Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
FAKULTAS EKONOMI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
PENULIS
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan................................................................................................................................ 2
D. Manfaat ............................................................................................................................. 2
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap yang hidup pasti memiliki sebuah cita-cita, bahkan kita hidup ini harusmemiliki
sebuah cita-cita, dengan cita-cita kita hidup, dengan cita-cita pula kita berambisi.Tetapi cita-cita
tanpa sebuah keyakinan adalah sebuah mimpi belaka.Cita-cita diiringi dengan keyakinan akan
memberikan kita semangat dalam mengejar cita-cita kita itu.
Setiap yang manusia pasti memiliki suatu cita-cita karena dengan cita pula kita dapat
melakukan sebuah ambisi dan mempunyai tujuan yang jelas. Tetapi cita-cita tanpa sebuah
keyakinan hanyalah menjadi mimpi belaka. Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh
manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran.
Karena keyakinan merupakan suatu sikap, sebab keyakinan seseorang tidak selalu benar atau,
keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Cita-cita diiringi dengan keyakinan akan
memberikan kita semangat dalam mengejar cita-cita kita itu.
Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah dijadikan sebagai butir-butir yang
dipelajari di segala aspek yang berkaitan dengan kegiatan kemuhammadiyahan, baik di sekolah-
sekolah, di kantor-kantor, serta dilapangan. Matan ini selayaknya ada di setiap tempat tersebut,
karena setiap butirnya mesti ditanamkan di setiap hati para partisipan Muhammadiyah pada
khusunya, bahkan setiap muslim pada umumnya. Namun, setiap butir matan keyakinan dan cita-
cita hidup Muhammadiyah memang berisi segala pedoman-pedoman yang telah ada dari ajaran
Islam itu sendiri, sehingga dari isinya diharapkan sejalan dan tidak bertentangan dengan ajaran
Islam yang dibawa oleh Rasulullah pada masanya.
Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada
para Rasul-Nya, sejak nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada nabi
penutup Muhammad saw sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa,
dan menjamin kesejahtraan hidup materiil dan sprituil, duniawi dan ukhrawi. Muhammadiyah
dalam mengamalkan Islam berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah selain al-Quran dan Sunnah
Rasul, seperti Ijma dan Qiyas bukan
sumber, melainkan hanya Ijtihad. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-
ajaran Islam yang meliputi yang meliputi bidang aqidah, akhlak dan ibadah dan Muamalah
Duniawiyah.
Maka dari itu makalah kami ini mengangkat Matan "Keyakinan dan Cita- Cita Hidup
Muhammadiyah" diputuskan oleh Tanwir Muhammadiyah tahun 1969 di Ponorogo dalam rangka
1
melaksanakan amanat Muktamar Muhammadiyah ke 37 tahun 1968 di Yogyakarta. Kemudian
oleh pimpinan pusat Muhammadiyah Matan ini diubah dan disempurnakan, khususnya pada segi
peristilahannya berdasarkan amanat dan kuasa Tanwir Muhammadiyah tahun 1970.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Agar memahami tentang pengertian Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah
2. Agar memahami tentang Sejarah Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhmmadiyah
3. Agar memahami tentang Isi Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
4. Agar memahami tentang Sistematika dan Pedoman Untuk Memahami Rumusan MKCHM
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara historis, konsep MKCHM yang diputuskan dalam Sidang Tanwir tahun 1969 di
Ponorogo ini merupakan amanah Muktamar Muhammadiyah ke-37 tahun 1868 di Yogyakarta.
Muktamar ini sangat bersejarah karena dalam forum permusyawaratan tertinggi ¡tu persyarikatan
mulai menetapkan Iangkah baru untuk melakukan re-tajdid gerakan Muhammadiyah dari
kejumudan.
3
Pada rumusan pokok-pokok persoalan di Muktamar ke-37 tahun 1968 dinyatakan bahwa
ideologi adalah ajaran atau ilmu pengetahuan secara sistematis dan menyeluruh yang membahas
mengenai gagasan, cara-cara, angan-angan, atau gambaran dalam pikiran untuk mendapatkan
keyakinan mengenai hidup dan kehidupan yang benar dan tepat. Di dalam rumusan tersebut juga
dtnyatakan bahwa ideologi berarti keyakinan hidup yang mencakup pandangan dan tujuan hidup,
serta ajaran dan cara yang dipergunakan untuk melaksanakan pandangan hidup dalam mencapai
tujuan hidup. Berdasarkan pemaknaan ini, maka ideology bukan sekedar seperangkat paham atau
pemikiran, tetapi juga teori, sistem maupun strategi perjuangan untuk mewujudkan paham tersebut
dalam kehidupan.
4
b. Sunnah Rasul : Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang diberikan
oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa
ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-
bidang:
a. Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari
gejala- gejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip
toleransi menurut ajaran Islam.
b. Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah rasul, tidak bersendi
kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
c. Ibadah
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah:
a. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta:
b. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta.
5
D. Sistematika dan Pedoman untuk memahami rumusan MKCHM
Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Ideologi
Istilah ideology dibentuk oleh kata ideo yang artinya pemikiran, khayalan, konsep atau
keyakinan dan "logoi" artinya logika ilmu atau pengetahuan. Secara harfiayah ideology berarti
pengetahuan tentang ide keyakinan atau tentang berbagai gagasan. Menurut Sastra Pratedja
ideology aalah seperangkat gagasan atau pikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisir
menjadi suatu sistem yang teratur. Selanjutanya ia menyatakn bahwa setiapa ideology
mengandung 3 unsur, yaitu:
a. Adanya suatu penafsiran terhadap kenyataan atau realitas (interpretasi)
b. Setiap ideologi memuat nilai atau suatu ketentuan (preskripsi) moral.
c. Ideology memuat suatu orientasi pada tindakan (program aksi).
Dengan memahami makna ideology dengan ketiga unsurnya seperti di atas dapat ditegaskan
bahwa pada setiap ideology terdapat 3 aspek yang merupakan satu kesatuan yang utuh, yaitu:
b. Keyakinan hidup bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya
c. Ajaran untuk agama islam ialah agama Allah sebagai hidayah menjalankan "asas"
hidayah dan rahmat Allah kepada umat dalam mencapai cita-cita manusia sepanjang masa
dan menjamin kesejahteraan materi dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.
6
2. Faham Agama
Agama islam adalah agama Allah yang diturunkan kepada para Rasull-Nya, sejak Nabi
Adam AS hingga Nabi Akhir nabi adalah Muhammad SAW. Sebagai Nabi terakhir ia diutus
dengan membawa syariat agama yang sempurna, untuk seluruh umat manusia sepanjang masa,
maka dari itu agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW itulah yang tetap berlaku
sampai sekarang dan untuk masa selanjutnya.
a. Dasar Agama
Al-qur'an dan sunnag Rasul sebagai penjelasannya adalah pokok dasar hukum/ajaran islam
yang mengandung ajaran yang kebenarannya secara mutlak. Akal pikiran Al-ra'yu adalah
alat untuk mengungkapkan dan mengetahui kebenaran yang terkandung dalam al-qur'an
dan sunnah Rasul serta mengetahui maksud yang tercakup dalam al-qur'an dan sunnah
Rasul sedangkan untuk jalan atau cara melaksanakan atau ajaran al- qur'an dan sunnah
Rasul dalam mengatur dunia guna memakmurkannya akal pikiran yang kritis dinamis dan
progresif mempunyai peranan yang penting dan lapangan yang luas sekali. Begitu pula
akal pikiran bisa mempertimbangkan seberapa jauh pengaruh keadaan dan waktu terhadap
penerapan suatu ketentuan hukum dalam batas maksud pokok ajaran agama yang lazim
disebut ijtihad.
b. Ijtihad
Ijtihad menurut bahasa berasal dari akar kata ja-ha-da artinya mencurahkan segala
kemampuan atau menanggung beban atau segala kesulitan.Bentuk kata yang mengikuti
wazan "ifti'a:lun" seperti ijtihadun menunjukan arti berlebih (mubalighah). Arti ijtihad dari
segi bahasa adalah mencurahkan semua kemampuan dalam segala perbuatan atau dapat
diartikan sebagai mengerahkan segala kesanggupan untuk mengerjakan sesuatu yang sulit.
Dari segi istilah ijtihad adalah mengerahkan segala kesanggupan oleh seorang ahli
fiqh atau mujtahid untuk memperoleh pemahaman tingkat dzan mengenai Sesuatu hukum
syara Adapun macam-macam metode ijtihad yang dipergunakan oleh muhammadiyah
yaitu:
➢ litihad bayani yaitu ijtihad terhadap nash yang mujmal (global) baik karena belum
jelas lafadz/kata/kalimat yang dimaksud, maupun karena lafadz itu mengandung
makna ganda. mengandung arti musytarak,atau karena pengertian lafadz dalam
pengungkapan yang konteksnya mempunyai arti yang jumbuh (musytabiahat)
ataupun adanya beberapa dalil yang bertentangan (ta'arud). Dalam hal yang terakhir
digunakan jalan ijtihad dengan jalan tarjih yaitu apabila tidak dapat ditempuh
dengan cara jama' dan taufiq.
➢ Iitihad divasy yaitu menyeberangkan hokum yang telah ada nashnya kepada
masalah baru yang belum ada hukumnya berdasarkan nash karena adanya
kesamaan 'illat. Dan dalam masalah qiyas muhammadiyah memberikan ketentuan
sebagai berikut :
7
• Hal yang akan ditetapkan hukumnya dengan qiyas itu sudah muncul dan terjadi
di tengah-tengah masyarakat.
• Hal yang akan ditetapkan hukumnya memang dirasa perlu ditetapkan
hukumnya karena akan diamalkan.
• Hal yang akan ditetapkan hukumnya lewat qiyas bukan merupakan hal yang
termasuk ibadah mahdlah.
➢ Litihad istislahi yaitu ijtihad terhadap masalah yang tidak ditunjuki nash sama
sekali secara khusus, maupun tidak adanya nash mengenai masalah yang ada
kesamaannya. Dalam hal tersebut, penetapan hukum dilakukan berdasarkan 'illah
untuk kemaslahatan.
Ijtihad jama'i
Ijtihad dapat dilakukan secara perseorangan (fard) atau secara kelompok (jama'i).
dan dalam hal ijtihad, muhammadiyah dilakukan secara kelompok.
Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan melakukan ijtihad
menurut Yusuf Qardawy sebagaimana yang dijelaskan dalam buku "ijtihad dalam syariat
islam" secara garis besarnya adalah:
➢ Mengenal al-qur'anul karim dengan serangkaian ilmu yang muncul darinya
➢ Mengenal as-sunah dengan serangkaian ilmu yang muncul darinya
➢ Mengetahui bahasa arab dengan serangkaian ilmu yang muncul darinya
➢ Mengetahui tempat-tempat ijma
➢ Mengetahui ushul fiqh dengan serangkaian ilmu yang muncul darinya
➢ Mengetahui maksud-maksud syariah
➢ Mengenal manusia dan kehidupannya
➢ Bersifat adil dan takwa
8
3. Fungsi dan misi muhammadiyah
Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang bersumberkan ajaran islam yang murni,
muhammadiyah menyadari kewajibannya berjuang dan mengajak segenap golongan dan lapisan
bangsa Indonesia, untuk mengatur dan membangun tanah air dan Negara Indonesia, schinnga
merupakan masyarakat dan Negara adil dan makmur, sejahtera bahagia, materiil dan spiritual yang
di ridhoi alloh SWT.
Pola perjuangan hidup muhammadiyah dalam menjalankan dan mencapai keyakinan dan cita-
cita kehidupan dalam masyarakat Negara republik Indonesia muhammadiyah menggunakan
dakwah islam dan amar ma'ruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar benarnya sebagai
jalan satu-satunya.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah adalah sistem paham (ideologi)
Muhammadiyah dalam memperjuangkan gerakan untuk mencapai tujuan atau dengan kata lain
substansi ideologis yang mengandung paham agama yang fundamental.
Secara historis, konsep MKCHM yang diputuskan dalam Sidang Tanwir tahun 1969 di
Ponorogo ini merupakan amanah Muktamar Muhammadiyah ke-37 tahun 1868 di Yogyakarta.
Muktamar ini sangat bersejarah karena dalam forum permusyawaratan tertinggi ¡tu persyarikatan
mulai menetapkan Iangkah baru untuk melakukan re-tajdid gerakan Muhammadiyah dari
kejumudan.
10
Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah memuat hal-hal berikut :
1. Ideologi
Dalam Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah pokok- pokok
persoalan yang bersifat ideologis terkandung dalam angka 1 dan 2 yang mengandung inti
persoalan:
a. Asas muhammadiyah adalah berasas islam
b. Keyakinan hidup bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya
c. Ajaran untuk agama islam ialah agama Allah sebagai hidayah menjalankan
"asas" hidayah dan rahmat Allah kepada umat dalam mencapai cita-cita manusia
sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan materi dan spiritual, duniawi dan
ukhrawi.
2. Faham Agama
Agama islam adalah agama Allah yang diturunkan kepada para Rasull-Nya, sejak
Nabi Adam AS hingga Nabi Akhir nabi adalah Muhammad SAW. Sebagai Nabi terakhir
ia diutus dengan membawa syariat agama yang sempurna, untuk seluruh umat manusia
sepanjang masa, maka dari itu agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW
itulah yang tetap berlaku sampai sekarang dan untuk masa selanjutnya.
3. Fungsi dan Misi Muhammadiyah
Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang bersumberkan ajaran islam yang
murni, muhammadiyah menyadari kewajibannya berjuang dan mengajak segenap
golongan dan lapisan bangsa Indonesia, untuk mengatur dan membangun tanah air dan
Negara Indonesia, schinnga merupakan masyarakat dan Negara adil dan makmur, sejahtera
bahagia, materiil dan spiritual yang di ridhoi alloh SWT.
B. Saran
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini itu semua
karena keterbatasan pengetahuan dari penyusun sendiri oleh karena itu, kami meminta saran dan
kritik dari pembaca supaya makalah ini menjadi lebih baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/517984364/MATAN-KEYAKINAN-DAN-CITA-CITA-
HIDUP-MUHAMMADIYAH
https://www.judin.my.id/2021/01/mkchm-matan-keyakinan-dan-cita-cita-hidup-
muhammadiyah.html
https://www.academia.edu/6899762/MATAN_KEYAKINAN_DAN_CITA_CITA_HIDUP_
MUHAMMADIYAH
12