Vous êtes sur la page 1sur 13

MAKALAH RUANG TERBUKA HIJAU

LOKASI ALUN-ALUN KOTA MALANG

Dosen Pengampu

Septi Dwi Cahyani, ST., MT


Nurul Aini, ST.. Mt., Ph.D

Kelompok 5

Leonardus Naprio Alfredi 19043000009


Aira Nabila 22043000006
Muhammad Aulia Hafidz Alfarizi 22043000030
Nihayatus Zaina 22043000040
Bambang Supriansyah 22043000057

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kota adalah suatu titik pusat kawasan yang dihuni oleh penduduk dengan kepadatan
yang tinggi. Kota menjadi suatu wilayah yang dimanfaatkan oleh manusia dalam
melakukan aktifitas yang padat. Di dalam tumbuhnya peradaban maka suatu wilayah
yang awalnya hanyalah lingkungan alamiah akan terus berkembang dan berganti menjadi
lingkungan binaan. Seperti halnya pembangunan infrastruktur yang sangat cepat terjadi
pada kota merupakan suatu bentuk lingkungan binaan, karena guna memenuhi kebutuhan
manusia yang tinggal di wilayah tersebut. Adanya pembangunan infrastruktur yang terus
menerus akan berdampak buruk pada alam.
Arsitektur ekologis merupakan perpaduan dari ilmu lingkungan dengan ilmu
arsitektur. Arsitektur ekologis dapat menjadi solusi untuk mengurangi dampak buruk dari
pembangunan. Pembangunan secara ekologis yang diterapkan akan mempertimbangkan
keselarasan antara lingkungan dengan manusia dan bangunan. Penerapan arsitektur
ekologis pada lingkungan perkotaan dengan menciptakan ruang hijau pada pembangunan
yang menyeimbangkan lingkungan alam dengan lingkungan kota.
Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan salah satu penerapan dari arsitektur ekologis.
Ruang terbuka hijau adalah ruang hijau yang berada di tengah kota yang areanya dibatasi
oleh vegetasi secara terbuka dan tanpa dibatasi oleh penutup atau dinding. Contoh dari
ruang terbuka hijau ialah alun-alun. Alun-alun adalah lapangan terbuka yang luas yang
tapaknya berumput dan sebagian sudah dilakukan perkerasan.
Alun-alun Kota Malang merupakan konsep ruang publik sebagai taman kota yang
berada di pusat Kota Malang dan menjadikannya tempat untuk rekreasi. Memiliki lokasi
di tengah kota juga menimbulkan beberapa masalah yaitu beberapanya ialah kepadatan
lalu lintas yang tinggi di sekitar lokasi dan memiliki kebisingan yang tinggi. Alun-alun
Kota Malang juga kerap ramai pengunjung yang mengakibatkan kebersihan kurang
terjaga.
1.2. Tujuan
Tujuan dituliskannya makalah ini adalah untuk menganalisis ruang terbuka hijau yang
berada di Alun-Alun Kota Malang, sehingga penulis dapat menemukan permasalahan
eksisting yang ada kemudian dapat memberikan saran dan gagasan lebih lanjut.
1.3. Manfaat
Penulisan ini memiliki manfaat perkembangan sarana dan prasarana yang lebih baik
terhadap Alun-alun Kota Malang sebagai taman kota yang memberi pengaruh besar pada
kota.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian
Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang
terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau. Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah
bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh
tumbuhan, tanaman dan vegetasi (endemik maupun introduksi) guna mendukung manfaat
ekologis, sosial-budaya dan arsitektural yang dapat memberikan manfaat ekonomi
(kesejahteraan) bagi masyarakatnya. Ruang terbuka non-hijau dapat berupa ruang terbuka
yang diperkeras (paved) maupun ruang terbuka biru (RTB) yang berupa permukaan sungai,
danau, maupun areal-areal yang diperuntukkan sebagai genangan retensi.
BAB III
DESKRIPSI LOKASI DAN OBYEK
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi ekologis alun-alun malang

Sejumlah pemerintah daerah di Indonesia berupaya meningkatkan kualitas ruang terbuka


publik di wilayahnya untuk mendorong perbaikan kualitas hidup masyarakat. Salah satunya
dengan memperindah dan melengkapi alun-alun atau ruang terbuka lainnya dengan berbagai
fasilitas umum. Tujuannya guna menarik antusiasme masyarakat beraktivitas luar ruang
secara positif.

Teriknya matahari Kota Malang, Jawa Timur, jelang akhir tahun 2022 tidak menyurutkan
antusiasme masyarakat untuk menikmati waktu santai di Alun-alun Merdeka. Anak-anak
sibuk bermain di wahana permainan yang tersedia. Bocah balita berlarian di tengah alun-alun
sembari mengejar burung merpati yang sesekali terbang dan mengambil makanan di lantai.
Orang-orang dewasa selain sibuk mengawasi putra-putrinya juga duduk berteduh di bawah
rindangnya pohon yang tertanam di alun-alun dan sekelilingnya.

Pemandangan tersebut tampak unik mengingat cukup jarang taman kota atau alun-alun di
suatu daerah ramai pengunjung dengan beragam aktiviitas di tengah siang hari. Biasanya,
ruang publik seperti itu ramai dikunjungi masyarakat saat pagi atau sore hari ketika matahari
belum terik. Namun, di Kota Malang itu tampaknya teriknya panas matahari tidak begitu
menjadi masalah bagi pengunjung.

Sebab, banyak pepohonan rindang yang teduh serta rumput hijau tertatat rapi untuk duduk
bersantai. Selain itu, juga terdapat sejumlah wahana permainan anak dan fasilitas publik
seperti toilet serta saranan mencuci tangan yang tersedia secara gratis. Tidak heran, mulai
pagi, siang, sore, maupun malam, Alun-Alun Merdeka itu menjadi alternatif masyarakat
setempat dan wisatawan untuk menikmati suasana Kota Malang.

Kondisi Alun-alun Kota Malang tersebut berbeda jauh situasinya saat akhir 1990-an hingga
awal 2000-an. Catatan Kompas melaporkan kondisi Alun-alun saat itu semrawut
(20/8/2000). Empat penjuru mata angin alun-alun dipenuhi pedagang kaki lima yang
membuka warung dengan bangunan semi permanen. Area sekitar alun-alun menjadi
lahan parkir yang tidak tertata. Tidak hanya untuk kendaraan pengunjung alun-alun
saja, tetapi juga untuk pengunjung department store dan toko-toko di sekitarnya.

Namun, kesemrawutan tersebut tidak lagi menghiasi area Alun-alun Kota Malang
setelah dilakukan sejumlah renovasi dan pembenahan. Ruang publik itu kini tertata
rapi dan menjadi pilihan favorit masyarakat untuk bersantai, berwisata, dan
bersosialisasi setiap saat.

kapal sebagai ikon alun-alun. Sejumlah infrastruktur, seperti tiang lampu dan
jaringan listrik, juga akan dirombak.
BAB V
KONSEP DAN PENGEMBANGAN
BAB VI
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Vous aimerez peut-être aussi