Vous êtes sur la page 1sur 21

ALTERASI HIDROTERMAL

PENDAHULUAN
Di dalam sistem hidrotermal secara umum akan selalu terjadi interaksi antara fluida panas dengan batuan di sampingnya Dalam interaksi tersebut akan terjadi reaksi antara fluida dan batuan (mineral) sehingga terjadi perubahan komposisi kimia fluida dan mineral

Faktor-faktor yang Berpengaruh


Identitas dan kelimpahan mineral hidrotermal yang dihasilkan tergantung dari beberapa faktor utama : suhu, komposisi fluida (pH), keterdapatan fluida (K) dan keterdapatan boiling Kondisi reservoar diduga dengan identifikasi mineral alterasi. Dibeberapa kasus perbandingan antara dugaan dengan pengukuran riil menunjukkan adanya suatu perubahan di reservoar.

Mineral Alterasi yang biasa muncul


Karbonat : kalsit, aragonit, siderit Sulfat : anhidrit, alunit, natrolit, barit Sulfida : firit, pirhotit, markasit, spalerit, galena, chalkopirit Oksida : hematit, magnetit, leukosen, diasper Pospat : apatit Halida : fluorit Silika : (ortho & ring) : titanit, garnet, epidot Silikat (chain) : tremolit, aktinolit Silikat (sheet) : ilit, biotit, piropilit, klorit, kaolin grup, smektit, prehnit Silika (framework) : adularia, albit, kuarsa, kristobalit, mordenit, laumontit, wairakit.

Intensitas dan Tingkat (rank) Alterasi


Intensitas alterasi (Ia) adalah ukuran tingkat perubahan dari mineral primer menjadi mineral sekunder (mineral alterasi hidrotermal) akibat reaksi dengan fluida hidrotermal - Batuan yang belum mengalami alterasi maka mempunyai nilai Ia nol (0) - Batuan dimana seluruh mineral primer sudah terubah mempunyai nilai Ia = 1 atau 100 %

Tingkat alterasi : tergantung dari sifat mineral baru (sekunder) dan ini berdasarkan signifikansinya dalam hal kondisi bawah permukaan Tingkat alterasi ini bersifat empiris dan subyektif dibandingkan intensitas Adularia dalam hal permeabilitas mempunyai tingkat alterasi tinggi, sedangkan epidot mempunyai tingkat alterasi tinggi dalam hal suhu

Tipe Alterasi Hidrotermal


Pengendapan Langsung (direct deposition) Penggantian (replacement) Pelarutan (leaching)

Pengendapan Langsung
Sangat umum terjadi Mineral hidrotermal yang dijumpai di sistem panasbumi dapat mengendap secara langsung dari larutan Dibutuhkan suatu jalur dimana fluida dapat bergerak seperti adanya kekar, sesar, hidrauolic fracture, ketidak selarasan, vug, pori, fissure, dan ciri permeabilitas lainnya

Kuarsa, kalsit, dan anhidrit biasanya terdapat di vein dan vug Klorit, ilit, adularia, firit, pirhotit, hematit, wairakit, fluorit, laumontit, mordenit, prehnit dan epidot terdapat di tempat dimana mereka hanya bisa dienmdapkan langsung dari larutan

Penggantian (replacement)
Batuan vulkanik tersusun oleh mineral primer yang tidak stabil pada lingkungan panasbumi dan mempunyai kecendrungan untuk digantikan oleh mineral baru yang stabil atau metastabil di kondisi panasbumi

Laju penggantian tergantung pada permeabilitas


Di dalam batuan vulkanik lebih mudah membedakan antara mineral primer dan sekunder, sedangkan pada batuan sedimen atau metamorf tingkat rendah sulit.

Pelarutan (leaching)
Proses ini terjadi di daerah tepi atau diluar area panasbumi Pelarutan terjadi jika ada larutan yang sangat korosif (mudah melarutkan) seperti sulfat yang terbentuk dari oksidasi H2S

Perubahan kimia batuan reservoar


Penggantian, pelarutan, dan pengendapan dapat merubah kimiawi yang merupakan fungsi dari mineral Alterasi hidrotermal dapat berlangsung secara isochemical, tetapi umumnya penyusun batuan bertambah atau berkurang

Perubahan Fisika Batuan Reservoar


Densitas : - Pengendapan mineral hidrotermal menaikkan densitas - Pelarutan menurunkan densitas - Penggantian dapat menurunkan dan menaikkan densitas Porositas Kecuali akibat pelarutan, akibat dari alterasi hidrotermal adalah mengurangi porositas, dan sangat komplek untuk permeabilitas Magnetik

Demagnetisasi
Resistivitas Menurun akibat, terbentuknya mineral-mineral lempung hidrotermal

Mineral Lempung
Mineral lempung adalah mineral hidrasi, sehingga pembentukannya tergantung pada suhu dan pH, juga kontrol yang penting terhadap pembentukannya Dalam kondisi suhu tetap, pembentukan kaolin, ilt, dan feldfar dikontrol oleh ratio aK+/aH+ dan aNa+/aH+ Suhu

Ca-montmorilonit 30 1400C
- Ca-montmorilonit ilit 140 1800C - Ilit Ca-montmorilonit - !80 2200C - Ilit > 2200C

Zeolit
Zeolit adalah hidrat aluminosilicates dari alkaatau alkali tanah, terdapat diaktif maupun fosil geotermal Penyebarannya dikontrol oleh suhu, komposisi fluida (pCO2 dan jumlah silika di dalam batuan induk) Zeolit yang sangat terhidrasi (Chabazite, levyne, gismondine, phillipsite, erionite, faujasite) stabil pada suhu rendah(<1200C), laumonite, epistilbite, yugawaralite stabil pada suhu sampai 2000C, waerakite stabil pada suhu di atas 2200C dan dapat bertahan sampai 3000C

Aplikasi Petrologi Batuan Alterasi Untuk Penyelidikan Pansbumi


Mineral alterasi dapat digunakan untuk:
1. Menjelaskan kondisi reservoar pada saat sekarang maupun lampau 2. Pendugaan suhu reservoar sewaktu dilakukan pemboran 3. Mineral yang dapat dihubungkan dengan permeabilitas ---- kedalaman casing 4. Menduga sifat fluida yang mengalterasi

Metode
Petrografi (Idendifikasi mineral, Tekstur)

X-ray diffractometer (XRD) (untuk identifikasi mineral lempung dan zeolit)


Diffrential Thermal Analysis (DTA) Infra-red spectrometry Fluid inclusion geothermometry

Electron microprobe, SEM


XRF, AAS----Kimia batuan

Alterasi Permukaan dan Dekat Permukaan


Alterasi permukaan digunakan untuk interpretasi lapangan panasbumi, khususnya lapangan yang mempunyai sedikit discharge feature Penyebaran dan identifikasi alterasi digunakan untuk menentukan ukuran sistem panasbumi, dan menduga sejarah panas.

Pemetaan Alterasi Permukaan


Pemetaan alterasi permukaan memberikan informasi: Sifat fluida alterasi

Durasi dan umur aktifitas panas


Target Pemetaan

Resisten terhadap pelapukan

Suatu assemblage mineral alterasi mencerminkan fluida panasbumi yang muncul:


Alkali klorida biasanya mengendapkan sinter silika Mataair bikarbonat biasanya mengendapkan kalsit atau aragonit karena kehilangan CO2 Air kondensat atau gas Volkanik sangat komplek, pada umumnya meliputi beberapa variasi mineral sulfat (alunite, natroalunite, gypsum), kaolin, oksida besi, belerang, air raksa, sulfida arsenik dan residu.

Thanks You

Vous aimerez peut-être aussi