Vous êtes sur la page 1sur 16

MAKALAH

"PENDEKATAN SOSIOLOGI TENTANG PENDIDIKAN"

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah


Mata Kuliah :Manajemen & Administrasi

Dosen Pegampu :
Dr.Edi wardani, M.Pd

Disusun Oleh: 05

Fitriani (T.MPI.I.2021.042)
Delvi Hendri (T.MPI.I.2021.043)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM SYEKH MAULANA QORI BANGKO
TAHUN 2022

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

i
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya
di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata manajemen
dan administrasi pendidikan dengan judul “pendekatan sosiologi tentang
pendidikan”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apa bila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Wasalamualaikum wr.wb

Bangko, 02, oktober, 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata pengantar..........................................................................................................i

ii
Daftar isi....................................................................................................................ii

Bab I

pendahuluan.............................................................................................................1

A. latar belakang.....................................................................................................1

B. rumusan masalah...............................................................................................1

C. tujuan masalah...................................................................................................2

Bab II

pembahasan.............................................................................................................3

A. Pendekatan Sosiologi Tentang Pendidikan......................................................3

B. Fondasi Sosiologi Pendidikan...........................................................................4

C. Penguat Fondasi Sosiologi Pendidikan............................................................9

D. teori sosiologi pendidikan.................................................................................10

Bab III

penutup ..................................................................................................................12

A. kesimpulan..........................................................................................................12

B..saran.....................................................................................................................12

C. Daftar pustaka.....................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosiologi merupakan bidang kajian yang memiliki implikasi penting terhadap tumbuh
kembangnya manusia dalam masyarakat, termasuk tumbuh berkembangnya mereka dalam
dunia pendidikan. Sosiologi memberi sumbangan yang berarti bagi mereka yang tertarik
dalam upaya melakukan kajian kritis terhadap apa yang terjadi di masyarakat. Sosiologi juga
membantu upaya melakukan perubahan dan reformasi sosial melalui berbagai cara. Sosiologi
pendidikan dalam hal ini, bisa membantu memberi bahan berharga dalam rangka melihat
proses pendidikan dengan berbagai masalah dan implikasi yang di timbulkan.

Sosiologi pendidikan dapat membantu memahami perencanaan, proses implementasi


dan implikasi penerapan program maupun kebijakan pendidikan tertentu. Sebagaimana peran
sosiologi pada umumnya, maka sosiologi pendidikan juga memberikan sumbangan
pencerahan, menawarkan kepada setiap orang maupun kelompok mana saja yang tengah
berusaha melakukan perubahan dalam penyelenggaraan proses pendidikan.

Sosiologi Pendidikan adalah adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan,
baik itu struktur, dinamika, masalah-masalah pendidikan, ataupun aspek-aspek lainnya secara
mendalam melalui analisis atau pendekatan sosiologis.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas penulis dapat merumuskan beberapa masalah

1. Apa saja pendekatan sosiologi tentang pendidikan?

2. Tokoh siapa saja yang menjadi peletak fondasi sosiologi pendidikan?

3. Siapa saja penguat fondasi sosiologi pendidikan?

1
C. Tujuan Penulisan

Setiap sesuatu yang ada didunia ini pasti mempunyai tujuan tersendiri tak terkecuali makalah
ini, yang pastinya juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh kami, diantaranya adalah:

1. Mengetahui Apa saja pendekatan sosiologi tentang pendidikan.

2. Mengetahui tokoh siapa saja peletak dan penguat fondasi sosiologi pendidikan.

3. Sebagai pengalaman dalam dunia kepenulisan yang dituntut untuk selalu memberikan
asupan terhadap perkembangan kehidupan.

4. Sebagai tugas kelompok untuk memenuhi tugas mata kuliah landasan sosiologi
pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. Pendekatan Sosiologi Tentang Pendidikan

Sosiologi pendidikan merupakan kajian bagaimana institusi dan kekuatan sosial


mempengaruhi proses dan outcome pendidikan dan begitu pula sebaliknya. Pendidikan
seperti dikatakan sargent (1994) merupakan instrument untuk mengatasi kesenjangan,
mencapai derajat kesetaraan yang tinggi dan mencapai tingkat kesejahteraan yang baik bagi
siapa saja. Pembelajar memiliki semangat dan motivasi mengejar inspirasi menuju kemajuan
dan usaha menjadi manusia yang terbaik. Pendidikan seperti dikatakan oleh schofield (1999)
memposisikan diri sebagai tempat bagi mereka untuk mengembangkan diri berdasar keunikan
potensi dan kepentinganya masing-masing.

Sosiologi pendidikan memerlukan alternatif jika ingin memahami sistem pendidikan.


Dalam hal ini perlu pemahaman dasar tentang relitas, bagaimana kita memandang peristiwa
dan situasi disekitar kita serta cara kita memberikan respon. Kini kita memasuku abad ilmu
pengetahuan atau yang sering juga dikenal sebagai knowledge socielty. Dalam masyarakat
seperti ini, ilmu pengetahuan menjadi instrument penting dalam perkembangan masyarakat.
Dengan demikian, pendidikan sebagai institusi yang terkait erat dengan proses produksi dan
reproduksi pengetahuan menjadi sdemakin penting.

Masyarakat berbasis ilmu pengetahuan memiliki tradisi yang berbeda dengan


masyarakat sebelumnya. Cara mengembangkan tindakan, memilih identitas, mengajukan
persoalan dan jawaban, selalu dikaitkan dengan tradisi keilmuan. Dunia pendidikan harus
memahami lalu mentransformasikan kedalam proses pembelajaran bagaimana masyarakat
mengembangkan tindakan, memilih identitas, mengajukan persoalan dan jawaban.

Menghadapi perkembangan seperti itu, maka pendidikan sebagai institusi produksi


dan reproduksi pengetahuan, menjadi semakin membutuhkan perangkat analisis dalam
memahami perubahan perilaku masyarakat. Ada beberapa alasan yang mendasari
pengembangan pendidikan yang harus dilandasi konsep dan teori-teori sosial.

Pendidikan mau tidak mau harus bisa menyiapkan sebuah generasi yang siap memasuki
masyarakat yang berubah menuju masyarakat berbasis pengetahuan itu. Jika pendidikan tidak
menghasilkan manusia yang siap memasuki masyarakat dengan segala bentuk tuntutan dan
karakternya, maka pendidikan dianggap gagal memberikan bekal dan prasyarat memasuki
perubahan dan masa depan. Pendidikan, sekolah dan guru, harus bisa membekali siswanya
kemampuan kreatif dengan memberi pengetahuan dan pengalaman hidup secara profesional

3
ditengah masyarakat ekonomi dan masyarakat pengetahuan. Beri pengetahuan profesional
kepada siswa, kreatifitas dan kapabelitas mamahami dunianya yang berubah, dengan segala
dampaknya, tempat mereka akan bekerja dan menjalani kehidupan. “ you have to listent to
the river if you want to catch atrout” kata pepatah orang-orang irish. Jadi kalau kita ingin
menangkap ikan maka kenali sungainya. Jika kita ingin berhasil dalam memasuki masyarakat
ekonomi, masyarakat pengetahuan, maka perlu dikenali karakternya disinilah perlunya dunia
pendidikan memanfaatkan jasa pemikiran sosiologis.

B. Peletak Fondasi Sosiologi Pendidikan

1. Karl Marx (1818-1883)

Marx lahir dari keluarga Yahudi di Trier, Jerman, pada 1818. Ibunya berasal dari keluarga
Rabbi Yahudi, sedangkan ayahnya berpendidikan sekuler dan pengacara yang sukses. Ketika
suasana politik tidak menguntungkan bagi pengacara Yahudi, ayah dan keluarganya pindah
menjadi pemeluk agama Protestan. 1841 Marx meraih gelar doktor filsafat dari Universitas
Berlin, universitas yang dipengaruhi oleh pemikiran Hegel dan pengikutnya yang kritis. Karl
Max dikenal aktif dalam berbagai gerakan buruh dan komunis. Karl Max dipahami oleh
berbagai penulis teks buku Sosiologi Pendidikan seperti Ivor Morris (1972), K.W. Prichard,
dan T. H. Buxton(1973), Philip Robinson (1986) dan Maureen T. Hallinan(2000) tidak
banyak memberikan sumbangan teoritis terhadap pengembangan sosiologi pendidikan,
namun Marx sangat berpengaruh terhadap cara berpikir tentang pendidikan dan masyarakat.
Dan berikut ini sumbangan Marx:

a. Pendekatan Materialisme Historis

Ada empat sentral konsep penting dalam mmahami pendekatan materialisme historis
(Morisson,1995). Pertama, Means of Production, Kedua, Realition of Prodduction (hubungan
Produksi), ketiga mode of production, ke empat (force of production).

Perubahan cara produksi itulah yang menyebabkan adanya perubahan sosial budaya
dan dimensi pendidikan. Perubahan cara produksi tersebut terletak pada teknologi baru,
penemuan sumber-sumber baru, atau perkembangan baru lain apapun dalam bidang kegiatan
produktif (Johnson, 1986 : 132 ).

Karena cara produksi berubah, maka muncul kontradiksi antara cara produksi dan
hubungan produksi. Ketika kontradiksi telah merusak parah keseimbangan, maka ia akan

4
berdampak pada perubahan terhadap hubungan produksi seperti perubahan pada pembagian
kerja, dasar dan bentuk struktur kelas. Pada gilirannya dapat mengubah mode produksi.

b. Teori Alienasi

Kapitalisme telah menyebabkan manusia mengalami alienasi karena hasil kreativitas


produsen menjadi terasing/ diasingkan dari produsen itu sendiri. Alienasi ini bisa berupa : (1)
produk diluar kontrol dari produsen seperti jenis, kualitas, kuantitas, harga, dan pemasaran
produk (2) produsen harus menyesuaikan diri dengannya seperti mengikuti kapasitas
produsen mesin. Oleh karena itu, menurut McLellan (1973 :111), manusia mengalami
alienasi dalam tiga arti. Pertama : manusia teralienasi dari produk kerjanya sendiri dalam arti
bahwa ia hanya sekadar embel-embel dari proses produksi, sebagai pelayan mesin atau orang
yang memindahkan kertas di kantor. Kedua, manusia juga teralienasi dari dirinya sendiri
dalam arti bahwa ia bekerja karena terpaksa, dan sebagai akibatnya manusia diubah menjadi
hewan” karena ia hanya merasa senang apabila melakukan fungsi-fungsi hewani, yakni
makan, minum, dan memiliki anak-anak.” Terakhir manusia teralienasi dari sesamanya.
Hubungan yang ada di tempat kerja mempengaruhi hubungan dalam kehidupan di luar kerja.

c. Teori Perubahan Sosial

Pada The Communist Manifesto, Marx menyatakan “sejarah dari semua masyarakat
hingga saat ini adalah sejarah perjuangan kelas.” Perjuangan kelas berakar dari adanya
pembagian kerja dan pemilikan pribadi. Keberadaan pembagian kerja dan pemilikan pribadi
menghasilkan kontradiksi yang dalam dan l uas pada masyarakat, yaitu antara kelompok
yang tidak memiliki serta menciptakan stratifikasi sosial dalam masyarakat yaitu kelas
pemilik dan kelas bukan pemilik.

d.Tentang Agama

Menurut Marx “agama sebagai candu masyarakat”. Pernyataan ini dapat dipahami
karena Marx melihat bahwa superstruktur sosio-budaya, termasuk di dalamnya ideologi
politik, dan agama dibangun atas infrastruktur ekonomi (yaitu, alat-alat produksi dan
hubungan sosial, termasuk agama didirikan atas dasar infrastruktur ekonomi (yaitu : alat-alat
produksi dan hubungan sosial dalam produksi) dan menyesuaikan diri dengan tuntutan dan
persyaratan yang dimiliki oleh infrastruktur ekonomi ini. Pengalaman ayahnya yang
berpindah agama dan ekonomi.

5
2. Emile Durkheim.

Durkheim dilahirkan di Epinal Prancis pada 1858 dari keluarga yahudi, ayahnya Rabi.
Studi di Ecole Superieure di paris. Dari 1887 sampai 1902 menjadi guru besar dalam ilmu-
ilmu sosial di Bordeux. Pada masa tersebut ia berhasil menulis buku yang monumental yaitu
tentang the division of labor in Society, the Rules of Sociological Method, dan Sucide.

Setelah itu, ia pindah ke Universitas Sarbonne di Paris. Kemudian ia menjadi direktur ilmu
pendidikan dan sosiologi pada tahun 1913.

Menurut Durkheim pendidikan itu bukanlah hanya suatu bentuk tetapi bermacam-
macam baik dalam arti ideal maupun aktualnya. Oleh karena itu pendidikan merupakan alat
untuk mengembangkan kesadaran diri dan kesadaran sosial ( The individual self and the
social self, the I and the we or the homoduplex) menjadi suatu paduan yang stabil, disiplin,
dan utuh secara bermakna.

Durkheim pada waktu menyampaikan kuliah pengukuhannya di Sorbon (1920),


menyatakan bahwa dunia pendidikan harus melakukan perubahan-perubahan dan
penyesuaian-penyesuaian seirama dengan arus deras transformasi yang berlangsung pada
masyarakat modern dan dia menyimpulkan bahwa tidak ada yang melebihi pentingnya
pendekatan sosiologi bagi para guru.

Berbeda dengan karl Marx, sumbangan Durkheim terhadap sosiologi pendidikan lebih
terasa, terutama berbagai ceramahnya tentang pendidikan yang diterbitkan dalam beberapa
buku seperti Education and Society (1956), Moral Education (1961), dan evolution of
Educational Thought (1977). Berikut beberapa sumbangan Durkheim bagi sosiologi
pendidikan.

a. Pendekatan Fungsionalisme Sosiologi

Durkheim menegaskan bahwa objek sosiologi ialah fakta sosial. Adapun asumsi
tentang fakta sosial meliputi: satu, gejala sosial itu riil dan mempengaruhi kesadaran individu
serta perilakunya yang berbeda dari karakteristik psikologis, biologis, Atau karakteristik
individu lainnya. Dua, oleh karena itu gejala sosial adalah fakta yang riil, maka gejala-gejala
ini dapat diamati atau dipelajari dengan metode empiris. Merujuk pada asumsi dan
karakteristik fakta sosial di atas maka, fakta sosial harus dianggap sebgai suatu hal yang
nyata :

6
1. Dalam bentuk material: yaitu barang sesuatu yang dapat disimak, ditangkap, dan observasi
seperti arsitektur dan norma hukum.

2. Dalam bentuk non material: yaitu sesuatu yang dianggap nyata, muncul dalam kesadaran
manusia, seperti rasa iba, kemarahan, dll.

b. Tesis Solidaritas Sosial

Durkheim menjelaskan tentang dua tipe solidaritas sosial dalam masyarakat, yaitu
masyarakat yang berlandaskan solidaritas mekanik dan organik. Perbedaan antara masyarakat
yang berlandaskan solidaritas mekanik dan organik memberi dampak pada perbedaan dalam
orientasi pendidikan, pengaruh pendidikan terhadap individualitas, ketergantungan, dan
konsensus terpenting pilihan politik, dan perbedaan politik individual dengan komunal.

c. Teori Perubahan Sosial

Durkheim menerangkan bahwa perubahan dari solidaritas mekanik menjadi organik


dimulai dengan adanya pertambahan pendudk disertai kepadatan moral, yaitu pertambahan
penduduk disertai pertambahan komunikasi dan interaksi antara anggota.

d. Teori Moralitas

Teori moralitas merupakan pengembangan lanjut dari penerapan metodologi


Durkheim tentang fakta sosial Moralitas merupakan realitas yang berada di luar individu.
Selanjutnya moralitas memiliki sifat memaksa, di mana semua anggota masyarakat
mengindahkan keberadaan fakta moralitas ini. Menurut Durkheim, moralitas memiliki tiga
unsur, yaitu semangat disiplin, ikatan pada kelompok, dan otonomi.

3. Max Weber (1864-1920)

Berikut ini beberapa sumbangan pemikiran teoretisdan metodologis Weber pada


sosiologi pendidikan:

a. Analisis Tipe Ideal dan Metode Verstehen

Analisis tipe ideal merupakan disain kategori interaksi. Tujuan pembentukan tipe
ideal ialah untuk memudahkan analisis masalah konkret. Adapun metode verstehen atau juga
dikenal dengan metode pemahaman interpretatif, yaitu suatu cara atau usaha untuk
memahami suatu tindakan arti/makna subjektif bagi dirinya dan dikaitkan dengan orang lain.

7
b. Tesis Perkembangan Kapitalisme

Semangat kapitalisme berhubungan dengan etika Protestan, karena memiliki kaitan


konsistensi logis dan pengaruh motivasional yang bersifat mendukung secara timbal balik.
Kaitan tesis semangat kapitalisme dan etika Protestan dengan sosiologi pendidkan adalah
memberikan inspirasi bagi sosiolog untuk mengembangkan suatu teori dan praksis dalam
mengembangkan suatu pelatihan dan pendidikan yang akan meningkatkan motivasi.

c. Tipologi Tindakan Sosial, Kewenangan, dan Birokrasi

Weber menemukan empat tipe dari tindakan sosial, yakni tindakan rasional
instrumental, tindakan rasional nilai, tindakan afektif, tindakan tradisional. Weber juga
membangun tipologi kewenangan dengan tiga tipe, yaitu: kewenangan tradisional,
kharismatik, dan legal-rasional. Tipe ideal birokrasi modern yang diusulkan oleh Weber
memiliki karakteristik, yaitu: berbagai aktivitas reguler, organisasi kantor mengikuti prinsip
hierarki, opereasi birokratis.

4. George Herbert Mead (1863-1931)

Di dalam buku Mind, Self, and Sopciety, Mead menjelaskan tahap pengembangan diri
(self) manusia. Mead juga mengajukan konsep diri sebagai “I” dan “me”. “I” merupak diri
sebagai subjek, bagian diri yang aktif, spontan, dan kreatif. Adapun “me” merupakan diri
sebagai objek dan sikap yang diinternalisasi melalui interaksi kita dengan orang lain.

C. Penguat Fondasi Sosiologi Pendidikan

Penguat Fondasi Sosiologi Pendidikan merupakan para tokoh teori sosiologi yang
melakukan aktivitas ilmiah berupa revisi, mengembangkannya, dan mempertajam teori yang
telah dikembangkan oleh peletak fondasi teori sosiologi seperti Marx, Durkheim, Weber, dan
Mead. Adapun tokoh penguat Fondasi adalh sebagai berikut :

1. Alfred Schutz (1889-1959)

Alfred lahir di Wina pada 13 April 1889 Ia mengikuti kuliah di universitas Wina
dibidang ilmu hukum, ekonomi, dan sosiologi (1918-1921) selama di Wina dia juga
menghadiri kuliahan Max Weber. Setelah meraih doktor dia bekerja sebagai sekretaris di
sebuah Bank di Wina, kemudian pindah bekerja sebagai penasihat hukum pada sebuah Bank

8
swasta pada tahun 1939 migrasi ke Amerika baru pada tahun 1943 menjadi akademisi dan
meninggal dunia pada 20 mei 1959.

2. Antonio Gramsci (1891-1937)

Antonio Gramsci dilahirkan di Sardinia pada 1891. Dia pergi ke Turin sebagai
seorang mahasiswa yang aktif di bidang politik dan jurnalis sampai 1918. Setelah itu, ia aktif
dalam politik melalui keterlibatan dalam gerakan buruh dan partai sosialis Italia dan
kemudian mendirikan Partai Komunis. Gramsci dipandang sebagai seorang intelektual yang
dipengaruhi pemikiran Marx. Pemikiran Gramsci yang paling banyak dikutip oleh para
ilmuan sosial dan humaniora adalah konsep hegemoni. Apa hubungan antara hegemoni dan
sosiologi pendidikan? Pendidikan dilihat memiliki peran yang strategis dalam mengabsahkan
hegemoni yang dominan.

3. Talcott Parsons (1902-1979)

Talcot Persons lahir pada 13 desember 1902 di Colorado Springs, Colorado, Amerika
serikat dari seorang anak pendeta yang iontelektual. Ia menamatkan sarjana mudanya dalam
bidang dtudi biologi di Kolese Amherst (1920-1924). Kemudian dia mengikuti program
Pasca Sarjana di London School of Economics pada tahun 1924. Selanjutnya, dia pergi ke
Heidelberg, Jerman, tempat ia memulai Tesis doktoralnya, sehingga dia berkenalan dengan
berbagai karya ilmuan sosial jerman seperti Karl Marx , Max Weber, Sombart.

4. Louis Althusser (1918-1990)

Louis Althusser lahir pada 1918 di Birmandreis Aljazair dari pasangan Charles
Althusser dan Lucienne Berger. Tujuan Althusser yaitu untuk mengukuhkan Marxisme
sebagai sebuah ilmu pengetahuan dan melepaskannya dari determinisme ekonomi. Apa
sumbangan pandangan Althusser pada sosiologi pendidkan? Althusser, menurut Robinson
(1986: 47), memandang negara sebagai sebuah mesin penindasan, yang memungkinkan
kelas-kelas berkuasa. menjamin dominasi mereka atas kelas buruh.

5. Piere Bourdieu (1930-2002)

Piere Bourdieu dilahirkan di kota kecil selatan Perancis pada 1930. Dia diterima di
the Ecole Normale Superieure pada 1950an, namun tidak menulis tesis masternya karena

9
ketidak setujuan terhadap nstruktur sekolah yang otoriter. Dia aktif menentang orientasi
komunis dari sekolahnya. Pengalaman wajib militer selama dua tahun di Aljazair pada 1958-
1960 mendorongnya untuk menulis buku. Setelah itu, dia kembali ke Paris dan mengajar
sebagai asisten Raymond Aron. Ketika kedudukan pemimpin College de France lowong
karena Raymond Aron memasuki pensiun pada 1981, Bourdieu menggantikannya. Semenjak
itu, dia memegang peranan kunci dalam sosiologi Perancis.

D. teori teori sosiologi dalam pendidikan

sosiologi pendidikan adalah studi mengenai bagaimana institusi publik dan


pengalaman individu memengaruhi pendidikan dan hasilnya. Banyak orang mengatakan
bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan setiap orang hingga potensi tertinggi
mereka dan memberi kesempatan untuk mencapai segalanya dalam kehidupan sesuai
kemampuan alami mereka. Berikut ini ada beberpa teori sosiologi pendidikan :

1. Teori Fungsionalisme

Tokoh sosiologi klasik Emile Durkheim adalah salah satu teoritisi fungsi sosial dalam
pendidikan.Durkheim meyakini bahwa pendidikan moral dibutuhkan untuk membangun dan
menjaga solidaritas sosial di masyarakat. Solidaritas sosial yang menguat mengurangi
munculnya gejala disintegrasi sosial dan masalah-masalah sosial lainnya. Pendidikan moral
adalah sarana menuju sebuah tatanan kehidupan sosial yang harmonis.

2. Teori Interaksionisme Simbolik

Pendekatan ini fokus pada proses interaksi dalam institusi pendidikan seperti sekolah
dan outcome dari interaksi tersebut. Sebagai contoh, interaksi antara guru dan murid di
sekolah.Teori interaksionalisme simbolik melihat bagaimana karakteristik sosial membentuk
interaksi sosial seperti interaksi antar gender, kelas, ras, dan sebagainya, dan bagaimana
interaksi tersebut menciptakan ekspektasi antara guru dan murid. Guru mengharapkan
perilaku tertentu dari murid tertentu, begitu pula murid pada guru. Guru menaruh ekspektasi
tertentu pada murid perempuan untuk berperilaku yang berbeda dengan murid laki-laki.

3. Teori konflik

10
Pendekatan teori konflik dalam sosiologi pendidikan terinspirasi Karl Marx yang
mengkaji relasi antara pekerja dan pemilik faktor produksi dalam sistem ekonomi
kapitalisme. Teori konflik dalam sosiologi pendidikan memiliki fokus investigasi pada
bagaimana institusi pendidikan berkontribusi pada reproduksi hierarki dan kesenjangan sosial
dalam masyarakat.Pendekatan ini pada awalnya melihat bahwa institusi pendidikan seperti
sekolah atau universitas merefleksikan sebuah hierarki berdasarkan kelas, gender, ras, dan
sebagainya. Perbedaan tersebut justru direproduksi oleh proses pendidikan. Pendekatan
konflik juga mengasumsikan bahwa sistem pendidikan yang berlaku beserta kurikulumnya
adalah produk dari kekuasaan yang sedang dominan, dari nilai-nilai dan keyakinan yang
dimiliki oleh mayoritas. Kecenderungannya adalah, nilai-nilai tersebut memproduksi proses
pendidikan yang mengesampingkan kelompok-kelompok minoritas berdasarkan, kelas,
gender, agama, ras, dan lain-lain.

11
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pendekatan sosiologi tentang pendidikan yaitu pendidikan sebagai institusi produksi


dan reproduksi pengetahuan, menjadi semakin membutuhkan perangkat analisis dalam
memahami perubahan perilaku masyarakat. Ada beberapa alasan yang mendasari
pengembangan pendidikan yang harus dilandasi konsep dan teori-teori sosial. Tokoh yang
dipandang berjasa dalam meletakkan fondasi sosiologi pendidikan adalah Karl Marx, Emile
Durkheim, Max weber, George Herbert Mead.

Tokoh penguat fondasi sosiologi pendidikan adalah Alfred Schutz, Antonio Gramsci, Talcott
Parsons, Louis Althusser, Piere Bourdieu.

B. Saran-saran

Dengan di susunya makalah ini kita bisa mengerti dan tahu tentang sosiologi dalam
pendidikan, agar kita biasa mengetahui dan memahami tentang ilmu sosiologi pendidika, agar
tidak ketinggalan, karena di zaman modern ini kita bias menggunakan sosiologi pendidikan
sebagi alat untuk interaksi pembelajaran dari individu satu dengan yang lainya, jadi dengan
kita belajar sosoilogi pendidikan kita bisa mengetahui perubahan sosial dan dapat
memberikan pengetahuan bagaimana kita dapat menyesuaikan diri atau menempatkan diri di
dalam situasi tertentu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Munib, Achmad. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang:

Maliki, Zainuddin. 2008. “Sosiologi Pendidikan”. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Ahmadi, Abu. 2007. “Sosiologi Pendidikan”. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

https://materiips.com/teori-sosiologi-pendidikan

13

Vous aimerez peut-être aussi