Vous êtes sur la page 1sur 19

MAKALAH PEDAGOGIK

“Kasih Sayang, Kewibawaan dan Tanggung Jawab dalam Pendidikan”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pedagogik

Dosen Pengampu :

Ivoni Susanti, M. Pd

DISUSUN OLEH:

(KELOMPOK 8)

MIRZA HANANIA HENANTA (204230211)

LILY AULIA NOVARI (204230218)

LUH NEILA ENJELINA (204230199)

MUHAMAD ROOFI MERLIANSYAH (204230227)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI

TAHUN 2024

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul
"Kasih Sayang, Kewibawaan dan Tanggung Jawab dalam Pendidikan”

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan Makalah ini. Berkat
bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan walaupun
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sepantasnya kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Ivoni Susanti, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Pedagogik.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam Makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki Makalah ini. Kami berharap semoga Makalah yang kami susun
ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Lubuklinggau, 22 Februari 2024

Kelompok 8

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 1

DAFTAR ISI ................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 4

A. Latar Belakang ........................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

1. Bagaimana konsep kasih sayang dalam pendidikan? ............. 5

2. Bagaimana konsep kewibawaan dalam pendidikan? ............ 5

3. Bagaimana konsep tanggung jawab dalam pendidikan? ......... 5

C. Tujuan Pembelajaran .................................................................. 5

1. Mengetahui konsep kasih sayang dalam pendidikan .............. 5

2. Mengetahui konsep kewibawaan dalam pendidikan............... 5

3. Mengetahui tanggung jawab pendidikan................................ 5

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 6

A. Konsep Kasih Sayang dalam Pendidikan................................... 6


B. Konsep Kewibawaan dalam Pendidikan .................................... 10
C. Konsep Tanggung Jawab dalam Pendidikan .............................. 14

BAB III PENUTUP...................................................................................... 17

A. Kesimpulan ............................................................................... 17
B. Saran ........................................................................................ 17
2
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidik merupakan orang dewasa yang membimbing anak agar si anak
tersebut bisa menuju ke arah kedewasaan. Peran orang dewasa di dalam proses
pembelajaran sangat penting karena tidak mungkin orangyang belum dewasa
mendewasakan orang yang belum dewasa. Sosok pendidik begitu besar dalam
proses pembelajaran dalam mendidik, mengajar , membimbing, mengarahan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, namun selain itu seorang
pendidik harus memiliki suatu kasih sayang, kewibawaan dan tanggung jawab
terhadap peserta didiknya.

Pada prakteknya, ternyata menerapkan kasih sayang, kewibawaan, dan


tanggung jawab dalam proses pendidikan tidak mudah, banyak hambatan dan
kendala yang dihadapi pendidik, baik berkaitan dengan pemahaman maupun
kemampuan pendidik. Untuk itu, kemauan dan ketulusan pendidik dalam
menjalankan tugasnya menjadi dasar dalam memahami sifat dan sikap anak didik.

Kasih sayang, kewibawaan, dan tanggung jawab pendidikan,


merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena suatu ruh dari
pendidikan atau menjadi suatu yang perlu dimiliki oleh seorang pendidik. Tanpa
kasih sayang anak akan berkembang menurut kemauan-kemauannya sendiri, karena
pendidik sama sekali tidak peduli terhadap perkembangan peserta didiknya. Tanpa
kewibawaan, pendidik akan kehilangan kepercayaan dari peserta didiknya. Peserta
didik bertindak semaunya tanpa peduli terhadap pendidiknya. Semua upaya
pendidik mungkin akan dilecehkan oleh peserta didiknya. Tanpa tanggung

4
B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas maka saya dapat menarik suatu permasalahan sebagai
berikut :

1. Bagaimana konsep kasih sayang dalam pendidikan?


2. Bagaimana konsep kewibawaan dalam pendidikan?
3. Bagaimana konsep tanggung jawab dalam pendidikan?

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Adapun yang tujuan yang akan di dapat dalam penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Mengetahui konsep kasih sayang dalam pendidikan.


2. Mengetahui konsep kewibawaan dalam pendidikan pendidikan.
3. Mengetahui tanggung jawab pendidikan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Kasih Sayang dalam Pendidikan


Kasih sayang merupakan fitrah manusia, artinya setiap manusia ditakdirkan
oleh Allah SWT memiliki kasih sayang terhadap sesamanya. Dalam hal
pendidikan, kasih sayang harus mendasari semua upaya dalam membawa anak
menuju tujuannya, yaitu kedewasaan. Orang tua (ayah dan ibu) sudah pasti
seharusnya mereka menumpahkan kasih sayang terhadap anak-anaknya
selama meraka membimbingnya sampai mencapai dewasa.

Begitupun juga seorang guru sebagai pendidik, mereka harus menumpahkan


kasih sayang pula terhadap anak didiknya karena kasih sayang merupakan syarat
mutlak dalam melakukan interaksi dengan anak didiknya, baik di dalam kelas
maupun diluar kelas. Tanpa kasih sayang pendidikan takan bermakna apa-apa.

1. Makna Kasih Sayang


Kasih sayang merupakan pola hubungan yang unik di antara dua orang
manusia atau lebih. Pola hubungan ini ditandai oleh adanya perasaan kasih
sayang, saling mengasihi, saling mencintai, saling memperhatikan dan saling
memberi. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa kasih sayang adalah
kebutuhan alami manusia sehingga akan mempengaruhi kehidupannya. Manusia
tidak bisa hidup tanpa makanan dan minuman, demikian juga manusia tidak bisa
hidup tanpa kasih sayang. Manusia mencintai dirinya dan ingin dicintai oleh orang
lain. Anak-anak lebih membutuhkan kasih sayang daripada orang dewasa.

Seorang anak tidak begitu peka apakah ia tinggal di gunung atau di hutan, jenis
pakaian apa yang dikenakan atau menu makanan apa yang dimakan, anak tidak
begitu peka tapi ia sangat peka dengan perasaan orang lain terhadapnya. Kasih
sayang merupakan suatu penyerahan diri secara total dari pendidik (orang dewasa)
tanpa pamrih kepada anak didik, dengan tujuan mencapai tujuan pendidikan, yaitu
kedewasaan. Dengan kasih sayang seorang pendidik menyerahkan seluruh
6
pribadinya demi kepentingan anak didik, dengan tanpa memikirkan pembalasan
apa yang diharapkan dari si anak.

Kasih sayang adalah kebutuhan setiap orang, maka kasih sayang sedemikan
dahsyat mempengaruhi kehidupan anak manusia. Anak-anak yang dibesarkan
dalam limpahan kasih sayang akan tumbuh menjadi anak yang mandiri dan kuat
dan memiliki ketajaman hati nurani. Dengan kasih sayang yang diberikan oleh
orang tua kepada anaknya, anak nantinya akan mampu memperlakukan orang lain
dengan penuh kecintaan. Ketika ia dewasa ia akan belajar mencintai istriya, anak-
anaknya, sahabat, dan masyarakat disekitarnya dengan maksimal. Manusia yang
dicintai akan membalas kasih sayang orang yang mencintainya. Karena manusia
itu pada dasarnya sangat mencintai dirinya, maka ia juga akan mencintai orang
yang mencintai dirinya dan memandang dengan pandangan yang positif. Begitu
pula anak-anak yang tumbuh dalam lautan kasih sayang orangtuanya akan
memandang orangtuanya sebagai manusia yang baik, bisa dipercaya dan patut
didengar. Orangtua yang mencintai anaknya akan lebih banyak manuai sukses
dalam mendidik anak-anaknya.

Kasih sayang mempengaruhi kesehatan fisik. Hati yang berbunga-bunga


karena limpahan kasih sayang akan menyehatkan saraf dan fisik. Anak-anak yang
kenyang dengan kasih sayang orangtuanya, tubuhnya lebih sehat dari anak-anak
yang kurang mendapatkan kasih sayang. Anak-anak yang besar dalam limpahan
kasih sayang orangtua akan menjadi anak-anak yang memiliki hati yang hangat.
Karena sudah merasakan kebahagiaan kasih sayang dari orangtuanya. Kasih
sayang juga akan menyelamatkan anak-anak dari sifat-sifat kerdil. Anak-anak
yang kurang atau tidak mendapatkan kasih sayang orangtuanya akan tumbuh
sebagai anak yang merasa terkucilkan. Ia akan membenci orangtua dan orang lain
dan besar kemungkinan akan menjadi anak-anak yang suka melakukan hal-hal
yang berbahaya.

2. Dampak Kasih Sayang yang Berlebihan

7
Kasih sayang orangtua memang penting tapi kalau terlalu berlebihan akan
mendatangkan akibat yang tidak diharapkan. Kasih sayang itu seperti air atau
makanan kalau diberikan dengan ukuran yang tepat dan dengan jumlah yang tepat,
maka anak memberikan hasil yang maksimal, tapi kalau tidak demikian akan
berubah menjadi sesuatu yang tidak baik. Kasih sayang yang terlalu berlebihan
untuk anak-anak adalah pengkhianatan.

Anak-anak itu bukan mainan orangtua, tapi ia adalah manusia yang masih kecil
yang harus dididik untuk menyongsong masa depannya. Orangtua harus sadar
bahwa, suatu hari mereka akan lepas dari mereka. Anak-anak juga tidak
selamanya anak-anak. Mereka akan tumbuh menjadi dewasa dan harus bergaul
dalam kehidupan sosial akan mengalami hal-hal yang menyenangkan,
menyedihkan, menyengsarakan dan membahagiakan.

Sebagai orangtua yang baik, mereka harus mempersiapkan sesuatu untuk masa
depan anak-anak mereka. Mereka harus dididik supaya menjadi manusia yang
tangguh di hari esok. Jangan membiarkan mereka menjadi anak-anak yang tidak
berdaya, lemah dan selalu mengiba-iba uluran tangan orang lain.

3. Peranan Kasih Sayang Dalam Pendidikan


Peranan kasih sayang dalam pendidikan di sekolah merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam membentuk sikap, kepribadian dan perilaku anak disamping
peran keluarga dan masyarakat. Banyak peran yang semestinya dilakukan oleh
seorang pendidik dalam menjalankan proses pendidikan, diantaranya:
a. Pendidik sebagai pembimbing
Dengan kasih sayang diberikan oleh pendidik, anak akan mendapatkan
bimbingan untuk menjalani kehidupan, baik yang sedang dijalani saat ini maupun
bekal kehidupan dimasa yang akan datang. Banyak peserta didik yang tidak
mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya , pendidik ditempatkan sebagai

8
tempat bertanya, mengadu, meminta pendapat, berkeluh kesah, curhat, berlindung
dan posisi lainnya dalam diri seorang anak didik.

b. Pendidik sebagai pembentuk kepribadian


Seorang pendidik yang baik akan memperhatikan tingkah laku peserta
didiknya sebagai bagian dari perannya dalam menjalankan proses pendidikan.
Pembentukan kepribadian anak disekolah merupakan hal yang tidak mudah,
terbukti dari beberapa pemberitaan media massa/ koran, seorang anak didik yang
melakukan bunuh diri karena ingin menyelamatkan harga diri dan rasa malu yang
dialaminya karenatidak dapat membayar uang sekolah.

c. Pendidik sebagai tempat perlindungan


Tindakan anak yang kabur dari rumah merekakarena diakibatkan tidak
menemukan kasih sayang dirumahnya. Dalam tindakan ini anak akan mencari
perlindungan kepada siapa saja yang dianggap dekat atau yang dapat memberikan
perhatian, beruntung jika mereka mendapat tempat berlindung pada orang yang
berlatar belakang baik, tetapi jika sebaliknya , maka akan berakibat merusak masa
depannya.
Maka semestinya sebagai seorang pendidik harus bisa menyikapi
permasalahan-permasalahan yang dihadapi para peserta didiknya, pendidik harus
dapat berlaku bijaksana , memberikan kasih sayang dan harus dapat memberikan
perlindungan terhadap anak didiknya.

d. Pendidik sebagai figur tauladan


Seorang pendidik harus berperilaku ramah, hangat dan selalu tersenyum,
tidak memperlihatkan muka kusam atau kesal, merespon pembicaraan atau
pertanyaan anak didik, sehingga akan menumbukan kondisi psikologis yang
menyenagkan bagi anak dan dapat menjadi contoh bagi para anak didiknya.

e. Pendidik sebagai sumber pengetahuan


Pendidik harus mentransfer pengetahuan dengan didasari oleh kasih sayang
pada saat memberikan materi dan bimbingan. Sebagai seorang pendidik juga
9
harus bertanggung jawab memikirkan sikap dan perilaku anak didiknya
dikemudian hari. Dalam proses pembeljaran dimana terjadi tranformasi
pengetahuan, sikap memberi dan melarang semestinya dilakukan secara hati-hati
terhadap anak didiknya. Pengetahuan dapat merubah sikap dan perilaku anak,
perubahan dapat positif apabila pengetahuan yang diterima anak sesuai dengan
masanya dan sebaliknya apabila tidak sesuai akan membentuk perilaku anak yang
negatif. Misalnya pendidikan seks yang diberikan guru dengan tidak hati-hati akan
berdampak pada perilaku yang salah tentang kehidupan seks. Oleh karena itu,
seorang guru dalam menyampaikan pengetahuan harus didasari dengan kasih
sayang.

Beberapa hal yang mungkin terjadi apabila guru tidak berhati-hati dalam
menyampaikan pengetahuan :
1). Akan merusak jalinan kasih sayang di antara guru dan anak didik.
2).Anak akan belajar pada sumber lain yang apabila tidak di bimbing tidak
menutup kemungkinan menghasilkan perilaku yang tidak di harapkan.
3).Kurangnya bimbingan dari guru sebagai pendidik akan menumbuhkan perilaku
yang tiak bertanggung jawab atas perbuatannya.

Dengan demikian jelaslah bahwa kasih sayang memegang peranan penting,


tidak hanya di lingkungan keluarga, tetapi sudah seharusnya di sekolah, guru
sebagai pengganti orang tua menumbuh kembangkan hubungan kasih sayang
dengan anak didiknya. Dengan ketulusan dan rasa kasih sayang yang diberikan
oleh seorang guru, anak didik akan merasa senang mengikuti proses pendidikan
di sekolah dan tujuan pendidikan akan mudah diwujudkan.

B. Konsep Kewibawaan dalam Pendidikan


Kewibawaan adalah suatu daya mempengaruhi yang terdapat pada
seseorang, sehingga orang lain yang berhadapan dengan dia, secara sadar dan suka
rela menjadi tunduk dan patuh kepadanya.

10
Pengenalan dan pengakuan kewibawaan membutuhkan bahasa, sehingga
pengenalan dan pengakuan wibawa itu berjalan sejajar dengan tumbuhnya bahasa
pada kanak-kanak. Bahasa merupakan tempat pertemuan antara pendidik dan
peserta didik. Dengan bahasa, peserta didik dapat mengerti apa arti anjuran dan
larangan dari pendidik, sehingga dengan demikian dapatlah dikenal dan diakui
berwibawa.

Guru sebagai seorang pendidik harus memiliki kewibawaan dalam


pembelajaran didalam kelas maupun kegiatan lain di luar kelas. Interaksi atau
hubungan pendidikan tersebut, biasanya diwarnai oleh adanya aspek pendidikan
yang didasari dengan kewibawaan. Hal ini menunjukan bahwa adanya ikatan
hakiki antara pendidikan dan kewibawaan, yakni kewibawaan yang diperlukan
oleh pendidikan.
Kewibawaan merupakan syarat mutlak dalam pendidikan, artinya jika tidak
ada kewibawaan makapendidikan itu tidak mungkin terjadi. Sebab, dengan
adanya kewibawaan segala bentuk bimbingan yang diberikan oleh pendidik akan
diikuti secara suka rela oleh anak didik. Sebaliknya bila kewibawaan tidak ada,
segala bentuk bimbingan dan pendidikan tidak mungkin diturutioleh anak didik,
sehingga tanpa kewibawaan, pendidik akan kehilanggan predikatnya sebagai
pendidik.

1. Makna kewibawaan
Ciri utama yang seharusnya dimiliki oleh seorang pendidik yaitu adalah
adanya kewibawaan yang terpancar dari dirinya terhadap anak
didik. Kewibawaan adalah suatu pengaruh yang diakui kebenaran dan
kebesarannya, bukan sesuatu yang memaksa. Kewibawaan harus berbanding
dengan ketidak berdayaan anak didik, jika pendidik kemampuannya tidak berbeda
dengan anak didik, maka kewibawaan seorang pendidik tersebut akan sukar
ditegakan. Dengan demikian kewibawaan seorang pendidik akan diakui apabila
pendidik mempunyai kelebihan dari anak didik baik sikap, pengetahuan maupun
ketrampilannya.

11
Pendidik harus memiliki kewibawaan dimata anak didik, karena anak
didikmembutuhkan perlindungan, bantuan, bimbingan, dan lain sebagainya dari
seorang pendidik dan seoarang pendidik harus bersedia untuk memenuhinya.
Kewibawaan adalah suatu daya memengaruhi yang terdapat pada seseorang,
sehingga orang lain yang berhadapan dengan dia, secara sadar dan suka rela
menjadi tunduk dan patuh kepadanya. Jadi barang siapa yang memiliki
kewibawaan, akan dipatuhi secara sadar dengan tidak terpaksa, dengan tidak
merasa diharuskan dari luar, dengan penuh kesadaran, keinsyafan, tunduk, patuh,
menuruti semua yang dikehendaki oleh pemilik kewibawaan itu.

2. Fungsi Kewibawan dalam Pendidikan


Selanjutnya akan kita bicarakan mengenai fungsi-fungsi kewibawaan dalam
pendidikan.Artinya pembawa yang dipergunakan sampai waktu si anak menjadi
dewasa, dan sesudah dewasa, gezag itu dihentikan. Pendidikan terdapat dalam
pergaulan antara orang dewasa dan anak-anak. Sebagai pergaulan antar orang
dewasa sesamanya, orang menerima dan bertanggung jawab sendiri terhadap
pengaruh-pengaruh pergaulan. Dalam hal ini tampak bahwa fungsi kewibawaan
yaitu membawa si anak ke arah pertumbuhannya yang kemudian dengan
sendirinya mengakui wibawa orang lain dan mau menjalankannya juga.

3. Mempertahankan Kewibawaan dalam Pendidikan


Pendidik harus mempertahankan kewibawaan yang di milikinya sehingga
kewibawaan tersebut harus di pelihara dan di binanya langeveld (dalam umar
tirtaraharja dkk 2000) mengemukakan tigaseni kewibawaan untuk
memeliharanya, yaitu:
a. Kepercayaan
Pendidik harus percaya bahwa dirinya bisa dan mampu mendidik dan juga
harus percaya bahwa anak didik dapat di didik.

b. Kasih sayang
Kasih sayang mengandung dua makna yakni penyerahan diri kepada yang
di kasih sayangi dan pengendalian terhadap yang di sayangi.dengan penyerahan
12
diri,pada pendidik timbul kesediaan untuk berkorban berupa pengabdian dalam
bekerja pengendalian terhadap yang di sayangi agar anak didik tidak berbuat
sesuatu yang merugikan dirinya.
c. Kemampuan mendidik
Kemampuan mendidik dapat dikembangkan melalui beberapa cara
diantaranya pengkajian terhadap ilmu pengetahuan khususnya ilmu pendidikan ,
mengambil manfaat daripengalaman kerja dll.

Selain ketiga hal di atas, dalam mempertahankan kewibawaan tersebut perlu


didukung oleh keadaan batin pemilik kewibawaan ( orang dewasa : orang tua,
guru dan yang lainnya ), yaitu :
a). Adanya rasa cinta
Kewibawaan itu dapat dimiliki seseorang apabila hidupnya penuh kecintaan
dengan atau kepada orang lain.
b). Adanya rasa demi kamu
Adalah suatu sikap yang dapat dilukiskan sebagai suatu tindakan, perintah atau
anjuran bukan untuk kepentingan memerintah tetapi untuk kepentingan orang
yang diperintah.
c). Adanya kelebihan batin
Seorang guru yang menguasai bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya,
bisa berlaku adil dan objektif, bijaksana, merupakan contoh-contoh yang dapat
menimbulkan kewibawaan batin.
d). Adanya ketaatan kepada norma
menunjukkan bahwa dalam tingkah lakunya dia sebagai pendukung norma
yang sungguh-sungguh, selalu menepati janji yang pernah di buat, displin dalam
hal-hal yang yelah di gariskan.

4. Kewibawaan dan Peserta Didik


Dapat dikatakan bahwa kewibawaan ialah syarat mutlak (conditiosine qua
non) untuk mendidik. Lengeveld berpendapat bahwa pendidikan anak
sesungguhnya baru dimulai pada umur 3 tahun. Jika ada usaha yang dimulai atau

13
diberikan sebelum anak berusia 3 tahun, ini disebut dengan pendidikan
pendahuluan.

Jika anak sudah dapat mengakui kewibawaan pendidik, maka saat itulah dapat
dimulai pendidikan dan pengenalan norma yang sesungguhnya. Anak bukan
sekedar harus berbuat sesuai dengan norma secara paksa tanpa mengetahui
normanya, melainkan norma itu sendirilah yang diperkenalkan kepada perdik.
Maka dari itu, pendidik harus menjadikan diri sendiri menjadi perwujudan norma
itu sendiri. Selain itu, ada atau tidaknya pendidik sangat mempengaruhi sifat
perdik menghadapi norma.

C. Konsep Tanggung Jawab dalam Pendidikan


Manusia adalah makhluk yang mempunyai tanggung jawab dan kewajiban.
Setiap manusia mempunyai tanggung jawab terhadap orang lain, terutama
terhadap orang-orang yang berada dibawah kekuasaannya,
pemimpin bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya sehingga seorang
pemimpin atau penguasa akan ditanya tentang rakyatnya, seorang laki-laki
bertanggung jawab atas keluarganya, seorang istri akan bertanggung jawab di
rumah dan anak suaminya begitu juga seorang pendidik memiliki tanggung jawab
terhadap anak didiknya, orang tua anak didik, masyarakat, bangsa dan Tuhan,
tentang apa yang telah dikerjakannya.

1. Pengertian tanggung jawab


Tanggung jawab dalam arti harfiah ialah tanggungan beban untuk menjawab
atau lebih tegasnya adalah tanggungan beban untuk menerangkan suatu kelakuan
tertentu. Bertanggung jawab selalu dalam hubungan dengan orang lain.
Bertanggung jawab dapat menerangkan perbuatan kita dan kepentingan kita
dengan orang lain. Tidak mengganggu orang lain berarti dewasa secara sosial,
dewasa secara sosial berarti dapat bertanggung jawab atas segala perbuatan.
Bertanggung jawab dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana semua
tindakan atau perbuatan atau sikap merupakan penjelmaan dari nilai-nilai moral
serta nilai-nilai luhur kesusilaan dan keagamaan. Bisa juga dikatakn bahwa
14
bertanggung jawab berarti dapat didakwa berdasarkan nilai-nilai moral dan nilai-
nilai susila maupun nilai-nilai agama. Dengan kata lain bertanggung jawab berarti
berada dalam tatanan norma, kesusilaan dan agama, dan tidak di luarnya.

2. Pendidikan dan Tanggung Jawab


Menyinggung masalah peserta didik, khususnya pada tingkat dewasa,
hendaknya para pendidik harus mengetahui apa yang disebut kedewasaan. Karena
pada hakekatnya pendidikan adalah mendewasakan anak. Kedewasaan adalah
ketika peserta didik telah bertanggung jawab atas keadaan dirinya baik secara
psikologis, paedagogis, biologis dan sosiologis.

Disekolah guru merupakan pendidik yang paling bertanggung jawab dalam


membimbing anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yakni adalah
berkembangnnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab yang tercantum dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003.

Hasil pendidikan adalah manusia yang bertanggung jawab seperti yang


dijelaskan dalam tujuan pendidikan nasional tadi bahwa, tujuan pendidikan
nasional adalah membentuk manusia sosial yang cakap dan warga negara
demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan dan
tanah air. Rumusan tujuan pendidikan terdiri atas dua bagian, yaitu :

a. Tujuan individual : membentuk manusia susila yang cakap. Istilah manusia


susila yang cakap dimaksudkan bahwa setiap manusia indonesia harus mendapat
pendidikan dan pengajaran sehingga manusia Indonesia menjadi manusia yang
susila dan juga cakap. Bukan individu yang susila tetapi tidak cakap, juga bukan
individu yang cakap tetapi tidak susila. Karena individu susila yang tidak cakap
tidak akan menjadikan sejahtera dan kemakmuran bangsanya. Dan individu yang
cakap tetapi tidak susila dapat berbahaya bagi bangsa dan masyarakat sebab

15
kecakapan yang dimiliki digunakan untuk menjalankan kejahatan terhadap
bangsanya, masyarakatnya atau menjadi manusia yang tidak bertanggung jawab.

b .Tujuan kemasyarakatan : membentuk warga negara demokratis serta


tanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Jadi yang
dikehendaki adalah warga negara yang berjiwa demokratis dan sekaligus
tanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.

3. Tindakan yang berkaitan dengan Bertanggung Jawab


Seorang guru harus bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai guru, yaitu
mendidik dan mengajar anak-anak yang telah dipercayakan orang tua anak
kepadanya. Sekarang sudah ada undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru
dan dosen yang merupakan suatu landasan moral bagi guru untuk menjalankan
tugasnya secara profesional karena itu guru yang bertanggung jawab senantiasa
akan berbuat dan bertindak tidak keluar dari undang-undang tersebut.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kasih Sayang, Kewibawaan, dan Tanggung Jawab Pendidikan, merupakan
ruh dari pendidikan, tidak dapat di pisahkan satu sama lainya . ketiga hal
tersebut dapat dikatakan merupakan prasyarat dalam melaksanakan pendidikan.
Pada praktiknya, ternyata menerapkan kasih sayang, kewibawaan, dan tanggung
jawab dalam proses pendidikan tidak mudah, banyak hambatan dan kendala
yang dihadapi pendidik, baik berkaitan dengan pemahaman maupun kemampuan
pendidik.

B. SARAN
Kita sebagai calon pendidik hendaknya mempunyai rasa kasih sayang karena
tanpa kasih sayanag anak akan berkembang menurut kemauanya sendiri, maka
dari itu seorang calon pendidik harus mempunyai rasa kasih sayang terhadap
anak didiknya. Seorang guru harus memilki kewibawaan tapa kewibawaan
pendidik akan kehilangan kepercayaan dari anak didiknya. Seorang pendidik
harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugasnya sebagi guru
yaitu mendidik dan mengajar anak-anak yang telah dipercayakan orang tua anak
kepadanya.

17
DAFTAR PUSTAKA

➢ Purwanto, N. (2007). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : PT.


Remaja Rosdakarya

➢ Sadulloh, Uyoh. (2011). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung:ALFABETA

18

Vous aimerez peut-être aussi