Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ANALISIS SENSORIS
UJI HEDONIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
A. HASIL PRAKTIKUM
ATRIBUT RASA
Sampel Total
Panelis 159 268 Yi ∑iYij2 (Yi)2
1 5 4 9 41 81
2 5 5 10 50 100
3 4 4 8 32 64
4 5 3 8 34 64
5 4 3 7 25 49
6 4 3 7 25 49
7 3 4 7 25 49
8 4 4 8 32 64
9 5 4 9 41 81
10 5 5 10 50 100
11 5 3 8 34 64
12 3 4 7 25 49
13 5 4 9 41 81
14 5 4 9 41 81
15 4 3 7 25 49
16 5 3 8 34 64
17 5 3 8 34 64
18 5 3 8 34 64
19 5 5 10 50 100
20 5 3 8 34 64
21 4 3 7 25 49
22 5 4 9 41 81
23 5 3 8 34 64
24 4 3 7 25 49
25 5 4 9 41 81
26 5 4 9 41 81
27 4 4 8 32 64
28 4 3 7 25 49
29 4 3 7 25 49
30 4 3 7 25 49
31 4 3 7 25 49
32 5 4 9 41 81
33 4 5 9 41 81
34 4 4 8 32 64
35 4 1 5 17 25
36 4 5 9 41 81
37 5 4 9 41 81
38 4 4 8 32 64
39 5 4 9 41 81
Yj 174 142 316 2604
∑jYij2 790 542 1332
(Yj)2 30276 20164 99856 50440
Rata-Rata 776,3076923 517,025641 2560,410256 0 1293,333333
ATRIBUT KERENYAHAN
Sampel Total
Sampel Total
Sampel Total
1. Atribut Rasa
2. Atribut Kerenyahan
3. Atribut Aroma
4. Atribut Kenampakan
1. Atribut Rasa
Uji hedonic pada parameter rasa menggunakan minitab, didapatkan hasil p value sampel
sebesar 0.000. Diketahui bahwa p value < 0.05. Hal itu dapat dikatakan bahwa kedua sampel
berbeda nyata dari segi rasa atau dapat dengan mudah diketahui oleh panelis perbedaannya.
Selanjutnya, dilakukan uji lanjutan untuk mengetahui apakah sampel benar berbeda nyata
atau tidak. Setelah dilakukan uji lanjutan diperoleh bahwa antara sampel khong guan dan
malkist roma berbeda nyata dari segi rasa yang ditandai dengan simbol grouping yang
berbeda, yaitu ‘A’ untuk malkist roma dan ‘B’ untuk khong guan. Kemudian diperoleh juga nilai
p value ulangan sebesar 0.217 yang dimana p value > 0.05. Sehingga dapat dikatakan bahwa
panelis tidak berbeda nyata atau cenderung memiliki kesamaan dalam membedakan kedua
sampel atau sama-sama dapat menentukan dengan tepat antara sampel A dan B. Seketika
dilakukan uji lanjutan, diperoleh bahwa simbol grouping ulangan adalah sama, yaitu ‘A’.
Sehingga benar bahwa antara panelis tidak memiliki perbedaan yang nyata dalam menilai
(Indriyani,dkk,2013).
2. Atribut Kerenyahan
3. Atribut Aroma
Diperoleh nilai p value sampel sebesar 0.244 pada uji parameter aroma. Diketahui dari
data tersebut bahwa p value > 0.05, hal ini dapat dikatakan bahwa sampel tidak berbeda nyata
jika ditinjau dari segi aroma. Lalu dilakukan uji lanjutan menggunakan ANOVA comparisons.
Dari uji lanjut tersebut diperoleh bahwa antara sampel khong guan dan malkist roma tidak
berbeda nyata dari segi aroma atau dapat dikatakan sulit untuk dibedakan. Hasil ini diketahui
dari simbol grouping yang sama antara kedua sampel yaitu ‘A’. Kemudian pada perhitungan
menggunakan minitab ini juga diperoleh nilai p value ulangan sebesar 0.997. Hasil ini
menunjukkan bahwa panelis pada uji ini tidak berbeda nyata dikarenakan nilai p value > 0.05.
Kemudian dilakukan uji lanjutan terhadap ulangan dan diperoleh bahwa antara panelis tidak
ditemukan keberagaman dalam menilai sampel yang ditandai dengan simbol grouping yang
sama yakni ‘A’. Berarti, keberagaman panelis tidak mempengaruhi hasil dari pengujian atau
dapat dikatakan bahwa panelis memiliki kesamaan dalam menentukan sampel menurut
parameter aroma (Setyaningsih,dkk., 2010).
4. Atribut Kenampakan
Dilakukan perhitungan secara manual dan juga minitab pada uji hedonic terhadap dua
sampel kreker. Tujuan perhitungan menggunakan minitab adalah untuk mengetahui nilai p
value dan f value dari sampel dan ulangan serta respon panelis terhadap sampel. Dari uji
terhadap parameter kenampakan kedua sampel ini, diperoleh nilai p value sampel sebesar
0.110 dan nilai f value sebesar 2.68. Berdasarkan literatur, pada confidence level 95% jika
nilai p value berada dibawah 0.05, maka dapat dikatakan bahwa sampel berbeda nyata.
Sebaliknya, jika nilai p value lebih besar dari 0.05 maka sampel dikatakan tidak berbeda nyata.
Untuk f value jika nilai f value berada dibawah 0.05, maka sampel tidak berbeda nyata dan
sebaliknya jika f value bernilai lebih dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa sampel berbeda
nyata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa p value > 0.05. Jika ditinjau dari nilai p value, dapat
dikatakan bahwa sampel berbeda nyata dari segi kenampakan. Maka dari itu dilakukan uji
lanjut untuk sampel pada parameter kenampakan menggunakan minitab ANOVA. Dari uji
lanjut tersebut diperoleh bahwa ternyata dari segi kenampakan, sampel kreker malkist roma
dan khong guan dinyatakan tidak berbeda nyata atau terlihat sama sehingga sulit untuk
dibedakan ditandai dengan simbol pada grouping yang sama. Kemudian, pada ulangan,
diperoleh p value sebesar 0.164 dan nilai f value sebesar 1.38. Dari data tersebut diketahui
bahwa, p value > 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa panelis tidak berbeda nyata dalam
menentukan sampel (Nollet, 2010).
B. Pertanyaan LKP
Dalam uji hedonic, terdapat dua acara untuk menganalisis data yang didapat.
Cara pertama yaitu dengan perhitungan secara manual sedangkan cara kedua yaitu
perhitungan menggunakan minitab. Saat menganalisis data menggunakan minitab,
kita akan mendapatkan p value. Dimana apabila p value yang didapat bernilai lebih
dari 0,05 berarti diantara sampel yang diujikan tidak terdapat perbedaan nyata.
Sementara apabila nilai p value yang diperoleh itu kurang dari 0,05 berarti dari
sampel yang kita uji terdapat perbedaan nyata. P value 0.05 umumnya digunakan
sebagai tingkat batasan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya perbedaan yang
signifikan dari data yang diujikan. Semakin kecil nilai p value atau p value < 0.05,
menandakan bahwa semakin signifikan perbedaan dari data atau sampel yang
diujikan atau dapat dikatakan antara sampel berbeda nyata. Sementara, semakin
besar nilai p value atau p value > 0.05, maka semakin tidak ada perbedaan antara
sampel yang diujikan atau sampel tidak berbeda nyata (Swarjana, 2016)
Dalam uji hedonik, terdapat dua cara untuk menganalisis data yang didapat.
Cara pertama yaitu dengan perhitungan secara manual sedangkan cara kedua yaitu
perhitungan menggunakan minitab. Saat kita menganalisis data menggunakan cara
perhitungan manual, kita akan membandingkan nilai f yang diperoleh dari
perhitungan dengan nilai f yang diperoleh dari tabel. Apabila diperoleh nilai f hitung
lebih besar dari f tabel, maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyata sari
atribut sensori yang meliputi rasa, aroma, kenampakan dan kerenyahan antara
perlakuan sampel. Dapat juga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara
penilaian dari kelompok panelis (Asnawati, 2018).
Aryani,Partha., Rodiana Nopianti, Indah Widiastuti. 2018. Pengaruh Kombinasi Tepung Ikan
Sepat Siam (Trichogaster pectoralis)dan Tepung Terigu Terhadap Karakteristik Sensori
dan Fisiko-Kimia Mantou. Jurnal Teknologi Hasil Perikanan. 7(1): 14-26.
Asnawati, Wahyuni Sri. 2018. The Influence Of Hedonic Shopping Motivation To The Impulse
Buying Of Online-Shopping Consumer On Instagram. RJOAS vol. 2(74): 99 – 107.
Cleophas, Ton J., A.H. Zwinderman, Toine F. Cleophas, Eugene P. Cleophas. 2010. Statistics
Applied to Clinical Trials. New York: Springer.
Heymann, H., Harry, T. L. 2013. Sensory Evaluation of Food: Principles and Practices. New
York Springer Science & Business Media.
Nollet, Leo M.L. 2010. Handbook Of Food Analysis: Physical Characterization and Nutrient
Analysis. Basel: Marcel Dekker, Inc
Setyaningsih,Dwi., Anton Apriyantono, Maya Puspita Sari. 2010. Analisis Sensori untuk
Industri Pangan dan Argo. Bogor: IPB Press
Tabriani, Fauziah. 2013. Analisis Kualitas Produk Surabi Berbasis Organoleptik Pada
Pedagang Surabi di Kota Bandung. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
SCREENSHOT LITERATUR
DATA HASIL PRAKTIKUM
Atribut: Rasa
Atribut: Kerenyahan
Atribut: Aroma
Atribut: Kenampakan
Tanggal
Paraf
Asisten