Vous êtes sur la page 1sur 13

TEKNIK JEU DE RôLE DALAM KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS

SISWA SMKN 3 BANDARLAMPUNG

Utari Yulianti Putri1, Muhammad Sukirlan2, Diana Rosita3


FKIP Universitas Lampung, JL. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandarlampung
E-mail: utariyuliantip8@gmail.com, Telp: +6282170932224

Abstract : La technique jeu de rôle dans la production orale du français des élèves de SMKN
3 Bandarlampung.

Cette recherche a pour but de savoir l’efficacité de la technique jeu de rôler pour augmenter la
compétence de la production orale des élèves de la classe XI SMKN 3 Bandarlampung. C’est
une recherche quasi expérimentale car il n’y a pas de variable de contrôle. Nous avons utilisé le
pretest-posttest design comme le design de recherche tandis que les techniques de la collecte de
données sont sous forme de pre-test, traitement et post-test. Le score moyen de pre-test est 55,20.
Cela montre que la compétence de la production orale des éléves est encore relativement basse:
il y a seulement 9 élèves, soit 46%, qui obtiennent le score plus de 60. Aprés trois fois de
traitements et le posttest, le résultat du posttest indique qu’il y a plus d’élèves qui gagnent le
score plus de 60 dont le total est 20, soit 80%. Pour le t-test, la valeur P(sig) est 0,000 < 0,05
avec le valeur de t-table est 1.70814. Il existe donc des différences significatives entre le résultat
d’apprentissage du français du pretest et du posttest. En conclusion, la technique jeu de rôle
peut donc augmenter la compétence de la production orale des élèves de la classe XI SMKN 3
Bandarlampung.

Mots-clés : la production orale, technique jeu de role, la langue Français

Abstrak : Teknik Jeu de Rôle dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis Siswa SMKN
3 Bandarlampung

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa teknik jeu de rôle dapat meningkatkan
keterampilan berbicara bahasa Prancis siswa kelas XI SMK N 3 Bandarlampung . Penelitian ini
merupakan penelitian quasi experimental design, karena tidak adanya variabel kontrol. Desain
penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest design. Data penelitian diperoleh melalui
pretest, treatment dan posttest. Hasil rata-rata nilai pretest siswa adalah 55,20. Dari hasil pretest
tersebut dapat dilihat bahwa keterampilan berbicara bahasa Prancis siswa masih rendah, hanya 9
siswa (46%) yang mendapat nilai di atas 60. Setelah diberlakukan perlakuan sebanyak 3 kali,
siswa yang mencapai nilai di atas 60 mengalami peningkatan menjadi 20 siswa (80%). Untuk
uji-t, nilai P(sig) sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai t-tabel 1.70814, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar bahasa Prancis pada data pretest
dan postest. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan teknik jeu de rôle mampu meningkatkan
keterampilan berbicara bahasa Prancis siswa kelas XI SMKN 3 Bandarlampung.

Kata Kunci : bahasa Prancis, keterampilan berbicara, teknik jeu de rôle.

Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Universitas Lampung Halaman 1


PENDAHULUAN Setelah melaksanakan observasi peneliti
menemukan bahwa para siswa masih
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini mengalami kesulitan untuk melakukan
bahasa asing merupakan alat komunikasi percakapan secara sederhana. Hal ini
yang paling efektif untuk menjalin menunjukkan adanya kesenjangan antara
kerjasama antar bangsa, baik di bidang kemampuan berbicara yang seharusnya
politik, bidang ekonomi, bidang sosial, dimiliki siswa sebagai bekal keterampilan
bidang budaya dan juga bidang pen- tambahan dengan kenyataan yang ada.
didikan. Setelah bahasa Inggris, bahasa Untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa
yang paling banyak digunakan di negara Prancis khususnya secara lisan, ada be-
maju dan negara berkembang adalah bahasa berapa kompetensi yang harus dikuasai,
Prancis. Untuk bidang budaya, kerjasama antara lain: kedua belah pihak yaitu
antarbangsa telah merambah dunia pariwi- pembicara dan pendengar harus memahami
sata yang berkembang sangat pesat. Negara maksud dari kata-kata yang digunakan.
Indonesia pun ikut berpartisipasi dalam me- Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti
ngembangkan pariwisata dunia. terdorong untuk mengadakan penelitian ini.

Sejalan dengan berkembangnya pariwisata Untuk dapat meningkatkan kemampuan


di Indonesia, maka pengajaran bahasa berbicara perlu diketahui faktor-faktor yang
Prancis banyak diberikan di Sekolah mempengaruhi kemampuan ini. Menurut
Menengah Kejuruan yang berorientasi pada Tarigan (1998: 27), faktor-faktor yang
bidang pariwisata. Tujuan diberikannya mempengaruhi kemampuan berbahasa pada
pengajaran bahasa Prancis di SMK N 3 umumnya dan kemampuan berbicara pada
Bandarlampung adalah sebagai bekal bagi khususnya antara lain adalah guru, metode
siswa agar dapat berkomunikasi dalam mengajar, fasilitas dan pengaruh ling-
bahasa Prancis yang akan berguna ketika kungan. Faktor-faktor di atas merupakan
siswa memasuki lapangan kerja di bidang faktor yang berasal dari luar individu
pariwisata seperti hotel, biro perjalanan (faktor eksternal). Sedang-kan faktor dari
wisata, dan lain sebagainya. dalam individunya (faktor internal) antara
lain adalah tingkat kecerdasan, minat,
Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bakat, sikap, kreativitas, dan lain-lain.
bahasa Prancis, terdapat empat komponen Dalam pembelajaran keterampilan ber-
yang harus dikuasai, yaitu keterampilan bicara pengajar perlu menggunakan teknik
menyimak (compréhension orale), kete- yang tepat agar siswa diharapkan mampu
rampilan berbicara (production orale), mengungkapkan dan menyampaikan gagas-
keterampilan membaca (compréhension an melalui bahasa lisan secara sederhana.
écrite) dan keterampilan menulis (produc- Ada berbagai macam teknik pembelajaran
tion écrite). Dari keempat keterampilan yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan
tersebut, keterampilan berbicara merupa- pembelajaran antara lain, teknik ceramah,
kan salah satu keterampilan yang tidak teknik diskusi, dan teknik tanya jawab.
mudah bagi pembelajar bahasa Prancis. Di
Ada sifat-sifat umum yang terdapat pada
samping itu, siswa diharapkan sudah dapat
metode yang satu tapi tidak terdapat pada
melakukan percakapan sederhana dengan
metode lain, maka dari itu peneliti tertarik
menggunakan struktur dan kosakata yang
dimilikinya. pada technique jeu de rôle, yaitu teknik
bermain peran. Melalui teknik bermain
peran siswa dapat latihan berbicara dan

Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Universitas Lampung Halaman 2


memberikan kesempatan pada siswa untuk penting dan dibutuhkan sesuai per-
berlatih memahami kalimat-kalimat yang kembangan zaman saat ini. Menurut Kamus
diucapkan orang lain secara tepat dengan Besar Bahasa Indonesia (2005:66), bahasa
apa yang dimaksud. Dalam teknik jeu de asing merupakan bahasa milik bangsa lain
rôle (bermain peran), peserta didik me- yang dikuasai, biasanya melalui pen-
mainkan peran tokoh-tokoh khayalan didikan formal dan secara sosial kultural
dengan tema cerita yang sudah ditentukan tidak dianggap bahasa sendiri. Pendapat
oleh guru, kemudian berkolaborasi bersama tersebut sejalan dengan pendapat yang di-
teman-temannya untuk merangkai sebuah kemukakan oleh Iskandarwassid dan
cerita. Sunendar (2013:42), bahasa asing adalah
bahasa yang bukan bahasa asli milik suatu
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang negara, tetapi kehadirannya diperlukan
arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu dengan status tertentu. Jadi dapat di-
masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, simpulkan bahwa bahasa asing adalah
dan mengindentifikasikan diri. Menurut bahasa yang bukan dari bahasa asli milik
Brown (2007:6), bahasa adalah keterampilan suatu negara tetapi dapat kita gunakan
khusus yang kompleks, berkembang dalam untuk berkomunikasi.
diri anak-anak secara spontan, tanpa usaha
sadar atau instruksi formal, dipakai tanpa Setiap negara mempunyai media komuni-
memahami logika yang mendasarinya, kasi yang dapat mempelancar suatu
secara kualitatif sama dalam diri setiap hubungan antar individu. Alat komunikasi
orang, dan berbeda dari kecakapan- ini kita sebut dengan bahasa. Selain bahasa
kecakapan lain yang sifatnya lebih umum Indonesia dan bahasa daerah, terdapat juga
dalam hal memproses informasi atau ber- bahasa asing. Bahasa ini dibawa oleh bangsa
perilaku secara cerdas. Sedangkan Suyanto asing yang datang ke Indonesia. Menurut
(2011:15) mem-berikan dua pengertian Novela (2015), dalam hubungannya dengan
bahasa (1) menyatakan bahasa sebagai alat bahasa Indonesia, bahasa asing seperti
ko-munikasi antar anggota masyarakat bahasa Tamil, Portugis, Prancis, Latin,
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh Yunani, Cina, Inggris, Belanda, Arab, dan
alat ucap manusia (2) bahasa adalah sistem lainnya memiliki peran sebagai penyumbang
komunikasi yang mempergunakan simbol- perkembangan bahasa Indonesia. Sumbang-
simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat an dari bahasa asing tersebut terutama
arbitrer. Jadi dapat disimpulkan bahwa berupa kosakata yang mengisi di bidang-
bahasa merupakan alat utama untuk ber- bidang tertentu, misalnya bidang agama,
komunikasi dalam kehidupan manusia, baik ekonomi, perdagangan, politik, teknik, dan
untuk kepentingan individu maupun ling- seni budaya. Kata dari bahasa asing tersebut
kungan sosial . diserap menjadi bahasa Indonesia.
Seiring perkembangan zaman, manusia Bermain peran bisa disebut juga dengan
tidak cukup hanya menguasai bahasa drama. Berdasarkan etimologi, kata drama
kenegaraan maupun bahasa daerah saja, berasal dari bahasa yunani dram yang
tetapi juga harus mampu menguasai bahasa berarti gerak. Tontonan drama memang
asing. Hal ini sangat penting karena dengan menonjolkan percakapan (dialog) dan
adanya perkembangan ilmu pengetahuan gerak-gerik para pemain (akting) di
dan teknologi saat ini, banyak informasi panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu
yang bersumber dari luar negeri. Dengan memeragakan cerita yang tertulis di dalam
demikian, peranan bahasa asing sangatlah naskah. Menurut Wiyanto (2002:6), drama

Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Universitas Lampung Halaman 3


sering disebut sandiwara atau teater. Kata dasarnya pengertian metode dan teknik
sandiwara berasal dari bahasa jawa sandi sangat berbeda. Menurut Ahmadi dalam
yang berarti rahasia dan warab yang berarti Pangesti (2014), teknik pembelajaran me-
ajaran. Sandiwara berarti ajaran yang rupakan sebuah cara yang dilakukan se-
disampaikan secara rahasia atau tidak seorang dalam mengimplementasikan suatu
terang-terangan. Mengapa? Karena lakon metode secara spesifik. Misalnya peng-
drama sebenarnya mengandung pesan/ gunaan metode ceramah pada kelas yang
ajaran (terutama ajaran moral) bagi pe- jumlah siswanya relatif banyak mem-
nontonnya. Penonton menemukan ajaran itu butuhkan teknik tersendiri yang tentunya
secara tersirat dalam lakon drama. secara teknis akan berbeda dengan peng-
Misalnya, orang yang menebar kejahatan gunaan metode ceramah yang jumlah
akan menuai kehancuran. siswanya terbatas.

Keterampilan berbicara yang diajarkan pada Teknik jeu de rôle atau role playing adalah
mata pelajaran bahasa, terutama bahasa suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajar-
Prancis di Sekolah Menengah Atas an melalui pengembangan imajinasi dan
diperlukan adanya suatu penilaian agar penghayatan siswa. Pengembangan ima-
dapat diketahui tingkat keberhasilan dari jinasi dan penghayatan dilakukan siswa
tujuan pembelajaran keterampilan ber- dengan memerankannya sebagai tokoh
bicara bahasa Prancis. Menurut Jihad dan hidup atau benda mati. Menurut Kurniasih
Haris dalam Pangesti (2014) penilaian dan Sani (2015:68), model pembelajaran
adalah proses memberikan atau me- role playing atau bermain peran merupakan
nentukan terhadap hasil belajar tertentu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
berdasarkan suatu kriteria tertentu. Pada melalui pengembangan imajinasi dan peng-
tingkatan Sekolah Menengah Atas, pe- hayatan siswa terhadap materi.
nilaian keterampilan berbicara bahasa
Prancis mengacu pada ujian jenis DELF A1 Berdasarkan observasi lapangan di SMKN
(Veltcheff, 2003: 133). Maka untuk menilai 3 Bandarlampung guru mengajar meng-
kemampuan berbicara peserta didik, pe- gunakan teknik ceramah. Terdapat beberapa
neliti menggunakan kriteria penilaian permasalahan yang ditemukan saat kegiatan
menurut échelle de harris dan dipadukan mengajar. Pertama banyak siswa yang
dengan DELF Niveau A1. Penggunaan merasa kesulitan saat berbicara bahasa
DELF A1 disini hanya sebagai pedoman Prancis. Kedua, siswa jarang berbicara dan
penilaian pembelajaran bahasa Prancis terkesan masih malu berbicara meng-
karena penilaian ini sudah ditetapkan dan gunakan bahasa Prancis di dalam kelas.
diakui secara internasional. Sedangkan Dari permasalahan yang ada ,siswa perlu
penilaian berdasarkan Échelle de Harris menggunakan teknik yang lebih menarik
(Tagliante 1991: 113) dipilih karena di untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam penilaian keterampilan berbicara dalam keterampilan berbicara bahasa
terdapat indikator-indikator yang lebih Prancis.
terperinci dan subjekfitas dalam penilaian
dapat dihindari. Dari permasalahan di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa pembelajaran dapat
Suatu proses pembelajaran membutuhkan diberikan tidak hanya dari buku atau bahan
metode dan teknik tertentu agar tujuan ajar saja, namun juga dari sebuah teknik
pembelajaran tersebut dapat tercapai. Pada mengajar. Maka dari itu peneliti merasa
tertarik untuk melakukan pe-nelitian yang

Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Universitas Lampung Halaman 4


berjudul “teknik jeu de rôle dalam Dalam penelitian eksperimen hanya terdapat
meningkatkan keterampilan berbicara satu kelompok yang menjadi kelompok
bahasa Prancis bagi siswa SMKN 3 eksperimen, perlakuan diadakan setelah
Bandarlampung”. pretest. Perlakuan atau treatment yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah
penggunaan teknik bermain peran dalam
METODE PENELITIAN upaya meningkatkan keterampilan ber-
bicara bahasa Prancis pada kelompok.
Penelitian ini digolongkan ke dalam pe- Menurut Setiyadi (2006:106), variabel
nelitian kuantitatif karena semua gejala penelitian bisa dibedakan berdasarkan (1)
dalam penelitian ini dapat diukur dan diubah sifat variabelnya, (2) wujud variabelnya, dan
dalam bentuk angka. Metode yang diguna- (3) fungsi variabelnya. Kalau kita ingin
kan dalam penelitian ini adalah metode mencari hubungan antara variabel A dan
eksperimen. Menurut Sugiyono (2016: 107), variabel B, sebelum data dianalisis dengan
metode penelitian eksperimen dapat di- alat tes tertentu, kita harus menentukan
artikan sebagai metode penelitian yang posisi variabel A dan variabel B. Variabel
digunakan untuk mencari pengaruh per- dalam penelitian ini meng-gunakan variabel
lakuan tertentu terhadap yang lain dalam bebas dan variabel terikat. Penggunaan
kondisi terkendali. Penelitian ini meng- teknik jeux de rôle sebagai variabel bebas
gunakan desain one group pretest-posttest dan diberi lambang notasi X, sedangkan
design. Dalam penelitian ini hanya terdapat keterampilan ber-bicara bahasa Prancis
satu kelompok yang menjadi kelompok peserta didik kelas XI Usaha Perjalanan
eksperimen. Desain penelitiannya sebagai Wisata 2 SMK N 3 Bandarlampung sebagai
berikut. variabel terikat diberi lambang notasi Y.

Pre-Test Perlakuan Post-Test X Y


O1 X O2
Keterangan:
Keterangan : X : Variabel bebas adalah
X : Perlakuan penggunaan teknik jeu de rôle
O1 : Pretest Y : Variabel terikat adalah
O2 : Posttest keterampilan berbicara siswa.

Sugiyono (2016:109) mengatakan bahwa


mengapa dikatakan quasi experimental Populasi dan Sampel
design atau eksperimen pura-pura karena
tidak adanya variabel kontrol dan sampel Untuk penelitian ini populasinya adalah
tidak dipilih secara random. Dengan siswa kelas XI jurusan Usaha Perjalanan
demikian, harapan yang muncul adalah hasil wisata SMKN 3 Bandarlampung, dengan
penelitian yang diperoleh merupakan jumlah siswa 52 yang terdiri dari 2 kelas
pengaruh dari faktor perlakuan/ treatment. yaitu kelas XI Usaha Perjalanan Wisata 1
Sehingga hubungan antara variabel bebas berjumlah 27 siswa dan kelas XI Usaha
(yang berupa perlakuan) dengan variabel Perjalanan Wisata 2 yang berjumlah 25
terikat dapat menjelaskan hubungan sebab- siswa.
akibat.

Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Universitas Lampung Halaman 5


Menurut Sugiyono (2015:118), sampel yang telah direncakanan oleh peneliti. Tes
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik dalam penelitian ini menggunakan tes ber-
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila bentuk lisan berupa percakapan sederhana
populasi besar dan peneliti tidak mungkin yang telah disiapkan oleh siswa.
mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga Uji validitas dalam penelitian ini
dan waktu, maka peneliti dapat meng- menggunakan validitas isi atau content
gunakan sampel yang diambil dari populasi validity. Menurut Sugiyono (2016:182),
itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, untuk instrumen yang berbentuk tes, pe-
kesimpulannya akan dapat diberlakukan ngujian validitas isi dapat dilakukan dengan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang membandingkan antara isi instrumen dengan
diambil dari populasi harus betul-betul materi pelajaran yang telah diajarkan.
representatif (mewakili) dan menentukan Validitas dalam penelitian ini dibuat oleh
sampel yang akan digunakan dalam pe- peneliti berdasarkan kompetensi dasar,
nelitian. Setelah dilakukan penentuan maka indikator pencapaian serta materi-materi
dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini yang terdapat dalam kurikulum yang di-
mengambil kelas XI usaha perjalanan wisata gunakan SMK N 3 Bandarlampung.
2 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah
siswa 25 siswa. Reliabilitas merupakan ketetapan hasil tes,
maksudnya yaitu suatu tes dapat dikatakan
Untuk teknik pengumpulan data, penelitian mempunyai taraf kepercayaan tinggi, jika tes
ini menggunakan tes untuk memperoleh data tersebut dapat memberikan hasil yang tetap
yang diinginkan. Tes yang digunakan dalam (Arikunto, 2012:100). Hasil pengukuran
penelitian ini adalah tes yang berbentuk lisan yang memiliki tingkat reliabilitas yang
untuk mengukur keterampilan berbicara tinggi akan mampu memberikan hasil yang
bahasa Prancis siswa. Menurut Arikunto terpercaya. Tinggi rendahnya reliabilitas
(2012:266), untuk mengukur ada atau instrumen ditunjukan oleh suatu angka yang
tidaknya serta besarannya kemampuan objek disebut koefisien reliabilitas. Uji reliabilitas
yang diteliti, digunakan tes. Tes dilakukan instrumen dilakukan dengan menggunakan
sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest rumus Alpha Cronbach dengan reliabilitas
pada kelas eksperimen. minimum Alpha Cronbach sebesar 0,70.
Jika semua instrumen dalam penelitian ini
Tes tersebut diberikan pada awal penelitian reliabilitasnya di atas 0,70, maka instrumen
yaitu pretest pada kelas eksperimen dalam tersebut reliabel dan layak dijadikan sebagai
bentuk tes lisan atau berbicara langsung. alat pengumpul data penelitian. Adapun
Tahap selanjutnya pemberian perlakuan atau rumus uji reliabilitas yang digunakan dalam
treatment pada kelas eksperimen meng- penelitian ini adalah rumus Alpha Cronbach
gunakan teknik jeu de rôle. Setelah selesai (Arikunto, 2012: 122) yaitu:
diberikan perlakuan, di akhir penelitian
diberikan kembali tes akhir posttest pada
kelas eksperimen.
Bentuk instrumen dalam penelitian ini
adalah tes. Tes digunakan untuk mengukur Keterangan :
tingkat keberhasilan peserta didik dalam 𝑟11 : reliabilitas yang dicari
belajar sekaligus digunakan untuk meng- 𝜎12: jumlah varians skor tiap-tiap item
ukur keberhasilan program pembelajaran 𝜎12 : varians total

Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Universitas Lampung Halaman 6


Teknik analisis data yang digunakan adalah Hipotesis penelitian adalah jawaban
uji normalitas, uji homogenitas dan uji t. Uji sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan
normalitas sebaran berfungsi untuk menguji penelitian. Jadi hipotesis merupakan suatu
normal atau tidaknya sebaran data peneliti- pendapat atau kesimpulan yang belum final,
an. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang harus diuji kebenarannya. Apabila nilai
sebaran menggunakan teknik chi kuadrat. sig > 0,05 maka Ho diterima Ha ditolak,
Apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 (ɑ: artinya tidak ada peningkatan kemampuan
5%) maka data pada penelitian ini ber- berbicara bahasa Prancis siswa yang sig-
distribusi normal. Uji homogenitas variansi nifikan ketika siswa diajar dengan meng-
yang bertujuan untuk mengetahui apakah gunakan teknik bermain peran (jeu de rôle).
seragam atau tidak sampel yang diambil dan Apabila nilai sig < 0,05 maka Ha diterima
mempunyai variansi yang sama atau tidak dan Ho ditolak, artinya ada perbedaan
menunjukkan perbedaan yang signifikan peningkatan kemampuan berbicara bahasa
satu dengan yang lainnya. Berikut rumusnya Prancis yang signifikan ketika siswa diajar
adalah : dengan menggunakan metode bermain peran
𝑓𝑜 − 𝑓𝑒 (jeu de rôle).
𝑋2 = ²
𝑓𝑒
Gain adalah selisih antara nilai postest dan
Keterangan: pretest. Gain menunjukkan peningkatan
𝑋 2 : chi-kuadrat pemahaman konsep siswa setelah pem-
Fo : frekuensi yang diperoleh dari sampel belajaran dilakukan guru. Dalam penelitian
Fe :frekuensi yang diharapkan dalam sampel ini, data dianalisis secara statistik dengan
bantuan Microsoft Office Excel dan rumus
Menurut Iskandar (2008:113), uji t N-gain menurut Hake dalam Simbolon
merupakan analisis parametrik yang di- (2015). Tinggi rendahnya Gain yang
lakukan apabila data penelitian berdistribusi dinormalisasi (N-gain) dapat diklasifikasi-
normal atau data harus diuji normalitas data kan sebagai berikut :
terlebih dahulu. Pengujian normalitas dan a. jika N-gain > 0,7, maka N-gain yang
homogenitas akan dilakukan dengan meng- dihasilkan termasuk kategori tinggi
gunakan program aplikasi SPSS 16.0 for b. jika 0,7 > N-gain > 0,3 ,maka N-gain
windows. Selanjutnya, pengujian hipotesis yang dihasilkan termasuk kategori sedang
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu c. jika N-gain < 0,3 ,maka N-gain yang
menggunakan hasil analisis uji t dengan dihasilkan termasuk kategori rendah.
bantuan program aplikasi SPSS 19.0 for
windows. Adapun uji-t atau T-test yang
biasa digunakan penelitian adalah sebagai Prosedur Penelitian
berikut:
𝑥− 𝜇 Tahap pembuatan rancangan penelitian
𝑡= dimulai dari menentukan masalah yang akan
𝑠/ 𝑛 dikaji, studi pendahuluan, membuat rumusan
masalah, tujuan, manfaat, mencari landasan
Keterangan : teori, menentukan hipotesis, menentukan
T = koefisien yang dicari metedologi penelitian, dan mencari sumber-
X = mean sumber yang dapat mendukung jalannya
X2 = mean kelompok kontrol penelitian. Dalam pembuatan rancangan
S1 = varians kelompok eksperimen penelitian ini peneliti melakukan pe-
n = jumlah subyek ngamatan di SMK N 3 Bandarlampung

Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Universitas Lampung Halaman 7


dengan mewawancarai guru mata pelajaran laporan penelitian ini, peneliti melaporkan
bahasa Prancis sebagai narasumber untuk hasil penelitian sesuai dengan data yang
memeroleh informasi mengenai kemampuan telah diperoleh dalam bentuk skripsi.
siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap eksperimen yaitu tahap dimana
sebuah penelitian sudah dilakukan atau Hasil
dilaksanakan. Pada tahap ini pengumpulan
data atau informasi dan penarikan ke- Hasil penelitian berupa data dan pem-
simpulan telah dilakukan. Terdapat tiga cara bahasan sesuai dengan rumusan masalah
tahap eksperimen, yaitu yang pertama yang telah disebutkan pada bagian
pemberian tes awal atau pretest, tes ini di- sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk
lakukan peneliti untuk mengetahui ke- mengetahui apakah ada peningkatan ber-
mampuan awal peserta didik sebelum bicara dalam pembelajaran berbicara (pro-
diterapkan perlakuan. duction orale) siswa kelas XI yang diajar
menggunakan teknik jeu de rôle. Penelitian
Peneliti memberi perlakuan atau dalam ini memiliki data-data yang mendukung
bentuk bermain peran (jeu de rôle) untuk meliputi skor pretest dan posttest. Ke-
meningkatkan keterampilan berbicara terampilan berbicara (production orale).
bahasa Prancis. Sebelum dilakukannya per- Dari hasil data tersebut, kemudian akan
lakuan, peneliti menjelaskan tujuan pem- dihitung menggunakan SPSS 16.0 For
belajaran tersebut kepada siswa serta aspek- windows untuk mempermudah dan meng-
aspek yang harus dicapai oleh siswa, hindari adanya kesalahan dalam proses
kemudian peneliti menjelaskan materi yang analisis.
diberikan serta mencontohkan bagaimana
melafalkan kalimat pada materi tersebut Penelitian ini terdiri dari satu kelas
dengan benar. Setelah itu peneliti membagi eksperimen di kelas XI UPW 2 SMK N 3
kelompok siswa dan menyuruh siswa untuk Bandarlampung. Jumlah sampel dalam pe-
membuat dialog kemudian dilafalkan ke nelitian pada kelas eksperimen sebanyak 25
depan kelas. peserta didik. Tes yang diberikan kepada
kelas eksperimen merupakan tes berdialog.
Setelah perlakuan, selanjutnya diadakan Soal terdiri atas 3 soal yang dipilih secara
posttest. Posttest ini dilakukan untuk acak yang akan dijadikan bahan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh per- membuat dialog atau tes keterampilan
lakuan yang telah dilakukan peneliti pada berbicara. Awal penelitian dilakukan hari
peserta didik. Pada posttest ini siswa senin tanggal 16 April 2018 pada jam
diberikan soal untuk membuat sebuah dialog keempat dan kelima yaitu pukul 09.45-11.15
dengan kelompoknya dan memilih salah satu WIB dengan durasi 2x45 menit.
tema dari (inviter quelqu’un, accepter et
refuser une invitation). Kemudian siswa Sebelum peneliti memberikan perlakuan
diperintahkan untuk melafalkan hasil dialog kelas eksperimen diberikan pretest dahulu,
di depan kelas sembari peneliti menilai dengan Jumlah peserta didik adalah 25
keterampilan berbicara siswa. Selanjutnya, siswa. Dengan analisis menggunakan
disusunlah laporan penelitian yang me- bantuan SPSS versi 16, Perhitungan data
rupakan langkah terakhir untuk menentukan kelas Eksperimen didapatkan skor tertinggi
apakah suatu penelitian yang sudah sebesar = 68; skor terendah sebesar = 40;
dilakukan baik atau tidak. Pada pembuatan rerata/mean sebesar = 55,20; Median

Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Universitas Lampung Halaman 8


sebesar = 56; Modus sebesar = 56; standar banyaknya kelas interval. Berikut Tabel
deviasi sebesar =7,30297. Kemudian, data distribusi frekuensi skor posttest:
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi
dengan menentukan jumlah kelas interval, Tabel 2. distribusi frekuensi skor posttest
menghitung rentang data, dan panjang kelas.
Penentuan jumlah dan interval kelas dengan No Kelas Frekuensi Persentase
menggunakan rumus jumlah kelas interval interval
= 1+3,3 log N , rentang data = nilai
1 56-59 1 4%
maksimum – nilai minimum, panjang kelas
= rentang/ banyaknya kelas interval. 2 60-63 4 16%
3 64-67 1 4%
Tabel 1. Distribusi frekuensi data pretest
siswa 4 68-71 5 20%

No Kelas Frekuensi Persentase 5 72-75 4 16%


Interval 6 76-79 7 28%
1. 40-44 2 8% 7 80-83 3 12%

2. 45-49 4 16% Total 25 100%

3. 50-54 4 16%
Selanjutnya uji reliabilitas dianalisis dengan
4. 55-59 6 24% menggunakan rumus Alpha Cronbach
dengan bantuan program komputer SPSS
5. 60-64 8 32% statistic 16.0. Berdasarkan hasil perhitungan
6. 65-69 1 4%
diketahui nilai koefesien reliabilitas untuk
soal pre-test sebesar α = 0,878. Angka
Total 25 100% tersebut menunjukan instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang cukup tinggi.

Tabel 3. Uji reliabilitas


Setelah mendapat perlakuan menggunakan
teknik jeu de rôle dalam keterampilan Cronbach's
berbicara, siswa diberikan posttest,posttest Alpha N of Items
diikuti oleh 25 siswa. Dari hasil posttest
diperoleh nilai tertinggi sebesar = 80; skor .878 2
terendah sebesar = 56; rerata/ mean sebesar
= 70,40; Median sebesar = 72,00; modus
Selanjutnya uji normalitas sebaran berfungsi
sebesar = 76,00 standar deviasi sebesar =
untuk menguji normal tidaknya sebaran data
7,11805. Kemudian, data di-sajikan dalam
penelitian. Data pada uji normalitas sebaran
tabel distribusi frekuensi dengan menen-
ini diperoleh dari data pretest dan posttest.
tukan jumlah kelas interval, menghitung
Data dikatakan berdistribusi normal apabila
rentang data, dan panjang kelas. Penentuan
nilai P yang diperoleh dari perhitungan lebih
jumlah dan interval kelas dengan meng-
besar daripada nilai taraf signifikan α = 0,05.
gunakan rumus jumlah kelas interval =
Uji normalitas dilakukan dengan bantuan
1+3,3 log N, rentang data = nilai maksimum
- nilai minimum, panjang kelas = rentang/ program SPSS. Perhitungan uji normalitas
dengan pretest kelas eksperimen me-
nunjukkan hasil indeks sebesar 0,681 > 0,05

Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Universitas Lampung Halaman 9


(α : 5%). Begitu pula dengan perhitungan signifikan ketika siswa diajar dengan meng-
untuk posttest kelas XI usaha perjalanan gunakan metode bermain peran (Jeu de Rôle),
wisata 2 sebagai kelas eksperimen, diterima. Pada uji hipotesis statistik ini
menunjukkan hasil indeks sebesar 0,364 > dapat disimpulkan yaitu, ada perbedaan
0,05 (α : 5%). Berdasarkan hasil tersebut peningkatan kemampuan berbicara bahasa
dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel Prancis siswa yang signifikan antara siswa
pretest dan posttest kelas eksperimen ber- yang diajar dengan menggunakan teknik
distribusi normal. bermain peran (jeu de rôle).

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas sebaran Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI
Variabel P Keterangan usaha perjalanan wisata SMK N 3
Bandarlampung dengan menggunakan
Pre-test 0,681 P > 0,05 = Normal teknik Jeu De Rôle dalam meningkatkan ke-
Post-test 0,364 P > 0,05 = Normal terampilan berbicara dapat dilihat pada pe-
rolehan nilai N-gain, terdapat peningkatan
Data pada uji homogen, variansi nilai F hasil belajar siswa kelas XI usaha perjalanan
hitung (Fh) 0,354 dengan nilai P sebesar wisata 2 SMK N 3 Bandarlampung pada
0,838. Sebagai syarat supaya varian tersebut tabel jumlah nilai N-gain sebesar 8,92 dan
homogen apabila f hitung lebih kecil dari rata-rata nilai N-gain 0,3568 dapat dikatakan
bahwa peningkatan nilai sedang.
nilai ftabel dengan taraf signifikan α = 0,05.
Dapat dikatakan bahwa data pretest dan
posttest adalah homogen dan memenuhi Tabel 5. Peningkatan Hasil Belajar (N-
persyaratan untuk uji-t. gain)

Analisis data dalam penelitian ini diuji Kelas Jumlah Rata-rata Kategori
dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan
nilai N- nilai N-
hasil dari SPSS 16.0 dapat dilihat bahwa
nilai P(sig) sebesar 0,000 < 0,05, dengan gain gain
nilai t-tabel sebesar 1.70814 maka dapat XI UPW 8,92 0,3568 Sedang
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang 2
signifikan antara hasil belajar bahasa Prancis
pada data pretest dan postest. Artinya
pembelajaran berbicara bahasa Prancis
Pembahasan
menggunakan teknik jeu de rôle dapat
meningkatkan keterampilan ber-bicara siswa
pada pembelajaran bahasa Prancis Hasil penelitian yang dilakukan secara
keseluruhan memperlihatkan adanya pe-
Pada hipotesis statistik, teknik yang ngaruh teknik jeu de rôle dalam me-
digunakan adalah uji-t dengan taraf ningkatkan keterampilan berbicara bahasa
signifikansi (α) = 5% / 0,05. Penghitungan Prancis kelas XI UPW 2 di SMKN 3
tersebut diselesaikan dengan bantuan Bandarlampung. Peningkatan tersebut dapat
program komputer SPSS statistics 16. diketahui dengan cara membandingkan rata-
Kriteria penerimaan hipotesis adalah apabila rata nilai pretest dan postest dari kelas
nilai sig < 0,05 maka Ha diterima dan Ho eksperimen setelah diberi perlakuan. Dari
ditolak, artinya ada perbedaan peningkatan hasil pretest, skor rerata tes berbicara bahasa
kemampuan berbicara bahasa Prancis yang Prancis pada siswa sebesar 55.20. Setelah

Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Universitas Lampung Halaman 10


mengetahui nilai siswa, peneliti memberikan Menurut Ramayulis (1990:160), teknik
perlakuan pada kelas XI UPW 2 dengan bermain peran atau jeu de rôle dapat
menerapkan teknik jeu de rôle. Dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa
pembelajaran teknik ini, siswa saling ber- karena dapat (a) melatih anak untuk men-
interaksi sesama teman dengan meng- dramatisasikan sesuatu serta melatih ke-
gunakan bahasa Prancis dan membuat dialog beranian, (b) kemudian siswa dapat meng-
bersama untuk diperatikkan. hayati suatu peristiwa, sehingga mudah me-
ngambil kesimpulan berdasarkan peng-
Selanjutnya setelah dilakukan perlakuan hayatan sendiri, (c) guru dapat melihat
untuk kelas XI UPW 2, nilai rata-rata kenyataan yang sebenarnya dari kemampuan
keterampilan berbicara siswa mengalami siswa, (d) melatih siswa dalam berinisiatif
peningkatan menjadi 70.40, dengan di- dan berkreasi.
buktikan dari hasil pengujian N-gain dengan Dalam penelitian ini terdapat juga
jumlah nilai 8,92 dan rata-rata N-gain keterbatasan yaitu;
sebesar 0,3568. Hal ini membuktikan a.Membutuhkan waktu pelajaran yang
pembelajaran bahasa Prancis yang meng- lebih lama;
gunakan teknik jeu de rôle teruji dapat b.Para murid enggan memerankan adegan
meningkatkan kemampuan berbicara siswa. dikarenakan malu ;
Dalam hasil uji t-tes yang telah dihitung c.Ketidakmungkinan menerapkan teknik jeu
dengan menggunakan program SPSS 16. de rôle jika suasana kelas tidak kondusif ;
Angka pada kolom sig.(2-tailed) me- d.Tidak semua materi pembelajaran dapat
nunjukan signifikansi data 0,000 < 0,05 disajikan melalui metode ini.
dengan nilai t-tabel 1.70814, artinya dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
SIMPULAN
signifikan antara hasil belajar bahasa Prancis
pada data pretest dan posttest. Artinya Berdasarkan hasil pembahasan, penelitian
pembelajaran berbicara bahasa Prancis yang dilaksanakan dalam upaya meningkatkan ke-
menggunakan teknik jeu de rôle dapat terampilan berbicara bahasa Prancis peserta
meningkatkan keterampilan berbicara siswa didik kelas XI SMKN 3 Bandarlampung.
pada pembelajaran bahasa Prancis. Peningkatan prestasi keterampilan berbicara
peserta didik dapat dilihat dari semakin
Teknik bermain peran (jeu de rôle) ini dapat membaiknya nilai keterampilan berbicara
meningkatkan keterampilan berbicara karena peserta didik. Sebelum diberikan tindakan,
siswa membuat dialog sendiri dan siswa rata-rata skor keterampilan berbicara yang
cenderung akan banyak menghafal karena diperoleh peserta didik adalah 55,20.
mereka akan menampilkan suatu percakapan Kemudian, setelah diberikan tindakan be-
di depan kelas. Teknik jeu de rôle juga rupa penerapan teknik jeu de rôle terhadap
melatih siswa dalam memahami dan pembelajaran bahasa Prancis, nilai rata-rata
mengingat isi bahan yang akan didramakan. yang diperoleh peserta didik adalah 70,40.
Sebagai pemain peran, siswa harus me- Analisis data dalam penelitian ini diuji
mahami isi cerita secara keseluruhan, dengan menggunakan uji-t dapat dilihat
dengan demikian ingatan siswa harus tajam, dalam bab IV nilai P(sig) sebesar 0,000 <
juga kerjasama antar kelompok. 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang nyata antara hasil

Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Universitas Lampung Halaman 11


belajar bahasa Prancis pada data pretest dan suasana gaduh terjadi, baiknya guru dapat
postest. menunjuk ketua kelompok untuk meng-
kondisikan kelompoknya dengan baik, maka
Selanjutnya pada perolehan nilai N-gain, proses pembelajaran akan berjalan dengan
dapat dilihat terjadi peningkatan hasil belajar efektif dan efesien.
siswa kelas XI UPW SMK N 3
Bandarlampung jumlah nilai N-gain sebesar
8,92 dan rata-rata nilai N-gain 0,3568 dapat
DAFTAR RUJUKAN
dikatakan bahwa peningkatan nilai sedang.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi
teknik bermain peran (jeu de rôle) efektif
digunakan untuk me-ngajarkan keterampilan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
berbicara bahasa Prancis. Hal ini dapat Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
dilihat berdasarkan pengaruh penerapan Offset.
teknik jeu de rôle terhadap kenaikan nilai
Brown, D. H. 2008. Prinsip Pembelajaran
rata- rata siswa sebelum diadakan perlakuan
nilai rata-rata siswa sebesar 55,20 dan dan Pengajaran Bahasa. Jakarta:
sesudah diadakan treatment nilai siswa naik Pearson Education.
sebesar 70,40 dan dengan hasil rata-rata nilai
N-gain sebesar 0,3568. Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pen-
didikan dan Sosial (Kuantitatif dan
SARAN Kualitatif). Jakarta: GP Press.

Iskandarwassid & Sunendar, D. 2013.


Beberapa saran yang ingin disampaikan oleh
Strategi Pembelajaran Bahasa.
peneliti kepada guru, sekolah, calon
Jakarta: GP Press.
pendidik untuk usaha perbaikan dalam me-
ningkatkan keterampilan berbicara bahasa Kurniasih, I., & Sani,B. 2015. Ragam
Prancis (production orale) siswa dengan
Pengembangan Model Pembelajaran.
menggunakan teknik jeu de rôle yaitu bahwa
teknik jeu de rôle tidak bisa digunakan untuk Jakarta: Kata Pena.
kelas dengan jumlah siswa yang terlalu
banyak karena akan menghabiskan banyak Setiyadi, A. B. 2006. Metode Pe-nelitian
waktu, cara menanggulanginya dengan untuk Pengajaran Bahasa Asing:
membagi siswa perkelompok. Guru dan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif.
calon guru juga harus bisa memilih mana Yogyakarta: Graha Ilmu.
materi yang cocok digunakan untuk teknik
bermain peran (jeu de rôle). Sugiyono, 2016. Metodologi Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kemudian bagi peneliti yang akan meneliti Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV
selanjutnya diharapkan memiliki suatu
Alfabeta.
inovasi di dalam pembelajaran. Hal tersebut
dikarenakan, siswa yang tidak terbiasa Suyanto, E. 2011. Membina, Memelihara,
melakukan percobaan di dalam kelas akan
dan Menggunakan Bahasa Indonesia
begitu antusias dalam mengikuti pelajaran,
sehingga menimbulkan kelas menjadi aktif Secara Benar. Yogyakarta: Ardana
namun sedikit gaduh. Saran dari peneliti saat Media.

Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Universitas Lampung Halaman 12


Tarigan, G. H. 2008. Berbicara Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Percetakan angkasa.

Wiyanto, U. 2002. Terampil Bermain


Drama. Jakarta: PT Grasindo.

Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Universitas Lampung Halaman 13

Vous aimerez peut-être aussi