIQUEFACTION SYSTEM
5HV-18
From
TO 2K-1
3E-12
5PV-15
LTSS
5PV-13A
B/D
8" 6"
5P V -2

5 Y-5 8" 5TV -45


5 ESDV-2
B/D LP G TO
5HV-2 P LT-17
Q E
5E-2
2" LTSS
2"
5PSV-13A/
5EDPV- 1 B
B/D

5Y-6
DRY
FLARE A
5 HV-3 5 Y-4 AR K 5FV-2
B/D 5 TV-2
5ESDV- 21
10"
AG AJ AF AH
B/D

2" 2"
5 TV-1 A 5C-2
5ESDV- 20

B/D 5-E-1 B/D

5C-1 5 HV-6

5 LV-7
5 PV-1 7
AE AC AD AB
5ESDV- 22 LNG
5ESDV-1
TO
20" STG
5 Y-3 A/B
From 5 HV-1 4
4E-9 5 HV-5
5 Y-1
5 HV-2 1 5G-1A/B
12" LTSS

4 HV-1 1 5 Y-2 B/D


5HV-4

5 TV-1 B 5 HV-4 4
B/D REINJ .
4"
66"
4C-7 B/D FG
FE E D
GAS Zbn June 2001

Keselamatan Kerja 121


Tabel HAZOPS
Kata Pandua Par. Uta Potensi Ba
No No Aliran Pencegahan Ket.
n ma haya
1. 8”-FG-BO Aliran Tidak a Flash dru 5ESDV-20, Sistem sh
3-201 da m separat PI & FI utdown jik
or 5C-1 ko a tidak ad
song, a aliran m
Instalasi in asuk
hibit 5C-1.
FI dan PI d
ipasang pa
da pipa ali
ran masuk
.

Keselamatan Kerja 122


No Alira Kata Pand Par. Uta Potensi
No Pencegahan Keterangan
n uan ma Bahaya

Tek. Flash Sis. shutdown jika te


drum sep kanan 5C-1 tidak m’c
arator 5c- 5ESDV- 20, PI&FI ukupi.
kecil
Aliran 1 turun; , FI pada pipa aliran m
Level tur LI &LC asuk.
un PI di dalam flash dru
m 5C-1

Tek flash
5ESDV-20, FI dan FIC
drum sep 5ESDV-20,
pada pipa aliran mas
B’lebih arator 5C FI&FIC, LI &LIT, P
uk 5C-1PI dan LI di da
-1 naik;Le I
lam 5C-1
vel naik

Keselamatan Kerja 123


No alir Kata pandu Par. Ut Potensi ba
No Pencegahan Keterangan
an an ama haya

Suhu flash d
rum naik; 5esdv-20, TI di dalam
Temp Naik
Tek. Flash d Ti&tic 5C-1
rum naik

Suhu flash d
rum turun; 5esdv-20, TI di dalam
Turun
Tek. Flash d Ti&tic 5C-1
um turun

Instalasi inh
4”-fg -b ibit, 5esdv-21, Dipasang pada p
2 Aliran Tdk ada
o3-202 ME tdk dpt Pi ipa
bekerja

Keselamatan Kerja 124


No Ali Kata Pand Par. Uta Potensi Baha
No Pencegahan Keterangan
ran uan ma ya

Tek MHE 5E-1


5ESDV-21 & PI
turun, 5ESDV-21,
Aliran Kecil Dipasang pd pipa;
Suhu MHE tur PI, TI &TIC
TI pd MHE 5E-1
un

Tek MHE 5E-1 5ESDV-21,


naik, 5ESDV-21, PI&PI PI &PIC pd pipa;
Ber-lebih
Suhu MHE nai C, TI&TIC TI pd MHE
k 5E-1

Keselamatan Kerja 125


No Alira Kata Pand Par. Uta Potensi Ba
No Pencegahan Keterangan
n uan ma haya

Suhu MHE 5
5ESDV-21, TI &TI TI &PI pd MHE
E-1 naik;
Tekanan Naik C, 5E-1PIC dan
Tek MHE 5E
PI &PIC 5ESDV pd pipa
-1 naik

Suhu MHE 5 TI & PI pd MHE


5ESDV-21,
E-1 turun; 5E-1PIC dan 5E
Turun TI&TIC,
Tek MHE 5E SDV-22 pada pi
PI&PIC
-1 turun pa

Keselamatan Kerja 126


Kesimpulan

 Keselamatan kerja merupakan salah satu aspek ya


ng harus diperhatikan demi kelancaran proses prod
uksi suatu perusahaan.
 Perusahaan juga perlu memperhatikan aspek keseh
atan dan lingkungan
 PT Badak NGL sebagai salah satu perusahaan pen
golah gas alam, sudah memiliki standar keselamata
n dan kesehatan kerja yang baik.
 Mari kita bersama mewujudkan tempat kerja yang s
elamat dan sehat

Keselamatan Kerja 127


KESELAMATAN KERJA
British Petroleum Indonesia

Keselamatan Kerja 128


Profil Perusahaan
BP Internasional adalah grup petroleum dan
petrokimia terbesar di dunia
Operasinya global, >100,000 karyawan serta
strongholds di Eropa, Amerika Utara & Selata
n, Australasia & Afrika.
Saat ini bisnis BP sedang berkembang di bid
ang gas & tenaga, serta pengembangan solar
Keuntungan tahun 2001 adalah sebesar US$
13 milyar

Keselamatan Kerja 129


Profil Perusahaan (Cont’d)
Grup BP beroperasi di Indonesia, sejak tahun
1971.
Hulu  eksplorasi & produksi, bahan kimia, g
as, energi & sumber daya terbaharui
Hilir serta penyulingan & pemasaran
BP adalah operator minyak dan gas lepas pa
ntai terbesar di Indonesia, serta pemasok uta
ma gas alam pulau Jawa.

Keselamatan Kerja 130


Profil Perusahaan (Cont’d)
Aktivitas hulu dan hilir dipusatkan di Jakarta.

Operasi hulu di lapangan paling besar berlok


asi di pulau Pagerungan (Jawa Timur) dan Ja
wa Barat. Aktivitas lainnya (kimia, solar, pelu
mas) juga terkonsentrasi di pulau Jawa.

BP Indonesia mempekerjakan 1540 karyawa


n dengan mayoritas (93%) penduduk Indones
ia.

Keselamatan Kerja 131


Konsumen
bor
Production Gas Compre NLG
sor 2
Separator

PLN
Well Atmospheric Gas Compre
Separator sor 1

Proses Produksi
Booster Gas
Compresor

Tanker
Crude Oil
Pump

Keselamatan Kerja 132


Aspek Kesehatan
Utilitas Lain dalam Proses
Asbes
Silika
Uap logam
NORM
Radiasi Ion
Glycol
Hidrokarbon Aromatik
Hidrogen Sulfida
Metanol
Ashpyxiates

Keselamatan Kerja 133


Standar Kerja di BP
Fasilitas
Panas
Masuk Ruangan Tertutup
Isolasi Energi
Pembukaan & Pemasangan Blind
Peralatan Safety yang diNon-aktifkan
Tagging & Flagging

Keselamatan Kerja 134


Standar Masuk Ruangan Tertut
up
Mengenali bahaya dengan tepat:
 Mengunjungi lokasi kerja, identifikasi bahaya.
 Menyusun JSA
 Gas Tester yang disetujui harus digunakan untu
k memeriksa adanya kekurangan/kelebihan oksi
gen dan udara beracun.
Melakukan pengawasan, penjagaan dan tindakan t
ermasuk tindakan darurat untuk mengevakuasi gun
a melindungi personil yang terlibat dalam tugas ters
ebut.
Mengkoordinasikan semua izin dan prosedur kesel
amatan yang perlu termasuk kerja panas dan atau i
solasi energi.

Keselamatan Kerja 135


Cont’d

Pelatihan untuk Masuk Ruang Tetutup


 AGT (Authorized Gas Testers)
 Tim penyelamat akan menerima peralatan perlind
ungan perorangan (PPE) dan peralatan penyelam
atan (termasuk perangkat BA, Breathing Apparatu
s) dan dilatih cara penggunaannya. Mereka harus
dilatih oleh anggota tim kebakaran.
 Personil yang baru tidak boleh menangani tugas d
iatas kecuali jika sedang dalam pelatihan dan dida
mpingi oleh personil yang kompeten yang mengen
al bahaya-bahaya masuk ruang tertutup.

Keselamatan Kerja 136


Prosedur Tagging dan Lagging
Menetapkan persyaratan tagging dan flaggin
g untuk mencegah terjadinya cedera akibat k
ecelakaan dengan cara memastikan bahwa s
emua personil mengetahui bahwa katup-katu
p atau peralatan dalam keadaan tidak normal
.
Tagging dan flagging  elemen visual untuk
mengingatkan personil akan adanya peralata
n yang tidak pada tempatnya/terisolir.
Bendera
Tag
Keselamatan Kerja 137
Aspek Lingkungan

Limbah berbahaya dan beracun


Limbah yang tidak Berbahaya
Limbah rumahtangga

Keselamatan Kerja 138


Limbah Bahan Berbahaya & Berac
un (Limbah B3)
Lumpur bor, solvent, zat asam, baterai, berbagai macam
bahan kimia komersial, logam berat, lumpur minyak (sludg
e), bahan-bahan yang mudah terbakar, meledak, reaktif,
menyebabkan infeksi, dan/atau bahan-bahan korosif.
Penanganan:
 Tidak boleh dibuang langsung ke dalam air, tanah/ke u
dara.
 Pihak-pihak yang menghasilkan limbah B3 harus menj
amin bahwa limbah tersebut diproses, diolah/dibuang s
ebagaimana mestinya.
 Tidak boleh disimpan lebih dari 90 hari dan hanya di ka
wasan yang memenuhi standar-standar tertentu.
 Pengiriman limbah B3 harus dilakukan ke fasilitas pen
golahan yang disetujui.
 Aktivitas penanganan limbah B3 harus dilaporkan kepa
da Bagian HSE.
Keselamatan Kerja 139
Limbah yang tidak Berbahaya

Saringan molekular yang digunakan dalam


penyerapan air, drum yang tidak bisa diguna
kan yang telah dibersihkan sebagaimana me
stinya, kaleng-kaleng aerosol yang kosong,
semen sisa, material packing, bola lampu ne
on, sebagian besar bahan penyerap/kain kot
or.

Keselamatan Kerja 140


Limbah Rumahtangga
Limbah Padat
 Semua limbah yang bisa terurai secara alamiah b
oleh dikirim ke lahan penimbunan / dijadikan komp
os. (contoh: sisa makanan, sampah)

 Semua limbah tidak bisa terurai secara alamiah h


arus dibuang ke lahan penimbunan tanah yang se
hat dan diizinkan. (contoh: plastik, gelas, kaleng lo
gam, besi tua)

Keselamatan Kerja 141


(cont’d)
Limbah cair
 Limbah sanitasi (limbah manusia dan grey water d
ari pencucian dan dapur) harus diolah dalam septi
c tank atau sistem pengolahan lain yang sesuai se
belum dibuang.
 Limbah cair rumahtangga/kantor bisa terjadi dari l
arutan detergen pencuci bekas yang sudah lama/ti
dak digunakan, thinner, toner, dsb.
 Cairan ini tidak boleh dibuang langsung ke air per
mukaan dan pada umumnya tidak boleh dikeluark
an melalui tempat pencucian piring atau saluran p
embuangan lain.
Keselamatan Kerja 142
Aspek Keselamatan

PPE (Personal Protective Equipment)


Penggunaan peralatan & instalasi lain
Transportasi (udara & air)

Keselamatan Kerja 143


Personal Protective Equipment
Topi keselamatan (helm)
Sepatu kerja Coveralls
Sarung tangan kerja
Kacamata pengaman
Helm pengelasan
Tabir pengelasan
Pelindung muka
Penutup telinga (earplug)
Peralatan perlindungan pernapasan
Breathing apparatus
Alat bantu napas
Abbrasive blasting
Keselamatan Kerja 144
Penggunaan Peralatan/Fasilitas

Scaffold
Pelindung jatuh
 Sabuk, tali peredam kejut (self retracting
lifeline,
 sambungan angker, & penyangga angker
Tangga
Rigging
Penanganan & pengambilan sampel b
erbahaya
Keselamatan Kerja 145
Perancah (Scaffold)
 Pastikan ground/decking cukup untuk menahan beban
 Semua tiang standar vertical dibangun tegak lurus terh
adap ground
 Punya ikat depan & samping
 Ada pagar pengaman
 Tempat berpijak terbuat dari scaffold boards, papan /
batangan besi
 Tangga akses kencang
 Terlindung dari angin (clamp logam)
 Personil memakai life jacket & sabuk keselamatan
 Memberi tanda peringatan & batas

Keselamatan Kerja 146


Transportasi
Transportasi juga merupakan potensi
bahaya peraturan & prosedur

Udara Helikopter
Dibuat prosedur standar & larangan

Air Kapal
Dibuat standar penggunaan (pemeriks
aan awal & pembatasan, check-in, naik ke
kapal, jika ada hambatan cuaca)
Keselamatan Kerja 147
Analisa Keselamatan Kerja

Analisa KK di BP:
JSA (Job Safety Analysis)

Hanya dilakukan bila suatu pekerjaan aka


n dilakukan.

HAZOP

Keselamatan Kerja 148


HAZOP
Tujuan dilakukan HAZOP :
 Identifikasi keselamatan, bahaya & masalah operasi y
ang berhubungan dengan proses yang secara langsun
g mengancam keselamatan pekerja produksi/penyeba
b masalah operasi.
 Menentukan keseriusan dampak masalah teridentifika
si.
 Identifikasi secara engineering & procedural safeguard
s yang sebelumnya telah dibuat.
 Evaluasi kelayakan engineering & procedural procedur
al safeguards.
 Rekomendasi safeguards atau prosedur operasi tamb
ahan jika diperlukan.

Keselamatan Kerja 149


Ruang Lingkup Studi
(HAZOP cont’d)
Dilakukan pada 4 platforms Uniform Complex :
U Flow
UB
UWA
UW Flow

K Platforms:
KA
K Process
K Compression yang terhubung dengan Unifo
rm Complex

Keselamatan Kerja 150


Metodologi Studi
Kolom Kepala Deskripsi
No Nomor yang direferensi

Guide Word / Deviation Kata-kata panduan yang dijadikan


standard untuk menganalisis dan
menentukan potensi masalah
Possible Causes Penyebab atau masalah yang
teridentifikasi
Possible Consequences Deskripsi konsekuensi dampak yang
mungkin terjadi dari penyebab
Tersebut
Type Jenis masalah yang terlibat
termasuk operasional, keselamatan,
keuangan dan peraturan
Safeguard Deskripsi petunjuk keselamatan
Recommendations / Comments Deskripsi kegiatan yg direkomendasi
Action Party Bagian yang bertanggung jawab
atas kejadian
Keselamatan Kerja 151
Matriks Tingkat Resiko Probability

High Medium Low

1 in 10 – 10 < 1 in 1000
> 1 in 10,
Potensial Consequences 00, sometim , extremely
Likely
es unlikely

Hazard Personnel Asset Environment

Multiple Fatali
Very High >$5 1K-10K bbls spill H H H
ty

Single Fatalit
High $0.5-$5 100-1K bbls spill H H H
y

Permanent Di $0.1-$0.
Medium 15-100bbls spills H M M
sability 5

$0.001-$
Low Minor Injuries 1-15 bbls spill M M L
0.1

First Aid (sing


Very Low <$0.1 <1 bbls spill M L L
le injury)

Keselamatan Kerja 152


Tingkat Resiko
 Low Priority
resiko tidak serius & aktifitas yang direkomendasi tida
k digunakan untuk major modification.
 Medium Priority
resiko cukup signifikan & aktifitas yang direkomendas
ikan perlu investigasi lanjut untuk dapat solusi terbaik
.
 High Priority
resiko signifikan & berhubungan dengan desain / filos
ofi keselamatan. Aktifitas dilakukan segera untuk dap
at solusi optimal & implementasi dilaksanakan secep
at mungkin.

Keselamatan Kerja 153


Kata Panduan
Kata Panduan Kata Panduan Kata Panduan Kata Panduan

No Flow More Level Composition Personnel Safety

Less Flow Less Pressure Corrosion/Erosion External Factors

More Flow More Pressure Instrumentation Operations

Reverse Flow Less Temperature Relief Maintenance

Misdirected Flow More Temperature Personnel Safety Drawing

Less Level Contaminants Relief

Keselamatan Kerja 154


Analisa Kerugian
SDM
Semua pembayaran kesehatan karyawan ditangggun
g penuh oleh perusahaan.
Jika kecelakaan kerja terjadi di tempat kerja maka pe
rusahaan menyediakan alat pengangkutan korban m
enuju rumah sakit, semua biaya pengobatan dan per
awatan ditangggung sampai dapat bekerja kembali.
Jika pekerja tidak dapat bekerja / cacat karena kecel
akaan, meninggal karena kecelakaan / meningggal m
endadak di tempat kerja maka perusahaan memberik
an santunan untuk pekerja dan atau keluarganya seb
esar 72 x Upah.

Keselamatan Kerja 155


Asset
Semua peralatan yang dimiliki perusahaan diasuransi
kan.
Jika kecelakaan tidak besar maka perusahan mempe
rbaiki sendiri.
Lingkungan
Jika terjadi kerusakan lingkungan yang disebabkan ol
eh kecelakan maupun operasi perusahaan, maka per
usahaan berusaha memenuhi kewajiban sesuai deng
an klaim yang ada.
Produktivitas
Perusahaan langsung menghentikan aktifitas produk
si jika terjadi kecelakaan.
Selain itu warning kecil pun juga menjadi perhatian ut
ama. Sangat memungkinkan jika suatu warning kecil
dapat menghentikan operasi produksi.
Keselamatan Kerja 156
KILANG UNIT PENGOLAHAN V
PERTAMINA BALIKPAPAN

Keselamatan Kerja 157


Sejarah dan latar belakang
 1897 → ditemukan sumber minyak di Sanga, Tarakan, S
amboja, dan Bunyu
 1946 → direnovasi karena hancur dalam PD II, memban
gun PMK I & II, Wax Plant, HVU I
 1997 → PMK I & II diganti menjadi CDU V, dan HVU I me
njadi HVU III
 Crude Oil berasal dari Minas, Tanjung Sepinggan, Badak
, Handil, Bekapai, Arjuna, Attaka, dll. Kadang-kadang ber
asal dari luar negeri : Jabiru, Chalyst, Crude(Auatralia), d
an Tapis crude(Malaysia)
 Produk → motor gasoline, kerosene, avtur, solar, minyak
diesel, fuel oil, Heavy Naphta, LPG, wax

Keselamatan Kerja 158


IKHTISAR KILANG
KILANG BALIKPAPAN I
 Crude Distillation Unit
 Unit Penyulingan Hampa (HVU III)
 Wax Plant
 Dehydration Plant
KILANG BALIKPAPAN II
 Hydroskimming Complex (HSC)
 Hydrocracking Complex (HCC)

Keselamatan Kerja 159


PLANT PENUNJANG

 Fuel Gas System, Plant 15


 Flare System, Plant 19
 Caustic Soda Plant, Plant 25
 BFW and Steam, Plant 31
 Cooling Water System, Plant 32

 Air and Nitrogen Plant, Plant 35

Keselamatan Kerja 160


CRUDE OIL (MINYAK BUMI)
 Secara fisik merupakan cairan yang mengandung gas, cairan, da
n elemen-elemen padat yang terlarut di dalamnya
 Terbentuk dari peristiwa dekomposisi berbagai macam hewan da
n tumbuhan jutaan tahun yang lalu
 Umumnya bercampur dengan air garam dan gas alam, yang me
mbentuk 3 lapisan
 Dipergunakan luas sebagai bahan bakar
 Berdasarkan strukturnya, dibagi menjadi 4 golongan utama :
1. Senyawa golongan parafin
2. Senyawa golongan naphten
3. Senyawa golongan aromatik
4. Senyawa golongan olefin

Keselamatan Kerja 161


PROSES Minyak Mentah

Pemanasan Awal

Desalter

Crude heater

Kolom Destilasi

Produk

Keselamatan Kerja 162


Kerosene

HGO LGO

Produk

Overhead vapor Overhead Liquid

Reduced Crude

Keselamatan Kerja 163


Aspek Keselamatan Material

Potensi Baha
Material Penanganan
ya

• Iritasi mata
• Iritasi saluran • Jika terkena mata, segera basuh dengan air
Crude Oil (bah pernapasan • Jika tertelan jangan dimuntahkan, segera hubungi dokter
• • Bawa korban ke udara segar jika terhirup
an baku) Iritasi kulit
• Jika terbakar, padamkan dengan dry chemical, CO2, water spray
• Gangguan sy
araf

Keselamatan Kerja 164


Material pro
Potensi Bahaya Penanganan
duk

• Pada konsentrasi uap ya • Segera cuci dengan air


ng tinggi dapat menyebabkan • Jika terhirup segera beri udar
iritasi dan rasa terbakar pada a segar dan perawatan medis
mata dan kulit. • Jika terjadi kebakaran gunaka
LPG
• Jika terhirup dapat meny n fire extinguisher dry chemical, C
ebabkan asphyxiant, pusing, O2atau water spray
nausea dan pingsan • Jauhkan LPG dari sumber ap
i atau panas

Keselamatan Kerja 165


• Segera cuci kulit yang terkena iritasi de
• Menyebabkan iritasi pada kulit jika
ngan air sabun.
Kerosene mengalami kontak yang lama dan ber
• Jika tertelan jangan muntahkan dengan
ulang.
paksa, beri perawatan medis.
• Berakibat fatal jika terbawa dalam re
• Segera padamkan api yang timbul deng
spirasi dan menyebabkan iritasi pada
an menggunakan extinguisher CO2, dry chemi
gastrointestinal serta diare
cal, foam atau water spray.

Keselamatan Kerja 166


• Iritasi ringan pada mata dan kulit • Segera basahi mata dengan air dan un
• Jika tertelan dapat merusakparu-p tuk kulit gunakan air sabun (jika terjadi iritas
Light aru dan saluran pernafasan i).
naptha • Kontak terlalu lama danberulang d • Jika terhirup segera beri udara segar
apat menyebabkan kanker kulit dan • Jika tertelan jangan muntahkansecara
merusak sistem saraf pheripheral paksa, segera beri perawatan medis Jauhka
n dari sumber api dan panas

Keselamatan Kerja 167


• Basahi mata atau kulit yang terkena i
• Iritasi ringan jika terkena mata
ritasi dengan air bersih.
dan kulit.
• Jika terhirup segera beri udara segar
heavy • Jika tertelan atau terhirup men
dan jika tertelan segera beri perawatan med
naptha yebabkan batuk, cegukan, sesak nafa
is.
s, sakit kepala, nausea dan tidak sad
• Jika terjadi kebakaran segera padam
arkan diri (jika tertelan dalam jumlah
kan menggunakan dry chemical, CO2, foam
besar)
atau water spray.

Keselamatan Kerja 168


• Segera basahi mata dengan air da
• Iritasi ringan pada mata dan n untuk kulit gunakan air sabun (jika terj
Gas O kulit adi iritasi).
il • Jika tertelan dapat merusak • Jika terhirup segera beri udara se
paru-paru dan saluran pernafasan gar
• Jika tertelan jangan muntahkan se
cara paksa, segera beri perawatan medis

Keselamatan Kerja 169


Lindungan Lingkungan

 Effluent Water Treatment Plant


 Elevatic Flare Stack
 Alat Peredam Kebisingan
 Incinerator

Keselamatan Kerja 170


HIRA (HAZARD IDENTIFICATION AND
RISK ASSESMENT)

 Merupakan identifikasi resiko terhadap suatu


kegiatan
 Contoh kegiatan yang diidentifikasi antara lai
n:
- Pengecekan berkala kondisi operasi oleh
operator lapangan
- Memperbaiki pompa
- Mengganti sambungan pipa yang dilas

Keselamatan Kerja 171


Tingkat ef Tingkat kemung
No Jenis kegiatan Hazard potency Resiko Pencegahan Resiko akhir
ek bahaya kinan

Menggunakan g
Iritasi mata M L L L
oogle

Pengecekan berk
1 ala kondisi opera
si
Menggunakan m
Keracunan gas boc asker full face da
M L M L
or n respiratory ma
sk

mengecek kondi
Mengganti samb Keracunan sisa gas
si pipa dan mem
2 ungan pipa yang yang masih terper H M M L
akai respiratory
dilas angkap di pipa
mask

Keselamatan Kerja 172


Panas yang besar Menyiapkan fire
dari percikan api M M M extiguisher yang L
las cocok

Mengganti sam
bungan pipa ya
ng dilas

Memastikan tida
Percikan api men
H M M k ada gas yang te L
genai gas
rsisa di pipa

Keselamatan Kerja 173


Hazid (Hazard Identification)

 Merupakan proses identifikasi bahaya y


ang mungkin terjadi terhadap plant yang
mencakup setiap bagian plant tersebut
 Contoh bagian plant yang diidentifikasi r
esiko bahaya yang mungkin terjadi adal
ah storage tank dan pipe rack

Keselamatan Kerja 174


Hazard pote Hazard effe Hazard frequ
No Description Loca-tion Cause prevention
ncy ct ency

Kelebihan kapasi
Major Likely LC, FC, PC
tas (overload)

Storage ta
Tempat penyim
nk
pan-an bahan b
1
aku atau produ
Tangki pecah
k Konstruksi tah
an gempa dan
Gempa bumi Severe Unlike ly
pemasangan s
eismograf

Keselamatan Kerja 175


Tangki terbak Fire alarn
Keba-karan ar dan meled Severe Unlikely Fire extinguisher
ak water sprinkle

Corrosion inhibitor
Korosi Kebocoran Major Likely maintanance secara berkal
a

Pondasi piperack
Pipa-pipa ber Pengecekan berkala
rubuh karena kor Major Unlikely
jatuh-an Renovasi piperack
osi
Tempat melet Pipe-rac
2 akkan kumpul k
an pipa

Fire alarn
Keba-karan Pipa terbakar Major Unlikely Fire extinguisher
water sprinkle

Keselamatan Kerja 176


HAZOPS
(Hazard and Operability Study)
 Merupakan proses identifikasi bahaya y
ang mungkin terjadi terhadap suatu bagi
an pemrosesan pada pabrik
 Dilakukan pada saat sebelum membang
un pabrik, akan mengganti salah satu at
au lebih alat
 Parameter dasar HAZOPS adalah flow,
temperature, pressure

Keselamatan Kerja 177


Deviasi

Peralatan
Pence
No

Penyebab Akibat Implikasi Ket.


Param Kata pand gahan
e-ter uan

Penyumbatan p
Beban furnace Furnace mele FC dan T LC, LAL
No ada aliran masu
berlebih dak C L
k
Furnace

1 Flow

Pemanasan di f Hasil pemana


More Bukaan valve te
urnace tidak op san kurang se TC LAHH
rlalu besar
timal mpurna

Keselamatan Kerja 178


Penyumbatan pa
Bercampurnya aliran cr Kerusakan pa Pengecekan be
Reverse da pipa keluaran PC
ude panas dan dingin da furnace rkala
furnace

Kolom destila
Aliran bahan bak
Suhu Less Crude kurang panas si bekerja ber TC
ar kecil
at

Keselamatan Kerja 179


Komponen ringan mengu
Crude terlalu panas
ap

Aliran baha
More n bakar terl TC
alu besar
Pemborosan biaya bahan
Beban panas furnace berl
bakar
ebih

Aliran masu
Temperatur furnace menu Beban kerja furnace bert
Less k furnace b PC PI
run ambah
erku-rang

Pressure

Aliran masu
Temperatur furnace meni
More k furnace b Kerusakan furnace PC PI
ngkat
ertam-bah

Keselamatan Kerja 180


KESIMPULAN

 Analisis identifikasi bahaya suatu pabrik


perlu dilakukan untuk menjamin kesela
matan para pekerja dan investasi pabrik
.
 Peningkatan kinerja pabrik sangat ditent
ukan oleh keselamatan dan kesehatan
kerja.

Keselamatan Kerja 181


KESELAMATAN KERJA
PT Ecogreen Oleochemicals

Keselamatan Kerja 182


PT
PTEcogreen Oleochemical
Ecogreen Oleochemicals
 Profil Perusahaan
Diagram
•Profil Alir Proses
Perusahaan
 Reaksi-Reaksi
• Diagram Alir Proses
 Analisa Keselamatan Kerja
• Reaksi-Reaksi
 Aspek Kesehatan dan Lingkungan
• Analisa Keselamatan Kerja
• Aspek Kesehatan, Keselamatan dan Lingku
ngan
Keselamatan Kerja 183
Lokasi Pabrik

PT Ecogreen Oleochemicals berlokasi d


i Kabil, Pulau Batam, Propinsi Riau, Ind
onesia, sekitar 20 km sebelah tenggara
Singapura. Daerah Kabil terietak di tepi
laut. bagian tenggara Pulau Batam den
gan rata-rata suhu udara 29°C dan kele
mbaban sekitar 85%.

Keselamatan Kerja 184


Lokasi Pabrik

Keselamatan Kerja 185


Tata Letak Pabrik

Area pabrik dapat dibagi menjadi dua b


agian, yaitu area proses dan area non p
roses: Pada area proses ditempatkan p
eralatan dan bangunan untuk proses pr
oduksi, termasuk utilitas, tank farm, pus
at pengendali (control center), serta pen
gemasan, pcngisian truk tanki, dan gud
ang penyimpanan produk

Keselamatan Kerja 186


Kapasitas
 Di Indonesia, plant saturated fatty alcohol mili
k Ecogreen yang pertama adalah di Medan d
engan kapasitas 30,000 MT/tahun mulai bero
perasi secara komersial pada tahun 1991. Tig
a tahun kemudian plant kedua didirikan di Bat
am dengan kapasitas 60,000 MT/tahun untuk
fatty alcohol, 9,000MT/tahun untuk gliserin da
n 6,000 MT untuk metilester

Keselamatan Kerja 187


BAHAN BAKU

 Minyak dan lemak nabati


 Minyak kernel kelapa sawit (CPO)
 Minyak Kelapa (coconut oil)

Keselamatan Kerja 188


Produk dan Pemasaran
Berbagai macam produk yang diproduksi :
 Indonesia : saturated fatty alcohol, short-chai
n fatty acid dan gliserin.
 Jerman : sorbitol powder dan liquid, primary f
atty amines, unsaturated fatty alcohol dan sp
ecialty ester.
 Singapura : natural alcohol dan nonyl phenol
ethoaylates.

Keselamatan Kerja 189


Diagram Alir Proses Pabrik

Keselamatan Kerja 190


Reaksi Trans-esterifikasi

Keselamatan Kerja 191


Reaksi Dehidrogenasi

Keselamatan Kerja 192


Analisa Keselamatan Kerja

 Analisa HIRA
 Analisa HAZID
 Analisa HAZOPS

Keselamatan Kerja 193


Analisa HIRA(lanjutan)

Keselamatan Kerja 194


Analisa HAZID

Keselamatan Kerja 195


Analisa HAZID (lanjutan)

Keselamatan Kerja 196


Analisa HAZID(lanjutan)

Keselamatan Kerja 197


Analisa HAZID (lanjutan)

Keselamatan Kerja 198


Analisa HIRA

Keselamatan Kerja 199


Analisa HAZID (lanjutan)

Keselamatan Kerja 200


Analisa Hazops

• Pompa

• Kompresor
• Heat Exchanger
• Reaktor (Hidrogenasi)
• Separator
• Degasser

Keselamatan Kerja 201


cooler

H2

Cooler Cooler

pump P3

Hasil Hasil2

C2 C3
Fatty P2 Fatty P4
alcohol alcohol2
Keselamatan Kerja 202
Analisa Hazops (pompa)

Keselamatan Kerja 203


Analisa Hazops (kompresor)

Keselamatan Kerja 204


Keselamatan Kerja 205
Keselamatan Kerja 206
Keselamatan Kerja 207
Keselamatan Kerja 208
Aspek Kesehatan, Keselamatan K
erja dan Lingkungan
Aspek Kesehatan
 Bahan baku (minyak kelapa & kelapa
sawit) : tidak berbahaya
 Produk (fatty alkohol) : tidak berbaha
ya

Keselamatan Kerja 209


Aspek Keselamatan Kerja :
Pembentukan Panitia Pembina Kesela
matan Kerja (P2K3) untuk membuat pro
gram jangka pendek dan jangka panjan
g demi kepentingan masa depan dan ke
selamatan kerja seluruh komponen PT
Ecogreen Oleochemicals.

Keselamatan Kerja 210


Dasar Pembentukan P2K3 :

1. Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindun


gan atas keselamatannya dalam melakukan pe
kerjaan untuk kesejahteraan hidup dan mening
katkan produksi serta produktivitas perusahaan.
2. Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerj
a perlu terjamin pula keselamatannya.
3. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan diper
gunakan secara aman dan efisien.
4. Perlu diadakan segala daya upaya untuk memb
ina norma-norma perlindungan kerja.

Keselamatan Kerja 211


Program-Program P2K3 :
 Pemenuhan kelengkapan klinik khusus di
PT Ecogreen Oleochemicals
 Membenahi hydran yang ada di dalam ma
upun diluar areal pabrik
 Mengadakan pengecekan tabung pemada
m secara berkala rutin.
 Membuat layout area yang dianggap berb
ahaya
 Mengadakan training pemadaman kebaka
ran kepada seluruh karyawan.
Keselamatan Kerja 212
Perlengkapan Umum Kesela
matan
 Sarung tangan
 Wearpak
 Masker
 Goggle
 Alat pemadam kebakaran
 Denah evakuasi dan posisi alat pemada
m

Keselamatan Kerja 213


Aspek Lingkungan

- Sebagian besar bahan bersifat alami : a


man
- Gas yang dibuang : CO & CO2

Keselamatan Kerja 214

Vous aimerez peut-être aussi