Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ENGINE
4-1
4. ENGINE
4-2
4. ENGINE
4-3
4. ENGINE
SHAFT TORQUE
SHAFT OUTPUT
4-4
4. ENGINE
OIL FILTER
ELEMENT
ALTERNATOR
FUEL FILTER
ELEMENT
STARTER
14
14 Pin
11
17 10
2
* 25 11
12
3 26
C
B
16
27
*
10 23
14
25 12
11 20
14 27
36 20 11
10 5 26 12
3
20
25 A
A
10 23
12 20 22
28 30 16
A D
2
17 D
2
1
* 5
4-5
4. ENGINE
Perbandingan Sistem
(Tekanan tinggi seketika)
Sistem injeksi
Injection
konvensional Timer
pump
Governor
Nozzle
Electric
control
Sistem injeksi common
Rail
Pressure sensor Electric
solenoid
Supply Common rail valve
pump
Injector
(Tekanan tinggi constant)
Penyetelan tekanan injeksi Ditentukan oleh kecepatan rotasi dan Supply pump (PCV)
Supply pump (PCV) tingkat injeksi
Common rail
(Pressure container utk
masing2 injector untuk
dipakai bersama)
ECU
Injection pump
4-6
4. ENGINE
Plunger Control
chamber
Inlet valve Feed pump
Outlet valve
Regulate valve Orifice
berdiameter
Suction control besar
valve (SCV)
Fuel overflow Piston
Nozzle
Nozzle chamber
Injector
Fuel inlet
Cam shaft
Fuel filter
Fuel tank
(dgn pr iming)
4-7
4. ENGINE
Torque pengencangan
22825 23.7 N•m {650 kgf•cm, 47 lbf•ft} 9068-08320 28.5 N•m {290 kgf•cm, 21 lbf•ft}
900124 108 N•m {1,100 kgf•cm, 80 lbf•ft} 9068-08400 28.5 N•m {290 kgf•cm, 21 lbf•ft}
900124A 25 N•m {250 kgf•cm, 18lbf•ft} 9068-08850 28.5 N•m {290 kgf•cm, 21 lbf•ft}
9068-08250 28.5 N•m {290 kgf•cm, 21 lbf•ft}
4-8
4. ENGINE
4-9
4. ENGINE
Catatan penerjemah : Glow plug dalam training text ditulis grow plug.
Orang Jepang tidak biasa dengan ejaan huruf :”el”.
Intake port
Mereka mengucapkannya sebagai “er”. Karena itu
ditulis grow bukan glow.
4-10
4. ENGINE
Cylinder block
Cooling jet
Cylinder liner
Conecting rod
Piston
Cooling jet
4-11
4. ENGINE
PVD film
Yielding point
Elastic range Plastic range
Gaya aksial bolt
Dispersi kecil
Patah (fracture)
Dispersi besar
Pemanjangan bolt
4-12
4. ENGINE
Reservoir
Suhu air
EGR cooler
Thermostat case
Cylinder head
Air
compressor
Thermostat
Cylinder block
Radiator Turbo
Car EGR
charger
heater Valve
Tangki
cadangan
Cylinder block
Drain cock
Coolant
pump Oil cooler
4-13
4. ENGINE
4-14
4. ENGINE
Roller pin
Cam Roller
Cam shaft
Cam idle
gear shaft
Sub idle
gear shaft
Turbo
charger
Strainer
Main
Oil pump Oil cooler Oil filter
oil hole
Connecting
Piston pin Crank shaft
rod
Supply pump
drive
Main
idle shaft
; Pelumasan
; Kembali
4-15
4. ENGINE
(2) Konstruksi
1) Oil cooler
• Oil coolernya tipe water cooling multiplate yang terus memasok minyak engine kedalam masing2 bagian
engine dengan suhu yang tepat. Oil cooler terpasang di water gallery di bidang sebelah kanan engine block.
• Oil cooler konstruksinya sedemikian rupa,sehingga minyak yang dikirim oil pump mengalir kedalam sedangkan
cairan pendingin yang didinginkan oleh radiator mengalir keluar. Karena itu, bila suhu minyak engine tinggi,
oli cooler berfung mendinginkanminyak, sebaliknya bila suhu minyak renddah, panaskan dan jaga agar suhu
minyak selalu tepat.
• Jumlah pelat oil coolant element (elemen pendingin minyak) dibuat optimal sehinga meningkatkan koefisien
pendinginan dan mengurangi konsumsi bahan bakar.
Oil cooler element
Oil outlet
(Dari oil gallery)
Oil outlet
(ke oil pan) Oil inlet
(dari oil pump)
2) Oil filter
• Full flow oil filter (filter kertas) dan bypass oil filter (filter kertas) digunakan didalam satu cartridge sebagai
satu filter, yang terpasang pada satu komponen terpisah.
• Sebagian minyak yang mengalir ke full flow oil filter disaring oleh bypass oil filter dan kembali ke oil pan.
4-16
4. ENGINE
Fuel inlet
Fuel outlet
Filter element
Bowl
Drain valve
Heater harness
PERINGATAN
Gunakanlah selalu minyak ringan dengan kadar belerang yang rendah (S50:klandungan belerang 50 ppm
atau kurang, bahan bakar diesel ASTM 2-D sebagai standar). (Tetapi didaerah dingin, gunakan bahan bakar
yang cocok dengan kondisi atmosfir/lingkungan.) Pegisian dan pencampuran bahan bakar dengan bensin,
minyak tanah dan bahan bakar alkohol selain yang telah ditentukan menyebabkan kerusakan (gagal fungsi)
bagian pelumasan bahan bakar didalam supply pump dan injector akibat peluncuran (sliding) yang tidak
mulus. Hal tsb mengakibatkan pengaruh yang sangat buruk pada engine dan akan menimbulkan kerusakan.
4-17
4. ENGINE
Lubang keluar
gas buangan
Lubang keluar
cairan pendingin
Lubang masuk Penampang A-A
Lubang masuk Cairan pendingin
gas buangan
4-18
4. ENGINE
(4) Pengoperasian
• Feedback control dilakukan sesuai dengan lubang EGR valve sehingga konsentrasi oksigen yang dihisap yang
berkisar sesuai dengan EGR mencapai nilai target yang setara dengan kondisi pengoperasian engine (kecepatan
engine, tekanan supercharge, suhu tiap bagian, beban, volume air yang dihisap) untuk meningkatkan performa
pemurnian gas buangan dengan penggunaan sistem EGR.
• Tingkatan EGR dikendalikan sesuai dengan lubang EGR valve dengan lift sensor berdasarkan lubang
suction air orifice yang ditetapkan lebih dulu dan lubang variable nozzle turbo guna memperluas area EGR.
Exhaust gas
inlet Coolant
Exhaust gas
outlet Engine Exhaust manifold
4-19
4. ENGINE
Shift lever
Gear shift
Armature
Starter switch
H P B
M
Armature FC B S E
assembly
C
4-20
4. ENGINE
(2) Alternator
• Altenator digerakkan dengan rpm kira2 dua kali lipat rpm engine denga bantuan belt drive, dan terdiri dari
stator coil, field coil, rotor Assy, rectifier, dan rectifier end frame, dsb.
• Rotor Assy dipress-fit pada shaft, dan drive end frame ditopang oleh ball bearing dan sisi rectifier end frame
ditopang oleh roller bearing. Rotor Assy ini mengubah2 medanmagnetik dengan berputar diantara stator coil
dan field coil, menghasilkan voltase AC dan voltase AC disearahkan menjadi voltase DC dengan diode.
• Kehandalan dan ketelitian penyetelan voltase regulator ditingkatkan dengan built-in IC regulator didalam
alternator. Regulator pun dikurangi bobotnya dengan menggunakan IC regulator.
Rotor assembly
Field coil
Fan
Regulator Pulley
Rear bearing
Rectifier
(Diode)
Front bearing
Bearing cover
Rectifier
(End frame)
Condenser
Diode
Fuse Load
L Lamp
(1.4~3 W)
R
Starter
P switch
Field
coil
N
Regulator
Stator
coil Battery 24 V
Alternator
4-21
4. ENGINE
4-22
4. ENGINE
Turbine wheel
Blower impeller
Center housing
2) Pengoperasian
• Gas buangan engine mengalir dari exhaust manifold ke turbine case dan memutar turbine wheel.
• Turbine wheel menggerakkan blower impeller yang terpasang jadi satu pada ujung shaft yang satu lagi.
• Blower impeller memampatkan udara yang dimasukkan dari air cleaner dan dikeluarkan liwat lubang
keluar (outlet) blower housing.
• Udara bersuhu tinggi yang dimampatkan (dikompresi) didinginkan oleh intercooler dan disalurkan kedalam
intake manifold sebagai udara udara terkompresi dengan kerapatan-tinggi.
• Bila volume gas buangan bertambah, jumlah rotasi turbine wheel bertambah. Karena jumlah rotasi blower
impeller juga bertambah, lebih banyak lagi udara yang disalurkan ke intake manifold.
• Sebaliknya, bila volume gas buangan berkurang, volume udara yang disalurkan ke intake manifold juga
berkurang.
• Dalam hal over-boosting didaerah kecepatan-tinggi, kelebihan gas buangan tidak dikirim ke turbocharger.
Dalam hal ini kelebihan gas buangan mengalir menyimpang (bypass) ke exhaust pipe liwat waste gate.
West-gate
Turbine casing
Exhaust manifold
Blower housing
Inter cooler
Intake
manifold
4-23
4. ENGINE
Confirm failurekesalahan
Verifikasi on check lamp pada check lamp
Cek danperbaiki
bila perlu
Baca DTC
(Diagnosis Trouble Code)
4-24
4. ENGINE
Actuator Relay
Fuse
Each Sensor Power
Main relay
Key switch signal Fuse
Starter signal
- + Battery
OUTPUT
Glow relay
Common rail T
Engine
P
EGR valve 1
(Linear solenoid)
4-25
4. ENGINE
Perkakas khusus:
Failure diagnos is connector
09121-1040 Hino-Bowie (Interface box)
09042-1220 Kabel penyambung
CD-ROM Hino-DX
Hino-B owie
C onnecting cable
C onnect to the failure diagnosis
connector at the machine side.
4-26
4. ENGINE
atau
Tabel kode kerusakan (Lihat tabel kode DTC (kode kerusakan) didalam Shop Manual).
4-27
4. ENGINE
Sambung harness
ke bagian bawah engine ECU
.
HATI2
Ketika mengukur terminal engine ECU, sambung signal check harness guna mencegah kerusakan pada connector.
Tempatkan tester rod pada contact box signal check harness untuk melakukan pengukuran.
Catatan
Jumlah terminal didalam naskah dan gambar2 sesuai seperti terlihat dibawah ini pd "Computer pin arrangement".
A8
A
A
Signal check harness
(contact box)
4-28
4. ENGINE
ECU
Machine harness
Test lead
4-29
4. ENGINE
B6 B B7
OK
OK
Normal
4-30
4. ENGINE
4-31
4. ENGINE
4-32
4. ENGINE
SHAFT TORQUE
SHAFT OUTPUT
4-33
4. ENGINE
GASKET
THERMOSTAT KIT
OIL PLUG
V BELT
(COMPRESSOR)
STARTER
V BELT (3 BUAH)
4-34
4. ENGINE
23
23
15 15
13 13
13 13
11
21 19 19
28
24
25 B C
5
6 2
7
3
1
A
6
8
17
20
30
18
33 A
16 C
35 29 28
10 C
31
32
36
4-35
4. ENGINE
[MEMO]
4-36