Vous êtes sur la page 1sur 15

MAKALAH SOSIOLOGI

KELUARGA SEBAGAI AGEN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

UNIVERSITAS TERBUKA
Disusun oleh:
SUNARDI
JURUSAN AGREBISNIS PERTANIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNPOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA POKJAR PASANGKAYU

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat allah swt karena kita masih diberi
kesempatan untuk menyelesaiakan makalah yang
berjudul “KELUARGA SEBAGAI PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER”.
Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar
muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang
terang benderang. Dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih
banyak kekurangan oleh sebab itu kami meminta kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Pasangkayu 29/11/2021

2
DAFTAR ISI
Kover ………………………………………………………………….. 1
Kata Pengantar …………………………………………………… 2
Daftar isi ……………………………………………………………… 3
Bab I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 4
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 4, 5
1.2 Tujuan …………………………………………………………………………………. 5
1.3 Rumusan Permasalahan ………………………………………………………… 5

Bab 2 PEMBAHASAN ………………………………………………………… 6


2.1 Peran keluarga dalam pembentukan kepribadian individu ……... 6, 7, 8, 9

2.2 Hubungan antara keluarga yang tidak harmonis ………………….. 10,11,12,13

Bab 3 PENUTUP ………………………………………………………………….. 14


3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………….. 14
3.2 Saran ………………………………………………………………………………………….. 15
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………… 15

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia saat ini tidak dapat dibendung. Dunia seolah telah
berubah fase menjadi semakin modern. Perkembangan ini telah banyak
menberikan dampak positif dan dampak negatif. Perkembangan ini telah
banyak mempengaruhi banyak aspek,salah satunya mempengaruhi
pembentukan karakter.
Dalam proses pembentukan karakter ini ada agen yang sangat besar dan
penting sekali pengaruhnya. Agen ini dapat membawa seorang individu
dapat diterima dengan baik dikalangan masyarakat.agen yang dimaksud
adalah keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat terbentuk
berdasarkan sukarela dan cinta yang asasi antara dua subyek manusia
(suami-istri). Berdasarkan asas cinta kasih yang asasi ini lahirlah anak
sebagai generasi penerus. Keluarga dengan cinta kasih dan pengabdian
yang luhur membina kehidupan kepribadian sang anak.

4
Sebagai lembaga terkecil dalam masyarkat, keluarga memegang peranan
yang sangat luas dalam membina kehidupan dan kepribadian sosial anak.
Sesungguhnya dapat dikatakan bahwa keluarga adalah tahap pertama
lembaga-lembaga penting sosial dan dalam tingkat yang sangat tinggi; ia
berkaitan erat dengan peradaban, transformasi warisan, dan pertumbuhan
serta perkembangan umat manusia. Secara keseluruhan, semua tradisi,
keyakinan sopan santun, sifat-sifat individu dan sosial, ditransfer lewat
keluarga kepada generasi-generasi berikutnya.
Para pakar meyakini bahwa keluarga adalah lingkungan pertama dimana
jiwa dan raga anak akan mengalami pertumbuhan dan kesempurnaan.
Untuk itulah ia memainkan peran yang amat mendasar dalam menciptakan
kesehatan kepribadian anak dan remaja. Tentu saja pada status sosial dan
ekonomi keluarga di tengah masyarakat, berpengaruh pula pada berpikir
dan kebiasaan-kebiasaan anak.
Oleh karena itu, keluarga merupakan modal utama agar kepribadian anak
menjadi baik. Keluarga yang harmonis atau tidak harmonis pun menjadi
salah satu penyebabnya,karena bisa dilihat saat ini anak-anak yang hidup
dan berkembang dikalangan keluarga yang disharmonis akan berbeda jauh
dengan keluarga harmonis lainnya.

1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui apa itu keluarga
 Untuk mengetahui agen keluarga dalam proses pembentukan
kepribadian
 Untuk mengetahui apa itu keluarga disharmonis
 Untuk mampu mengetahui akibat dari keluarga disharmonis
 Untuk mampu mengaplkasikan karakter yang baik dalam kehidupan
sehari-hari

1.3 Permasalahan
1. Bagaimana peran keluarga dalam pembentukan kepribadian
Individu?

5
2. Adakah hubungan antara keluarga yang tidak harmois dengan
pembentukan kepribadian anak yang baik.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Peran keluarga dalam pembentukan kepribadian individu
Keluarga merupakan bagian dari sebuah masyarakat. Unsur-
unsur yang ada dalam sebuah keluarga baik budaya, mazhab,
ekonomi bahkan jumlah anggota keluarga sangat mempengaruhi
perlakuan dan pemikiran anak khususnya ayah dan ibu.
Pengaruh keluarga dalam pendidikan anak sangat besar dalam
berbagai macam sisi. Keluargalah yang menyiapkan potensi
pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak. Lebih
jelasnya, kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan
tingkah laku kedua orang tua serta lingkungannya. Kedua orang
tua memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan
kepribadian anak.

6
Islam menawarkan metode-metode yang banyak di bawah rubrik
aqidah atau keyakinan, norma atau akhlak serta fikih sebagai
dasar dan prinsip serta cara untuk mendidik anak. Dan awal mula
pelaksanaannya bisa dilakukan dalam keluarga. Sekaitan dengan
pendidikan, Islam menyuguhkan aturan-aturan di antaranya pada
masa pra kelahiran yang mencakup cara memilih pasangan hidup
dan adab berhubungan seks sampai masa pasca kelahiran yang
mencakup pembacaan azan dan iqamat pada telinga bayi yang
baru lahir, tahnik (meletakkan buah kurma pada langit-langit bayi,
mendoakan bayi, memberikan nama yang bagus buat bayi, aqiqah
(menyembelih kambing dan dibagikan kepada fakir miskin), khitan
dan mencukur rambut bayi dan memberikan sedekah seharga
emas atau perak yang ditimbang dengan berat rambut.
Pelaksanaan amalan-amalan ini sangat berpengaruh pada jiwa
anak.
Perilaku-perilaku anak akan menjadikan penyempurna mata
rantai interaksi anggota keluarga dan pada saat yang sama
interaksi ini akan membentuk kepribadiannya secara bertahap
dan memberikan arah serta menguatkan perilaku anak pada
kondisi-kondisi yang sama dalam kehidupan.
Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi
anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu
dengan sendirinya memiliki pengaruh yang sangat dalam
terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian
manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam
situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga. Keluarga berperan
sebagai faktor pelaksana dalam mewujudkan nilai-nilai,
keyakinan-keyakinan dan persepsi budaya sebuah masyarakat.
Ayah dan ibulah yang harus melaksanakan tugasnya di hadapan
anaknya. Khususnya ibu yang harus memfokuskan dirinya dalam
7
menjaga akhlak, jasmani dan kejiwaannya pada masa pra
kehamilan sampai masa kehamilan dengan harapan Allah
memberikan kepadanya anak yang sehat dan saleh.
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan
dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses
belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok, moral, dan tradisi; meleburkan diri menjadi suatu
kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama.
Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan sebagai
perkembangan tingkah laku dalam menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat di mana anak
berada
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses
perlakuan atau bimbingan orangtua terhadap anak dalam
mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-
norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan
memberikan contoh kepada anaknya bagaimana menerapkan
norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak
antara lain:
1. Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya.
Ketika anak-anak mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari
kedua orang tuanya, maka pada saat mereka berada di luar
rumah dan menghadapi masalah-masalah baru mereka akan bisa
menghadapi dan menyelesaikannya dengan baik. Sebaliknya jika
kedua orang tua terlalu ikut campur dalam urusan mereka atau
mereka memaksakan anak-anaknya untuk menaati mereka, maka
perilaku kedua orang tua yang demikian ini akan menjadi
penghalang bagi kesempurnaan kepribadian mereka.
8
2. Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah
dan menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak. Karena hal ini akan
menyebabkan pertumbuhan potensi dan kreativitas akal anak-
anak yang pada akhirnya keinginan dan Kemauan mereka menjadi
kuat dan hendaknya mereka diberi hak pilih.

3. Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak.


Hormat di sini bukan berarti bersikap sopan secara lahir akan
tetapi selain ketegasan kedua orang tua, mereka harus
memperhatikan keinginan dan permintaan alami dan fitri anak-
anak. Saling menghormati artinya dengan mengurangi kritik dan
pembicaraan negatif sekaitan dengan kepribadian dan perilaku
mereka serta menciptakan iklim kasih sayang dan keakraban, dan
pada waktu yang bersamaan kedua orang tua harus menjaga hak-
hak hukum mereka yang terkait dengan diri mereka dan orang
lain. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya mereka juga
mau menghormati sesamanya.

4. Mewujudkan kepercayaan. Menghargai dan memberikan


kepercayaan terhadap anak-anak berarti memberikan
penghargaan dan kelayakan terhadap mereka, karena hal ini akan
menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam
bersikap. Kepercayaan anak-anak terhadap dirinya sendiri akan
menyebabkan mereka mudah untuk menerima kekurangan dan
kesalahan yang ada pada diri mereka. Mereka percaya diri dan
yakin dengan kemampuannya sendiri. Dengan membantu orang
lain mereka merasa keberadaannya bermanfaat dan penting.

9
Mengadakan perkumpulan dan rapat keluarga (kedua orang tua dan
anak). Dengan melihat keingintahuan fitrah dan kebutuhan jiwa anak,
mereka selalu ingin tahu tentang dirinya sendiri. Tugas kedua orang tua
adalah memberikan informasi tentang susunan badan dan perubahan
serta pertumbuhan anak-anaknya terhadap mereka.

Selain itu kedua orang tua harus mengenalkan mereka tentang


masalah keyakinan, akhlak dan hukum-hukum fikih serta
kehidupan manusia. Jika kedua orang tua bukan sebagai tempat
rujukan yang baik dan cukup bagi anak-anaknya maka anak-anak
akan mencari contoh lain; baik atau baik dan hal ini akan
menyiapkan sarana penyelewengan anak.

Yang paling penting adalah bahwa ayah dan ibu adalah satu-
satunya teladan yang pertama bagi anak-anaknya dalam
pembentukan kepribadian, begitu juga anak secara tidak sadar
mereka akan terpengaruh

2.2 Hubungan antara keluarga yang tidak harmonis dengan

Pembentukan ke pribadian anak yang baik.

Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dalam


kehidupan seorang individu, maka pada masa ini rentan pula
segala yang terjadi dalam kehidupan individu dalam proses
perkembangan pribadinya. Tidak terkecuali pula keadaan dalam
lingkungan keluarganya, terutama apabila individu berada dalam
lingkungan keluarga yang brokenhome atau tidak harmonis.

10
Sebuah penelitian yang dilakukan di University of California, Los
Angeles setelah mempelajari masalah dalam (kurang lebih) 2000
keluarga, membuktikan bahwa anak tetap menjadi korban
‘empuk’dalam pertikaian rumah tangga.
Efek pertikaian ini, biasanya akan membuat anak cenderung
melakukan hal-hal negatif diluar kebiasaannya. Ketidakstabilan
emosi yang disebabkan, akan membuat anak mencoba
menggunakan obat-obatan terlarang, mengonsumsi alkohol
hingga melakukan seks bebas.
Untuk itu, berdasarkan observasi yang telah dilakukan selama 30
tahun, menyatakan bahwa kedua orangtua yang sudah tak lagi
saling mencintai, sebaiknya jangan pernah hidup bersama dalam
satu atap.
Hal ini hanya akan menyakiti hati dan mental sang anak. Seorang
anak yang terus-menerus melihat pertengkaran orangtuanya, bisa
menderita kelainan secara psikis dan gangguan perilaku, saat
berhubungan dengan orang lain.
Profesor Kelly Musick, sekaligus penulis buku
“Are Both Parents Always Better than One? Parental Conflict and
Young Adult Well-Being”, mengungkap bahwa seorang anak yang
terlahir dan besar dalam keluarga penuh konflik, cenderung
menjadi bodoh secara akademis, dan tak sedikit juga yang
akhirnya putus sekolah. Ironisnya, dalam usia belia, mereka sudah
mencoba untuk merokok, minum alkohol dan melakukan
penyimpangan secara seksual.

Faktor-Faktor Penyebab Keluarga tidak harmonis

1. Terjadinya perceraian Faktor pertama adanya disorientasi


tujuan suami istri dalam membangun mahligai rumah tangga,

11
faktor kedewasaan yang mencakup intelektualitas,
emosionalitas, dan kemampuan mengelola dan mengatasi
berbagai masalah keluarga, pengaruh perubahan dan norma
yang berkembang di masyaraka
2. Ketidak dewasaan sikap orang tua Ketidakdewasaan sikap
orang tua salah satunya dilihat dari sikap egoisme dan
egosentrime. Egoisme adalah suatu sifat buruk manusia yang
mementingkan dirinya sendiri. Sedangkan egosentrisme adalah
sikap yang menjadikan dirinya pusat perhatian yang
diusahakan oleh seseorang dengan segala cara.
3. Orang tua yang kurang memiliki rasa tanggung jawab Tidak
bertanggungjawabnya orang tua salah satunya masalah
kesibukan. Kesibukan adalah satu kata yang telah melekat
pada masyarakat modern di kota-kota. Kesibukannya terfokus
pada pencarian materi yaitu harta dan uang.
4. Jauh dari Tuhan Segala sesuatu keburukan perilaku manusia
disebabkan karena dia jauh dari Tuhan. Sebab Tuhan
mengajarkan agar manusia berbuat baik. Jika keluarga jauh
dari Tuhan dan mengutamakan materi dunia semata maka
kehancuran dalam keluarga itu akan terjadi.
5. Adanya masalah ekonomi Dalam suatu keluarga mengalami
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Istri
banyak menuntut hal-hal di luar makan dan minum. Padahal
dengan penghasilan suami sebagai buruh lepas, hanya dapat
memberi makan dan rumah petak tempat berlindung yang
sewanya terjangkau.
6. Kehilangan kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan
anak Kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga
menyebabkan hilangnya kehangatan di dalam keluarga antara

12
orang tua dan anak. Faktor kesibukan biasanya sering dianggap
penyebab utama dari kurangnya komunikasi.
7. Adanya masalah pendidikan Masalah pendidikan sering
menjadi penyebab terjadinya broken home. Jika pendidikan
agak lumayan pada suami istri maka wawasan tentang
kehidupan keluarga dapat dipahami oleh mereka.

Dampak Keluarga tidak sejahtera pada Perkembangan Anak

1. Perkembangan Emosi
Menurut Hather Sall (dalam Elida Prayitno 2006: 96) “Emosi
merupakan situasi psikologi yang merupakan pengalaman
subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh”
Perceraian adalah suatu hal yang harus dihindarkan, agar emosi
anak tidak menjadi terganggu. Perceraian adalah suatu
penderitaan atau pengalaman traumatis bagi anak (Singgih,1995:
166)
2. Perkembangan Sosial Remaja
Menurut Brim (dalam Elida Prayitno. 2006: 81) “ Tingkah laku
sosial kelompok yang memungkinkan seseorang berpartisipasi
secara efektif dalam kelompok atau masyarakat.” Dampak
keluarga Broken Home terhadap perkembangan sosial remaja
menurut Sunggih D Gunawan 1995: 108 adalah: Perceraian orang
tua menyebabkan tumbuh pograan infenority terhadap
kemampaun dan kedudukannya, dia merasa rendah diri menjadi
takut untuk meluarkan pergaualannya dengan teman-teman.
3. Perkembangan Kepribadian
Perceraian ternyata memberikan dampak kurang baik terhadap
perkembangan kepribadian remaja. Menurut Westima dan Haller
(dalam Syamsyu Yusuf 2001: 99) yaitu bahwa remaja yang orang
tuanya bercerai cenderung menunjukkan ciri-ciri :
13
a. Berpilaku nakal.
b. Mengalami depresi.
c. Melakukan hubungan seksual secara aktif.
d. Kecenderungan pada obat-obat terlarang

Dari semuanya diatas tidak semua anak yang menjadi korban


keluarga yang tidak harmonis dapat berkepribadian buruk.
Bahkan ada anak yang berpikir bahwa suatu saat nanti jika
mereka telah dewasa semoga hal yang serupa terjadi pada orang
tua mereka tidak terjadi pada mereka dan bahkan ingin
menunjukan kepada khalayak umum bahwa mereka bisa lebih
baik dari anak yang berada dikalangan keluarga harmonis.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat
terbentuk berdasarkan sukarela dan cinta yang asasi
antara dua subyek manusia (suami-istri).
 Keluarga merupakan agen sosialisasi utama dalam
pembentukan kepribadian idividu.
 Karakter atau kepribadian seorang anak merupakan
gambaran dari kedua orang tuanya.
 Anak yang lahir dikalangan keluarga yang tidak
harmonis akan bebeda dengan anak yang lahir
dikeluarga harmonis

14
 Perceraian sangat besar pengaruhnya terhadap
karakter seorang anak.
3.2 Saran
 Orang tua dalam mengambil keputusan untuk becerai
sebaiknya dipikir berulang-ulang karena dampak
buruk dari perceraian ini ada di anak.
 Setiap anak yang ada dikalangan keluarga tidak
harmonis hendaknya tidak ikut terjerumus
kedalamnya malah menunjukkan bahwa kelak dia bisa
lebih baik daripada kedua orang tuanya.
 Jika ada kriti dan saran mohon diberitahu,untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://rizkyfauzi19.blogspot.com/2011/11/pengaruh-keluarga-broken-
home-pada-anak.html
http://bbawor.blogspot.com/2009/03/pengaruh-broken-home.html
http://ditaariska.blogspot.com/2011/11/efek-keluarga-broken-home-
terhadap_10.html
http://rizkyfauzi19.blogspot.com/2011/11/pengaruh-keluarga-broken-
home-pada-anak.html www.google.com/peran keluarga dalam
pembentukan kepribadian

15

Vous aimerez peut-être aussi