Vous êtes sur la page 1sur 9

Majalah Anestesia dan Critical Care

HOME ABOUT LOGIN REGISTER SEARCH CURRENT ARCHIVES CONTACT CITATIONS OPEN JOURNAL SYSTEMS

Journal Help
Home > About the Journal > Editorial Team

USE R
Editorial Team Username

Password

Editors Remember me
Login
admin
Ike Sri Redjeki, Departement of Anesthesiology and Intensive Care, Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran/Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung,
NOT I FI C AT I O N S
Indonesia
Radian Ahmad Halimi, Departement of Anesthesiology and Intensive Care, Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran/Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung, View
Indonesia Subscribe

JO UR NAL C O N T E NT

� Search

Search Scope
� View My Stats
All
Search

Browse
By Issue
By Author
By Title

F O NT SI ZE
Majalah Anestesia dan Critical Care
HOME ABOUT LOGIN REGISTER SEARCH CURRENT ARCHIVES CONTACT CITATIONS OPEN JOURNAL SYSTEMS

Journal Help
Home > Archives > Vol 37, No 2 (2019)

USE R
Vol 37, No 2 (2019) Username

Juni Password

Remember me
Login
Table of Contents
NOT I FI C AT I O N S
Case Report View
Subscribe
Penanganan Transfusion Associated Circulatory Overload (Taco) pada Pasien Anak dengan Chronic Kidney Disease Stage 5 Akibat PDF
Sindroma Nefrotik 35-43
Riri Risanti, Nurita Dian, Tatang Eka
JO UR NAL C O N T E NT
Plasmaferesis pada Pasien Gagal Napas karena Klerosis Multipel PDF Search
Carla Oktaviani Pandrya, Nurita Dian 44-49

Driving Pressure sebagai Bagian Strategi Ventilasi Mekanik pada Sindroma Gagal Napas Akut Pediatrik akibat Tenggelam Air Tawar PDF Search Scope
Adika Putri Pratiwi, Suwarman Suwarman 50-57 All
Search

Review Browse
Diagnosis dan Tatalaksana ARDS PDF By Issue
Ramacandra Rakhmatullah, Reza Widianto Sudjud 58-68 By Author
By Title
Deteksi Dini Gejala Emboli Paru di ICU PDF
Bastian Lubis, Akhyar H. Nasution 69-74
F O NT SI ZE

� View My Stats
TINJAUAN PUSTAKA

Deteksi Dini Gejala Emboli Paru di ICU


Bastian Lubis 1, Akhyar H Nasution2
1
Anaesthesiology and Intensive Therapy Department, Faculty of Medicine,
Universitas Sumatera Utara, Indonesia
2
Functional Medical Unit, H. Adam Malik Central Hospital, Medan, Indonesia

Abstrak

Emboli paru seringkali sulit dideteksi karena gejalanya tidak spesifik dan karakteristiknya yang sukar dicegah.
Angka kematian akibat emboli paru berkisar antara 100.000 hingga 200.000 kematian tiap tahunnya di Amerika
Serikat. Angka ini dapat menjadi lebih besar apabila emboli paru tidak ditangani segera. Angka kematian ini
dapat ditekan melalui anamnesis yang menyeluruh, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti
elektrokardiografi (EKG), foto toraks, D-dimer, fibrinogen, ekokardiografi, dan prosedur mutakhir seperti CT-
angiografi. Angka kematian akibat emboli paru dapat diturunkan dengan diagnosis yang cepat dan pengobatan
yang tepat. Pengobatan yang tepat menggunakan heparin, streptokinase, atau Digital Substraction Angiography
(DSA) terkadang diperlukan dalam menatalaksana emboli paru masif.

Kata kunci : Anamnesis, CT-angiografi, D-dimer, Digital Substraction Angiography, ekokardiografi,


elektrokardiografi, emboli paru, fibrinogen, foto toraks, dan pemeriksaan fisik.

Early Detection of Pulmonary Embolism in ICU


Abstract

Pulmonary embolism is often undetected because its symptoms are non-specific and its unpreventable nature. The
mortality rate of pulmonary embolism ranges from 100.000 to 200.000 deaths anually in the US. These numbers
could even increase if pulmonary embolism is not treated as early as possible. It takes thorough anamnesis, physical
examination and supporting modalities such as electrocardiography (ECG), chest x-ray, D-dimer, fibrinogen,
echocardiography and advanced procedure such as CT angiography. The mortality rate of pulmonary embolism
can be decreased with early diagnosis and prompt treatment. Proper treatment using heparin or streptokinase and
even Digital Substraction Angiography (DSA) are sometimes required in treating massive embolism.

Key words : Anamnesis, chest x-ray, CT-angiography, D-dimer, Digital Substraction Angiography
echocardiography, electrocardiography, fibrinogen, physical examination and pulmonary embolism.

Korespondensi:Bastian Lubis.,dr.,SpAn, SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik
Jln Bunga lau no 17 Medan Email bas28al@gmail.com

69
70

Bastian Lubis, Akhyar H Nasution

Pendahuluan akibat tersumbatnya pembuluh darah paru yang


menyebabkan kematian. Emboli paru ini sering
Emboli paru sering terjadi, namun jarang dialami pasien obesitas, hamil, kanker, operasi
terdiagnosis sehingga laporan mengenai penyakit yang lama, berbaring lama, trauma, polisitemia,
ini sulit untuk ditentukan. Penelitian lebih lanjut mengkonsumsi obat kontrasepsi, gagal jantung,
menunjukkan bahwa kurang dari 10% pasien dan kelainan genetik seperti kekurangan
emboli paru meninggal. Insiden sebenarnya antitrombin III, protein C, protein S dan faktor
dari emboli paru tidak dapat ditentukan, karena V.2 Diperlukan penanganan segera agar tidak
sulit membuat diagnosis klinis, tetapi emboli terjadi kematian. Komplikasi seperti infark
paru merupakan penyebab penting morbiditas paru atau hipertensi paru, cor pulmonal akut dan
dan mortalitas pasien-pasien di rumah sakit dan disritmia (gangguan irama jantung) dapat terjadi
telah dilaporkan sebagai penyebab dari 200.000 sewaktu-waktu.1,2,8 Adanya faktor risiko tersebut
kematian di Amerika Serikat setiap tahunnya.1,2 membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat
Emboli paru masif adalah salah satu penyebab guna mencegah terjadinya gangguan koagulasi
kematian mendadak yang paling sering.3–7 Pada serta diharapkan trombus dapat dicegah dan tidak
penanganan yang tidak tepat kematian dapat bertambah banyak.2
meningkat hingga 1 sampai 3 kali. Oleh karena itu,
dibutuhkan penanganan yang tepat dan identifikasi Tanda Emboli Paru
yang lebih cepat seperti penggunaan angiografi, Gejala yang paling sering terjadi adalah hipotensi
elektrokardiografi (EKG), ekokardiografi, dan desaturasi.1,2 Hal ini disebabkan karena
D-dimer sebagai pemeriksaan penunjang untuk berkurangnya aliran darah dari ventrikel kanan
emboli paru. Pemeriksaan scoring system seperti karena tertahan di pembuluh darah paru. Septum
Geneva bisa memiliki nilai diagnostik yang bagus interventrikular juga akan mendorong ke arah
untuk mendiagnosis emboli, sehingga kita dapat ventrikel kiri akibat dilatasi. Oleh karenanya
memberikan penanganan medis pada pasien stroke volume dari ventrikel kiri akan berkurang
emboli paru.1–3 Demi mempermudah identifikasi dan perfusi koroner juga akan terganggu yang
terjadinya emboli paru perlu ditelusuri faktor mengakibatkan hipotensi sistemik.8 Desaturasi
risiko terjadinya emboli seperti: berbaring lama, disebabkan karena tertahannya aliran darah
keganasan, obesitas, melahirkan, dan lain- dari ventrikel kanan ke pembuluh darah paru
lain. Agar mempermudah melihat faktor risiko yang mengakibatkan terganggunya oksigenasi
seseorang terkena emboli maka dibuatlah skoring di paru. Hal ini bila terjadi berlama-lama dapat
seperti Geneva untuk mempermudah diagnosis menyebabkan hipertensi paru atau pulmonal
banding bagi pasien kritis.3 hypertension.8

Tinjauan Pustaka Diagnosis Emboli Paru


Anamnesis dan pemeriksaan fisik, kedua hal ini
Faktor-faktor predisposisi terjadinya emboli menjadi modalitas penting dalam menegakkan
paru atau sering disebut sebagai physiological diagnosa emboli paru.Anamnesis dan pemeriksaan
risk factors diantaranya aliran darah yang fisik diaplikasikan dalam bentuk skoring seperti
statis, dinding pembuluh darah yang rusak skor Well dan Geneva. Banyak penelitian yang
dan hiperkoagulasi. Aliran darah yang lambat menghubungkan terjadinya emboli paru dengan
(statis) dapat ditemukan dalam beberapa keadaan skor Well dan Geneva. Semakin tinggi skor yang
seperti pada pasien yang mengalami tirah baring ada (≥5) semakin tinggi insidensi terjadi emboli
yang cukup lama, obesitas dan gagal jantung paru.1,2
kongestif. Sebagian besar pasien dengan emboli

paru memiliki kondisi klinis yang berkaitan Pemeriksaan D-dimer dan fibrinogen
dengan faktor-faktor predisposisi ini, seperti D-dimer merupakan hasil produk dari fibrinolisis.
trauma, pembedahan, keganasan, pil kontrasepsi Semakin tinggi kadar D-dimer maka kemungkinan
oral, dan kehamilan1,2,8. Emboli paru terjadi untuk terjadinya emboli paru semakin besar, akan

●Anestesia dan Critical Care● Vol 37 No.2,Juni 2019


71

Deteksi Dini Gejala Emboli Paru di ICU

Gambar 1 Hubungan emboli paru dengan hemodinamik


Sumber: Kostadima 8

tetapi bila hanya mengandalkan D-dimer sebagai yang nampak berupa atelektasis atau infiltrat.
penanda untuk emboli paru sangatlah sulit. Hal Gambaran lain dapat berupa konsolidasi,
ini dikarenakan pada kehamilan, infeksi dan perubahan letak diafragma, penurunan gambaran
keganasan nilai D-dimer akan meningkat. Kadar vaskular paru, dan edema paru.8
fibrinogen pada keadaan akut akan meningkat Digital Substraction Angiography (DSA)
dan pada keadaan kronik tidak meningkat. Rasio Angiografi paru merupakan standar baku
antara D-dimer dan fibrinogen dapat digunakan emas (sensitivitas 90% dan spesifitas 95%)
sebagai penanda emboli paru yang lebih untuk memastikan emboli paru. Pemeriksaan
spesifik.4,7 ini sifatnya invasif dan mempunyai risiko.
Gambaran angiografi emboli paru dapat berupa
Pemeriksaan Foto Toraks filling defect.5.6
Gambaran foto toraks biasanya menunjukkan
kelainan, walaupun tidak jelas, non spesifik Pemeriksaan Computed Tomography
dan tidak memastikan diagnosis. Gambaran Pulmonary Angiogram (CTPA)

Tabel 1 Kriteria Wells untuk Emboli Paru


Tanda dan Gejala Skor
Kecurigaan klinis untuk trombosis vena dalam (kaki bengkak, nyeri dengan atau tanpa 3
palpasi)
Emboli adalah yang paling mungkin dari semua diagnosis banding 3
Riwayat trombosis vena dalam atau emboli paru sebelumnya 1,5
Laju jantung>100kali/menit 1,5
Imobilisasi ≥3 hari atau menjalani pembedahan dalam 4 minggu terakhir 1,5
Hemoptisis 1
Keganasan 1
Keterangan: Sumber Fedullo2

●Anestesia dan Critical Care● Vol 37 No.2,Juni 2019


72

Bastian Lubis, Akhyar H Nasution

Gambar 2 Gambaran emboli paru, a. Westermark Sign, kolapsnya vaskularisasi distal dari emboli b.
Hampton’s Hump, gambaran opaque mirip baji.
Sumber: Aria9 , Nugent 10

Computed Tomography Pulmonary Angiogram klinis dapat memberikan akurasi diagnosis yang
(CTPA) merupakan tes yang dapat mendiagnosis baik lebih baik. Kemungkinan besar positif atau
emboli paru. Pemeriksaan ini mempunyai negatif bervariasi, tetapi secara umum tergantung
sensitivitas 86% dan spesifisitas 96%. Sekarang kepada ukuran, jumlah dan distribusi defek
pemeriksaan ini dapat dipakai untuk menyikirkan perfusi yang dihubungkan dengan foto toraks dan
diagnosis emboli paru pada pasien dengan risiko abnormalitas ventilasi.2,8
rendah dan sedang. 7
Pemeriksaan Elektrokardiografi
Pemeriksaan Ventilation Perfusion Scanning Elektrokardiografi normal tidak menyingkirkan
Ventilation-Perfusion Scanning dapat diagnosis emboli paru. Bila ditemukan perubahan,
memberikan informasi yang berguna dan dapat seringkali bersifat sementara berupa deviasi
diinterpretasikan dengan cepat. Gabungan aksis ke kanan, sinus takikardi atau aritmia
Ventilation-Perfusion Scanning dan penilaian supraventrikular, Right Bundle Branch Block

Gambar 3 Angiografi emboli paru. Panah menunjukkan gangguan pengisian multipel akibat
tromboemboli
Sumber: Hansel 11

●Anestesia dan Critical Care● Vol 37 No.2,Juni 2019


73

Deteksi Dini Gejala Emboli Paru di ICU

Gambar 4 EKG pada emboli paru


Sumber: Todd 11

(RBBB) komplit atau tidak komplit, inversi Pengobatan antikoagulan


gelombang T.8 Heparin sekarang ini merupakan pengobatan
standar awal pada pasien tromboemboli vena
Pemeriksaan Ekokardiografi karena memiliki fungsi melarutkan trombus
Pemeriksaan ekokardiografi transtorakal dan mencegah timbulnya emboli berulang.
atau transesofageal terbatas penggunaannya Dosis heparin: bolus 5000–10000 unit intravena
untuk diagnosis emboli paru. Berdasarkan diikuti sebanyak 1.000–1.200 unit/perjam.
ekokardiografi dapat dilihat perubahan ukuran Pengobatan sampai mencapai target PTT (partial
dan fungsi ventrikel kanan dan regurgitasi tromboplastin time) mencapai 1,5–2 kali nilai
trikuspid jantung kanan akut menandakan adanya normal.8
regangan. Penilaian klinis yang sesuai disertai
perubahan ventrikel kanan dapat menandakan Pengobatan Trombolitik
emboli paru akut. Pemeriksaan untuk diagnosis Cara ini merupakan pengobatan definitif karena
harus disesuaikan dengan tingkat kegawatan bertujuan untuk menghilangkan obstruksi
klinis pasien berdasarkan kondisi pasien, nilai karena tromboemboli. Cara kerjanya dengan
keadaan hemodinamik stabil atau tidak stabil.1 mengadakan trombolisis. Obat ini bekerja
memperkuat aktivitas fibrinolisis endogen
Penatalaksanaan Emboli Paru dengan lebih mengaktifkan plasmin. Plasmin
Pemberian oksigen untuk mencegah terjadinya dapat langsung melisiskan dan mempunyai efek
hipoksemia dan cairan infus untuk meningkatkan sekunder sebagai antikoagulan.8
hantaran oksigen pasien.Pemberian obat Dosis awal streptokinase adalah 250.000 unit
vasopressor, obat inotropik, anti aritmia digitalis dalam larutan garam fisiologis atau glukosa 5%,
juga dapat diberikan. Pengobatan utama terhadap diberikan intravena selama 30 menit. Sedangkan
emboli paru adalah pemberian antikoagulan dosis pemeliharaannya adalah 100.000 unit/jam
seperti heparin atau warfarin serta pengobatan diberikan selama 24–72 jam. Urokinase diberikan
trombolitik. sebanyak 4.400 unit/kgBB dalam larutan garam
fisiologis atau glukosa 5% secara intravena

●Anestesia dan Critical Care● Vol 37 No.2,Juni 2019


74

Bastian Lubis, Akhyar H Nasution

selama 15–30 menit. Dosis pemeliharaannya embolism in patients evaluated in a hospital


adalah 4.400 unit/kg BB/ jam selama 12–24 jam. emergency department. Acta Clin Belg.
Perbaikan atau keberhasilan terapi sudah terlihat 2014;69(4):240–5.
dalam waktu 12 jam untuk urokinase dan 24 jam 5. Deng X, Li Y, Zhou L, Liu C, Liu M, Ding
untuk streptokinase.8 N, dkk. Gender differences in the symptoms,
signs, disease history, lesion position and
Simpulan pathophysiology in patients with pulmonary
embolism. Plos One.2015;10(7):1–9.
Emboli paru merupakan penyakit vaskular akibat 6. Messa IR, Junewick J, Hoff A, Blumer
tersumbatnya pembuluh darah pulmonal karena A, Daro R, Linna N, dkk. Incidence of
suatu trombus. Manifestasi klinis emboli paru pulmonary emboli on chest computed
tidak khas (biasanya sesak napas, nyeri dada, tomography angiography based upon referral
hemoptisis dan kolaps sirkulasi) sehingga sulit patterns. Emerg Radiol.2016;23(3):251–4
untuk mendiagnosis. Penatalaksanaan emboli 7. Kubak MP, Lauritzan PM, Borthne A,
paru dengan pemberian anti koagulan seperti Ruud EA, Ashraf H. Elevated d-dimer
heparin, trombolitik atau DSA hingga tindakan cut-off values for computed tomography
bedah seperti embolektomi. Prognosis emboli pulmonary angiography—d-dimer correlates
paru tergantung pada kecepatan ditegakkanmya with location of embolism. Ann Transl
diagnosis, beratnya penyakit, kecepatan Med.2016;4(11):1–6.
diberikannya terapi dan adanya penyakit lain 8. Kostadima E, Zakythinos E. Pulmonary
yang menyertainya. Embolism: Pathophysiology, Diagnosis,
Treatment. Hellenic J Cardiol.2007;48: 94–
Daftar Pustaka 107.
9. Aria S, Sachitananda D, Jhon H. Developing
1. Agnelli G, Becattini C. Current concepts Westermark Sign. Heart, Lung and
acute pulmonary embolism. N Engl J Med. Circulation.2019;28:e91–3
2010;363(3):266–74. 10. Nugent K, Moll J. The Hampton hump
2. Fedullo PF, Tapson VF. The evaluation of in acute pulmonary embolism. J Emer
suspected pulmonary embolism. N Engl J Med.2014;6:828–9
Med. 2003;349(13):247–56. 11. Todd K, Christoper S, Simpson, Damian
3. Meyer G, Vicaut E, Danays T, Agnelli P, Redfearn, Hoshiar A, dkk. ECG for the
G, Becattini C, Beyer-Westendorf J, dkk. diagnosis of pulmonary embolism when
Fibrinolysis for patients with intermediate conventional imaging cannot be utilized:
- risk pulmonary embolism. N Engl J Med. a case report and review of the literature.
2014;370(15):1402–11. Indian Pacing and Electrophysiology
4. Kara H, Basyir A, Degirmenci S, Kayis SA, Journal.2009;9:268–75
Akinci M, Ak A, dkk. D-dimer and d-dimer/
fibrinogen ratio in predicting pulmonary

●Anestesia dan Critical Care● Vol 37 No.2,Juni 2019

Vous aimerez peut-être aussi