Vous êtes sur la page 1sur 34

TUGAS 3

MAKALAH
MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DOSEN : IWAN KURNIAWAN, M. Pd
JUDUL :
Pancasila Sebagai Asas Demokrasi di Indonesia

DIKERJAKAN OLEH :
WAHYU TRI SAPUTRA
(042858008)

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(FHISIP)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Pancasila Sebagai Asas Demokrasi di
Indonesia.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun penulis
pun menyadari bahwa penulis memiliki keterbatasan sebagai manusia biasa.

Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan
maupun dari isi, maka penulis memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar
bahkan semua pembaca sangat diharapkan untuk dapat menyempurnakan makalah ini
terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.

Palembang,19 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………………….i

Daftar isi……………………………………………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................................1

1.2 Tujuan...................................................................................................................................................................1

1.3 Rumusan Masalah............................................................................................................................................2

BAB 2 : TINJAUAN PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Demokrasi .......................................................................................................................................3

A. Pengertian Demokrasi Secara Etimologi........................................................................................3


B. Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli ………………….........................................................3

2.2. Model-model Demokrasi ………………………………………………………...............................................5

2.3. Prinsip dan Parameter Demokrasi …………………………………………..............................................7

2.4. Demokrasi Sebagai Pandangan Hidup ………………………………….................................................9

2.5. Hakikat Pancasila ………………………………………………………………...............................................11

2.6. Fungsi dan Kedudukan Pancasila ………………………………………….............................................11

2.7. Hubungan Antara Pancasila dan Demokrasi…………………………..............................................14

BAB 3 : PEMBAHASAN

3.1. Demokrasi Pancasila ……………………………………………………………............................................16

ii
A. Pengertian Demokrasi Pancasila ……………………………………...............................................16
B. Ciri dan Isi Pokok Demokrasi Pancasila …………………………................................................17
C. Prinsip dan Asas Demokrasi Pancasila ……………………………..............................................18

3.2. Sejarah Perkembangan Demokrasi Di Indonesia …………………...............................................19

A. Masa Deokrasi Revolusi Kemerdekaan …………………………….............................................19


B. Masa Demokrasi Parlamenter ………………………………………….............................................20
C. Masa Demokrasi Terpimpin …………………………………………….............................................21
D. Masa Demokrasi Orde Baru ……………………………………………..............................................22
E. Masa Demokrasi Reformasi – Sekarang …………………………...............................................23

3.4. Peranan Demokrasi Dalam Bidang Kehidupan Bangsa ………….............................................24

A. Bidang Politik …………………………………………………………………...........................................24


B. Bidang Ekonomi ………………………………………………………………..........................................25
C. Bidang Sosial ………………………………………………………………….............................................25

3.5. Wujud Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari ………………….............................................26

3.6. Membangun Sikap Positif Terhadap Demokrasi Pancasila …… ............................................27

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan....................................................................................................................................................28

4.2. Saran.................................................................................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................30

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Demokrasi di Indonesia telah semakin berkembang seiring dengan  pergantian pemimpin


serta pergantian masa, mulai dari masa penjajahan, orde lama sampai kepada masa
reformasi sekarang. Demkorasi kini telah sangat akrab dengan kehidupa masyarakat
Indonesia. Penerapan demokrasipun telah merambat sampai hampir ke semua aspek, tak
terkecuali hal-hal besar seperti pemilihan kepala daerah maupun hal-hal kecil seperti
pemilihan ketua kelas, karena fungsinya yang begitu dekat dengan keseharian maka
demokrasi kini semakin gencar dipelajari.

Demokrasi sebagai suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam berbagai tatanan aktivitas
bermasyarakat dan bernegara di beberapa negara. Seperti diakui oleh Moh. Mahmud MD,
ada dua alasan demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan bernegara. Pertama, hampir
semua negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental;
kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah peranan
masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya. Karena itu
diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang benar pada warga masyarakat tentang
demokrasi.

1.2 Tujuan

Untuk menambah pemahaman tentang demokrasi

Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia

Untuk mengetahui peranan demokrasi dalam berbagai bidang kehidupan bangsa

Sebagai bahan pemenuhan tugas UTS Pendidikan Pancasila

1
1.3 Rumusan Masalah

Apa itu Demokrasi Pancasila ?

Bagaimana sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia ?

Apa saja peranan Demokrasi dalam bidang-bidang kehidupan kangsa ?

Bagaimana Perwujudan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari ?

Bagaimana membangun sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi di berbagai bidang


kehidupan ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Demokrasi

A. Hakikat Demokrasi Secara Etimologi

Pengertian Demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (etimologis) dan istilah
(terminologis). Secara etimologis “demokrasi” terdiri atas dua kata yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat
dan “cratein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara
bahasa demos-cratein atau demos-cratos (demokrasi) adalah keadaan negara dimana dalam
sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada
dalam keputusan bersama rakyat-rakuat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan
oleh rakyat.

B. Hakikat Demokrasi Menurut Para Ahli

Pengertian demokrasi secara istilah sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai berikut :

Menurut Joseph A. Schmeter

Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik


dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan
kompetitif atas suara rakyat.

Menurut Sidney Hook

Demokrasi adalah untuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang


penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang
diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.

Menurut Philipie C. Schmitter dan Terry Lynn Karl

Menyatakan demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai


tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka di wilayah  publik oleh warga negara, yang

3
bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil yang
telah dipilih.

Henry B. Mayo

Menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukan
bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi
secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip
kesamaan politik diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

Affan Gaffar (2000)

Memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu, pemaknaan secara normatif (demokrais
normatif) dan empirik (demokrasi empirik). Demokrasi normatif adalah demokrasi yang
secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah negara. Sedangkan demokrasi empirik adalah
demokrasi dalam perwujudannya pada politik praktis.

Dari beberapa pendapat diatas diperoleh kesimpulan bahwa hakikat demokrasi sebagai
suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan
pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun
pemerintahan. Kekuasaan pemerintahan berada di tangan rakyat mengandung pengertian
tiga hal :

Pertama, pemerintah dari rakyat (Governmenet of the People);

Kedua, Pemerintah oleh rakyat (Government by people);

Ketiga, pemerintahan untuk rakyat (Government for people);

Jadi hakikat suatu pemerintahan yang demokratis bila ketiga hal diatas dapat dijalankan
dan ditegakan dalam tata pemerintahan.

4
2.2. Model-model Demokrasi

Sklar mengajukan lima corak atau model demokrasi yakni :

A. Demokrasi Liberal

Demokrasi liberal yaitu pemerintahan yang dibatasi oleh Undang-Undang dan pemilihan
umum bebas yang diselenggarakan dalam waktu yang ajeg. Banyak negara Afrika
menerapkan model ini hanya sedikit yang bisa beratahan.

B. Demokrasi Terpimpin

Para pemimpin percaya bahwa semua tindakan mereka dipercaya rakyat tetapi menolak
pemilihan umum yang bersaing sebagai kendaraan untuk menduduki kekuasaan.

C. Demokrasi Sosial

Demokrasi Sosial adalah demokrasi yang menaruh kepedulian pada keadilan sosial dan
egalitarianisme bagi persyaratan untuk memperoleh kepercayaan politik.

D. Demokrasi Partisipasi

Demokrasi partisipasi menekankan hubungan timbal balik antara penguasa dan yang
dikuasi.

E. Demokrasi Konstitusional

Demokrasi konstitusional menekankan pratiksi khusus bagi kelompok-kelompok budaya


yang menekankan kerja sama yang erat diantara elite yang mewakili bagian budaya
masyarakat utama.

F. Demokrasi Parlamenter

Di dalam sistem parlementer, kekuasaan legislatif terletak di atas kekuasaan eksekutif.


Oleh karena itu, menteri-menteri kabinet harus mempertanggungjawabkan semua
tindakannya kepada Dewan/DPR/Senat. Pemerintah setiap saat dapat dijatuhkan oleh
Dewan/DPR/Senat dengan mosi tidak percaya.

5
G. Demokrasi Rakyat

Demokrasi ini terdapat dalam negara-negara komunis yang totaliter. Lembaga-lembaga


demokrasi pada umumnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena kekuasaan ada di
tangan sekelompok kecil pimpinan partai komunis. Mereka ini yang memegang dan
mempergunakan kekuasaan menurut ideologi totaliter komunis: Dalam demokrasi rakyat,
pada dasarnya rakyat tidak memperoleh hak yang lazimnya di dapat dalam sistem
demokrasi lainnya.

H. Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan Paneasila dan UUD 1945. Dalam
Demokrasi Pancasila sangat diharapkan adanya musyawarah untuk mufakat. Akan tetapi,
bila tidak tercapai mufakat, pengambilan keputusan dapat ditempuh melalui pemu¬ngutan
suara (Pasal 2, Ayat (3), WD 1945). Dalam demokrasi Pancasila tidak mengenal dominasi
mayoritas ataupun tirani minoritas. Domiinasi mayoritas adalah kelompok besar yang
menguasai segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengabaikan
kelompok yang kecil. Tirani minoritas adalah kelompok kecil yang menguasai segala segi
kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengabaikan kelompok besar.

Selanjutnya pembagian demokrasi dilihat dari segi pemeliharaan menurut Inu Kencana
terdiri dari dua model yaitu :

I. Demokrasi Langsung (Direct Democracy)

Demokrasi langsung terjadi apabila rakyat mewujudkan kedaulatannya pada suatu negara
dilakukan secara langsung. Pada demokrasi langsung lembaga legislatif hanya berfungsi
sebagai lembaga pengawas jalannya pemerintahan, sedangkan pemilihan pejabat eksekutif
(Presiden, Wakil Presiden, Gubernur, Bupati dan Wali Kota ) dilakukan rakyat secara
langsung melalui pemilu. Begitu juga pemilihan anggota parlemen atau legislatif (DPR, DPP,
DPRD) dilakukan rakyat secara langsung.

J. Demokrasi Tidak Langsung (Indirect Democracy)

Demokrasi tidak langsung terjadi bila untuk mewujudkan kedaulatannya rakyat tidk secara
langsung berhadapan dengan pihak eksekutif, melainkan melalui lebaga perwakilan. Pada

6
demokrasi tidak langsung, lembaga parlemen dituntut kepekaan terhadap berbagai hal
yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dalam hubungannya dengan pemerintahan
atau negara. Dengan demikian demokrasi tidak langsung disebut juga dengan demokrasi
perwakilan

2.3. Prinsip dan Parameter Demokrasi

Menurut Masykuri Abdillah (1999) prinsip-prinsip demokrasi terdiri atas prinsip


persamaan, kebebasan, dan pluralisme. Sedangkan dalam pandangan Robert A. Dahl
terdapat enam prinsip yang harus ada dalam sistem demokrasi yaitu :

 Hak memilih dan dipilih


 Kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman
 Kebebasan mengakses informasi
 Kebebasan berserikat
 Kontrol atas keputusan pemerintah
 Pemilihan yang teliti dan jujur

Sementara itu Inu kencana lebih memerinci lagi tentang prinsip-prinsip demokrasi yakni
sebagai berikut :

 Adanya pembagian kekuasaan


 Adanya pemilihan umum yang bebas
 Adanya manajemen yang terbuka
 Adanya kebebasan individu
 Adanya peradilan yang bebas
 Adanya pengakuan hak minoritas
 Adanya pemerintahan yang berdasarkan hukum
 Adanya pers yang bebas
 Adanya beberapa partai politik
 Adanya musyawarah
 Adanya persetujuan parlemen
 Adanya pemerintahan yang konstitusional

7
 Adanya ketentuan tentang pendemokrasian
 Adanya pengawasan terhadap administrasi publik
 Adanya perlindungan hak asasi
 Adanya pemerintahan yang bersih
 Adanya persaingan keahlian
 Adanya mekanisme politik
 Adanya kebijaksanaan negara
 Adanya pemerintahan yang mengutamakan tanggungjawab.

Prinsip-prinsip negara demokrasi yang telah disebut di atas kemudian dituangkan dalam
konsep yang lebih paktis untuk dapat diukur dan dicirikan. Ciri-ciri ini yang kemudian
dijadikan parameter untuk mengukur tingkat pelaksanaan demokrasi yang berjalan di
suatu negara. Untuk mengukur suatu negara atau pemerintahan dalam menjalankan tata
pemerintahannya dikatakan demokratis dapat dilihat dari empat aspek :

Pertama, masalah pembentukan negara. Kita percaya bahwa proses pembentukan


kekuasaan akan sangat menentukan bagaimana kualitas, watak, dan pola hubungan yang
akan terbangun. Untuk sementara ini, pemilihan umum dipercaya sebagai salah satu
instrumen penting guna memungkinkan berlangsungnya suatu proses pembentukan
pemerintahan yang baik.

Kedua, dasar kekuasaan negara. Masalah ini menyangkut konsep legitimasi kekuasaan


serta pertanggungjawabannya langsung kepada rakayat.

Ketiga, susunan kekuasaa negara. Kekuasaan negara dijalankan secara distributif untuk


menghindari penumpukan kekuasaan dalam satu “tangan/wilayah”. Penyelenggaraan
kekuasaan negara sendiri haruslah diatur dalam suatu tata urutan yang membatasi dan
sekaligus memberikan koridir dalam pelaksanaannya. Aturan yang ada patut memastikan
dua hal utama,yakni :

Memungkinkan terjadinya desentralisasi, untuk menghindari sentralisasi.

Memungkinkan pembatasan, agar kekuasaan tidak menjadi tidak terbatas.

8
Keempat, masalah kontrol rakyat. Apakan dengan berbagai koridor tersebut sudah dengan
sendirinya akan berjalan suatu proses yang memungkinkan terbangun sebuah relasi yang
baik, yakni suatu relasi kuasa yang simetris, memiliki sambungan yang jelas, dan adanya
mekanisme yang memungkinkan check and balance terhadap kekuasaan yang dijalankan
eksekutif dan legsilatif.

Sementara menurut Djuanda Widjaya kehidupan demokratis di suatu negara ditandai


oleh beberapa hal sebagai berikut :

 Dinikmati dan dijalankan hak serta kewajiban politik oleh masyarakat berdasarkan
prinsip-prinsip dasar HAM yang menjamin adanya kebebasa, kemerdekaan, dan
rasa merdeka.
 Penegakan hukum yang mewujud pada asas supremasi penegakan
hukum (Supremacy Of Law), kesamaan di depan hukum (Equality Before The
Law), dan jaminan terahadap HAM.
 Kesamaan hak dan kewajiban anggota masyarakat.
 Kebebasan pers dan pers yang bertanggungjawab.
 Pengakuan terhadap hak minoritas
 Pembuatan kebijakan negara yang berlandaskan pada asas pelayanan,
pemberdayaan, dan pencerdasan.
 Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif.
 Keseimbangan dan keharmonisan.
 Tentara yang profesional sebagai kekuatan pertahanan. Dan,
 Lembaga peradilan yang independen.

2.4. Demokrasi Sebagai Pandangan Hidup

Pemerintahan demokratis membutuhkan kultur demokrasi untuk


membuatnya performed (eksis dan teagak). Kultur demokrasi itu berada dalam masyarakat
itu sendiri. Sebuah pemerintahan yang baik dapat tumbuh dan stabil apabila masyarakat
pada umumnya punya sikap positif dan proaktif terhadap norma-norma dasar demokrasi.

9
Karena itu harus ada keyakinan yang luas di masyarakat bahwa demokrasi adalah sistem
pemerintahan yang terbaik dibanding dengan sitem pemerintahan lainnya (Saiful Mujani :
2002). Untuk itu, masyarakat harus mejadikan demokrasi sebagai way of life yang
menuntun tata kehidupan kemasyarakat, kebangsaan, pemerintahan dan kenegaraan.

Menurut Nurcholish Madjid, demokrasi bukanlah kata benda, tetapi lebih merupakan kata
kerja yang mengandung makna sebagai proses dinamis. Karen itu demokrasi harus
diupayakan. Demokrasi dalam kerangka di atas berarti sebuah proses melaksanakan nilai-
nilai civility (keadaban) dalam bernegara dan bermasyarakat. Demokrasi adalah proses
mennuju dan menjaga civil society yang menghormati dan berupaya meralisasikan nilai-
nilai demokrasi (Sukron Kamil, 2002). Menurut Nurcholish Madjid pandangan hidup
demokratis berdasrkan pada bahan-bahan telah berkembang, baik secara teoritis maupun
pengalaman praktis di negeri-negeri yang demokrasinya cukup mapan paling tidak
mencakup tujuh norma. Ketujuh norma tersebut yakni sebagai berikut :

1. Pentingnya kesadaran akan pluralisme


2. Musyawarah
3. Pertimbangan Moral
4. Permufaktan yang jujur dan sehat
5. Pemenuhan segi-segi ekonomi
6. Kerja sama antar warga masyarakat dan sikap mempercayai i’tikad baik masing-
masing
7. Padangan hidup demokratis harus dijadikan unsur yang menyatu dengan sistem
pendidikan.

10
2.5. Hakikat Pancasila

Menurut ilmu asal usul kata (etimologi), Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
pancar dan sila. Panca berarti lima, sila artinya satu sendi, dasar, atau alas.

Sedangkan menurut peristilahan (terminologi) , Pancasila telah dikenal sejak zaman


kerajaan Majapahit pada abad XIV. Dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular,
Pancasila merupakan ajaran tentang penuntun kesusilaan antara lain, jangan melakukan
kekerasan, mencuri, berjiwa dengki, dan mabok akibat minuman keras.

Pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI yang pertama (29 Mei-1 Juni 1945)
Ir.Soekarno mengusulkan tentang lima asas sebagai dasar negara, yaitu  Pancasial.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia diterima dan disahkan oleh PPKI
bersamaan dengan disahkannya UUD 1945. Kata atau istilah Pancasila sendiri tidak tertera
dalam Pembukaan UUD 1945, namun telah tersirat dalam alinea keempat Pembukaan UUD
1945.

2.6. Fungsi dan Kedudukan Pancasila

A. Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia

Dasar negara merupakan fundamen atau Alas yang dijadikan pijakan serta dapat memberi
kekuatan kepada berdirinya suatu negara. Indonesia dibangun juga berdasarkan pada
suatu alas atau landasan yaitu Pancasila. Pancasila pada fungsinya sebagai dasar negara,
adalah sumber kaidah hukum yang mengatur Bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya
seluruh unsur-unsurnya yakni rakyat, pemerintah dan wilayah. Pancasila pada posisi
seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan negara serta seluruh
kehidupan berbangsa dan bernegara.

11
B. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Pandangan hidup merupakan suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri
dari kesatuan rangkaian dari nilai-nilai luhur. Pandangan hidup berguna sebagai
pedoman / tuntunan untuk mengatur hubungan sesama manusia, hubungan manusia
dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan lingkungan.

C. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia

Ideoligi berasal dari kata “Idea” yang berarti konsep, gagasan, pengertian dasar, cita-cita
dan logos yang berarti ilmu jadi Ideologi dapat diartikan adalah Ilmu pengertian-
pengertian dasar. Dengan demikian Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dimana pada
hakikatnya adalah suatu hasil perenungan atau pemikiran Bangsa Indonesia. Pancasila di
angkat atau di ambil dari nilai-nilai adat istiadat yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia, dengan kata lain pancasila merupakan bahan yang di angkat dari
pandangan hidup masyarakat Indonesia.

D. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat indonesia, hal tersebut
melalui penjabaran instrumental sebagai acuan hidup yang merupakan cita-cita yang ingin
digapai serta sesuai dengan jiwa Indonesia serta karena pancasila lahir bersamaan dengan
lahirnya Indonesia. Menurut Von Savigny bahwa setiap bangsa punya jiwanya masing-
masing yang disebut Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat atau Jiwa Bangsa. Pancasila sebagai
jiwa Bangsa lahir bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia yaitu pada jaman dahulu
kala pada masa kejayaan nasional.

E. Pancasila merupakan Sumber dari segala sumber tertib hukum

Poin ini dapat diartikan bahwa segala peraturan perundang-undangan / hukum yang
berlaku dan dijalankan di Indonesia harus bersumber dari Pancasila atau tidak
bertentangan (kontra) dengan Pancasila. Karena segala kehidupan negara indonesia
berdasarkan pancasila.

12
F. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

Pancasila sebagai kepribadian bangsa karena Pancasila lahir bersama dengan lahirnya
bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun
tingkah lakunya sehingga dapat membedakan dengan bangsa lain. dan Pancasila
Merupakan wujud peran dalam mencerminkan adanya kepribadian Negara Indonesia yang
bisa mem bedakan dengan bangsa lain, yaitu amal perbuatan, tingkah laku dan sikap
mental bangsa Indonesia.

G. Pancasila sebagai Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia

Dalan Pancasila mengandung cita-cita dan tujuan negara Indonesia yang menjadikan
pancasila sebagai patokan atau landasan pemersatu bangsa. dimana tujuan akhirnya yaitu
untuk mencapai masyarakat adil, makmur yang merata baik materiil maupun spiritual
yang berdasarkan Pancasila.

H. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur

Karena saat berdirinya bangsa indonesia, Pancasila merupakan perjanjian luhur yang telah
disepakati oleh para pendiri bangsa untuk dilaksanakan, di lestarikan dan di pelihara.
Artinya Pancasila telah disepakati secara nasional sebagai dasar negara tanggal 18-
Agustus-1945 pada sidang PPKI (Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia), PPKI ini
merupakan wakil-wakil dari seluruh rakyat Indonesia yang mengesahkan perjanjian luhur
(Pancasila) tersebut.

I. Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa Indonesia

Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia. Karena
Pancasila merupakan palsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang mengandung
nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar, bijaksana,
adil dan tepat bagi Bangsa Indonesia guna mempersatukan Rakyat Indonesia.

13
2.7. Hubungan Antara Pancasila dan Demokrasi

Di Indonesia berdasarkan Pancasila demokrasi dilaksanakan melalui Musyawarah untuk


Mufakat. Jadi dianggap tidak benar bahwa pihak yang sedikit jumlahnya dapat
di”bulldozer” oleh pihak yang besar jumlahnya. Itu berarti bahwa demokrasi Indonesia
pada prinsipnya mengusahakan Win-Win Solution dan bukan karena faktor manfaat
semata-mata. Namun demikian, kalau musyawarah tidak kunjung mencapai mufakat
sedangkan keadaan memerlukan keputusan saat itu, tidak tertutup kemungkinan
penyelesaian didasarkan jumlah suara. Maka dalam hal ini voting dilakukan karena faktor
Manfaat, terbalik dari pandangan demokrasi Barat.

Dalam demokrasi Indonesia tidak hanya faktor Politik yang perlu ditegakkan, tetapi juga
faktor kesejahteraan bagi orang banyak sebagaimana dikehendaki sila kelima Pancasila.
Jadi demokrasi Indonesia bukan hanya demokrasi politik, tetapi juga demokrasi ekonomi
dan demokrasi sosial. Bahkan sesuai dengan Tujuan Bangsa dapat dikatakan bahwa
demokrasi Indonesia adalah demokrasi kesejahteraan dan kebahagiaan dan bukan
demokrasi kekuasaan seperti di Barat. Hal itu kemudian berakibat bahwa pembentukan
partai-partai politik mengarah pada perwujudan kehidupan sejahtera bangsa (lihat
makalah sebelumnya : Pancasila dan Partai Politik).

Karena demokrasi Indonesia adalah demokrasi kesejahteraan, maka wahana pelaksanaan


demokrasi Indonesia tidak hanya partai politik. Banyak anggota masyarakat
mengutamakan perannya dalam masyarakat sebagai karyawan atau menjalankan fungsi
masyarakat tertentu untuk membangun kesejahteraan, bukan sebagai politikus. Mereka
tidak berminat turut serta dalam partai politik. Karena kepentingan bangsa juga meliputi
mereka, maka selayaknya mereka ikut pula dalam proses demokrasi, termasuk demokrasi
politik. Oleh sebab itu di samping peran partai politik ada peran Golongan Fungsional atau
Golongan Karya (Golkar).

Demikian pula Indonesia adalah satu negara yang luas wilayahnya dan terbagi dalam
banyak Daerah yang semuanya termasuk dalam Keluarga Bangsa Indonesia. Oleh sebab itu
di samping peran partai politik dan golkar, harus diperhatikan juga partisipasi Daerah
dalam mengatur dan mengurus bangsa Indonesia sebagai satu Keluarga. Karena itu ada

14
Utusan Daerah yang mewakili daerahnya masing-masing dalam menentukan jalannya
Bahtera Indonesia.

Sebagaimana prinsip Perbedaan dalam Kesatuan, Kesatuan dalam Perbedaan menjamin


setiap bagian untuk mengejar yang terbaik, maka Daerah yang banyak jumlahnya dan
aneka ragam sifatnya perlu memperoleh kesempatan mengurus dirinya sesuai
pandangannya, tetapi tanpa mengabaikan kepentingan seluruh bangsa dan NKRI. Otonomi
Daerah harus menjadi bagian penting dari demokrasi Indonesia dan mempunyai peran luas
bagi pencapaian Tujuan Bangsa.

15
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Demokrasi Pancasila

A. Pengertian Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian
dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri
yaitu Pancasila. Mengenai rumusan singkat demokrasi Pancasila, tercantum dalam sila
keempat Pancasila. Rumusan tersebut pada dasarnya merupakan rangkaian yang bulat dan
utuh antara sila satu dengan sila lainnya.

Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan pendapat mengenai pengertian demokrasi


Pancasila. Beberapa penertian tersebut yaitu :

Menurut Ensiklopedia Indonesia

Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang politik, sosial


dan ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha sejauh
mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mncapai mufakat.

Menurut Prof. Dardji Darmadiharja, S.H.

Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan
falsafah bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam ketentuan Pembukaan UUD
1945.

Menurut Prof. Dr. Drs. Notonegoro, S.H.

Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijkasanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang ber-KeTuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

16
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diketahui bahwa pada hakikatnya demokrasi
pancasila merupakan saran atau alat bagi bangsa Indnonesia untuk mencapai tujuan
negara. Tujuan negara tersebut sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
Alinea IV, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Inti dari demokrasi Pancasila adalah paham kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang dijiwai dan
diintegrasikan dengan sila-sila lainnya.

B. Ciri dan Isi Pokok Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila merupakan ide atau gagasan yang ingin ditetapkan oleh para pendiri
negara sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Demokrasi Pancasila
yang berintikan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan berapaham kekeluargaan
dan kegotong royongan mempunyai ciri khas yang membedakan dengan demokrasi yang
lainnya, yaitu sebagai berikut :

 Demokrasi Pancaila bersifat kekeluargaan dan kegotong royongan yang


bernafaskan KeTuhanan Yang Maha Esa.
 Demokrasi Pancasila harus mengahragai HAM serta menjami adanya hak-hak
minoritas.
 Pengambilan keputusan dalam demokrasi Pancasila sedapat mungkin didasarkan
atas musyawarah untuk mufakat.
 Demokrasi Pancasila harus bersendikan hukum, rakyat sebagai subjek demokrasi
berhak untuk ikut secara efektif untuk menentukan kehidupan bangsa dan negara.

Sementara isi pokok demokrasi Pancasila yaitu :

 Pelaksanaan Pembukaan UUD 1945 dan penjabarannya yang dituangkan dalam


Batang Tubuh dan Penjelasan UUD 1945.

17
 Demokrasi Pancasila harus menghargai dan melindungi HAM.
 Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan atas kelembagaan.
 Demokrasi Pancasila harus bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan dalam
penjelasan UUD 1945, yaitu negara hukum yang demokratis.

C. Prinsip dan Asas Demokrasi Pancasila

Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila terdiri dari :

 Demokrasi yang Ber-KeTuhanan Yang Maha Esa, maksudnya bahwa demokrasi


selalu dijiwai dan diliputi oleh nilai-nilai KeTuhanan Yang Maha Esa.
 Demokrasi yang menjunjung tinggi HAM, maksudnya dalam demokrasi Pancasila
negara/pemerintah menghargai dan melindungi HAM.
 Demokrasi yang berkedaulatan rakyat, maksudnya kepentingan rakyat banyak
harus diutamakan dari pada kepentingan pribadi.
 Demokrasi yang didukung oeh kecerdasan warga negara, maksudnya bahwa dalam
demokrasi Pancasila didukung oleh warga negara yang mengerti akan hak dan
kewajibannya serta dapat melakukan peranannya dalam demokrasi.
 Demokrasi yang menerapkan prinsip prinsip pemisahan kekuasaan, maksudnya
bahwa dalam negara demokrasi menganut sistem pemisahan kekuasaan, masing-
masing lembaga negara memiliki fungsi dan wewenang masing-masing.
 Demokrasi yang menjamin perkembangan otonomi daerah, maksudnya bahwa
negara menjamin berkembagnya setiap daerah untuk memajukan potensi
daerahnya masing-masing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Demokrasi yang menerapkan konsep negara hukum, maksudnya bahwa negara
Indonesia berdasarkan hukum, bukan kekuasaan belaka, sehingga segala
kebijaksanaan maupun tindakan pemerintah berdasarkan pada hukum yang
berlaku.
 Demokrasi yang menjamin terselenggaranya peradilan yang bebas, merdeka, dan
tidak memihak, maksudnya badan peradilan yang tidak terpengaruhi dan tidak
dapat dipengaruhi oleh pihak lain.

18
 Demokrasi yang menumbuhkan kesejahteraan rakyat, maksudnya adalah
demokrasi yang dikembangkan bertujuan untuk menjamindan mewujudkan
kesejahteraan rakyat, meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek
kehidupan baik lahir maupun batin.
 Demokrasi yang berkeadilan sosial, maksudnya bahwa tujuan akhir upaya
pelaksanaan ketatanegaraan adalah tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Dalam sistem demokrasi Pancasila, ada dua asas yaitu :

A. Asas kerakyatan, yaitu asas kesadaran akan cinta kepada rakyat, manunggal
dengan nasib dan cita-cita rakyat, serta berjiwa kerakyatan atau menghayati
kesadaran senasib dan secita-cita dengan rakyat.
B. Asas Musyawarah untuk mufakat, yaitu asas yang memperhatikan aspirasi dan
kehendak seluruh rakyat yang jumlahnya banyak dan melalui forum
permusyawaratandalam rangka membahas untuk menyatukan pendapat bersama
serta mencapai kesepakatan bersama yang dijiwai oleh kasih sayang, pengorbanan
demi tercapai kebahagiaan bersama.

3.2. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia

A. Perekembangan Demokrasi Masa Revolusi Kemerdekaan

Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke
Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu
disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat
sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbunyi
sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh
Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia
adalah negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :

19
A. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah menjadi
lembaga legislatif.
B. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai
Politik.
C. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem
pemerintahn presidensil menjadi parlementer

Perkembangan demokrasi pada periode ini telah meletakkan hal-hal mendasar. Pertama,


pemberian hak-hak politik secara menyeluruh. Kedua, presiden yang secara konstitusional
ada kemungkinan untuk menjadi dictator. Ketiga, dengan maklumat Wakil Presiden, maka
dimungkinkan terbentuknya sejumlah partai politik yang kemudian menjadi peletak dasar
bagi sistem kepartaian di Indonesia untuk masa-masa selanjutnya dalam sejarah
kehidupan politik kita.

B. Masa Demokrasi Parlementer

Periode pemerintahan negara Indonesia tahun 1950 sampai 1959 menggunakan UUD


Sementara (UUDS) sebagai landasan konstitusionalnya. Pada masa ini adalah masa
kejayaan demokrasi di Indonesia, karena hampir semua elemen demokrasi dapat
ditemukan dalam perwujudan kehidupan politik di Indonesia. Lembaga perwakilan rakyat
atau parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan.
Perwujudan kekuasaan parlemen ini diperlihatkan dengan adanya sejumlah mosi tidak
percaya kepad pihak pemerintah  yang mengakibatkan kabinet harus meletakkan
jabatannya.

Pada tahun 1950-1959 bisa disebut sebagai masa demokrasi liberal yang parlementer,
dimana Presiden sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi
ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai
politik. Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan :

1. Dominannya politik aliran, sehingga membawa konsekuensi terhadap pengelolaan


konflik
2. Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
3. Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950

20
4. Persamaan kepentingan antara presiden Soekarno dengan kalangan Angkatan
Darat, yang sama-sama tidak senang dengan proses politik yang  berjalan

Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :

1. Bubarkan konstituante
2. Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
3. Pembentukan MPRS dan DPAS

C. Masa Demokrasi Terpimpin

Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah


kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua
kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri:

1. Dominasi Presiden
2. Terbatasnya peran partai politik
3. Berkembangnya pengaruh PKI

Sejak berakhirnya pemillihan umum 1955, presiden Soekarno sudah menunjukkan gejala
ketidaksenangannya kepada partai-partai politik. Hal itu terjadi karena partai politik
sangat orientasi pada kepentingan ideologinya sendiri dan dan kurang memperhatikan
kepentingan politik nasional secara menyeluruh.disamping itu Soekarno melontarkan
gagasan bahwa demokrasi parlementer tidak sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia
yang dijiwai oleh Pancasila.

Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:


1. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan
2. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden
membentuk DPRGR
3. Jaminan HAM lemah
4. Terjadi sentralisasi kekuasaan

21
5. Terbatasnya peranan pers
6. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)
7. Setelah terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI, menjadi
tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.
D. Masa Demokrasi Orde Baru

Pemerintahan Orde Baru  ditandai oleh Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno
sebagai Presiden kedua Indonesia. Pada masa orde baru ini menerapkan Demokrasi
Pancasila untuk menegaskan bahwasanya model demokrasi inilah yang sesungguhnya
sesuai dengan ideologi negara Pancasila.

Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui
Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum
tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.Namun demikian perjalanan demokrasi
pada masa orde baru ini dianggap gagal sebab:

1. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada


2. Rekrutmen politik yang tertutup
3. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
4. Pengakuan HAM yang terbatas
5. Tumbuhnya KKN yang merajalela
6. Sebab jatuhnya Orde Baru:
7. Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )
8. Terjadinya krisis politik
9. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba
10. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun
jadi Presiden.

Orde Baru mewujudkan dirinya sebagai kekuatan yang kuat dan relatif otonom, dan
sementara masyarakat semakin teralienasi dari lingkungan kekuasaan danproses formulasi
kebijakan. Kedaan ini adalah dampak dari :

 Kemenangan mutlak dari kemenangan Golkar dalam pemilu yang memberi


legitimasi politik yangkuat kepada negara;

22
 Dijalankannya regulasi-regulasi politik semacam birokratisasai, depolitisasai, dan
institusionalisasi;
 Dipakai pendekatan keamanan;
 Intervensi negara terhadap perekonomian dan pasar yang memberikan keleluasaan
kepda negara untuk mengakumulasikan modal dan kekuatan ekonomi;
 Tersedianya sumber biaya pembangunan, baik dari eksploitasi minyak bumi dan gas
serta dari komoditas nonmigas dan pajak domestik, mauppun yang berasal dari
bantuan luar negeri, dan akhirnya
 Sukses negara orde baru dalam menjalankan kebijakan pemenuhan kebutuhan
pokok rakya sehingga menyumbat gejolak masyarakat yang potensinya muncul
karena sebab struktural.

E. Masa Demokrasi Reformasi – Sekarang

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden
Soeharto, maka Indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai
hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan
masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak
dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai
sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.Berakhirnya masa
orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil
Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.

Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:

1. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi


2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum
3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari
KKN
4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan
Wakil Presiden RI
5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
23
6. Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali
yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi
Pancasila, namun berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi
perlementer tahun 1950 1959. Perbedaan demokrasi reformasi dengan demokrasi
sebelumnya adalah:

1. Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang


sebelumnya.
2. Rotasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat
desa.
3. Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
4. Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan
pendapat

3.3. Peranan Demokrasi Dalam Bidang-Bidang Kehidupan Bangsa

A. Bidang Politik

Oleh karena Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi tidak langsung atau demokrasi
perwakilan maka kebijak dijalankan oleh para wakil rakyat dalam menetapkan berbagai
kebijakan peme¬rintahan dalam bentuk peraturan perun¬dangan.
Dalam melakukan tugasnya, para wakil rakyat harus mampu memikirkan, memperhatikan,
dan mempertimbangkan aneka-ragam kepentingan rakyat agar keputusan-keputusan yang
diambilnya benar-benar mencerrninkan aspirasi selu¬ruh lapisan masyarakat dan benar-
benar bermanfaat bagi kesejahteraan bersama.
Tentu tidak hanya wakil rakyat yang harus menjalankan kebijaksanaan dalam
melaksanakan tugasnya. Semua penye¬lenggara negara (para penegak hukum, presiden,
wakil presiden, para menteri, para anggota DPR, para anggota BPK, dan seluruh aparat
pemerintahan lain, baik di pusat maupun di daerah) wajib menjalankan atau menunaikan
tugasnya dengan penuh hikmat kebijaksanaan.

24
B. Bidang Ekonomi

Pancasila dan UUD 1945 menggariskan dua prinsip pokok demokrasi ekonomi. Prinsip itu
adalah sebagai berikut:

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama at as dasar semangat kekeluargaan.


2. Segala hal yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara
untuk dipergunakan bagi kemakmuran rakyat.

Dua prinsip pokok ini menunjukkan bahwa kemakmuran seluruh rakyat harus menjadi
tujuan utama pelaksanaan Demokrasi Pancasila dalam bidang ekonomi oleh karena itu,
tidak diperbolehkan seorang pun menguasai bidang-bidang ekonomi yang menguasai hajat
(kepentingan) orang banyak. Perlulah digariskan pemerataan kesempatan-kesempatan
ekonornis dan kesejahteraan bagi setiap warga bangsa ini. Itu semua hanya bisa dicapai
apabila semua pihak menggunakan sanaan sebagai pedoman dalam bersikap maupun
berkiprah dalam perekonomian bangsa dan dan negara  Indonesia.

C. Bidang Sosial

Dalam kehidupan bermasyarakat, Demokrasi Pancasila menggariskan penting ”hikmat


kebijaksanaan” sebagai penuntut hubungan antar manusia Indonesia dengan bangsa lain.
Dengan demikian, bukan hanya wakil rakyat atau pejabat/aparat pemerintah yang dituntut
untuk selalu mengunakan hikmat kebijaksanaan dalam mengusrus kepentingan bersama.
Seluruh bangsa Indonessia baik anak dan orang tua dalam keluarga, warga dan pengurus
RT dan RW, murid, guru, kepala sekolah dan warga sekolah lainnya di sekolah, maupun
kemasyarakatan, partai politik, instansi pemerintah, perusahaan, Dewan Perwakilan
Rakyat, untuk dituntut melakukannya.

3.4. Wujud Demokrasi Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari

25
Untuk melaksanakan Demokrasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari kita hendaknya
mengamalkan sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Adapun bentuk-bentuk pengamalan yang dapat kita
lakukan antara lain sebagai berikut:

1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, kita hendaknya menyadari setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2. Kita hendaknya tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Kita hendaknya mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan  bersama. .
4. Kita hendaknya menyadari bahwa musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi
oleh semangat kekeluargaan.
5. Kita hendaknya menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
6. Kita hendaknya dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil musyawarah.
7. Kita hendaknya menyadari bahwa di dalam musyawarah diutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
8. Kita hendaknya menyadari bahwa musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan
sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan se cara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, men¬junjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.

3.5. Membangun Sikap Positif Terhadap Demokrasi Pancasila


26
Demokrasi dengan segala cirinya itu perlu diwujudkan menjadi suatu kenyataan hidup
dalam bidang apapun. Semua warga negara tanpa kecuali, baik penguasa maupun rakyat
biasa, harus membiasakan hidup demokratis.

Sikap positif terhadap budaya demokrasi Pancasila dapat kita lakukan dengan cara sebagai
berikut:

1. Menghormati hak, kewarganegaraan serta tugas tanggung jawab sendiri, sesama


masyarakat dan lembaga masyarakat serta negara
2. Saling menghargai pikiran dan pendapat orang lain kita harus menyadari dalam
bermusyawarah ,beda pendapat itu wajar, asalkan masing-masing berpegang teguh
pada norma yang berlaku, tidak ingin menang sendiri,menggunakan kata-kata yang
sopan.
3. Menghormati pemimpin dan lembaga-lembaga sosial serta negara merupakan
kesadaran setiap warga negara untuk melestarikannya.
4. Berbagai sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai lingkungan
kehidupan adalah sebagai berikut:

Lingkungan Kehidupan keluarga, misalnya anggota keluarga bertekad untuk:

1. Membiasakan tidak memaksakan kehendak kepada sesama anggota keluarga.


2. Membiasakan bermusyawarah dalam mengambil suatu keputusan untuk
kepentingan bersama.
3. Mengembangkan diri agar lebih berguna untuk kepentingan keluarga.
4. Saling menghormati hak dan kewajiban anggota keluarga.
5. Lingkungan kehidupan sekolah, misalnya tiap warga sekolah bertekad untuk:
6. Memilih pengurus kelas denga musyawarah mufakat dan/atau voting.
7. Menyelesaikan masalah bersama setiap warga sekolah dengan mengutamakan
kepentingan bersama.
8. Melaksanakan kegiatan gotong royong dalam menjaga kebersihan lingkungan.
9. Mendiskusikan materi pelajaran yang sulit untuk dibahas bersama-sama.

Lingkungan kehidupan bermasyarakat, misalnya semua warga masyarakat bertekad untuk:

27
1. Memilih pengurus RT dan RW secara demokratis.
2. Mengambil keputusan secara musyawarah dalam menentukan bantuan untuk
meringankan warga yang tertimpa musibah gempa bumi.
3. Melaksanakan tugas gotong royong dalam membersihkan sampah di lingkungannya.
4. Melaksanakan siskamling yang telah disetujui dengan penuh tanggung jawab.

Lingkungan kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap warga Negara bertekad untuk:

1. Melaksanakan kegiatan pemilu dengan penuh tanggung jawab.


2. Menghormati hak asasi manusia.
3. Melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Memberikan pendapat/usul yang membangun kepada pemerintah

BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Demokrasi Pancasila ialah suatu sistem demokrasi yang berpedoman pada paham-paham
yang terkandung dalam sila-sila dan nilai-nilai Pancasila. Dimana dalam berjalannya
demokrasi di Indonesia dalam bentuk apapun harus memperhatikan norma-norma yang
dimuat dalam Pancasila.

Dalam perjalanan bangsa Indonesia, Demokrasi Pancasila juga turut berkembang seiring
dengan pergantian masa dan kepemimpinan, mulai dari masa revolusi kemerdekaan
sampai kepada masa reformasi. Namun meskipun terjadinya pergantian masa dan
kepemimpinan demokrasi dengan peham pancasila tetap dipertahankan, hanya saja
terdapat sedikit perbedaan dalam menjalankannya yang bergantung pada pemimpin
negara serta bentuk negara pada waktu itu.

28
Demokrasi Pancsila ini juga ternyata memiliki peran yang sangat sakral dalam kehidupan
bangsa Indonesia baik secara nasional mapun dalam keseharian, seperti pada bidang
Politik, Sosial, dan Ekonomi.

4.2. Saran

Sebagai warga negara Indonesia yang sejatinya sejak lahir sampai sekarang ini selalu
berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila, sebaikya kita lebih meningkatkan kesadaran
kita untuk menerapkan nilai-nilai tersebut di dalam keseharian kita, sehingga pemahaman
yang kita punya tidak hanya sebatas prasyarat pengetahuan dan ilmu belaka.

29
DAFTAR PUSTAKA
Dede Rosyada. Dkk. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat

Madani. (Jakarta : ICCE UIN Syarif Hidayatullah. 2003).

Prof. Dr. H. Kaelan, MS. Pendidikan Pancasila. (Yogyakarta :

PARADIGMA. 2014)

Ignatius Adiwidjaja, S.Sos., M.Si. Pengantar Ilmu Politik. (Malang :

Diterbitkan Sendiri. 2016).

Namakuvee. Pelaksanaan Demokrasi Dalam Berbagai Aspek Kehidupan.

http://www/wordpress.com. 8 November 2016

Isti Funny Assyidig. Pelaksanaan Demokrasi Dalam Berbagai Aspek

Kehidupan. 2013. http://www.wordpress.com. 8 November 2016

30

Vous aimerez peut-être aussi