Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstract: This research is in the form of a mini research aimed at finding out the
implementation of the independent curriculum at SDIT Rabbani Lawang Agung Muara
Enim, South Sumatra. This simple research uses descriptive qualitative research
methods. The informant used in this research was the Principal of SDIT Rabbani
Lawang Kidul. In this research, the data collection techniques used were observation,
interviews and documentation techniques. This research was conducted 1 day on
December 23 2023. Based on the research results obtained through interviews at SDIT
Rabbani Lawang Kidul, it was stated that the implementation of the independent
curriculum in general in grades 1 to 4 was not optimal, but in the special P5 program
students were more enthusiastic and participative, because there are more activities
outside the classroom. There are challenges that must be faced by SDIT Rabbani
Lawang Agung in implementing the independent curriculum, namely in the aspect of
the teacher's role in increasing innovation and creativity in creating a teaching process
that is in accordance with the objectives of the independent curriculum.
Keywords: Mini Research, Implementation, Independent curriculum
Abstrak: Penelitian ini berbentuk mini riset ditujukan untuk mengetahui
pengimplementasian kurikulum merdeka di SDIT Rabbani Lawang Agung Muara
Enim Sumatera Selatan. Penelitaian sederhana ini menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Informan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Kepala
Sekolah SDIT Rabbani Lawang Kidul. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini
dilakukan 1 hari pada tanggal 23 Desember 2023. Berdasarkan hasil penelitian yang
didapatkan melalui wawancara di SDIT Rabbani Lawang Kidul mengatakan bahwa
pengimplementasian kurikulum merdeka secara umum pada kelas 1 hingga kelas 4
belum maksimal, namun pada program khusus P5 murid lebih bersemangat dan
partisipatif, karena kegiatan lebih banyak di luar kelas. Terdapat tantangan yang harus
dihadapi SDIT Rabbani Lawang Agung pada pelaksanaan kurikulum merdeka yaitu
pada aspek peran pengajar dalam meningkatkan inovasi dan kreatifitas dalam
menciptakan proses pengajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum merdeka.
Kata Kunci: Mini Riset, Pengimplementasian, Kurikulum merdeka
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan salah satu aspek kunci dalam pembentukan
sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah menghadirkan
kebijakan baru yang dikenal dengan sebutan "Kurikulum Merdeka Belajar" 1.
Kurikulum Merdeka Belajar adalah inovasi sistem pendidikan bertujuan untuk
memberikan kebebasan lebih besar kepada siswa dalam menentukan jalannya
proses pembelajaran 2.
Kurikulum Merdeka lahir untuk mengatasi rendahnya kompetensi siswa,
kesenjangan kualitas pendidikan dan dampak pandemi COVID-19.
Implementasi Kurikulum Merdeka dirancang agar fleksibel, sehingga
memungkinkan sekolah untuk menyesuaikan dengan kesiapan dan karakteristik
mereka 3. Kurikulum Merdeka melibatkan restrukturisasi proses pembelajaran
secara menyeluruh, termasuk pengorganisasian kegiatan pembelajaran,
penilaian formatif, dan pengembangan bahan ajar. Kurikulum ini bertujuan
untuk menyederhanakan kurikulum sebelumnya yang terkesan rumit dan tidak
bisa memenuhi capaian kompetensi peserta didik 4.
Merdeka pertama diluncurkan pada tahun 2022 dan bersifat opsional.
Artinya, sekolah bisa memilih untuk mengadopsi Kurikulum Merdeka, atau
tetap pada Kurikulum 2013. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum baru yang
diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia untuk memberikan fleksibilitas dan
otonomi yang lebih besar kepada institusi pendidikan 5. Kurikulum ini berfokus
pada materi-materi esensial untuk pembelajaran yang lebih mendalam,
memberikan lebih banyak waktu untuk pengembangan kompetensi dan
karakter, dan menekankan kolaborasi 6. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum
dengan pembelajaran intrakurikuler dengan konten yang beragam agar siswa
dapat lebih optimal dan memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi 7. Di sisi lain, guru memiliki keleluasaan untuk memilih
berbagai perangkat ajarnya. Sehingga, pembelajaran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan belajar dan minat peserta didik 8.
Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar di Indonesia pun semakin masif.
Hal itu ditandai dengan Surat Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum dan
Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Nomor 022/H/KR/2023 tentang
Satuan Pendidikan Pelaksana Implementasi Kurikulum Merdeka pada Tahun
Ajaran 2023/2024 yang menyebutkan lebih dari 105 ribu sekolah atau satuan
1
Emy Yunita Rahma Pratiwi dkk., “Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar terhadap Pemahaman P5 bagi Siswa
Sekolah Dasar,” Jurnal Basicedu 7, no. 2 (22 Mei 2023): 1313–22, https://doi.org/10.31004/basicedu.v7i2.4998.
2
Syifaun Nadhiroh dan Isa Anshori, “IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DALAM PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM,” t.t.
3
Dindin Alawi dkk., “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka Pasca Pandemi Covid-19,” EDUKATIF :
JURNAL ILMU PENDIDIKAN 4, no. 4 (3 Juli 2022): 5863–73, https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3531.
4
Restu Rahayu dkk., “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak,” Jurnal Basicedu 6, no. 4 (22 Mei 2022): 6313–
19, https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3237.
5
Olan Sulistia Rambung, “TRANSFORMASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN MELALUI IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
BELAJAR,” t.t.
6
Avivah Rahma Dini, Deti Novianti, dan Farid Setiawan, “Mini Riset: Pengimplementasian Kurikulum Merdeka Belajar Di Kelas X
SMA Negeri 1 Lendah, Kulon Progo,” t.t.
7
Rambung, “TRANSFORMASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN MELALUI IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR.”
8
Yuli Supriani dkk., “The Process of Curriculum Innovation: Dimensions, Models, Stages, and Affecting Factors,” Nazhruna: Jurnal
Pendidikan Islam 5, no. 2 (18 Mei 2022): 485–500, https://doi.org/10.31538/nzh.v5i2.2235.
pendidikan yang telah mengimplementasikannya 9. Kemendikbudristek
melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum
darurat) untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada
masa pandemi. Hasilnya, dari 31,5 persen sekolah yang menggunakan
kurikulum darurat menunjukkan, penggunaan kurikulum darurat dapat
mengurangi dampak pandemi sebesar 73 persen (literasi) dan 86 persen
(numerasi) 10.
Pemerintah telah menyediakan pedoman untuk implementasi Kurikulum
Merdeka, dan sekolah memiliki kebebasan untuk memilih kategori implementasi
yang paling sesuai dengan kesiapan mereka. Implementasi Kurikulum Merdeka
merupakan perubahan yang signifikan dalam sistem pendidikan Indonesia, dan
membutuhkan keterlibatan aktif dari semua pemangku kepentingan pendidikan
untuk memastikan keberhasilannya 11. Kurikulum ini juga merupakan langkah
terobosan untuk membantu guru dan kepala sekolah mengubah proses belajar
menjadi jauh lebih relevan, mendalam dan menyenangkan. Sehingga, peserta
didik pun dapat lebih mudah memahami pembelajaran yang dilakukan 12.
Meskipun Kurikulum Merdeka Belajar telah diperkenalkan sebagai
langkah progresif, implementasinya masih menghadapi berbagai tantangan dan
kompleksitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian yang mendalam untuk
mengidentifikasi hambatan-hambatan, potensi, dan dampak dari implementasi
Kurikulum Merdeka Belajar 13. Latar belakang ini mencakup beberapa aspek
penting yang perlu dikaji:
a. Kesesuaian dengan Tuntutan Perkembangan Global:
Pendidikan harus mampu mempersiapkan generasi muda menghadapi
tantangan global. Seiring dengan perkembangan teknologi dan dinamika
global, penting untuk menilai sejauh mana Kurikulum Merdeka Belajar dapat
menyesuaikan diri dengan kebutuhan zaman (Pratiwi et al. 2023).
b. Keterlibatan dan Kesiapan Guru:
Implementasi suatu kurikulum sangat bergantung pada peran guru
sebagai agen utama dalam pembelajaran. Perlu dicermati sejauh mana
keterlibatan guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar dan sejauh
mana kesiapan mereka dalam menghadapi perubahan tersebut 14.
c. Keterjangkauan dan Kesetaraan Pendidikan:
Dalam upaya memberikan kebebasan belajar kepada setiap siswa, penting
untuk meneliti apakah Kurikulum Merdeka Belajar benar-benar dapat
9
Dini, Novianti, dan Setiawan, “Mini Riset: Pengimplementasian Kurikulum Merdeka Belajar Di Kelas X SMA Negeri 1 Lendah,
Kulon Progo.”
10
Mei Yuan Law, “A Review of Curriculum Change and Innovation for Higher Education,” Journal of Education and Training Studies
10, no. 2 (13 Januari 2022): 16, https://doi.org/10.11114/jets.v10i2.5448.
11
Aaisha Haque dan Solomon Arulraj David, “Effective Curriculum Implementation for Optimal Teaching and Learning
Experience: A Study from a Private School in Dubai,” 2022.
12
Supriani dkk., “The Process of Curriculum Innovation.”
13
Pratiwi dkk., “Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar terhadap Pemahaman P5 bagi Siswa Sekolah Dasar.”
14
Nadhiroh dan Anshori, “IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.”
diakses oleh semua lapisan masyarakat, termasuk yang berada di daerah
terpencil dan kelompok rentan 15.
d. Evaluasi dan Pengukuran Kinerja:
Diperlukan kerangka evaluasi yang baik untuk mengukur efektivitas dan
dampak dari Kurikulum Merdeka Belajar. Hal ini mencakup penilaian
terhadap pencapaian akademis, keterampilan, dan aspek non-akademis yang
diinginkan 16.
e. Dukungan Stakeholder dan Partisipasi Masyarakat:
Implementasi sukses kurikulum memerlukan dukungan penuh dari
berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat
umum. Keterlibatan dan persepsi mereka terhadap Kurikulum Merdeka
Belajar perlu diperhatikan 17.
Inti dari kurikulum merdeka ini adalah Merdeka Belajar. Hal ini dikonsep
agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Misalnya, jika
dua anak dalam satu keluarga memiliki minat yang berbeda, maka tolok ukur
yang dipakai untuk menilai tidak sama 18. Kemudian anak juga tidak bisa
dipaksakan mempelajari suatu hal yang tidak disukai sehingga akan
memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa dan sekolah 19. Penerapan
kurikulum merdeka terbuka untuk seluruh satuan pendidikan PAUD, SD, SMP,
SMA, SMK, Pendidikan Khusus, dan Kesetaraan. Selain itu, satuan pendidikan
menentukan pilihan berdasarkan angket kesiapan implementasi Kurikulum
Merdeka yang mengukur kesiapan guru, tenaga kependidikan dan satuan
pendidikan dalam pengembangan kurikulum 20. Pilihan yang paling sesuai
mengacu pada kesiapan satuan pendidikan sehingga implementasi Kurikulum
Merdeka semakin efektif jika makin sesuai kebutuhan 21.
Dengan menggali lebih dalam pada aspek-aspek tersebut, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi pemahaman yang lebih mendalam
tentang tantangan dan peluang dalam implementasi Kurikulum Merdeka
Belajar, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan dan pengembangan
kebijakan pendidikan di masa depan 22. Berdasakan penelitian terdahulu telah
dilakukan beberapa penelitian mengenai impementasi kurikulum merdeka.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tersebut maka peneliti
melakukan penelitian ini pada implementasi kurikulum merdeka di SDIT
Generasi Rabbani Muara Enim yang merupakan salah satu sekolah yang telah
15
“Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Meningkatkan Kompetensi Profesionalisme Guru di SMKS 2 Tamansiswa
Pematangsiantar,” Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran: JPPP 4, no. 1 (28 April 2023),
https://doi.org/10.30596/jppp.v4i1.13586.
16
Dini, Novianti, dan Setiawan, “Mini Riset: Pengimplementasian Kurikulum Merdeka Belajar Di Kelas X SMA Negeri 1 Lendah,
Kulon Progo.”
17
Rambung, “TRANSFORMASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN MELALUI IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR.”
18
Rahayu dkk., “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak.”
19
Pratiwi dkk., “Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar terhadap Pemahaman P5 bagi Siswa Sekolah Dasar.”
20
Ahmad Syafi’i, “Analisis Kesiapan Guru dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar di MTs As’adiyah Uloe,” Az-
Zakiy: Journal of Islamic Studies 1, no. 01 (8 November 2023): 9–14, https://doi.org/10.35706/azzakiy.v1i01.9965.
21
Rahayu dkk., “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak.”
22
Haque dan David, “Effective Curriculum Implementation for Optimal Teaching and Learning Experience: A Study from a Private
School in Dubai.”
menerapkan kurikulum merdeka mulai tahun 2023 penulis ingin mengetahui
sejauh mana dan apakah ada perubahan pada siswa dan kendala yang dihadapi
sekolah selama penerapan kurikulum medeka.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah penelitian
yang ingin dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimana pengimplementasian kurikulum merdeka di SDIT Rabbani
Lawang Kidul di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan?
3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas,
maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap satu domain berikut :
a. Untuk melihat bagaimana penerapan kurikulum merdeka di SDIT Rabbani
Lawang Kidul di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan
B. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Manajemen Kurikulum
James A.F. Stoner mengemukakan bahwa manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan. 23 Manajemen merupakan
suatu sciences (ilmu) dan art (seni) sehingga dalam pelaksanannya disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang paling sesuai dengan apa yang telah ditetapkan
di tujuan awal (Hidayat dkk., 2023).24
Secara praktis, manajemen memiliki beberapa definisi diantaranya adalah
(1) Management is getting things done through other people, dimana definisi ini
menekankan pada kerja tim, delegasi dan hasil (2) Management is partly an art
and partly a science, definisi ini mengakui presensi dari intuitif, keterampilan
subjektif dalam proses manajemen dan pertumbuhan pentingnya pengetahuan
teruji untuk menentukan keputusan dan tindakan manajerial. (3) Management is
an academic and professional discipline. Definisi ini menyatakan bahwa satu
badan pengetahuan yang dapat diajarkan atau dipelajari baik di sekolah,
lembaga maupun institusi sehingga dalam perkembangannya memungkinkan
manajemen sebagai suatu profesi. (4) Management is a collective noun used to
refer to the entire management group of an organization. Dengan pengertian ini,
maka manajemen akan dipahami sebagai satu keseluruhan, atau korporasi yang
menggambarkan body of manager. (5) Management is the performance of the
critical function essential to the success of an organization. Secara esensial,
definisi ini menyatakan dimana manajemen merupakan apa yang dikerjakan
oleh manajer.25
23
Stoner, James A.F. Management, prentice/ hall International. Inc,New York: Englewood Cliffs, (1982).
24
Hidayat, Y., Toyibah, E. H., Nurwahidah, I., & Ilyas, D. (2023). Manajemen Pendidikan Islam. Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(2).
25
Ulber Silalahi, Asas-asas Manajemen (Bandung: PT. Refika Aditama, 2015) hlm. 3
Jadi dapat disimpulkan bahwa Manajemen adalah suatu kemampuan
atau keterampilan yang dimiliki untuk mengelola orang lain atau kelompok
untuk mencapai sebuah tujuan yang diharapkan. Secara bahasa Kurikulum
berasal dari bahasa Yunani (curiryang) yang artinya pelari dan curare yang bisa
diartikan sebagai tempat berpacu. Kata kurikulum ini berasal dari istilah yang
dipakai di dalam dunia olahraga di Yunani pada zaman Romawi Kuno, yang
memiliki arti jarak tempuh yang harus dilalui oleh pelari dari mulai start hingga
berakhir finish. Dimana jarak tempuh yang harus dilalui disini mempunyai
makna bahwa kurikulum adalah segala muatan isi maupun materi pelajaran
yang dijadikan jangka waktu untuk ditempuh oleh siswa dalam memperoleh
ijazah. S.Nasution (1989) menyatakan bahwa kurikulum adalah suatu rencana
yang disusun secara matang guna memperlancar proses pembelajaran di bawah
tanggung jawab dan bimbingan lembaga/sekolah pendidikan dan seluruh
tenaga pendidik.26 (Ledia & Bustam, 2023) Kurikulum adalah seperangkat
pedoman dan sebuah kebijakan yang menentukan isi, tujuan dan materi yang
harus digunakan dalam lingkungan pendidikan tertentu.27 Kurikulum juga
mencakup semua materi yang dijadikan pedoman ketika melaksanakan kegiatan
pembelajaran tertentu (Nasbi, 2017).28
Dapat disimpulkan bahwa pengertian Manajemen Kurikulum adalah
ilmu yang mempelajari tentang aktivitas organizing (pengorganisasian),
actuating (pelaksanaan), planning (perencanaan), controling (pengendalian)
dalam penyelesaian segala sesuatu perangkat/materi yang akan dijadikan
pedoman kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan semua sumber daya
manusia (pendidik dan tenaga kependidikan) yang ada sehingga tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
26
Nasution, A. F., Ningsih, S., Silva, M. F., Suharti, L., & Harahap, J. P. (2023). Konsep Dan Implementasi Kurikulum Merdeka.
Journal of Education, 2(3).
27
Ledia, S. L., & Bustam, B. M. R. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Reslaj :
Religion Education Social Laa Roiba Journal, 6(1), 790–816. https://doi.org/10.47467/reslaj.v6i1.2708
28
29
Ledia, S. L., & Bustam, B. M. R. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Reslaj :
Religion Education Social Laa Roiba Journal, 6(1), 790–816. https://doi.org/10.47467/reslaj.v6i1.2708
Kurikulum merdeka bertujuan untuk menjadikan peserta didik mandiri
dalam cara berpikir, bertindak, menghormati, dan beradaptasi terhadap
perubahan. Kurikulum merdeka ini juga akan menciptakan lingkungan belajar
yang lebih nyaman, Karena mereka dapat berbincang lebih mendalam dengan
gurunya, menimba ilmu dari karyawisata, serta mengembangkan sifat-sifat
siswa/siswi yang berani, pandai, mandiri, suka berteman, santun, kompeten,
dan tidak bergantung pada sistem point. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim, mengaku terinspirasi untuk
mengembangkan kurikulum otonom guna membawa perubahan positif dalam
lingkungan pembelajaran tanpa memberikan tekanan yang tidak semestinya
pada guru dan siswa dengan tetap menjaga persyaratan minimal untuk
penyelesaiannya (Indriani dkk., 2023).30 Kurikulum merdeka menggeser
pendekatan pembelajaran yang sejak dahulu dilakukan di dalam kelas menjadi
pembelajaran menyenangkan melalui outing class. Siswa memiliki kesempatan
yang sangat baik untuk terlibat dalam percakapan dengan guru mereka ketika
mereka belajar di luar kelas. (Nasution dkk., 2023).31
30
Indriani, N., Suryani, I., & Mukaromah, L. (2023). IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DALAM
PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR. 1 Maret 2023.
31
Nasution, A. F., Ningsih, S., Silva, M. F., Suharti, L., & Harahap, J. P. (2023). Konsep Dan Implementasi Kurikulum Merdeka.
Journal of Education, 2(3).
32
Agustina, R., & Ismail, F. (2023). IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA. 1.
dengan fleksibilitas yang sesuai dengan kemampuan siswa/siswinya.
(Idhartono, 2020).33
35
Dewi, L. M. A. W., & Astuti, N. P. E. (2022). Hambatan Kurikulum Merdeka Di Kelas Iv Sdn 3 Apuan. Jurnal Pendidikan Dasar Rare
Pustaka, 4(2), 31-39.
waktu. Walau keberadaan buku sudah cukup, namun perlu ada evaluasi lebih
lanjut apakah isi buku-buku pelajaran tersebut sudah berdimensi global.
7. Penelitian Terdahulu
a. Avivah Rahma Dini, Deti Novianti, Farid Setiawan (2023). Mini Riset:
Pengimplementasian Kurikulum Merdeka Belajar Di Kelas X SMA Negeri 1
Lendah, Kulon Progo. Berdasarkan penelitian sederhana yang dilakukan
peneliti di SMA Negeri 1 Lendah khusunya kelas X sudah menggunakan
kurikulum merdeka. Dalam 3 bulan berjalan menggunakaan kurikulum
merdeka ini dikatakan efektif karena terdapat perubahan-perubahan yang
dirasakan. Menurut hasil wawancara pun mengatakaan bahwa ketika
menggunakan kurikulum merdeka terdapat banyak peningkatan yang terjadi
didalam diri peserta didik, terutama dalam segi kreatifitas. Di SMA Negeri 1
Lendah juga mencoba membuat projek-projek sesuai ketentuan yang ada
pada kurikulum merdeka yaitu P5. Dukungan dari orang tua pun sangat baik
sehingga memperlancar penerapan kurikulum merdeka di SMA Negeri 1
Lendah tersebut. Ada juga beberapa kendala yang dirasakan oleh SMA
Negeri 1 Lendah ketika menerapkan kurikulum merdeka ini, namun melalui
wawancara, kendala –kendala tersebut dapat dicarikan solusi dengan sharing
ketika melalukan MGMP dengan sekolah-sekolah yang sudah menerapkan
kurikulum merdeka tersebut.
b. Emy Yunita Rahma Pratiwi, Ratih Asmarani, Lina Sundana, Desty Dwi
Rochmania, Claudya Zahrani Susilo, Anggara Dwinata (2023). Analisis
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar terhadap Pemahaman P5 bagi
Siswa Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil analisis, menjadi tugas berat dari
Kemendikbud ristek, Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan Jawa Timur,
Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur, Dinas Pendidikan Provinsi
dan Kab/Kota serta Satuan Pendidikan agar bersinergi berkesinambungan,
sehingga implementasi kurikulum merdeka belajar di sekolah dasar seluruh
Provinsi Jawa Timur mampu terealisasi menjadi Kurikulum Nasional di
Tahun 2024 nanti. Mempunyai kewajiban dalam menyediakan akses luas dan
layak, khususnya anggaran pendidikan dan pelatihan bagi guru dan tenaga
kependidikan agar menuntaskan pengenalan dan penegasan pada program
pembelajaran tentang Kurikulum Merdeka Belajar secara lebih detil dan
komprehensif di tahun 2023 sebelum menjadi Kurikulum Pendidikan
Nasional pada tahun 2024. Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam instansi
pendidikan harus memberi berbagai kebijakanyang efektif. Pemberlakuan
desentralisasi pendidikan di SDN Kepanjen 1 Jombang Jawa Timur sesuai
prosedur dan bisa dinyatakan cukup baik. Profesionalitas guru SDN
Kepanjen 1 Jombang sepenuhnya diwujudkan secara optimal, jika dinilai
berdasarkan kompetensi tiap guru mencakup pedagogik, sosial hingga
kepribadian.
c. Ahmad Syafi’i (2023). Analisis Kesiapan Guru dalam Mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka Belajar di MTs As’adiyah Uloe. Berdasarkan data dan
informasi dapat disimpulkan bahwa guru di MTs As’adiyah Uloe belum siap
(masih setengah hati) untuk menerapkan kurikulum Merdeka Belajar.
Ditinjau dari segi perangkat pembelajaran yang meliputi CP, TP, ATP, dan
modul ajar, guru belum siap. Hal ini terlihat sangat sedikit yang
menyelesaikan administrasinya. Ditinjau dari segi projek pembelajaran,
nyatanya belum ada guru yang menyerahkan modul projeknya. Ditinjau dari
segi buku ajar, pihak madrasah telah menyiapkannya, sehingga guru sangat
siap. Dirinjau dari segi desain pembelajaran berdeferensiasi, guru belum
merencanakan desain pembelajaran, sehingga dapat dikatatakan bahwa
hampir semua guru belum siap. Ditinjau dari asesmen, hanya sebagian kecil
guru melakukan asesmen diagnostik kognitif dan non diagnostik non-
kognitif. Secara komprehensif, dapat dikatakan bahwa guru di MTs
As’adiyah Uloe belum siap sepenuhnya mengimplementasika kurikulum
Merdeka.
d. Dindin Alawi, Agus Sumpena, Supiana, Qiqi Yuliati Zaqiah. Implementasi
Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka Pasca Pandemi Covid-19
(2022). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat beberapa program studi
mandiri yang tersedia di kampus mandiri, antara lain: pertukaran
mahasiswa, penempatan kerja/praktik, pengajaran di lembaga pendidikan,
proyek desa, penelitian/penelitian, kegiatan kewirausahaan,
penelitian/proyek mandiri dan proyek kemanusiaan. Capaian MBKM di
beberapa perguruan tinggi saat ini sudah baik, namun tidak sedikit juga
perguruan tinggi yang masih mempunyai kendala yang harus di atasi
bergantung pada kondisi dan kemampuan masing-masing perguruan tinggi.
5. Endang Pujiarti, Amiruddin, Ratnasari, Friska Deliana Purba, Kartika Dewi
Ahmadi, Sri Mulya (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka dalam
Meningkatkan Kompetensi Profesionalisme Guru di SMKS 2 Taman siswa
Pematang siantar. Hasil penelitian menyimpulkan bawah untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar, guru memerlukan
pelatihan yang sesuai. Pelatihan kompetensi guru saat ini dapat diakses di
mana saja Kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional dan sosial. Merdeka belajar merupakan salah satu program
inisiatif Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sekarang yang ingin
menciptakan suasana belajar yang bahagia. Tujuan merdeka belajar adalah
agar para guru, peserta didik, serta orang tua bisa mendapat suasana yang
bahagia, tanpa dikekang dengan aturan-aturan yang sangat kaku. Pokok-
pokok kebijakan Merdeka Belajar adalah Ujian Sekolah Berstandar Nasional,
Ujian Nasional, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Peraturan Penerimaan
Peserta Didik Baru Zonasi. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar
kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan.
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Data yang telah
diperoleh dari hasil pengamatan kemudian akan di analisis dengan penelitian
Kualitatif dengan pendekatan studi kasus, Instrumen yang sudah ada divalidasi
dan diujikan untuk mengumpulkan data. Data yang telah terkumpul dianalisis
dan diolah untuk mendapatkan kesimpulan dari penelitian. Menurut Sugiyono
(2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian
tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Menurut
Whitney (1960: 160) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi
pada saat sekarang atau masalah aktual.
5. Analisis Data
Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini ialah penelitian deskriptif.
Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu
metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Menurut Whitney (1960: 160) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi
pada saat sekarang atau masalah aktual
36
Stoner, James A.F. Management, prentice/ hall International. Inc,New York: Englewood Cliffs, (1982).
dengan situasi dan kondisi yang paling sesuai dengan apa yang telah ditetapkan
di tujuan awal (Hidayat dkk., 2023).
Secara bahasa Kurikulum berasal dari bahasa Yunani (curiryang) yang
artinya pelari dan curare yang bisa diartikan sebagai tempat berpacu. Kata
kurikulum berasal dari istilah yang dipakai di dalam dunia olahraga di Yunani
pada zaman Romawi Kuno, yang memiliki arti jarak tempuh yang harus dilalui
oleh pelari dari mulai start hingga finish. Jarak tempuh yang harus dilalui disini
mempunyai makna bahwa kurikulum adalah segala muatan isi maupun materi
pelajaran yang dijadikan jangka waktu untuk ditempuh oleh siswa dalam
memperoleh ijazah. S.Nasution (1989) menyatakan bahwa kurikulum adalah
suatu rencana yang disusun secara matang guna memperlancar proses
pembelajaran di bawah tanggung jawab dan bimbingan lembaga/sekolah
pendidikan dan seluruh tenaga pendidik.37 (Ledia & Bustam, 2023).
Dapat disimpulkan bahwa pengertian Manajemen Kurikulum adalah
ilmu yang mempelajari tentang aktivitas organizing (pengorganisasian),
actuating (pelaksanaan), planning (perencanaan), controling (pengendalian)
dalam penyelesaian segala sesuatu perangkat/materi yang akan dijadikan
pedoman kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan semua sumber daya
manusia (pendidik dan tenaga kependidikan) yang ada sehingga tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitain sederhana yang dilakukan penelitian di SDIT Rabbani
Lawang Agung muara enim sumatera selatan khususnya kelas 1 hingga kelas 4 yang
sudah menggunakan kurikulum merdeka. Dalam penyusunan kurikulum dilakukan
secara mandiri dengan tetap melibakan dewan guru serta tetp menyesuiakan dengan
kondisi lingkungna sekolah dan kesiapan siswa serta sarana prasarana sekolah. Untuk
kelas 1 hingga 4 penerapan kurikulum merdeka baru berjalan satu semester yaitu 6
bulan berjalan. Dalam penerapan kurikulum merdeka selama kurang lebih 6 bulan ini
dikatakan belum begitu berjalan secara maksimal, hanya terjadi beberapa perubahan
khususnya semangat dan partisipasi siswa dalam mengikuti program P5 (Projek
Penguatan Pancasila Profil Pelajar Pancasila).
Namun pada aspek pembelajaran di kelas belum mengalami perubahan yang
signifikan cenderung sama seperti penerapan kurikulum K13. Hal ini disebabkan
karena guru dan pihak sekolah belum memahami secara baik konsep pembelajaran
kurikulum merdeka yang berbasis pembelajaran berdiferensiasi, namun untuk
meningkatkan pengetahuan konsep pembelajaran kurikulum merdeka, pihak sekolah
berkolaborasi dengan berbagai komunitas, guru penggerak dan dinas pendidikan
kabupaten untu mengadakan kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas dan
pengetahuan tentang kurikulum merdeka. Dukungan dari pihak orang tua murid
sangat baik sehingga memperlancar pengimplementasian program kurikulum
merdeka dengan konsep kolaborasi. Selain beberapa kendala di atas, melalui
wawancara dapat dicarikan solusi melalui rapat kordinasi mingguan, pertemuan rutin
pihak sekolah atau dewan guru dengan orang tua murid serta sharing dan kolaborasi
dengan sekolah lain yang sudah menerapakn kurikulum merdeka.
DAFTAR PUSTAKA
Alawi, Dindin, Agus Sumpena, Supiana Supiana, dan Qiqi Yuliati Zaqiah.
“Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka Pasca Pandemi
Covid-19.” EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN 4, no. 4 (3 Juli 2022): 5863–
73. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3531.
Dini, Avivah Rahma, Deti Novianti, dan Farid Setiawan. “Mini Riset:
Pengimplementasian Kurikulum Merdeka Belajar Di Kelas X SMA Negeri 1
Lendah, Kulon Progo,” t.t.
Haque, Aaisha, dan Solomon Arulraj David. “Effective Curriculum Implementation for
Optimal Teaching and Learning Experience: A Study from a Private School in
Dubai,” 2022.
Law, Mei Yuan. “A Review of Curriculum Change and Innovation for Higher
Education.” Journal of Education and Training Studies 10, no. 2 (13 Januari 2022): 16.
https://doi.org/10.11114/jets.v10i2.5448.
Nadhiroh, Syifaun, dan Isa Anshori. “IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
BELAJAR DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM,” t.t.
Pratiwi, Emy Yunita Rahma, Ratih Asmarani, Lina Sundana, Desty Dwi Rochmania,
Claudya Zahrani Susilo, dan Anggara Dwinata. “Analisis Implementasi
Kurikulum Merdeka Belajar terhadap Pemahaman P5 bagi Siswa Sekolah
Dasar.” Jurnal Basicedu 7, no. 2 (22 Mei 2023): 1313–22.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v7i2.4998.
Rahayu, Restu, Rita Rosita, Yayu Sri Rahayuningsih, Asep Herry Hernawan, dan
Prihantini Prihantini. “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah
Penggerak.” Jurnal Basicedu 6, no. 4 (22 Mei 2022): 6313–19.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3237.
Supriani, Yuli, Fitri Meliani, Asep Supriyadi, Supiana Supiana, dan Qiqi Yuliati Zaqiah.
“The Process of Curriculum Innovation: Dimensions, Models, Stages, and
Affecting Factors.” Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 2 (18 Mei 2022): 485–
500. https://doi.org/10.31538/nzh.v5i2.2235.
Hardianto, R., Suryani, A. I., & Tanamir, M. D. (2023). Persepsi guru geografi terhadap
Kurikulum Merdeka di Sekolah Menegah Atas (SMA) Kabupaten Solok
Selatan. Jurnal Horizon Pendidikan, 3(2), 197-208.