Vous êtes sur la page 1sur 23

ASKEP ANAK DENGAN

ASKEP ANAK DENGAN



DIFTERI
DIFTERI
By
By
ABD. HADY J, S.ST,
ABD. HADY J, S.ST,
S.Kep, M.KES.
S.Kep, M.KES.
Adalah penyakit inf. akut yg
disebabkan oleh
corynebacterium diphteriae
yang berasal dari membran
mukosa hidung & asofaring,
kulit, dan lesi lain dari org yg
terinfeksi
+
Corynebacterium diphteriae,
bakteri berbentuk batang, gram
positif & polimorf, tdk bergerak &
tdk membentuk spora, ditemukan
pd hapusan tenggorok a/ hidung.
+
Basil pd pemanasan 60c selama
10 menit, bertahan hidup pd bbrp
mgg dlm es, air, susu & lendir yg
telah mengering

Membentuk pseudomembran
yg terdiri dari fibrin, leukosit,
jar. nekrotik & kuman.

Mengeluarkan eksotoksin yg
sangat ganas & dpt meracuni
jaringan terutama otot
jantung, ginjal & jar. saraf
C. Diphteriae Kontak lgs dgn org yg terinfeksi a/ barang2 yg terkontaminasi
Masuk melalui sal.cerna a/ nafas
Aliran sistemik
Masa inkubasi 2-5 hari
Mengeluarkan toksin (eksotoksin)
Nasal Tonsil/faringeal Laring
Peradangan mukosa
hidung (flu, sekret
mukoserosa)
Tenggorokan sakit,
demam, anoreksia,
lemah, membran
berwarna putih
abu2, limfadenitis
(bullsneck),
toksemia, syock
septik
Demam, suara
serak, batuk, obs.
sal. nafas, sesak
nafas, sianosis
PATO
FISIO
LOGI
Masa inkunasi 2-5 hari, bahkan
bisa lama yaitu 8-4 minggu
Biasanya penyakit hanya
terselubung mis: sakit
tenggorokyg ringan, panas 37,9-
38,9c
Pd mulanya tenggorok hanya
hiperemis saja tetapi kebanyakan
sudah terjd membran putih/keabu-
abuan
Keadaan lanjut membran menutupi
tonsil, palatum mole, uvula
Mula-mula membran tipis, putih &
berselaput yg segera menjadi tebal
Membran mempunyai batas-batas
jelas & melekat dgn jaringan di
bawahnya sehingga sukar diangkat &
kalau diangkat secara paksa akan
timbul perdarahan
Pd difteri sedang proses yg terjadi
akan pd hari2 5-6, walaupun anti
toksin tidak diberikan
Difteri berat berupa:
-
Bullneck krn pembengkakan klj
leher dari telinga satu ketelinga
yg lain & mengisi di bawah
mandibula
-
Membran secara cepat menutup
faring & menjalar kehidung
-
Udema tonsil & uvula, kadang
disertai nekrose

Difteri hidung 2% kasus &


gejalanya paling ringan dgn gejala
berupa:

Pilek

Sekret hidung yg mula-mula


serous lama-lama jd
mukopurulen yg menempel pd
septum nasi

Epistaksis

Panas yg tdk terlalu tinggi

Cepat hilang dgn a.biotika

Difteri faring & tonsil


Paling sering dijumpai 75%, gejala
yg timbul:
+
Malaise
+
Anoreksia
+
Sakit tenggorok
+
Demam
+
Terdapat pseudomembran
+
Nafas berbau
+
Timbul bullneck
+
Dalam keadaan ini dpt timbul
kesedakan krn kelumpuhan saraf
telan/patum mole
+
Suara serak serta stridor inspirasi

Difteri laring & trakea


+
Merupakan penjalaran dari difteri faring
& tonsil
+
Pasien nampak sesak nafas hebat
+
Stridor inspiratoir
+
Sianosis
+
Terdapat retraksi otot suprasternal,
epigastrium, supraklavikular
+
Pembesaran klj regional
+
Pem. laring tampak kemerahan, sembab,
byk sekret & permukaan tertutup
pseudomembran
+
Pd keadaan ini terdapat sumbatan jalan
nafas yg berat sehingga memerlukan
trakeostomi.
Untuk mengetahui apakah tubuh
mengandung antitoksin terhadap
kuman difteri dilakukan:

uji kulit (uji shick).


Caranya: menyuntikkan intrakutan
1/50 minimal letal dose (MLD)
(cairan toksin) sebanyak 0,02 ml.
Jika positif akan terlihat merah
kecoklatan selama 24 jam

Tes mata
Caranya: konjungtiva bagian
bawah ditetesi 1 tts larutan
antitoksin (MLD) 1:10 dlm
larutan faali.
Positif bila dlm 20 menit tampak
kemerahan pd konjungtiva

Miokarditis

Neuritis

Bronkopneumonia

Nefritis

Paralisis
+
Leukositosis (PMN)
+
Penurunan jumlah eritrosit & kadar
albumin
O
Imunisasi
O
Isolasi penderita sampai 2 kali
berturut-turut pemeriksaan negatif
O
Pencarian karier difteri dgn uji shick
+
Pengkajian
-
Riwayat terkena penyakit inf,
status imunisasi
-
Kaji tanda-tanda yg terjadi pd
nasal, tonsil/faring & laring
Diagnose Keperawatan

Tdk efektifnya bersihan jl nafas


obstruksi pd jalan nafas.
-
Kaji status pernafasan, observasi irama
& bunyi pernaasan
-
Atur posisi tidur
-
Suction jika terdapat sumbatan
-
Berikan 02 sebelum & sesudah dilakukan
suction
-
Lakukan fisioterapi dada
-
Lakukan pemeriksaan AGD
-
Lakukan intubasi jika ada indikasi
-
Persiapan anak u/ dilakukan trakeostomi
-
Kolaborasi pemberian kortikosteroid
Diagnose Keperawatan

Risiko penyebarluasan inf.


organisme virulen

Tempatkan anak pd ruang khusus

Pertahankan bedrest

Pertahankan isolasi ketat

Berikan antibiotika sesuai program

Observasi tanda-tanda vital, EKG


Diagnose Keperawatan

Risiko kurangnya vol. cairan


proses penyakit (metabolisme
meningkat, intake cairan menurun)

Monitor intake & output secara


tepat, pertahankan intake cairan
yg adekuat

Kaji tanda-tanda dehidrasi

Kolaborasi pemberian cairan


parenteral jika pemberian melalui
oral tdk memungkinkan
Diagnose Keperawatan

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh intake nutrisi kurang ari
kebutuhan tubuh
+
Kaji ketidakmampuan anak u/
makan/menelan
+
Pasang NGT u/ memenuhi kebutuhan
nutrisi anak
+
Kolaborasi u/ pemberian nutrisi
parenteral
+
Menilai indikator terpenuhinya
kebutuhan nutrisi yg adekuat (BB, TB,
LLA)

Jika terpasang trakeotomi maka


perlu dilakukan perawatan:
O
Hari pertama operasi, suction
harus sesering mungkin
dilakukan
O
Lobang kanule harus ditutup
dgn kasa steril yg dibasahi
aquades a/ Nacl u/ kelembaban
O
Kanule harus sering dibersihkan
Teknik suction
+
Harus bekerja aseptik, sediakan 2 kateter steril
(satu u/ hidung & satu u/ trake aknule
+
Kateter yg telah dipakai dibilas, dicabut &
direndam dgn larutan desinfektan
+
Diameter kateter hrs lebih kecil dari lubang kanule
+
Waktu memasukkan kateter harus dalam keadaan
hampa udara & hrs hati-hati
+
Lama suction sekitar 10-15 detik kemudian dicabut
dahulu u/ memberikan kesemapatan pasien
bernafas
+
Mengisap tidak boleh maju mundur tetapi memutar
& catat sekret yg keluar
+
Pengisapan sewaktu-waktu sesuai keadaan pasien
+
Sediakan air matang & desinfektan
+
Botol penampung harus selalu dicuci

Vous aimerez peut-être aussi