Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MAKALAH
MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DOSEN : IWAN KURNIAWAN, M. Pd
JUDUL :
Pancasila Sebagai Asas Demokrasi di Indonesia
DIKERJAKAN OLEH :
WAHYU TRI SAPUTRA
(042858008)
(FHISIP)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Pancasila Sebagai Asas Demokrasi di
Indonesia.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun penulis
pun menyadari bahwa penulis memiliki keterbatasan sebagai manusia biasa.
Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan
maupun dari isi, maka penulis memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar
bahkan semua pembaca sangat diharapkan untuk dapat menyempurnakan makalah ini
terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………………….i
Daftar isi……………………………………………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................................................................................1
BAB 3 : PEMBAHASAN
ii
A. Pengertian Demokrasi Pancasila ……………………………………...............................................16
B. Ciri dan Isi Pokok Demokrasi Pancasila …………………………................................................17
C. Prinsip dan Asas Demokrasi Pancasila ……………………………..............................................18
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan....................................................................................................................................................28
4.2. Saran.................................................................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demokrasi sebagai suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam berbagai tatanan aktivitas
bermasyarakat dan bernegara di beberapa negara. Seperti diakui oleh Moh. Mahmud MD,
ada dua alasan demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan bernegara. Pertama, hampir
semua negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental;
kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah peranan
masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya. Karena itu
diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang benar pada warga masyarakat tentang
demokrasi.
1.2 Tujuan
1
1.3 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (etimologis) dan istilah
(terminologis). Secara etimologis “demokrasi” terdiri atas dua kata yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat
dan “cratein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara
bahasa demos-cratein atau demos-cratos (demokrasi) adalah keadaan negara dimana dalam
sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada
dalam keputusan bersama rakyat-rakuat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan
oleh rakyat.
Pengertian demokrasi secara istilah sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai berikut :
3
bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil yang
telah dipilih.
Henry B. Mayo
Menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukan
bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi
secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip
kesamaan politik diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
Memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu, pemaknaan secara normatif (demokrais
normatif) dan empirik (demokrasi empirik). Demokrasi normatif adalah demokrasi yang
secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah negara. Sedangkan demokrasi empirik adalah
demokrasi dalam perwujudannya pada politik praktis.
Dari beberapa pendapat diatas diperoleh kesimpulan bahwa hakikat demokrasi sebagai
suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan
pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun
pemerintahan. Kekuasaan pemerintahan berada di tangan rakyat mengandung pengertian
tiga hal :
Jadi hakikat suatu pemerintahan yang demokratis bila ketiga hal diatas dapat dijalankan
dan ditegakan dalam tata pemerintahan.
4
2.2. Model-model Demokrasi
A. Demokrasi Liberal
Demokrasi liberal yaitu pemerintahan yang dibatasi oleh Undang-Undang dan pemilihan
umum bebas yang diselenggarakan dalam waktu yang ajeg. Banyak negara Afrika
menerapkan model ini hanya sedikit yang bisa beratahan.
B. Demokrasi Terpimpin
Para pemimpin percaya bahwa semua tindakan mereka dipercaya rakyat tetapi menolak
pemilihan umum yang bersaing sebagai kendaraan untuk menduduki kekuasaan.
C. Demokrasi Sosial
Demokrasi Sosial adalah demokrasi yang menaruh kepedulian pada keadilan sosial dan
egalitarianisme bagi persyaratan untuk memperoleh kepercayaan politik.
D. Demokrasi Partisipasi
Demokrasi partisipasi menekankan hubungan timbal balik antara penguasa dan yang
dikuasi.
E. Demokrasi Konstitusional
F. Demokrasi Parlamenter
5
G. Demokrasi Rakyat
H. Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan Paneasila dan UUD 1945. Dalam
Demokrasi Pancasila sangat diharapkan adanya musyawarah untuk mufakat. Akan tetapi,
bila tidak tercapai mufakat, pengambilan keputusan dapat ditempuh melalui pemu¬ngutan
suara (Pasal 2, Ayat (3), WD 1945). Dalam demokrasi Pancasila tidak mengenal dominasi
mayoritas ataupun tirani minoritas. Domiinasi mayoritas adalah kelompok besar yang
menguasai segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengabaikan
kelompok yang kecil. Tirani minoritas adalah kelompok kecil yang menguasai segala segi
kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengabaikan kelompok besar.
Selanjutnya pembagian demokrasi dilihat dari segi pemeliharaan menurut Inu Kencana
terdiri dari dua model yaitu :
Demokrasi langsung terjadi apabila rakyat mewujudkan kedaulatannya pada suatu negara
dilakukan secara langsung. Pada demokrasi langsung lembaga legislatif hanya berfungsi
sebagai lembaga pengawas jalannya pemerintahan, sedangkan pemilihan pejabat eksekutif
(Presiden, Wakil Presiden, Gubernur, Bupati dan Wali Kota ) dilakukan rakyat secara
langsung melalui pemilu. Begitu juga pemilihan anggota parlemen atau legislatif (DPR, DPP,
DPRD) dilakukan rakyat secara langsung.
Demokrasi tidak langsung terjadi bila untuk mewujudkan kedaulatannya rakyat tidk secara
langsung berhadapan dengan pihak eksekutif, melainkan melalui lebaga perwakilan. Pada
6
demokrasi tidak langsung, lembaga parlemen dituntut kepekaan terhadap berbagai hal
yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dalam hubungannya dengan pemerintahan
atau negara. Dengan demikian demokrasi tidak langsung disebut juga dengan demokrasi
perwakilan
Sementara itu Inu kencana lebih memerinci lagi tentang prinsip-prinsip demokrasi yakni
sebagai berikut :
7
Adanya ketentuan tentang pendemokrasian
Adanya pengawasan terhadap administrasi publik
Adanya perlindungan hak asasi
Adanya pemerintahan yang bersih
Adanya persaingan keahlian
Adanya mekanisme politik
Adanya kebijaksanaan negara
Adanya pemerintahan yang mengutamakan tanggungjawab.
Prinsip-prinsip negara demokrasi yang telah disebut di atas kemudian dituangkan dalam
konsep yang lebih paktis untuk dapat diukur dan dicirikan. Ciri-ciri ini yang kemudian
dijadikan parameter untuk mengukur tingkat pelaksanaan demokrasi yang berjalan di
suatu negara. Untuk mengukur suatu negara atau pemerintahan dalam menjalankan tata
pemerintahannya dikatakan demokratis dapat dilihat dari empat aspek :
8
Keempat, masalah kontrol rakyat. Apakan dengan berbagai koridor tersebut sudah dengan
sendirinya akan berjalan suatu proses yang memungkinkan terbangun sebuah relasi yang
baik, yakni suatu relasi kuasa yang simetris, memiliki sambungan yang jelas, dan adanya
mekanisme yang memungkinkan check and balance terhadap kekuasaan yang dijalankan
eksekutif dan legsilatif.
Dinikmati dan dijalankan hak serta kewajiban politik oleh masyarakat berdasarkan
prinsip-prinsip dasar HAM yang menjamin adanya kebebasa, kemerdekaan, dan
rasa merdeka.
Penegakan hukum yang mewujud pada asas supremasi penegakan
hukum (Supremacy Of Law), kesamaan di depan hukum (Equality Before The
Law), dan jaminan terahadap HAM.
Kesamaan hak dan kewajiban anggota masyarakat.
Kebebasan pers dan pers yang bertanggungjawab.
Pengakuan terhadap hak minoritas
Pembuatan kebijakan negara yang berlandaskan pada asas pelayanan,
pemberdayaan, dan pencerdasan.
Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif.
Keseimbangan dan keharmonisan.
Tentara yang profesional sebagai kekuatan pertahanan. Dan,
Lembaga peradilan yang independen.
9
Karena itu harus ada keyakinan yang luas di masyarakat bahwa demokrasi adalah sistem
pemerintahan yang terbaik dibanding dengan sitem pemerintahan lainnya (Saiful Mujani :
2002). Untuk itu, masyarakat harus mejadikan demokrasi sebagai way of life yang
menuntun tata kehidupan kemasyarakat, kebangsaan, pemerintahan dan kenegaraan.
Menurut Nurcholish Madjid, demokrasi bukanlah kata benda, tetapi lebih merupakan kata
kerja yang mengandung makna sebagai proses dinamis. Karen itu demokrasi harus
diupayakan. Demokrasi dalam kerangka di atas berarti sebuah proses melaksanakan nilai-
nilai civility (keadaban) dalam bernegara dan bermasyarakat. Demokrasi adalah proses
mennuju dan menjaga civil society yang menghormati dan berupaya meralisasikan nilai-
nilai demokrasi (Sukron Kamil, 2002). Menurut Nurcholish Madjid pandangan hidup
demokratis berdasrkan pada bahan-bahan telah berkembang, baik secara teoritis maupun
pengalaman praktis di negeri-negeri yang demokrasinya cukup mapan paling tidak
mencakup tujuh norma. Ketujuh norma tersebut yakni sebagai berikut :
10
2.5. Hakikat Pancasila
Menurut ilmu asal usul kata (etimologi), Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
pancar dan sila. Panca berarti lima, sila artinya satu sendi, dasar, atau alas.
Pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI yang pertama (29 Mei-1 Juni 1945)
Ir.Soekarno mengusulkan tentang lima asas sebagai dasar negara, yaitu Pancasial.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia diterima dan disahkan oleh PPKI
bersamaan dengan disahkannya UUD 1945. Kata atau istilah Pancasila sendiri tidak tertera
dalam Pembukaan UUD 1945, namun telah tersirat dalam alinea keempat Pembukaan UUD
1945.
Dasar negara merupakan fundamen atau Alas yang dijadikan pijakan serta dapat memberi
kekuatan kepada berdirinya suatu negara. Indonesia dibangun juga berdasarkan pada
suatu alas atau landasan yaitu Pancasila. Pancasila pada fungsinya sebagai dasar negara,
adalah sumber kaidah hukum yang mengatur Bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya
seluruh unsur-unsurnya yakni rakyat, pemerintah dan wilayah. Pancasila pada posisi
seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan negara serta seluruh
kehidupan berbangsa dan bernegara.
11
B. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri
dari kesatuan rangkaian dari nilai-nilai luhur. Pandangan hidup berguna sebagai
pedoman / tuntunan untuk mengatur hubungan sesama manusia, hubungan manusia
dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan lingkungan.
Ideoligi berasal dari kata “Idea” yang berarti konsep, gagasan, pengertian dasar, cita-cita
dan logos yang berarti ilmu jadi Ideologi dapat diartikan adalah Ilmu pengertian-
pengertian dasar. Dengan demikian Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dimana pada
hakikatnya adalah suatu hasil perenungan atau pemikiran Bangsa Indonesia. Pancasila di
angkat atau di ambil dari nilai-nilai adat istiadat yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia, dengan kata lain pancasila merupakan bahan yang di angkat dari
pandangan hidup masyarakat Indonesia.
Pancasila sebagai nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat indonesia, hal tersebut
melalui penjabaran instrumental sebagai acuan hidup yang merupakan cita-cita yang ingin
digapai serta sesuai dengan jiwa Indonesia serta karena pancasila lahir bersamaan dengan
lahirnya Indonesia. Menurut Von Savigny bahwa setiap bangsa punya jiwanya masing-
masing yang disebut Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat atau Jiwa Bangsa. Pancasila sebagai
jiwa Bangsa lahir bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia yaitu pada jaman dahulu
kala pada masa kejayaan nasional.
Poin ini dapat diartikan bahwa segala peraturan perundang-undangan / hukum yang
berlaku dan dijalankan di Indonesia harus bersumber dari Pancasila atau tidak
bertentangan (kontra) dengan Pancasila. Karena segala kehidupan negara indonesia
berdasarkan pancasila.
12
F. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
Pancasila sebagai kepribadian bangsa karena Pancasila lahir bersama dengan lahirnya
bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun
tingkah lakunya sehingga dapat membedakan dengan bangsa lain. dan Pancasila
Merupakan wujud peran dalam mencerminkan adanya kepribadian Negara Indonesia yang
bisa mem bedakan dengan bangsa lain, yaitu amal perbuatan, tingkah laku dan sikap
mental bangsa Indonesia.
G. Pancasila sebagai Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia
Dalan Pancasila mengandung cita-cita dan tujuan negara Indonesia yang menjadikan
pancasila sebagai patokan atau landasan pemersatu bangsa. dimana tujuan akhirnya yaitu
untuk mencapai masyarakat adil, makmur yang merata baik materiil maupun spiritual
yang berdasarkan Pancasila.
Karena saat berdirinya bangsa indonesia, Pancasila merupakan perjanjian luhur yang telah
disepakati oleh para pendiri bangsa untuk dilaksanakan, di lestarikan dan di pelihara.
Artinya Pancasila telah disepakati secara nasional sebagai dasar negara tanggal 18-
Agustus-1945 pada sidang PPKI (Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia), PPKI ini
merupakan wakil-wakil dari seluruh rakyat Indonesia yang mengesahkan perjanjian luhur
(Pancasila) tersebut.
Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia. Karena
Pancasila merupakan palsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang mengandung
nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar, bijaksana,
adil dan tepat bagi Bangsa Indonesia guna mempersatukan Rakyat Indonesia.
13
2.7. Hubungan Antara Pancasila dan Demokrasi
Dalam demokrasi Indonesia tidak hanya faktor Politik yang perlu ditegakkan, tetapi juga
faktor kesejahteraan bagi orang banyak sebagaimana dikehendaki sila kelima Pancasila.
Jadi demokrasi Indonesia bukan hanya demokrasi politik, tetapi juga demokrasi ekonomi
dan demokrasi sosial. Bahkan sesuai dengan Tujuan Bangsa dapat dikatakan bahwa
demokrasi Indonesia adalah demokrasi kesejahteraan dan kebahagiaan dan bukan
demokrasi kekuasaan seperti di Barat. Hal itu kemudian berakibat bahwa pembentukan
partai-partai politik mengarah pada perwujudan kehidupan sejahtera bangsa (lihat
makalah sebelumnya : Pancasila dan Partai Politik).
Demikian pula Indonesia adalah satu negara yang luas wilayahnya dan terbagi dalam
banyak Daerah yang semuanya termasuk dalam Keluarga Bangsa Indonesia. Oleh sebab itu
di samping peran partai politik dan golkar, harus diperhatikan juga partisipasi Daerah
dalam mengatur dan mengurus bangsa Indonesia sebagai satu Keluarga. Karena itu ada
14
Utusan Daerah yang mewakili daerahnya masing-masing dalam menentukan jalannya
Bahtera Indonesia.
15
BAB III
PEMBAHASAN
Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian
dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri
yaitu Pancasila. Mengenai rumusan singkat demokrasi Pancasila, tercantum dalam sila
keempat Pancasila. Rumusan tersebut pada dasarnya merupakan rangkaian yang bulat dan
utuh antara sila satu dengan sila lainnya.
Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan
falsafah bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam ketentuan Pembukaan UUD
1945.
Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijkasanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang ber-KeTuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
16
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diketahui bahwa pada hakikatnya demokrasi
pancasila merupakan saran atau alat bagi bangsa Indnonesia untuk mencapai tujuan
negara. Tujuan negara tersebut sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
Alinea IV, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Inti dari demokrasi Pancasila adalah paham kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang dijiwai dan
diintegrasikan dengan sila-sila lainnya.
Demokrasi Pancasila merupakan ide atau gagasan yang ingin ditetapkan oleh para pendiri
negara sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Demokrasi Pancasila
yang berintikan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan berapaham kekeluargaan
dan kegotong royongan mempunyai ciri khas yang membedakan dengan demokrasi yang
lainnya, yaitu sebagai berikut :
17
Demokrasi Pancasila harus menghargai dan melindungi HAM.
Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan atas kelembagaan.
Demokrasi Pancasila harus bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan dalam
penjelasan UUD 1945, yaitu negara hukum yang demokratis.
18
Demokrasi yang menumbuhkan kesejahteraan rakyat, maksudnya adalah
demokrasi yang dikembangkan bertujuan untuk menjamindan mewujudkan
kesejahteraan rakyat, meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek
kehidupan baik lahir maupun batin.
Demokrasi yang berkeadilan sosial, maksudnya bahwa tujuan akhir upaya
pelaksanaan ketatanegaraan adalah tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
A. Asas kerakyatan, yaitu asas kesadaran akan cinta kepada rakyat, manunggal
dengan nasib dan cita-cita rakyat, serta berjiwa kerakyatan atau menghayati
kesadaran senasib dan secita-cita dengan rakyat.
B. Asas Musyawarah untuk mufakat, yaitu asas yang memperhatikan aspirasi dan
kehendak seluruh rakyat yang jumlahnya banyak dan melalui forum
permusyawaratandalam rangka membahas untuk menyatukan pendapat bersama
serta mencapai kesepakatan bersama yang dijiwai oleh kasih sayang, pengorbanan
demi tercapai kebahagiaan bersama.
Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke
Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu
disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat
sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbunyi
sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh
Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia
adalah negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :
19
A. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah menjadi
lembaga legislatif.
B. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai
Politik.
C. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem
pemerintahn presidensil menjadi parlementer
Pada tahun 1950-1959 bisa disebut sebagai masa demokrasi liberal yang parlementer,
dimana Presiden sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi
ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai
politik. Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan :
20
4. Persamaan kepentingan antara presiden Soekarno dengan kalangan Angkatan
Darat, yang sama-sama tidak senang dengan proses politik yang berjalan
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
1. Bubarkan konstituante
2. Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
3. Pembentukan MPRS dan DPAS
1. Dominasi Presiden
2. Terbatasnya peran partai politik
3. Berkembangnya pengaruh PKI
Sejak berakhirnya pemillihan umum 1955, presiden Soekarno sudah menunjukkan gejala
ketidaksenangannya kepada partai-partai politik. Hal itu terjadi karena partai politik
sangat orientasi pada kepentingan ideologinya sendiri dan dan kurang memperhatikan
kepentingan politik nasional secara menyeluruh.disamping itu Soekarno melontarkan
gagasan bahwa demokrasi parlementer tidak sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia
yang dijiwai oleh Pancasila.
21
5. Terbatasnya peranan pers
6. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)
7. Setelah terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI, menjadi
tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.
D. Masa Demokrasi Orde Baru
Pemerintahan Orde Baru ditandai oleh Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno
sebagai Presiden kedua Indonesia. Pada masa orde baru ini menerapkan Demokrasi
Pancasila untuk menegaskan bahwasanya model demokrasi inilah yang sesungguhnya
sesuai dengan ideologi negara Pancasila.
Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui
Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum
tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.Namun demikian perjalanan demokrasi
pada masa orde baru ini dianggap gagal sebab:
Orde Baru mewujudkan dirinya sebagai kekuatan yang kuat dan relatif otonom, dan
sementara masyarakat semakin teralienasi dari lingkungan kekuasaan danproses formulasi
kebijakan. Kedaan ini adalah dampak dari :
22
Dijalankannya regulasi-regulasi politik semacam birokratisasai, depolitisasai, dan
institusionalisasi;
Dipakai pendekatan keamanan;
Intervensi negara terhadap perekonomian dan pasar yang memberikan keleluasaan
kepda negara untuk mengakumulasikan modal dan kekuatan ekonomi;
Tersedianya sumber biaya pembangunan, baik dari eksploitasi minyak bumi dan gas
serta dari komoditas nonmigas dan pajak domestik, mauppun yang berasal dari
bantuan luar negeri, dan akhirnya
Sukses negara orde baru dalam menjalankan kebijakan pemenuhan kebutuhan
pokok rakya sehingga menyumbat gejolak masyarakat yang potensinya muncul
karena sebab struktural.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden
Soeharto, maka Indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai
hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan
masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak
dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai
sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.Berakhirnya masa
orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil
Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi
Pancasila, namun berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi
perlementer tahun 1950 1959. Perbedaan demokrasi reformasi dengan demokrasi
sebelumnya adalah:
A. Bidang Politik
Oleh karena Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi tidak langsung atau demokrasi
perwakilan maka kebijak dijalankan oleh para wakil rakyat dalam menetapkan berbagai
kebijakan peme¬rintahan dalam bentuk peraturan perun¬dangan.
Dalam melakukan tugasnya, para wakil rakyat harus mampu memikirkan, memperhatikan,
dan mempertimbangkan aneka-ragam kepentingan rakyat agar keputusan-keputusan yang
diambilnya benar-benar mencerrninkan aspirasi selu¬ruh lapisan masyarakat dan benar-
benar bermanfaat bagi kesejahteraan bersama.
Tentu tidak hanya wakil rakyat yang harus menjalankan kebijaksanaan dalam
melaksanakan tugasnya. Semua penye¬lenggara negara (para penegak hukum, presiden,
wakil presiden, para menteri, para anggota DPR, para anggota BPK, dan seluruh aparat
pemerintahan lain, baik di pusat maupun di daerah) wajib menjalankan atau menunaikan
tugasnya dengan penuh hikmat kebijaksanaan.
24
B. Bidang Ekonomi
Pancasila dan UUD 1945 menggariskan dua prinsip pokok demokrasi ekonomi. Prinsip itu
adalah sebagai berikut:
Dua prinsip pokok ini menunjukkan bahwa kemakmuran seluruh rakyat harus menjadi
tujuan utama pelaksanaan Demokrasi Pancasila dalam bidang ekonomi oleh karena itu,
tidak diperbolehkan seorang pun menguasai bidang-bidang ekonomi yang menguasai hajat
(kepentingan) orang banyak. Perlulah digariskan pemerataan kesempatan-kesempatan
ekonornis dan kesejahteraan bagi setiap warga bangsa ini. Itu semua hanya bisa dicapai
apabila semua pihak menggunakan sanaan sebagai pedoman dalam bersikap maupun
berkiprah dalam perekonomian bangsa dan dan negara Indonesia.
C. Bidang Sosial
25
Untuk melaksanakan Demokrasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari kita hendaknya
mengamalkan sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Adapun bentuk-bentuk pengamalan yang dapat kita
lakukan antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, kita hendaknya menyadari setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2. Kita hendaknya tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Kita hendaknya mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama. .
4. Kita hendaknya menyadari bahwa musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi
oleh semangat kekeluargaan.
5. Kita hendaknya menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
6. Kita hendaknya dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil musyawarah.
7. Kita hendaknya menyadari bahwa di dalam musyawarah diutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
8. Kita hendaknya menyadari bahwa musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan
sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan se cara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, men¬junjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
Sikap positif terhadap budaya demokrasi Pancasila dapat kita lakukan dengan cara sebagai
berikut:
27
1. Memilih pengurus RT dan RW secara demokratis.
2. Mengambil keputusan secara musyawarah dalam menentukan bantuan untuk
meringankan warga yang tertimpa musibah gempa bumi.
3. Melaksanakan tugas gotong royong dalam membersihkan sampah di lingkungannya.
4. Melaksanakan siskamling yang telah disetujui dengan penuh tanggung jawab.
Lingkungan kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap warga Negara bertekad untuk:
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Demokrasi Pancasila ialah suatu sistem demokrasi yang berpedoman pada paham-paham
yang terkandung dalam sila-sila dan nilai-nilai Pancasila. Dimana dalam berjalannya
demokrasi di Indonesia dalam bentuk apapun harus memperhatikan norma-norma yang
dimuat dalam Pancasila.
Dalam perjalanan bangsa Indonesia, Demokrasi Pancasila juga turut berkembang seiring
dengan pergantian masa dan kepemimpinan, mulai dari masa revolusi kemerdekaan
sampai kepada masa reformasi. Namun meskipun terjadinya pergantian masa dan
kepemimpinan demokrasi dengan peham pancasila tetap dipertahankan, hanya saja
terdapat sedikit perbedaan dalam menjalankannya yang bergantung pada pemimpin
negara serta bentuk negara pada waktu itu.
28
Demokrasi Pancsila ini juga ternyata memiliki peran yang sangat sakral dalam kehidupan
bangsa Indonesia baik secara nasional mapun dalam keseharian, seperti pada bidang
Politik, Sosial, dan Ekonomi.
4.2. Saran
Sebagai warga negara Indonesia yang sejatinya sejak lahir sampai sekarang ini selalu
berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila, sebaikya kita lebih meningkatkan kesadaran
kita untuk menerapkan nilai-nilai tersebut di dalam keseharian kita, sehingga pemahaman
yang kita punya tidak hanya sebatas prasyarat pengetahuan dan ilmu belaka.
29
DAFTAR PUSTAKA
Dede Rosyada. Dkk. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat
PARADIGMA. 2014)
30