Vous êtes sur la page 1sur 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MOTIVASI
KERJA PENYULUH PERINDUSTRIAN PADA KANTOR DINAS
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MEDAN
Keberadaan penyuluh perindustrian adalah untuk menciptakan tenaga
kerja
trampil, peningkatan investasi dan nilai tambah di bidang industri serta
perluasan lapangan kerja, dengan sasaran yang akan dicapai adalah
modernisasi dan optimalisasi industri yang ada, perluasan usaha dan
diversifikasi produk serta pendirian negara industri baru dan menjadi
negara niaga baru.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh


kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang
memadai, lingkungan kerja, keinginan dan harapan pribadi terhadap
motivasi kerja penyuluh perindustrian pada Dinas Perindustrian dan
Perdagangan kota Medan
motivasi
Secara operasional motivasi kerja dapat dirumuskan adalah suatu dorongan
 
yang muncul dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan guna
 
mencapai tujuan pribadi dan organisasi dalam rangka memenuhi keinginan atau
 
kebutuhannya, baik yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor ekternal.
 
TEORI MOTIVASI

A. Teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg


Frederick Herzberg dalam Mangkuprawira (2007), memperkenalkan suatu

teori motivasi yang disebut teoriTwo-Factor, faktor yang pertama, yaitu apa yang
 
disediakan oleh manajemen yang mampu membuat karyawan senang, nyaman dan
 
tenang, ini disebut sebagai faktor satisfiers. Herzberg lebih lanjut mengidentifikasi
 
bahwa yang termasuk dalam satisfiers adalah; Achievement, recognition,
 
advancement, growth, working condition dan work itself, faktor kedua, disebut
 
sebagai dissatisfiers yang terdiri atas; gaji, kebijakan perusahaan, supervisi, status
 
relasi antar pekerja dan personal life.

Kedua faktor ini adalah

syarat minimal yang harus dimiliki oleh suatu organisasi agar memiliki karyawan
 
yang mempunyai motivasi tinggi. Manajemen dan organisasi tidak akan efektif tanpa
 
mempunyai karyawan yang bermotivasi.
B. Teori Motivasi David Mc Clelland
Mc. Clelland dalam Mangkuprawira (2007), mengemukakan bahwa

produktivitas seseorang sangat ditentukan oleh “virus mental” yang ada pada dirinya.
 
Virus mental adalah kondisi jiwa yang mendorong seseorang untuk mampu mencapai
 
prestasinya secara maksimal, virus mental dimaksud terdiri dari tiga dorongan
 
kebutuhan, yaitu Need for Achievement (kebutuhan untuk berprestasi), Need for
 
Affiliation (kebutuhan untuk memperluas pergaulan) dan Need for Power (kebutuhan
 
untuk menguasai sesuatu)

C. Teori Kepuasan
Kepuasan merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai
 
pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi
 
kerja. Kepuasan kerja dapat dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan
 
kombinasi dalam dan luar pekerjaan.

Secara garis besar teori jenjang kebutuhan dari Maslow dari yang rendah ke
 
yang paling tinggi yang menyatakan bahwa manusia tidak pernah merasa puas.
D. Teori Motivasi Proses
  teori motivasi proses yang dikenal seperti:
 
a.Teori Valensi (daya tarik), hal ini didasarkan pada masing-masing individu dan
 
valensi untuk satu orang tidak sama dengan valensi untuk orang lain.
 
b.Teori Harapan (Expectancy Theory), komponennya adalah: Harapan, Nilai
 
(Value), dan Pertautan (Instrumentality).
 
c.Teori Keadilan (Equity Theory), hal ini didasarkan tindakan keadilan di seluruh
 
lapisan serta obyektif di dalam lingkungan perusahaannya.
 
 
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

1. Faktor Internal

a. Kematangan Pribadi
b. Tingkat Pendidikan
c. Keinginan dan Harapan Pribadi
d. Kebutuhan
e. Kelelahan dan Kebosanan
f. Kepuasan Kerja

 2. Faktor Eksternal

g. Kondisi Lingkungan Kerja


h. Kompensasi yang Memadai
i. Supervisi yang Baik
j. Ada Jaminan Karir (penghargaan atas prestasi)
e. Status dan Tanggung Jawab
f. Peraturan yang Fleksibel

 
Tujuan Pemberian Motivasi

Wahjosumidjo (1996), menyatakan delapan sasaran dapat dicapai bila


 
karyawan diberi motivasi, yaitu:
 
1. Mengubah perilaku karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan;
 
2. Meningkatkan gairah dan semangat kerja;
 
3. Meningkatkan disiplin kerja;
 
4. Meningkatkan prestasi kerja;
 
5. Mempertinggi moral kerja karyawan;
 
6. Meningkatkan rasa tanggung jawab;
 
7. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi;
 
8. Menumbuhkan loyalitas karyawan pada perusahaan
Pengukuran Motivasi Kerja
Murray dalam Mangkunegara (2001), menyatakan bahwa: pengukuran
 
motivasi dapat dilakukan dengan melihat karakter orang sebagai berikut:
 
1.Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya;
 
2.Kreatif dan inovatif;
 
3.Melakukan sesuatu untuk mencapai kesuksesan;
 
4.Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan ketrampilan;
 
5.Selalu mencari sesuatu yang baru;
 
6.Berkeinginan menjadi orang terkenal atau menguasai bidang tertentu;
 
7.Melakukan pekerjaan yang sukar dengan hasil yang memuaskan;
 
8.Inisiatif kerja tinggi;
 
9.Melakukan sesuatu yang lebih baik dari pada orang lain.
KESIMPULAN PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:


 
Hasil pengujian hipotesis secara simultan diperoleh bahwa kepuasan kerja, status dan
 
tanggung Jawab, kompensasi yang memadai, kondisi lingkungan kerja serta
 
keinginan dan harapan pribadi secara bersama-sama berpengaruh terhadap
 
peningkatan motivasi kerja penyuluh perindustrian pada Kantor Dinas Perindustrian
 
dan Perdagangan Kota Medan. Berdasarkan pengujian variabel independen secara
 
parsial, variabel keinginan dan harapan pribadi tidak terdapat adanya pengaruh dalam
 
peningkatan motivasi kerja. Sedangkan variabel kompensasi yang memadai adalah
 
merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap peningkatan motivasi kerja
 
penyuluh perindustrian pada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.

Vous aimerez peut-être aussi