Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MANAJEMEN NYERI
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
TERAKREDITASI PARIPURNA KARS
RSSA JAYA
RSSA LUAR BIASA
AKREDITASI PASTI BISA
BUDAYA MUTU
"Kita Peduli"
PEMERI NTAH PROVI NSI JAWA TI MUR
RUMAH SAKI T UMUM DAERAH Dr. SAI FUL ANWAR
Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 2 MALANG, 65111
KEPUTUSAN
DI REKTUR RSUD Dr. SAI FUL ANWAR MALANG
NOMOR : 441 / / 302 / 2014
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN MANAJEMEN NYERI
DI LI NGKUNGAN RSUD Dr. SAI FUL ANWAR MALANG
Menimbang : a. bahwa dalam rangka penatalaksanaan manajemen nyeri bagi pasien, maka
dipandang perlu untuk membuat pedoman tentang manajemen nyeri di
lingkungan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang;
b. bahwa untuk maksud sebagaimana tersebut diatas, maka perlu ditetapkan
dengan Keputusan Direktur RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2004 Nomor 125);
2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik I ndonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik I ndonesia Nomor 5063);
3. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik I ndonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik I ndonesia Nomor 5072);
4. Keputusan Presiden Republik I ndonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang
Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik I ndonesia nomor 519 / MENKES /
PER / I I I / 2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Anestesiologi dan Terapi I ntensif di Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik I ndonesia nomor 012 Tahun 2012
tentang Akreditasi Rumah Sakit ;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik I ndonesia nomor 436 / Menkes / SK
/ VI / 1993 tentang Berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan
Standar Pelayanan Medis di I ndonesia;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik I ndonesia nomor 1333 / Menkes /
SK / XI I / 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
9. Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 1 Tahun 2002 tentang Pedoman
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik I ndonesia nomor 779 / Menkes / SK
/ VI I I / 2008 tentang Standar Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi di
Rumah Sakit;
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur nomor 11 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Provinsi Jawa Timur ;
12. Peraturan Gubernur Jawa Timur nomor 87 Tahun 2011 tentang Kode Etik
Pelaksana Pelayanan Publik;
13. Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor 188 / 439 / KPTS / 013 / 2008
tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang
Provinsi Jawa Timur sebagai Badan Layanan Umum Daerah;
14. Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor 188 / 910 / KPTS / 013 / 2013
tentang Pedoman Kerja dan Pelaksanaan Tugas Pemerintah Provinsi Jawa
Timur Tahun 2014;
15. Keputusan Direktur RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Nomor 445.05 / 0513 /
302 / 2012 tanggal 23 Januari 2013 tentang Penggantian Anggota Tim
Koordinator Akreditasi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Memperhatikan : Surat Kepala I nstalasi Pengendali Mutu Nomor 441 / 078 / 2.23 / 302 / 2014
tanggal 26 September 2014 perihal Permohonan Penerbitan SK Direktur tentang
Pemberlakuan Pedoman Manajemen Nyeri.
MEMUTUSKAN..............
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Keputusan Direktur RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tentang Pemberlakuan Pedoman
Manajemen Nyeri di lingkungan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang;
Kedua : Pemberlakuan Pedoman Manajemen Nyeri RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini;
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pedoman Manajemen Nyeri
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang;
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan disampaikan kepada yang
terkait untuk diketahui dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab;
Kelima : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, maka
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : MALANG
Pada tanggal :
---------------------------------------------------------
DI REKTUR RSUD Dr. SAI FUL ANWAR MALANG
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya “buku Pedoman Manajemen Nyeri RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang” dapat terselesaikan. Buku ini merupakan pedoman
yang memuat tentang definisi dan tata laksana nyeri bagi pasien, dalam rangka
meningkatkan pelayanan rumah sakit untuk mendukung visi RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang yaitu ”Menjadi Rumah Sakit Berstandar Kelas Dunia Pilihan
Masyarakat”.
Demi kesempurnaan isi buku, maka kami sangat mengharap masukan
dan saran perbaikan untuk pencapaian hasil yang lebih baik di tahun yang
akan datang. Semoga buku Pedoman Manajemen Nyeri RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Malang,
Ketua Tim Manajemen Nyeri
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dari literatur dikatakan sebanyak 90 % pasien datang ke rumah sakit disertai
keluhan nyeri.
Nyeri merupakan tanda vital kelima setelah tekanan darah, nadi, suhu, dan
respirasi rate dan harus dinilai pada semua pasien rawat jalan dan rawat inap.
Maka diperlukan suatu panduan yang baku dan berlaku di RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang untuk membuat asesmen nyeri, sehingga dapat diambil suatu
penanganan yang tepat untuk pasien yang datang ke rumah sakit dengan
keluhan nyeri. Dalam melakukan asesmen nyeri diperlukan tool yang baku,
yang dapat digunakan di rawat jalan maupun rawat inap oleh staf kesehatan
yang berkompeten.
C. BATASAN OPERASIONAL
Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional akibat adanya kerusakan
jaringan yang sedang atau akan terjadi, atau pengalaman sensorik dan
emosional yang merasakan seolah-olah terjadi kerusakan jaringan.
G. RUANG LINGKUP
Semua pasien di RSUD.Dr. Saiful Anwar Malang baik pasien rawat jalan
maupun rawat inap.
H. TATA LAKSANA
Semua pasien yang masuk di RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang dilakukan
skrining terhadap nyeri mulai dari pasien masuk Rawat Jalan ( Poli Umum dan
Poli Spesialis), IGD maupun Rawat Inap. Skrining dilakukan dengan cara :
1. ANAMNESIS
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Pengkajian dilakukan berdasarkan P, Q, R, S, T yaitu :
P (Provokes/ Point ) : Faktor yang mempengaruhi gawat atau
ringannya nyeri
Q (Quality) : Bagaimana rasa nyerinya
R (Radiation/Relief) : Melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri
S (Severity) : Keparahan atau intensitas nyeri
T (Time/On set) : Waktu atau lama serangan atau frekuensi nyeri
c. Riwayat pembedahan/penyakit dahulu
d. Riwayat psiko-sosial
• Riwayat pola hidup dan aktifitas pasien sehari-hari
• Masalah psikiatri (misalnya depresi, cemas, ide ingin bunuh diri)
e. Obat-obatan dan alergi
Daftar obat-obatan yang dikonsumsi pasien untuk mengurangi nyeri
f. Riwayat keluarga
Evaluasi riwayat medis keluarga terutama penyakit genetik.
g. Asesmen sistem organ yang komprehensif, evaluasi gejala
kardiovaskular, pulmoner, gastrointestinal, neurologi, reumatologi,
2. ASESMEN NYERI
Asesmen nyeri RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang menggunakan 3 (tiga) cara
yaitu :
a. Numeric Rating Scale digunakan untuk pasien dewasa dan anak yang
usianya lebih 8 tahun.
Instruksi : pasien ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara 0 – 10.
• 0 = tidak nyeri
• 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
• 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
• 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)
b. Wong Baker Faces Pain Scale digunakan untuk pasien (dewasa dan anak
lebih 3 tahun) yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan
angka.
Instruksi : petugas menyesuaikan / memilih gambar mana yang paling
sesuai dengan keadaan pasien.
• 0 = ekspresi rilek, tidak merasa nyeri sama sekali
• 2 = sedikit nyeri
• 4 = cukup nyeri
• 6 = lumayan nyeri
• 8 = sangat nyeri
• 10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)
Keterangan GAMBAR WONG BAKER :
Dikatakan nyeri ringan (skala nyeri 1-3) apabila : hasil pengkajian
menunjukkan
gambar 2 dan 4.
Dikatakan nyeri Sedang (skala nyeri 4-6 )apabila : hasil pengkajian
menunjukkan
gambar 6.
c. FLACC Behavioral Pain Scale digunakan pada bayi dan pasien tidak
sadar yang tidak dapat dinilai dengan Numeric Scale dan Wong Baker
Faces Pain Scale.
Cara menilai :
Skor dari kelima item dijumlahkan
Nilai 1 - 3 termasuk nyeri ringan
Nilai 4 - 6 termasuk nyeri sedang
Nilai 7 - 10 termasuk nyeri berat
3. PENATALAKSANAAN :
a. Pasien yang mengalami nyeri derajat ringan(skala 1-3) dilakukan edukasi
untuk relaksasi dan distraksi.
b. Apabila dengan tehnik relaksasi dan distraksi, keluhan nyeri tidak berkurang
dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian terapi jenis NSAID.
c. Pasien yang mengalami nyeri derajat sedang (skala 4-6) dilakukan
kolaborasi medis untuk pemberian terapi jenis NSAID/opioid dosis ringan.
d. Pasien yang mengalami nyeri derajat berat (skala 7- 10) dilakukan
kolaborasi medis untuk pemberian terapi jenis opioid.
e. Apabila dengan pemberian terapi farmasi jenis opioid, tetapi keluhan nyeri
belum teratasi maka, bila diperlukan DPJP akan merujuk kepada Tim Nyeri
Intervensi
3. Parasetamol
a. Efek analgesik untuk nyeri ringan-sedang dan anti-piretik. Dapat
dikombinasikan dengan opioid untuk memperoleh efek anelgesik yang
lebih besar.
b. Dosis: 10 mg/kgBB/kali dengan pemberian 3-4 kali sehari. Untuk
dewasa dapat diberikan dosis 3-4 kali 500 mg perhari.
6. Anti-konvulsan
a. Carbamazepine: efektif untuk nyeri neuropatik. Efek samping: somnolen,
gangguan berjalan, pusing. Dosis: 400 – 1800 mg/hari (2-3 kali perhari).
Mulai dengan dosis kecil (2 x 100 mg), ditingkatkan perminggu hingga
dosis efektif.
b. Gabapentin: Merupakan obat pilihan utama dalam mengobati nyeri
neuropatik. Efek samping minimal dan ditoleransi dengan baik. Dosis:
100-4800 mg/hari (3-4 kali sehari).
9. Tramadol
a. Merupakan analgesik yang lebih poten daripada OAINS oral, dengan
efek samping yang lebih sedikit/ringan. Berefek sinergistik dengan
medikasi OAINS.
10. Opioid
a. Merupakan analgesik poten (tergantung-dosis) dan efeknya dapat
ditiadakan oleh nalokson.
b. Contoh opioid yang sering digunakan: morfin, fentanil, pethidin.
c. Dosis opioid disesuaikan pada setiap individu, gunakanlah titrasi.
d. Adiksi terhadap opioid sangat jarang terjadi bila digunakan untuk
penatalaksanaan nyeri akut.
e. Efek samping:
- Depresi pernapasan, dapat terjadi pada:
Efek samping:
• Ekstrapiramid ++ - -
al - + -
• Anti-kolinergik + - -
• sedasi
Dosis (mg) 10 10 - 20 4
Frekuensi Tiap 4-6 jam Tiap 4-8 jam Tiap 12 jam
Jalur pemberian Oral, IV, IM Oral Oral, IV
Injeksi intramuscular:
- merupakan rute parenteral standar yang sering digunakan. Namun,
injeksi menimbulkan nyeri dan efektifitas penyerapannya tidak dapat
diandalkan.
Injeksi intravena:
1. Pilihan perenteral utama setelah pembedahan major.
2. Dapat digunakan sebagai bolus atau pemberian terus-menerus
(melalui infus).
3. Terdapat risiko depresi pernapasan pada pemberian yang tidak
sesuai dosis.
Injeksi supraspinal:
1. Lokasi mikroinjeksi terbaik : mesencephalic periaqueductal gray
(PAG).
2. Mekanisme kerja : memblok respons nosiseptif di otak.
3. Opioid intraserebroventrikular digunakan sebagai pereda nyeri pada
pasien kanker.
Injeksi Perifer
1. Pemberian opioid secara langsung ke saraf perifer menimbulkan
efek anestesi lokal (pada konsentrasi tinggi).
2. Sering digunakan pada : sendi lutut yang mengalami inflamasi2
Ya
Tidak
• Saat dosis telah diber ikan, lakukan Apakah dir esepkan opioid IV? Minta untuk dir esepkan
monitor setiap 5 menit selama
minimal 20 menit.
• Tunggu hingga 30 menit dar i • Gunakan spuit 10ml
pember ian dosis ter akhir sebelum • Ambil 10mg mor fin sulfat
mengulangi siklus. ya dan campur dengan NaCl
• Dokter mungkin per lu untuk 0,9% hingga 10ml (1mg/ ml)
mer esepkan dosis ulangan • Ber ikan label pada spuit
ya
tidak
Tunggu selama Tekanan dar ah sistolik Minta sar an
5 menit ≥ 100 mmHg?*
ya
tidak
• Jika skor nyer i 7-10: ber ikan 2ml
Usia pasien < 70 tahun?
• Jika skor nyer i 4-6: ber ikan 1 ml
ya
Keterangan :
Skor nyeri : Skor sedasi: *Catatan:
0 = tidak nyeri 0 = sadar penuh • Jika tekanan darah sistolik
1-3 = nyeri ringan 1 = sedasi ringan, kadang mengantuk, mudah < 100mmHg : haruslah
4-6 = nyeri sedang dibangunkan dalam rentang 30%
7-10 = nyeri berat 2 = sedasi sedang, sering secara konstan tekanan darah sistolik
mengantuk, mudah dibangunkan normal pasien (jika
3 = sedasi berat, somnolen, sukar dibangunkan diketahui), atau carilah
S = tidur normal saran/bantuan.
5. Pencegahan
a. Edukasi pasien:
• Berikan informasi mengenai kondisi dan penyakit pasien, serta
tatalaksananya.
• Diskusikan tujuan dari manajemen nyeri dan manfaatnya untuk
pasien
• Beritahukan bahwa pasien dapat mengubungi tim medis jika memiliki
pertanyaan / ingin berkonsultasi mengenai kondisinya.
Anamnesis dan
pemer iksaan fisik
Asesmen nyer i
ya
Apakah etiologi nyer i Pr ior itas utama: identifikasi
ber sifat r ever sibel? dan atasi etiologi nyer i
tidak
• Lihat manajemen nyer i
ya
kr onik.
Apakah nyer i ber langsung > • Per timbangkan untuk
6 minggu? mer ujuk ke spesialis yang
sesuai
tidak
Nyer i ber sifat tajam, Nyer i ber sifat difus, seper ti Nyer i ber sifat menjalar , r asa
menusuk, ter lokalisir , seper ti ditekan benda ber at, nyer i ter bakar , kesemutan, tidak
ditikam tumpul spesifik.
tidak
Kembali ke kotak Mekanisme Analgesik adekuat?
‘tentukan nyer i sesuai?
mekanisme tidak
ya
nyer i’
ya
Efek samping Manajemen
pengobatan? efek samping
tidak
Follow -up /
nilai ulang
4. Asesmen lainnya :
a. Asesmen psikologi : nilai apakah pasien mempunyai masalah psikiatri
(depresi, cemas, riwayat penyalahgunaan obat-obatan, riwayat
penganiayaan secara seksual/fisik, verbal, gangguan tidur)
b. Masalah pekerjaan dan disabilitas
c. Faktor yang mempengaruhi:
- Kebiasaan akan postur leher dan kepala yang buruk
- Penyakit lain yang memperburuk / memicu nyeri kronik pasien
d. Hambatan terhadap tatalaksana:
- Hambatan komunikasi / bahasa
- Faktor finansial
- Rendahnya motivasi dan jarak yang jauh terhadap fasilitas
kesehatan
- Kepatuhan pasien yang buruk
- Kurangnya dukungan dari keluarga dan teman
1. Tetapkan tujuan
€ Perbaiki skor kemampuan fungsional (ADL) menjadi:____ pada tanggal: _________
€ Kembali ke aktivitas spesifik, hobi, olahraga____________ pada tanggal: _________
a. ____________________________________________
b.____________________________________________
c.____________________________________________
€ Kembali ke €kerja terbatas/ atau €kerja normal pada tanggal: __________
5. Kurangi nyeri (level nyeri terbaik minggu lalu: ____/10, level nyeri terburuk minggu lalu: ____/10)
€ Tatalaksana non-medikamentosa
a. Dingin/panas ___________________________________________
b. ______________________________________________________
€ Medikasi
a. ______________________________________________________
b. ______________________________________________________
c. ______________________________________________________
d. ______________________________________________________
€ Terapi lainnya: ___________________________________________________
- Nyeri otot
• lakukan skrining terhadap patologi medis yang serius, faktor
psikososial yang dapat menghambat pemulihan
• berikan program latihan secara bertahap, dimulai dari latihan
dasar / awal dan ditingkatkan secara bertahap.
• rehabilitasi fisik:
− Fitness: angkat beban bertahap, kardiovaskular,
fleksibilitas, keseimbangan
− mekanik
− pijat, terapi akuatik
• manajemen perilaku:
− stress / depresi
− teknik relaksasi
− perilaku kognitif
− ketergantungan obat
− manajemen amarah
• terapi obat:
− analgesik dan sedasi
− antidepressant
− opioid jarang dibutuhkan
- Nyeri inflamasi
• control inflamasi dan atasi penyebabnya
• obat anti-inflamasi utama: OAINS, kortikosteroid
- nyeri mekanis / kompresi
• penyebab yang sering: tumor / kista yang menimbulkan
kompresi pada struktur yang sensitif dengan nyeri, dislokasi,
fraktur.
• Penanganan efektif: dekompresi dengan pembedahan atau
stabilisasi, bidai, alat bantu.
Keterangan:
Skor 7-13: tidak sesuai untuk menjalani terapi opioid jangka panjang
Skor 14-21: sesuai untuk menjalani terapi opioid jangka panjang
- Intervensi: injeksi spinal, blok saraf, stimulator spinal, infus intratekal, injeksi intra-
sendi, injeksi epidural
- Terapi pelengkap / tambahan: akupuntur, herbal
Asesmen nyeri
• Anamnesis
• Pemer iksaan fisik
• Pemer iksaan fungsi
• Pasien dapat mengalami
jenis nyer i dan faktor yang
mempengar uhi yang
Tentukan mekanisme nyer i ber agam
• Per ifer (sindr om nyer i Nyer i miofasial • Ar tr opati inflamasi • Nyer i punggung baw ah
r egional kompleks, (r ematoid ar tr itis) • Nyer i leher
neur opati HIV, gangguan • Infeksi • Nyer i musculoskeletal
metabolik) • Nyer i pasca-opar asi (bahu, siku)
• Sentr al (Par kinson, multiple • Ceder a jar ingan • Nyer i viser al
sclerosis, mielopati, nyer i
pasca-str oke, sindr om
fibr omyalgia)
ya
tidak
Asesmen lainnya
Prinsip level 1
Asesmen hasil
Obat Non-obat
• Analgesik • Kognitif
• Analgesik adjuvant • Fisik
• anestesi • per ilaku
• Ber ikan umpan balik mengenai penyebab dan faktor yang mempengaruhi nyer i kepada
or ang tua (dan anak)
• Ber ikan r encana manajemen yang r asional dan terintegr asi
• Asesmen ulang nyer i pada anak secar a r utin
• Evaluasi efektifitas r encana manajemen nyer i
• Revisi r encana jika diper lukan
6. Terapi non-obat
a) Terapi kognitif: merupakan terapi yang paling bermanfaat dan memiliki efek
yang besar dalam manajemen nyeri non-obat untuk anak
b) Distraksi terhadap nyeri dengan mengalihkan atensi ke hal lain seperti
music, cahaya, warna, mainan, permen, computer, permainan, film, dan
sebagainya.
c) Terapi perilaku bertujuan untuk mengurangi perilaku yang dapat
meningkatkan nyeri dan meningkatkan perilaku yang dapat menurunkan
nyeri.
d) Terapi relaksasi: dapat berupa mengepalkan dan mengendurkan jari
tangan, menggerakkan kaki sesuai irama, menarik napas dalam.10
7. Intervensi non-farmakologi
a. Terapi termal : pemberian pendinginan atau pemanasan di area
nosiseptif untuk menginduksi pelepasan opioid endogen.
b. Stimulasi listrik pada saraf transkutan / perkutan, dan akupuntur
c. Blok saraf dan radiasi area tumor
d. Intervensi medis pelengkap / tambahan atau alternatif: terapi relaksasi,
umpan balik positif, hypnosis.
e. Fisioterapi dan terapi okupasi.
N. LOGISTIC
Semua pasien dengan nyeri, mendapatkan kebutuhan logisticnya sesuai
kebutuhannya yaitu:
- obat-obat dari golongan analgetik sampai golongan narkotik
- tim nyeri intervensi
- alat kesehatan penunjang
O. KESELAMATAN PASIEN
a. Setiap pasien yang datang ke RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang.dengan
keluhan nyeri, mendapat pelayanan sesuai kebutuhannya dengan
memperhatikan keselamatan pasien, terutama agar terhindar dari cidera
yang mungkin dapat terjadi
b. Tatalaksana keselamatan pasien
1. Identifikasi pasien
2. Komunikasi efektif
3. Kewaspadaan terhadap obat
4. Keselamatan terhadap tindakan
5. Mencegah tranmisi infeksi kuman rumah sakit
6. Mencegah pasien jatuh
P. KESELAMATAN KERJA
Yang dimaksud dengan keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk mencegah
dan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja karyawan yang terjadi
dilingkungan RS, dengan memberikan perlindungan pada karyawan yang sedang
bekerja.
Q. PENGENDALIAN MUTU
1. Melakukan evaluasi dan monitoring pasca tindakan / intervensi pada pasien
nyeri sehingga pasien menjadi nyaman
2. Melakukan audit dari kepuasan pelanggan terhadap layanan RSUD. Dr.
Saiful Anwar Malang.
R. PENUTUP
Demikian pedoman asesmen dan managemen nyeri yang kami susun, dengan
tujuan dapat sebagai acuan dalam melakukan pengelolaan terhadap pasien
dengan keluhan nyeri.