Vous êtes sur la page 1sur 69

MOTIVASI BERPARTISIPASI MAHASISWA DALAM OLAHRAGA

REKREASI DILINGKUP KAMPUS UNIVERSITAS PALANGKARAYA

SKRIPSI

Oleh :
DHEA MELATI ALSA
ADE 118 054

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN DAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2022

i
ABSTRAK

Dhea Melati Alsa, 2022. Motivasi Berpartisipasi Mahasiswa Dalam Olahraga Rekreasi
Dilingkup Kampus Universitas Palangkaraya. Skripsi Program Studi Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Ilmu Keolahragaan dan Pendidikan Dasar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas palangkaraya. Di bawah bimbingan Bapak
Yudo Harvianto., S.Pd.,M.Pd dan Uket., M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar motivasi berpartisipasi
mahasiswa dalam olahraga rekreasi dilingkup universitas palangkaraya. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian Deskriptif
Kuantitatif. Respoden pada penelitian ini adalah 52 mahasiswa yang berolahraga rekreasi
di lingkup kampus universitas palangkaraya dengan teknik purposive samling. Metode
dalam pengambilan data penelitian ini adalah observasi, angket dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini adalah motivasi berpatisipasi mahasiswa dalam olahraga
rekreasi dilingkup Universitas Palangkaraya pada kategori motivasi sangat tinggi
sejumlah 39 orang (75%), kategori motivasi tinggi sejumlah 0 orang (0%), kategori
sedang 12 orang (23%), pada kategori rendah sejumlah 0 orang (0%0) dan jumlah
kategori sangat rendah yaitu 1 orang (2%). Dari data diatas tersebut dapat disimpulkan
bahwa tingkat motivasi berpartisipasi mahasiswa dalam melakukan olahraga rekreasi
dilingkup universitas palangkaraya masuk katagori sangat tinggi atusiasme mahasiswa
yang berolahraga rekreasi dilingkup kampus.

Kata Kunci: Mahasiswa,Motivasi,Olahraga Rekreasi

ii
ABSTRACT

Dhea Melati Alsa, 2022. Motivation to Participate in Recreational Sports at the


Palangkaraya University Campus. Thesis of Health and Recreation Physical Education
Study Program, Department of Sports and Basic Education, Faculty of Teacher Training
and Education, University of Palangkaraya. Under the guidance of Mr. Yudo Harvianto.,
S.Pd., M.Pd and Uket., M.Pd.
This study aims to determine how much motivation students participate in
recreational sports at the University of Palangkaraya. The research method used in this
study is a quantitative descriptive research approach. The respondents in this study were
52 students who did recreational sports at the University of Palangkaraya using
purposive sampling technique. The methods of collecting data in this research are
observation, questionnaires and documentation.
The results of this study are students' motivation to participate in recreational
sports at the University of Palangkaraya in the very high motivation category of 39
people (75%), high motivation category of 0 people (0%), medium category 12 people
(23%), in the low category a number of 0 people (0%0) and the number of very low
categories is 1 person (2%). From the data above, it can be concluded that the level of
motivation for participating students in doing recreational sports at the University of
Palangkaraya is in the very high category.

Keywords: Student, Motivation, Recreational Sports

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Allhamdulillah segala Puji syukur kehadirat Allah

SWT karena berkat dan rahmat serta karunia-Nya lah penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul " MOTIVASI BERPARTISIPASI

MAHASISWA DALAM OLAHRAGA REKREASI DILINGKUP KAMPUS

UNIVERSITAS PALANGKARAYA".

Penulisan proposal skripsi ini diajukan sebagai tugas akhir guna

memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan pada program

studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Ilmu Keolahraga dan

Ilmu Pendidikan Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Palangkaraya.

Penulis menyadari di dalam menyusun proposal skripsi ini bukan hanya

atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga bantuan dari berbagai

pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada Bapak Yudo Harvianto., S.Pd.,M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan dan arahan serta petunjuk dalam penyusunan

proposal skripsi ini dan Bapak Drs. Uket., M.Pd, selaku Dosen pembimbing II

yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta petunjuk dalam penyusunan

proposal skripsi ini.

Keberhasilan dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak lepas dari

dukungan berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang

terhormat :

iv
1. Ibu Dr. Natalina Asi, MA., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Palangkaraya.

2. Bapak Dr. U.Z Mikdar M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan

dan Pendidikan Dasar Universitas Palangaraya.

3. Ibu Andi Tenri Abeng.,S.KM. M.Kes selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Palangkaraya.

4. Bapak dan Ibu Dosen PJKR FKIP Universitas Palangkaraya.

5. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan do'a,dukungan,semangat, dan

kasih sayang.

6. Teman-teman seperjuangan dan seangkatan di Program Studi PJKR

angkatan 2018.

7. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah membantu menyelesaikan proposal skripsi ini.

Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan balasan kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan kepada penulis dan semoga proposal skripsi ini

dapat berguna bagi pembaca sekalian.

Palangka Raya, 2 Maret 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
ABSTRAK....................................................................................................... iii
ABSTRACT..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian...................................................................... 5
E. Pembatasan Masalah................................................................ 5
F. Kegunaan Penelitian................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................... 7


A. Teoritis dan Pustaka………………………………………..... 7
1. Motivasi ................................................................................ 7
2. Partisipasi.............................................................................. 12
3. Olahraga................................................................................ 16
4. Mahasiswa............................................................................. 31
B. Penelitian yang Relevan........................................................... 32
C. Kerangka Berpikir.................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 35


A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................. 35
B. Metode dan Pendekatan Penelitian.......................................... 35
C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................... 35
D. Prosedur Penelitian .................................................................. 39
E. Definisi Istilah ......................................................................... 40
F. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 41
G. Teknik Analisis Data ............................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 45


A. Deskripsi Hasil Penelitian........................................................ 45

vi
B. Pembahasan.............................................................................. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 49


A. Kesimpulan............................................................................... 49
B. Saran......................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 50
LAMPIRAN..................................................................................................... 53

vii
DAFTAR TABEL

viii
DAFTAR GAMBAR

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang muncul dari

dalam individu untuk dapat merealisasikan keinginan dengan aktivitas

usaha yang akan dilakukan selanjutnya (Romadhon and Rustiadi 2016).

Dalam bidang olahraga motivasi menjadi salah satu faktor pendorong

paling ampuh saat sesorang terpuruk akan kemapuan yang dimilikinya.

Motivasi dalam diri sendiri maupun orang lain dapat berubah menjadi

daya penggerak yang dapat memicu perubahan pola pikir seseorang

dalam memutuskan suatu hal perkara yang berhubungan dengan bidang

olahraga, tentunya setiap olahraga mempuanyai ciri khas masing-

masing, mengapa olahraga tersebut digemari orang banyak sehingga

seseorang termotivasi dan menjadikanya sebagai hobi, prestasi non

akademik ataupun hanya sebagai media untuk meningkatkan kebugaran

jasmani (Bhetharem, Mahardika, and Tuasikal 2020).

Partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari intraksi dan

komunikasi yang berkaitan tentang pembagian: kewenangan, tanggung

jawab, dan manfaat. Partisipasi merupakan keikutsertaan atau

keterlibatan seseorang dalam kegiatan tertentu. Dari uraian diatas dapat

diambil kesimpulan motivasi partisipasi adalah dorongan yang kuat

1
dalam dalam diri serta keikutsertaan dan keterlibatan seseorang dalam

suatu kegiatan.

Menurut Gould dan Petlickoff (dalam Maksum, 2011)bahwa

keinginan seseorang dalam berpartisipasi dalam berolahraga mulai dari

(1)ingin mendapat sebuah kesenangan demi kepuasan tersendiri,(2)

mendapatkan kepercayaan diri,(3)mendapatkan hubungan sosial dengan

teman baru (4) memperoleh hal-hal baru sebagai pengalaman, (5)

mendapatkan sebuah kesuksesan, dan (6) kondisi fisik yang

bugar.Sedangkan Slameto (2010) memberikan gambaran bahwa minat

yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya

jika minat yang kurang menghasilkan prestasi yang rendah.

Tingginya partisipasi juga mencerminkan minat dan apresiasi

mahasiswa bersangkutan terhadap kegiatan olahraga. Partisipasi

diyakini sebagai prasyarat kuatnya fondasi bangunan pilar olahraga,

baik olahraga pendidikan, olahraga masyarakat, dan olahraga prestasi.

Olahraga memberikan kesempatan yang sangat ideal untuk

menyalurkan tenaga dengan tujuan menuju kehidupan yang serasi,

selaras dan seimbang untuk mencapai kebahagiaan hidup yang sehat.

Olahraga merupakan unsur yang penting dalam meningkatkan

perkembangan dan pertumbuhan manusia, melalui olahraga diharapkan

akan mencapai tingkat jasmani dan rohani yang lebih baik.

2
Seseorang menyukai olahraga, tentunya mempunyai banyak

alasan salah satunya adalah ingin meningkatkan kebugaran jasmani,

sementara itu bagi seseorang yang tidak mempunyai kegiatan biasanya

orang itu akan mencari hiburan atau refreshing salah satunya dengan

olahraga. Orang yang tidak melakukan olahraga mengemukakan

berbagai alasannya, biasanya mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan

yang tidak bisa ditinggalkan yang menjadikan mereka tidak mempunyai

waktu untuk melakukan aktivitas olahraga. Olahraga adalah suatu

permulaan dari dan menimbulkan keinginan orang untuk

menghindarkan diri atau melibatkan diri dalam kesenangan (rekreasi),

latihan gerak badan untuk menguatkan badan, seperti berenang, main

bola, dsb. Olahraga juga adalah usaha mengolah, melatih raga/tubuh

manusia untuk menjadi sehat dan kuat. Olahraga yang kita lihat

sekarang atau yang kita praktikkan bersama-sama bukan sekedar ajang

untuk memperoleh medali, bukan ajang untuk adu otot, dan juga bukan

semata-mata untuk meraih prestasi namun lebih dalam dari itu yakni

sebagai sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya

manusia yang lebih baik lagi, kualitas hidup yang lebih baik, seperti

peningkatan kesehatan fisik, mental, sosial dan emosional (Toho Cholik

Mutohir, Muhamad Muhyi, dan Albertus Fenanlampir, 2011:2)

Universitas Palangka Raya disingkat UPR adalah suatu

perguruan tinggi negeri pertama dan tertua di Provinsi Kalimantan

Tengah terdiri dari 8 (delapan) fakultas, yaitu Fakultas Keguruan dan

3
Ilmu Pendidikan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Pertanian,

Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Fakultas Kedokteran serta Fakultas Matematika Ilmu

Pengetahuan Alam. Universitas palangkaraya sudah cukup baik untuk

tata pengelolaan ruangnya dan pelestarian lingkungannya terutama di

lingkup kampus UPR, lingkungan yang cukup baik membuat area

lingkup kampus UPR yang disediakan kampus sebagai pusat aktivitas

olahraga yang cukupnya nyaman dan baik bagi publik untuk mengisi

waktu luangnya terutama bagi mahasiswa yang telah selesai melakukan

rutinitas di jam perkuliahannya. Aktivitas jasmani di lingkup kampus

upr saat ini kian hari semakin terjadi perkembangan yang cukup pesat,

kesejukan dan kenyamanan di sekitar area lingkup kampus upr terasa

lengkap dengan adanya ruang terbuka publik yaitu seperti lapangan dan

ruang terbuka lainnya yang cukup memadai untuk beraktivitas di sekitar

area tersebut. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh

penelitian bahwa di sore hari mahasiswa melakukan olahraga

jogging,bersepeda,voli,basket dan sepak bola.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

meneliti tentang "Motivasi berpartisipasi mahasiswa dalam berolahraga

rekreasi dilingkup kampus Universitas Palangkaraya".

B. Identifikasi Masalah

4
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat

diketahui permasalahan yang ada. Permasalahan tersebut dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Atusiasme mahasiswa dalam berolahraga dilingkup kampus upr pada

sore hari.

2. Terdapat beberapa fasilitas olahraga di kampus upr.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ‘‘Apa motivasi

berpartisipasi mahasiswa dalam olahraga rekreasi di lingkup kampus

Universitas Palangkaraya ?’’

D. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi

berpartisipasi mahasiswa dalam olahraga rekreasi di lingkup kampus

Universitas Palangkaraya.

E. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang berhubungan dengan

motivasi partisipasi mahasiswa melakukan aktivitas olahraga, keterbatasan

waktu, pendanaan, dan tenaga yang dimiliki, Maka penelitian ini hanya

membahas yaitu :

5
1. Penelitan ini berfokus pada olahraga rekreasi yang dilakukan di

lingkup kampus Universitas Palangka Raya

2. Penelitian ini hanya berfokus kepada mahasiswa yang melakukan

aktivitas olahraga rekreasi pada sore hari di sekitar kampus UPR.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat

secara

teoritis maupun praktis :

1. Secara Teoritis

a. Dapat memberikan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan bagi

peneliti mengenai motivasi partisipasi mahasiswa melakukan olahraga

dilingkup kampus upr.

2. Secara Praktis

a. Sebagai bahan kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan mengenai

motivasi mahasiswa dalam berolahraga.

b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk mengetahui motivasi dari

mahasiswa untuk olahraga.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori dan Pustaka

1. Motivasi

Motivasi menurut Komarudin (2013: 24) adalah dorongan yang berasal

dari dalam atau dari luar diri individu untuk melakukan suatu aktivitas yang bisa

menjamin kelangsungan aktivitas tersebut, serta dapat menentukan arah, haluan

dan besaran upaya yang dikerahkan untuk melakukan aktivitas sehingga dapat

mencapai tujuan yang ditetapkan. Adapun motivasi itu sendiri menurut Walgito

(2003: 220) adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong

7
perilaku ke arah tujuan. Sedangkan menurut Sarwono (2009: 137) motivasi

merupakan istilah yang lebih umum yang merujuk kepada seluruh proses gerakan

itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu,

perilaku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada

tindakan atau perbuatan.

Motivasi merupakan dasar suatu perilaku. Motivasi menyebabkan

seseorang giat melakukan suatu kegiatan menuju ke sesuatu yang telah

memotivasinya. King (2012: 64) menyatakan motivasi adalah kekuatan yang

menggerakan seseorang untuk berperilaku, berfikir, dan merasa seperti yang

mereka lakukan. Sebagai makhluk yang paling pintar, manusia selalu melakukan

sesuatu tindakan berdasarkan tujuannya, seperti keinginan untuk berprestasi,

keinginan untuk naik pangkat dan sebagainya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

suatu keadaan dalam diri seseorang yang berasal dari suatu kebutuhan yang

menggerakan atau mendorong seseorang untuk berperilaku dan memberi

ketahanan sehingga tercapai kepada tujuan yang ditetapkan.

Motivasi olahraga dapat diartikan sebagai kekuatan dari dalam diri

individu atau yang menggerakan dan mengarahkan, sehingga individu tersebut

terjadi perubahan tingkah laku dalam mencapai suatu tujuan. Dalam hal

ini tentunya tujuannya adalah berolahraga atau bagaimana tingkah lakunya

atau perbuatannya dalam berolahraga.

a. Tujuan Motivasi

8
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk

menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya

untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu.

Bagi seorang manejer, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan pegawai atau

bawahan dalam usaha meningkatkan prestasi kerjanya sehingga tercapai tujuan

organisasi yang dipimpinnya. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk

menggerakkan atau memaju pada siswanya agae timbul keinginan dan

kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan

pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan didalam kurikulum

sekolah. Sebagai contoh, seorang guru memberikan pujian kepada seorang siswa

yang maju kedepan kelas dan dapat mengetahui apa yang disuruh oleh gurunya.

Dengan demikian itu, dalam diri anak tersebut timbul rasa percaya pada diri 14

sendiri, disamping itu timbul keberaniannya sehingga ia tidak takut dan malu lagi

bila anak tersebut disuruh oleh gurunya. Dari contoh diatas sudah jelas, bahwa

setiap tindakan motivasi mempunyai tujuan. Makin jelas tujuan yang diharapkan

atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi akan

lebih dapat berhasil jiwa tujuannya jelas dan disadari. Oleh yang memotivasi serta

sesuai dengan kebutuhan orang yang memotivasi. Oleh karena itu setiap orang

yang memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar

belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi.

b. Jenis - Jenis Motivasi

9
Dalam diri sendiri yang menginisiasi, memberi arah, menentukan

intensitas, dan mempengaruhi suatu prilaku menjadi persisten. Dari uaraian diatas

dapat disimpulkan bahwa motivasi ialah energi atau kekuatan yang dimiliki suatu

individu sebagai pendorong untuk mempertahankan atau mencapai tujuan yang

ingin dicapainya.

Adapun dua tipe yang terdapat dalam motivasai (komarudin, 2015: 27), jenis-jenis

tersebut yaitu:

1. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan motivasai yang timbul karena

adanya faktor luar yang mempengaruhisesuatu individu,dengan adanya

rangsangan dari luar diri seseorang. Atau motivasi yang didasari oleh

kontingensi pengutan atau reward dari luar. Misalnya seseorang

terdorong untuk berusaha atatu berpartisipasi sebaik-baiknya

disebabkan karena :

1. Menariknya hadiah-hadiah uang dijanjikan kepada atlit menang,

2. Perlawatan ke luar negeri,

3. Akan dipuja orang,

4. Akan menjadi berita dikoran-koran dan TV,

5. Ingin mendapat status dimasyarakat.

10
Sehingga motivasi ekstrinsik karena dorongan untuk bersaing

dan menang memainkan lebih besar dari pada kepuasan karena telah

berprestasi dengan baik.

2. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik karean atlit bisanya sangat bergairah untuk

meningkatkan kompetensi dalam berusaha untuk mencapai

kesempurnaan, atau motivasai yang didasari oleh minat, kesenangan,

kepuasan, dan ketertarikan pribadi terhadap kegiatan yang dilakukan.

Misalnya seorang atlit secara terus menerus mengikuti pertandingan

atau perlombaan, sehingga mngetahui seberapa jauh kemampuannya

yang dimiliki.

Jadi atlet tersebut terdorong mengikuti persiapan-persiapan

untuk menghadapi dan memenangkan turnamen bukan dorongan oleh

keinginan memperoleh reward melainkan karena kesadarannya sendiri

bahwa itu diperlukan untuk meningkatkan pefermanya sehingga dia pun

dapat meraih prestasi olahraga yang diinginkan..

c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Motivasi

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motovasi atlet, diantaranya

sebagai berikut (Henny Setyawati, 2017: 47):

1. Efikasai Diri

11
Efikasi diri merupakan konsep yang dirumuskan oleh Albret

Banfura untuk menjelaskan tentang keyakinan seseorang pada

kemampuannya dalam menyelesaiakan suatu tugas atau masalah.

Efikasi diri yang mempengaruhi atlit yaitu : (1) menjaga komitmenya

terhadap keputusan yang telah dibuat misalnya untuk menjadi atit

profesional, (2) banyaknya energi yang atlit diberikan dalam upayanya

meraih tujuan yang dia inginkan seperti rutin berlatih karena ingin

meningkatkan peforma dilapangan, (3) sikap tekun, pantang menyerah,

dan persisten dalam menghadapi tantangan, rintangan, atau kegagalan.

2. Atribusi

Atribusi ialah keyakinan individu mengenai penyebab

kesuksesan atau kegagalan yang dialami, atribusi terdiri 3 dimensi

yaitu:

1. Locus Of Causality merupakan dimensi mengenai persepsi individu terhadap

penyebab suatu hal terjadi, apakah dari dalam diri sendiri atau dari luar.

2. Stabilily merupakan dimensi mengenai persepsi individu terhadap suatu hal

dapat berubah atau tidak.

3. Controllability merupakan dimensi mengenai persepsi terhadap sejauh mana

suatu hal dapat dikontrol atau tidak oleh diri sendiri.

4. Locus Of Control

12
Merupakan kontruks pesikologis yang mempresentasikan persepsi atau pandangan

individu dalam memandang suatu kejadian yang terjadi dalam hidupnya sebagai

hasil dariperbuatannya atau dipengaruhi faktor-faktor dari luar yang tidak dapat

dikontrol, atau bisa juga locus of control ialah persepsi individu mengenai

penyebab dari kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupannya.

5. Motif Dan Tujuan Atlit

Motivasi atlit dipengaruhi pula oleh tujuan, motif, atau alasannya memilih profisi

atlit atau secara lebih spesifik alesannya menjalani rutinitas latihan atau ikut serta

dalam suatu pertandingan. bahwa atlit yang memiliki motif atau alesan menjadi

atlit karena suka terhadap prosesnya, termasuk suka menjalankan latihan fisik,

teknik, taktik, dan mental disebut memiliki motivasi intrinsik, sedangan atlit yang

memilh menjadi atit karena tertarik dengan keuntungan- keuntungan yang didapat

atlit seperti mendapat hadiah uang tunai dan seterusnya disebut memiliki motivasi

ekstrinsik.

2. Partisipasi

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” yang berarti

pengambilan bagian atau pengikut sertaan (John F. Echols, 1988: 419). Pada buku

Suryobroto (2013: 293) Menurut Moelyarto Tjokrowinoto.partisipasi adalah

penyertaan mental dan emosi seseorang didalam situasi kelompok yang

13
mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi

tercapainya tujuan-tujuan, bersama tanggung jawab terhadap tujuan tersebut.

Sedangkan menurut Keith Davis dalam buku Suryobroto (2013 :294)

partisipasi didefinisikan partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan mental dan

emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab

didalamnya. Dalam definisi ini kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental

dan emosi. Pendapat lain tentang partisipasi dikemukakan oleh The Liang Gie

dalam buku Suryobroto (2013 :294) yaitu partisipasi meliputi satu aktivitas untuk

membangkitkan perasaan diikutsertakan dalam organisasi dan ikut sertanya

bawahan dalam kegiatan organisasi.

Menurut Poerbawakatja RS dalam buku Suryobroto (2013 :294) dijelaskan

bahwa partisipasi merupakan suatu gejala demokratis dimana orang diikut

sertakan dalam perencanaan serta pelaksanaan dan juga ikut memikl tanggung

jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu

menjadi lebih baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta

penentuan kebijaksanaan.

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

partisipasi adalah keterlibatan mental atau emosi serta fisik anggota dalam

memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi

serta dukungan pencapaian tujuan bertanggung jawab atas keterlibatan.

Partisipasi merupakan tindak lanjut seseorang setelah mendapatkan proses

sosialisasi. Partisipasi merupakan wujud peran serta seseorang. Partisipasi adalah

14
berperan serta dalam suatu kegiatan (Suharso & Retnoningsih, Ana, 2011: 360).

Seseorang akan menjadi berpartisipasi dalam olahraga atau tidak adalah lanjutan

respon yang diterima setelah proses sosialisasi berjalan. Partisipasi ini lebih lanjut

dipengaruhi motivasi yang dihasilkan dari proses sosialisasi sebelumnya. Pada

anak-anak melakukan partisipasi karena pengaruh orangtua. Ketika diberi pilihan,

beberapa individu terpengaruh untuk berpartisipasi dalam olahraga atas pengaruh

orang tua mereka (Allen, Justine B, 2003: 1).

Sedangkan pada masa muda dan remaja, partisipasi dalam olahraga

didorong oleh pengaruh lingkungan. Pada masa ini partisipasi dalam olahraga

dapat menjadikan terhindar dari perilaku kenakalan, berpartisipasi dalam kegiatan

olahraga bagi kaum generasi muda mencegah kenakalan dijalanan, jauh dari

masalah sosial, dan terhindar dari perilaku gang (seperti: gang motor) (Winarni,

2011: 126)

Menurut Mutohir dan Maksum (2007 :50) di dalam Adiyudha Perman

(2015;10) mengakatakan bahwa, rendahnya tingkat partisipasi berolahraga

disebabkan oleh beberapa hal antara lain:

a. kegiatan olahraga yang cenderung berorientasi pada peningkatan prestasi,

sehingga membatasi partisipasi orang yang kurang berminat mengejar prestasi.

b. Kurangnya keterampilan gerak dasar sehingga mereka sukar menekuni suatu

cabang olahraga.

c. rendahnya derajat kesehatan atau kebugaran jasmani sehingga secara psikologis

merasa tidak mampu.

15
d. tingkat ekonomi yang rendah sehingga tidak sangggup memenuhi pengeluaran

minimal untuk melibatkan diri dalam kegiatan olahraga.

e. terkurasnya tenaga dan waktu akibat terlalu sibuk dalam pekerjaan.

f. Belum tersedianya fasilitas olahraga yang khusus diperuntukkan bagi para

lansia.

g. Belum adanya fasilitas olahraga di tempat-tempat umum yang memberikan

akses kepada para penderita cacat, sehingga mereka tidak memenuhi

keinginannya untuk turut berolahraga bersama warga masyarakat lainnya.

Berpartisipasi dalam olahraga dapat memberikan berbagai dampak positif

bagi lingkungan. Dengan berolahraga seseorang dapat mengembangun dan

mengembangkan kemampuan fisik yang dimiliki, menyehatkan diri seseorang dan

masyarakat sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik, dan dapat

dijadikan sarana mencapai tujuan pendidikan. Partisipasi olahraga memberikan

pengaruh positif terhadap masyarakat, mengembngkan potensi pada individu dan

masyarakat, melalui olahraga dapat dicapai keadilan sosial, memberikan

kesehatan dan mental yang baik, serta mewujudkan dan menembngkan

pengetahuan kemampuan komunikasi yang baik (Ruiz, 2014:2-3).Proses

sosialisasi yang baik turut mendukung perkembangan olahraga petanque

sosialisasi ini dibutuhkan untuk mempromosikan, mengenalkan olahraga petanque

dalam kehidupan masyarakat sehingga anggota masyarakat lebih mudah mengenal

16
olahraga petanque. Kemudian akan menjadikan masyarakat termotivasi untuk

berpartisipasi dalam olahraga ini.

Menurut Keith Davis dalam buku Suryobroto (2013 : 296) manfaat prinsipil dari

partisipasi, yaitu:

1. Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar

2. Dapat digunakan kemampuan berpikir kreatif dari para anggotanya

3. Dapat mengendalikan nilai-nilai martabat manusia, motivasi serta membangun

kepentingan bersama

4. Lebih mendorong orang untuk bertanggung jawab

5. Lebih memungkinkan untuk mengikuti perubahan-perubahan.

Lebih jauh Heidjrachman Ranupandojo mengemukakan bahwa dengan

dijalankannya partisipasi akan bisa diperoleh beberapa manfaat seperti bisa

dibuatnya keputusan yang lebih baik (karena banyaknya sumbangan pikiran),

adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberikan dan adanya

perasaan diperlukan. Senada dengan pendapat diatas Burt, K Sachlan and Roger

memberikan pendapatnya bahwa manfaat dari partisipasi adalah lebih banyak

komunikasi dua arah, lebih banyak bawahan mempengaruhi keputusan, manager

dan partisipan kurang bersikap agresif, dan potensi untuk memberikan sumbangan

yang berarti dan positif, diskusi dalam derajat lebih tinggi.

3. Olahraga

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang

sistem keolahragaan nasional (2007: 5) merumuskan arti olahraga

17
adalah segala kegiatan olahraga yang sistematis untuk mendorong,

membina serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial.

Sedangkan menurut Harsono dalam bukunya“coaching and training”

yang telah dikutip oleh Kamal Johana dan Supandi, olahraga pada

hakekatnya adalah “the big muscle activity” olahraga yang dimaksud

adalah kegiatan yang melibatkan otot-otot besar tubuh seperti lari,

lempar, lompat yang membutuhkan energi untuk melaksanakannya

yang dapat diukur dari berat ringannya olahraga tersebut Berdasarkan

dua devinisi diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa olahraga

adalah aktivitas otot besar yang menggunakan energi tertentu untuk

meningkatkan kualitas hidup.

Melihat tujuan dan anggapan masyarakat atau ketentuan lembaga

yang berwenang, suatu kegiatan jasmani dapat dipandang sebagai

kegiatan olahraga atau bukan, anggapan masyarakat bahwa suatu

bentuk kegiatan jasmani tertentu oleh masyarakat tertentu dianggap

sebagai olahraga, tetapi oleh masyarakat lain hal ini belum dikenal atau

belum dilakukan, misalnya olahraga tradisional. Kegiatan olahraga

sekarang menjadi karakteristik gerakan yang mempunyai multi tujuan

baik individu, kelompok, lembaga maupun organisasi lainnya sesuai

norma budayanya. (Johana Kamal dan Supanndi, 1990: 15-21).

Kenyataannya olahraga merupakan segala bentuk kegiatan jasmani

yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang terdapat

a. Pengertian Olahraga Rekreasi

18
Menurut kusnadi (2002:4) Olahraga rekreasi adalah olahraga yang

dilakukan untuk tujuan rekreasi. Yang dimaksud olahraga rekreasi merupakan

suatu kegiatan yang menyenangkan yang mengandung unsur gerak positif.

Menurut Harsuki (2003:44-45) Olahraga kata majemuk berasal dari kata olah

dan raga. Olah artinya upaya untuk mengubah atau mematangkan, seperti olah

tanah yang berarti menyiapkan tanah agar dapat ditanami. Interpretasi lain

bahwa kata olah merupakan perubahabunya dari olah, jadi olahraga. Olah

artinya perbuatan, tindakan atau tingkah (laku) hingga olahraga dapat

disamakan dengan aktivitas fisik. Menurut Departemen Olahraga melalui

Keputusan Presiden nomor 131 tahun 1962 dalam Harsuki ( 2003:45) yang

menyatakan bahwa olahraga meliputi segala kegiatan atau usaha untuk

mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan-

kekuatan jasmani maupun rohaniah pada tiap manusia.

Menurut Bennet dkk (1983:3) dalam Harsuki (2003:30) olahraga (sport)

adalah aktifitas jasmani yang dilembagakan yang peraturannya ditetapkan

bukan oleh pelakunya atau secara eksternal dan sebelum melakukan aktivitas

tersebut. Seperti yang dikemukakan menurut Harsuki (2003:31) hampir semua

aktifitas jasmani dapat digolongkan dalam olahraga, kecuali bila aktivitas

jasmani itu dilakukan dengan motif mencari nafkah, seperti aktivitas

mengayuh becak untuk mencari uang untuk keperluan hidup. Jadi aktifitas

jasmani yang dilakukan di sekolah atau sering disebut dengan pendidikan

jasmani dan olahraga sama artinya dengan olahraga pada umumnya. Olahraga

adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta

19
mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial (Undang-undang Sistem

Keolahragaan Nasional Nomer 3: 2005, pasal 1 ayat 4).

Olahraga adalah serangkaian gerak yang teratur dan terencana untuk

mempertahankan hidup dan meningkatkan kualitas hidup. Pengertian ini

memiliki makna filosofis dan jika dikaji bersama akan memberikan sedikit

bayangan tentang hal-hal apa yang akan dilakukan untuk membangun dan

mengedepankan olahraga itu sendiri. Olahraga merupakan suatu aktivitas fisik

yang dikenal sebagai kegiatan terbuka bagi semua orang sesuai dengan

kemampuan, kesenangan dan kesempatan, tanpa membedakan hak, status,

sosial, budaya, atau derajat di masyarakat (Harsono, 2008: 2). Dengan

demikian, saat ini olahraga telah merasuk kesetiap lapisan masyarakat sebagai

bagian dari budaya manusia. Dengan kata lain, olahraga dilakukan bagi semua

orang tanpa memandang jenis ras, kepercayaan, politik dan geografi. Berbagai

sumber di atas pengertian olahraga dapat disimpulkan, bahwa olahraga adalah

kegiatan aktivitas jasmani yang dilakukan dengan tujuan yang berbeda-beda

tergantung pelakunya. Manusia dapat melaksanakan kegiatan olahraga kapan

saja dengan siapa saja dan dimana saja tergantung manusia itu sendiri.

Berdasarkan Peraturan.

Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom dinyatakan bahwa kewenangan

pemerintah pusat dalam bidang olahraga adalah sebagai berikut:

1. Pemberian dukungan untuk pembangunan sarana dan prasarana Olahraga

2. Penetapan pedoman pemberdayaan masyarakat olahraga; dan

20
3. Penetapan kebijakan dalam penentuan kegiatan-kegiatan olahraga

nasional/internasional.

Untuk itu, berdasarkan wilayah atau daerah, selebihnya menjadi

kewenangan daerah (terutama kota/kabupaten). Implikasinya adalah

pemerintah daerah (Propinsi/Kota/Kabupaten) memiliki keleluasaan dalam

menentukan kebijakan dalam pembangunan olahraga di wilayah/daerahnya

sesuai dengan kewenangannya, tanpa mengabaikan kebijakan pembangunan

olahraga secara nasional.

Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga melalui Deputi Bidang

Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga sebagai lembaga pengembang

industri olahraga di Indonesia telah mencanangkan suatu gagasan untuk

mengembangkan industri olahraga sebagai industri kreatif yang berdaya saing

tinggi dalam percaturan globalisasi. Langkah-langkah koordinasi dengan

berbagai stakeholder telah ditempuh, kini Kementrian Negara Pemuda dan

Olahraga melalui Deputi Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri

Olahraga mencoba melangkah lebih jauh dalam rangka mengembangkan

industri olahraga di Indonesia. Salah satu langkah penting yang sangat

mendesak untuk diimplementasikan adalah melakukan identifikasi dan

pembinaan sentra-sentra industri olahraga yang telah ada dan mengembangkan

berbagai pusat peralatan olahraga yang dapat diakses oleh masyarakat dengan

mudah. Olahraga di negeri tercinta masih tersendat-sendat dalam prestasi. Hal

ini diyakini karena kurangnya fasilitas dan program pendidikan yang baik.

Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia khususnya Bidang

21
Pengembangan Industri Olahraga melihatnya, Indonesia sudah harus

melakukan industrialisasi olahraga sebagai salah satu cara menanggulangi

masalah tersebut. Sekaligus, ketertarikan negara-negara barat dan Amerika

Serikat untuk berinvestasi dalam bidang olahraga di Asia merupakan moment

tepat untuk mengembangkan industrialisasi olahraga (Ibnu, 2011: 1). Melalui

industrialisasi olahraga maka, fasilitas-fasilitas dan event-event olahraga akan

meningkat sehingga kualitas atlet juga terasah. Peningkatan ini didapat dari

investor-investor olahraga.

Dalam penjelasan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, (2008: 30-31) telah

diuraikan bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan kegiatan

usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan

ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses

pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong

pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.

Menurut Bambang Priyono dalam Desertasinya mengungkapkan bahwa

pembangunan olahraga diarahkan sebagai berikut :

a) Mengembangkan kebijakan, manajemen penyusunan dan perencanaan

program olahraga dalam upaya mewujudkan penataan sistem pembinaan

dan pengembangan olahraga secara terpadu dan berkelanjutan

b) Meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat secara lebih luas dan

merata untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani serta

22
membentuk watak bangsa, sekaligus membangun konsepsi budaya

olahraga di kalangan masyarakat

c) Meningkatkan sarana dan prasarana olahraga yang sudah tersedia untuk

mendukung pembinaan olahraga

d) Meningkatkan upaya pembibitan dan pengembangan prestasi olahraga

secara sistematik, berjenjang dan berkelanjutan

e) Meningkatkan pola kemitraan dan kewirausahaan dalam upaya menggali

potensi ekonomi olahraga melalui pengembangan industri olahraga

f) Mengembangkan sistem penghargaan dan meningkatkan kesejahteraan

atlet, pelatih, dan tenaga keolahragaan.dalam lingkup sosial dan budaya.

b. Jenis Olahraga Rekreasi

Olahraga rekreasi dapat dilakukan secara perorangan ataupun kelompok.

Menurut Kusmaedi (2002:5) olahraga rekreasi di bagi menjadi delapan yaitu :

a) Olahraga rekreasi / wisata bahari (selam, dayung , layar, ski air, selancar

air)

b) Wisata alam (jalan kaki di alam terbuka, mendaki gunung, panjat tebing,

out bound)

c) Olahraga wisata pertandingan (sepak bola, bola voli, bola basket, tinju,

tennis) (4) Olahraga wisata playground (menembak, balap mobil, gokart,

sepeda mini)

d) Olahraga wisata dirgantara (terjun payung, paralayang, gantole, kapal

radio control)

23
e) Olahraga wisata hotel (fitnees, kolam renang, tennis, golf, bilyard)

f) Olahraga wisata permainan tradisional (egrang, patol lele, bebentengan,

gobak sodor)

g) Olahraga wisata spontanitas atau improvisasi (pukul air didalam plastic,

mengambil uang logam yang disimpan dalam pepaya)

c. Fungsi dan Tujuan Olahraga Rekreasi

Menurut Rusli Lutan dan Sumardianto (2000:7) fungsi dan tujuan olahraga

dibedakan menjadi beberapa, antara lain:

1. Olahraga pendidikan untuk tujuan bersifat mendidik.

Menurut Rusli Lutan dan Sumardianto (2000:57) Olahraga

pendidikan yaitu olahraga yang diterapkan sesuai dengan tujuan-tujuan

pendidikan. Menurut Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional

Nomor 3 Tahun 2005 bahwa olahraga pendidikan adalah pendidikan

jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan

yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan,

kepribadian, ketrampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani. Olahraga

pendidikan yang diberikan di sekolah-sekolah termasuk dalam bidang

studi olahraga dan kesehatan, yang pelaksanaanya akan ditangani olah

seorang guru bidang studi tersebut. Dari penjelasan beberapa sumber di

atas, olahraga pendidikan merupakan kegiatan pendidikan yang

dilaksanakan atau berjalan melalui media kegiatan jasmani dan diatur

24
dalam kurikulum pendidikan. Pada umunya kegiatan-kegiatan yang

termasuk kegiatan olahraga yang diberikan di sekolah-sekolah adalah

Atletik, Bela diri, Permainan, Senam, dan Renang.

2. Olahraga rekreasi untuk tujuan yang bersifat rekreatif.

Menurut Bucher dalam Sumardianto (2000:97) rekreatif berkaitan

dengan aktivitas di luar waktu kerja. Menurut Rijsdrop dalam Sumardianto

(2000:97) 33 olahraga rekreasi merupakan olahraga yang mengenal

pertandingan dan berpegang teguh pada peraturan-peraturan resmi, tetapi

dalam hubungan pertandingan kadang-kadang agak bebas dan pemaikaian

peraturan pertandingan dan peraturan permainan tidak ketat. Berdasarkan

penjelasan di atas bahwa olahraga rekreasi merupakan kegiatan olahraga

yang dilakukan untuk mengisi waktu yang kosong atau senggang yang

bertujuan menumbuhkan rasa gembira dan mendapat kepuasan. Menurut

Sumardianto (2000:99) olahraga rekreatif tidak menunjuk bentuk atau

cabang tertentu. Olahraga menjadi rekreatif apabila dipenuhi syarat-syarat

tertentu, yakni: 1) memenuhi norma (sportif), 2) memiliki nilai positif

(sehat dan segar), 3) enthousiasme (memberi kepuasan), 4) motif pribadi

(sukarela), 5) waktu senggang (di luar kerja)

3. Olahraga kesehatan untuk tujuan pembinaan kesehatan.

Olahraga kesehatan disini diartikan sebagai sarana untuk

meningkatkan dan memelihara kapasitas aerobik seperti yang dijelaskan

oleh Soedjatmo, Santoso, dan Djoko Martono dalam Husdarta (2010:78)

bahwa olahraga kesehatan harus disusun berdasarkan prinsip aerobik,

25
artinya kaidah aerobik harus menjadi landasan dalam menciptakan

gerakan-gerakan olahraga kesehatan.

Menurut Husdarta (2010:79-80) secara umum ciri olahraga

kesehatan adalah:

a. Massal, artinya olahraga kesehatan dapat diikuti sejumlah besar orang

secara serentak.

b. Mudah, artinya gerakan olahraga kesehatan mudah diikuti dan dapat

dilakukan dengan baik oleh anak-anak, dewasa maupun manula.

c. Murah, artinya tidak memerlukan peralatan maupun ruangan khusus

untuk pelaksanaanya.

d. Meriah, artinya dapat membangkitkan suasana santai dan gembira,

bebas stress dan memungkinkan selaturahmi yang lebih baik.

e. Manfaat dan aman, artinya manfaatnya dapat dirasaksan baik lahir

maupun batin serta kecil kemungkinan terjadi cidera.

Jika olahraga kesehatan dilakukan dengan benar dan terus-

menerus, olahraga kesehatan juga dapat bermanfaat kedepannya sebagai

awal dari pencapaian prestasi dalam olahraga. Menurut Husdarta

(2010:80) bahwa Apabila masyarakat telah mengetahui dan merasakan

dampak dari olahraga kesehatan yang dilakukan secara rutin, maka perlu

di upayakan menjadi bagian pendidikan hidup sehat yang perlu

dikembangkan di masyarakat luas, dan pada akhirnya peningkatan

kebugaran jasmani yang menjadi dasar pemeliharaan kesehatan,

produktivitas kerja dan prestasi olahraga.

26
4. Olahraga rehabilitasi untuk tujuan rehabilitasi.

Olahraga rehabilitasi hampir sama dengan olahraga kesehatan yang

bertujuan untuk penyembunah. Seperti yang dikemukakan oleh Husdarta

(2010:1459) bahwa suatu olahraga yang bertujuan untuk pengobatan atau

penyembuhan biasanya dikelola oleh tim medis dan hanya untuk

kelompok tertentu seperti penderita penyakit jantung, koroner, penderita

asma, penyembuhan setelah cidera, dan penyakit lainnya yang dianjurkan

oleh dokter. Oleh karena itu, olahraga rehabilitasi biasanya dikembangkan

di pusat-pusat rehabilitasi dan rumah sakit.

5. Olahraga kompetitif (prestasi) untuk tujuan mencapai prestasi setinggi-

tingginya.

Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina seseorang yang

bertujuan untuk mencapai pretasi setinggi-tinginya. Menurut Husdarta

(2010:75) dari hasil evaluasi dan analisis mengenai juara-juara dunia

menunjukan bahwa atlet-atlet yang mampu menghasilkan prestasi yang

intensif hanyalah atlet-atlet yang, a) memiliki fisik yang prima, b)

menguasai tekhnik yang semppurna, c) memiliki karakteristik psikologi

dan moral yang diperlukan oleh cabang olahraga yang ditekuninya, d)

cocok untuk cabang olahraga yang dilakukannya; dan e) sudah

berpengalaman berlatih dan bertanding bertahun-tahun.

d. Manfaat Olahraga Rekreasi

27
Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan dua istilah yang saling

berkaitan dan berdampak sangat kuat terhadap perkembangan dan keberfungsian

nilai-nilai sosial olahraga yaitu, istilah pendidikan jasmani sudah tidak asing lagi

bagi siswa dan guru di lingkungan persekolahan dan istilah olahraga telah dikenal

lebih luas yaitu disamping di sekolah juga di masyarakat.

Aktivitas jasmani atau olahraga yang dilakukan secara teratur olah pelaku

yang melaksanakannya akan memberikan dampak yang baik. Kegiatan olahraga

yang dilakukan secara teratur akan membuat tubuh lebih bugar, lebih nyaman dan

lebih sehat. Hal ini mendorong manusia untuk melakukan kegiatan olahraga yang

sekarang ini lebih berkembang di kehidupan sekarang. Berikut manfaat olahraga

yang di tulis oleh peneliti, antara lain: 1) manfaat olahraga bagi kesegaran

jasmani, 2) manfaat olahraga terhadap rohani, dan 3) manfaat olahraga terhadap

kehidupan sosial.

Meningkatnya globalisasi dan modernisasi kehidupan masyarakat,

perilaku gaya hidup menjadi demikian berubah secara substansial di banyak

negara di dunia. Perubahan ini telah membawa dua modifikasi perilaku utama:

pengurangan aktivitas fisik dan peningkatan pola makan yang tidak sehat.

Akibatnya, penyakit tidak menular telah menyusul penyakit menular sebagai area

risiko kesehatan utama. Menanggapi masalah ini, inisiatif gaya hidup sehat dan

program sport for development (SFD) sekarang diterapkan di seluruh dunia,

termasuk proyek-proyek di wilayah Kepulauan Pasifik yang sangat terpengaruh.

Dalam makalah ini, penulis secara kritis merefleksikan pengalaman hidup mereka

dan proses manajemen yang mendasari, sebuah inisiatif SFD yang berfokus pada

28
kesehatan di Vanuatu. Para penulis mengusulkan model olahraga untuk kesehatan

sebagai alat konseptual yang fleksibel yang membangun hubungan antara

manajemen olahraga, promosi kesehatan, pengembangan sosial budaya,

kebijakan, dan keberlanjutan. Para penulis memberikan implikasi praktis dan

teoritis dan menyarankan bahwa model tersebut dapat mendukung dan secara

konseptual mendukung inisiatif SFD lainnya dan khususnya proyek-proyek

pembangunan yang terkait dengan kesehatan di wilayah Pasifik dan sekitarnya.

Mengingat kemampuan intervensi olahraga dan kesehatan yang telah

terbukti untuk mengatasi morbiditas NCD dan mortalitas prematur, serta masalah

psikososial yang berdekatan untuk mereka yang terkena NCD, berbagai jenis

proyek sport-for-development (SFD) telah dipentaskan atau didukung oleh

pemerintah, kesehatan. lembaga, program bantuan, badan olahraga, pembuat

kebijakan, dan non-pemerintah. organisasi di wilayah Pasifik Selatan yang sangat

terpengaruh (mis., Khoo, Schulenkorf, & Adair, 2014; Kwauk, 2014, 2015;

Sherry & Schulenkorf, 2016; Siefken, MacNiven, Schofield, Bauman, &

Waqanivalu, 2012). Singkatnya, SFD mewakili “penggunaan olahraga yang

disengaja untuk memberikan pengaruh positif pada kesehatan masyarakat,

sosialisasi anak-anak, remaja dan orang dewasa, inklusi sosial bagi yang kurang

beruntung, perkembangan ekonomi daerah dan negara bagian, dan dalam

mendorong pertukaran antar budaya dan resolusi konflik ”(Lyras & Welty

Peachey, 2011, hlm. 311). Dari perspektif SFD, olahraga adalah saluran untuk

mencapai hasil pengembangan yang lebih luas daripada tujuan itu sendiri, dan

promosi gaya hidup sehat merupakan satu bidang utama dalam hal ini (lihat

29
Richards et al., 2013). Tahun 2011, Lyras dan Welty Peachey mempresentasikan

aplikasi teori sport-for-development yang menyoroti bagaimana intervensi

olahraga dapat mencapai perubahan sosial yang diinginkan di seluruh level makro

dan mikro. Teori ini dibangun di atas sejumlah landasan teori interdisipliner; telah

membentuk lima komponen penting yang dimaksudkan untuk memandu evaluasi

dan analisis program, yaitu penilaian dampak, organisasi, olahraga, pendidikan,

dan komponen pengayaan budaya. Menurut Lyras dan Welty Peachey (2011),

komponen ini sangat penting dalam merancang kebijakan, pengembangan

program, dan implementasi SFD yang berdampak. Untuk banyak program SFD,

komponenkomponen ini memang (sadar atau tidak sadar) penting sebagai latar

belakang teoritis untuk desain dan manajemen. Di antaranya adalah program-

program SFD dengan fokus kesehatan spesifik — yang disebut inisiatif olahraga

untuk kesehatan (SFH) — yang telah tumbuh secara konsisten di seluruh dunia,

termasuk di negara-negara Kepulauan Pasifik (lihat Rowe & Siefken, 2016;

Schulenkorf, Sherry, & Rowe, 2016)

e. Olahraga Rekreasi

Pada hakekatnya olahraga dan rekreasi merupakan salah satu kebutuhan

manusia untuk kesehatan jasmani dan rohani yang sangat penting demi

mendukung kegiatan sehari-hari. Rekreasi adalah aktivitas yang dilakukan pada

waktu senggang (luang) yang bertujuan untuk membentuk, meningkatkan kembali

kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya rekreasi (baik secara individual maupun

secara kelompok) yang hilang akibat aktivitas rutin sehari-hari dengan jalan

30
mencari kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda dan dapat memberikan

kepuasan dan kegembiraan yang ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin manusia.

Kegiatan umum rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan dan hobi.

Menurut UU RI no 3 tahun 2005 tentang system keolahragaan nasional

disebutkan pada ruang lingkup olahraga (bab VI) pasal 19 terdapat 6 ayat yang

menjelaskan tentang olahraga rekreasi

1) Olahraga rekreasi dilakukan sebagai bagian proses pemulihan kembali

kesehatan dan kebugaran

2) Olahraga rekreasi dapat dilaksanakan oleh setiap orang, satuan pendidikan,

lembaga, perkumpulan, atau organisasi olahraga.

3) Olahraga rekreasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan :

a. Memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani, dan kegembiraan

b. Membangun hubungan social; dan/atau

c. Melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional

4) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat berkewajiban menggali,

mengembangkan, dan memajukan olahraga rekreasi.

5) Setiap orang yang menyelenggarakan olahraga rekreasi tertentu yang

mengandung risiko terhadap kelestarian lingkungan, keterpeliharaan sarana,

serta keselamatan dan kesehatan wajib:

a. Menaati ketentuan dan prosedur yang ditetapkan sesuai dengan jenis

olahraga; dan

b. Menyediakan instruktur atau pemandu yang mempunyai pengetahuan dan

keterampilan sesuai dengan jenis olahraga

31
6) Olahraga rekreasi sebagaimana yang dimaksud ada ayat (5) harus memenuhi

persyaratan yang ditetapkan oleh perkumpulan atau organisasi olahraga.

Olahraga dan Rekreasi merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk

kebugaran jasmani dan rohani yang sangat penting demi mendukung kegiatan kita

sehari-hari. Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong,

membina serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial Rekreasi

adalah aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang (lapang) yang bertujuan

untuk membentuk, meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan

daya rekreasi (baik secara individual maupun secara kelompok) yang hilang

akibat aktivitas rutin sehari-hari dengan jalan mencari kesenangan, hiburan dan

kesibukan yang berbeda dan dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan yang

ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin manusia (UU Sistem Keolahragaan

Nasional, 2005:5)

4. Mahasiswa

Menurut Sugono (2008: 856), mahasiswa adalah orang yang belajar di

perguruan tinggi. Mahasiswa adalah golongan intelektual muda yang sedang

menekuni bidang ilmu tertentu dalam lembaga pendidikan formal dan menekuni

berbagai bidang tersebut disuatu tempat yang dinamakan universitas (Axlnejad

2008: 16). Identitas mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius,

insan dinamis, insan sosial, dan insan mandiri. Berdasarkan identitas tersebut

mahasiswa menerima tanggung jawab intelektual, keagamaan, sosial

32
kemasyarakatan dan tanggung jawab individual baik sebagai warga bangsa dan

negara maupun sebagai hamba Tuhan.

Mahasiswa dan mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang sedang

menjalankan masa studinya di perguruan tinngi. Mahasiswa selaku manusia yang

dirasa sudah mendapat banyak pengetahuan secara luas serta pengalaman yang

begitu melimpah diharapkan dengan pengalaman serta ilmunya tersebut mampu

melakukan aktivitas atau tingkah laku yang baik. Mahasiswa diharapkan dapat

membangun bangsa bersama-sama kedepannya dengan gagasan dan ide yang

brilian. Oleh masyarakat keberadaan mahasiswa dianggap sangat penting karena

dianggab sebagai masa depan bangsa.

Para mahasiswa di samping berusaha untuk meningkatkan perkembangan

kepribadian dan sikap mentalnya harus sanggup mengembangkan rasa

kebangsaannya. Mahasiswa dapat mengangkat nama baik bangsa dan negara

melalui prestasi yang mereka torehkan. Dapat disimpulkan mahasiswa adalah

orang yang belajar di perguruan tinggi yang memiliki pengetahuan luas dan

berpengalaman. Mahasiawa memiliki sikap mental yang matang untuk siap terjun

ke masyarakat dan memajukan bangsa.

B. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan sangat diperlukan untuk mendukung kerangka

berpikir, sehingga dapat dijadikan patokan dalam pengajuan hipotesis penelitian.

Penelitin yang relevan dengan penelitian ini antara lain :

33
1. Jeprizen (2019) yang berjudul "Tingkat motivasi peserta didik dalam

aktivitas olahraga di madrasah aliyah mathla’ul anwar pontianak” Populasi

dalam penelitian ini adalah peserta didik MA Mathla’ul Anwar Pontianak

yang berjumlah 6 kelas dengan jumlah 205 peserta didik. Metode

penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan survey. Adapun

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan angket. Dari

hasil analisis nilai keseluruhan berdasarkan jawaban peserta didik

Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar Pontianak dengan jumlah 25 soal valid

dari 175 responden. Diketahui Tingkat Motivasi peserta didik berolahraga

aktivitas Olahraga di MA Mathla’ul Anwar Pontianak adalah: Motivasi

peserta didik dalam berolahraga dengan kriteria sangat rendah tidak ada,

Motivasi peserta didik dalam berolahraga dengan kriteria rendah yaitu 58

peserta didik atau (33%) .Motivasi peserta didik dalam berolahraga dengan

kriteria tinggi yaitu 117 peserta didik atau (67%), dan Motivasi peserta

didik dalam berolahraga dengan kriteria sangat tinggi yaitu tidak ada.

2. Rama Prama Putra (2017) yang berjudul “ Motivasi Siswa Kelas Olahraga

Mengikuti Latihan Di Smp Negeri 1 Kalasan Kabupaten Sleman” Populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A dan VIII A yang mengikuti

kelas olahraga SMP Negeri 1 Kalasan Kabupaten Sleman dengan jumlah

60 siswa. Metode penelitian menggunakan metode survei dengan teknik 28

pengumpulan data menggunakan angket. Berdasarkan hasil analisis secara

keseluruhan motivasi siswa kelas olahraga mengikuti latihan di SMP

Negeri 1 Kalasan berada pada kategori: (1)kurang sekali sebesar 6.67%,

34
(2) kategori kurang sebesar 21.67%, (3) kategori sedang sebesar 40%, (4)

kategori baik sebesar 26.67%, (5) kategori baik sekali sebesar 5%.

Sedangkan berdasarkan nilai rata-rata yaitu 97.28, motivasi siswa kelas

olahraga mengikuti latihan di SMP Negeri 1 Kalasan masuk dalam

kategori sedang.

3. Penelitian oleh Surya Kusuma Arif Putra & Andun Sudijandoko(2020) “

Motivasi Olagraga Rekreasi Pada Peserta TSOT Outbound” dari hasil

analisis deskriptif yang telah dilakukan menuntukan bahwa perserta TSOT

Outbound mengikuti olahraga rekreasi di TSOT outbound Kecamatan

Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan tinggi. Rata-rata motivasi

intrinsik indikator minat sebesar 83,8% dalam prosentase sangat tinggi,

indikator tingkat kesenangan sebesar 71,3%, indikator tingkat kebuthan

sebesar 80,3%, serta untuk indikator tingkat harapan sebesar 64%. Dari

data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat motivasi peserta untuk

melakukan kegiatan olahraga rekreasi dikarenakan minat yang sangat

tinggi, kesenangan yang tinggi, kebutuhan yang sangat tinggi dan harapan

yang tinggi.

C. Kerangka Berpikir

Setiap manusia dalam melaksanakan suatu kegiatan, pada dasarnya

didorong oleh motivasi yang tinggi adanya berbagai kebutuhan akan

menimbulkan motivasi seseorang untuk berusaha memenuhi kebutuhannya.

Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan

35
sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat

menunjukkan bahwa dalam diri seseorang tersebut tertanam dorongan kuat untuk

dapat melakukan sesuatu.

Motivasi yang timbul dari dalam diri sendiri disebut motivasi intrinsik,

motivasi ini terjadi dasar individu untuk memenuhi kebutuhannya. Melakukan

kegiatan berolahraga yang disertai motivasi yang tinggi akan memperoleh hasil

yang memuaskan untuk para mahasiswa yang berolahraga di lingkup kampus

Universitas Palangkaraya, Kepuasan diri akan terus memacu motivasi agar lebih

giat mengikuti kegiatan olahraga sehingga mendapatkan prestasi yang diharapkan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di lingkup kampus upr.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2022 Sampai dengan Mei 2022.

B. Metode dan pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif.

Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak

dapat digunakan untuk menarik simpulan secara lebih luas (Sugiyono

36
2005:21). Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik

fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu

bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan,

kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena

lainnya (Sukmadinata, 2006:72).

Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

deskriptif kuantitatif. penelitian deskriptif kuantitatif yang menggunakan metode

survei dan pengukuran, sehingga memberikan gambaran mengenai apa yang akan

diteliti berupa angka-angka dan diukur secara pasti. Penelitian deskriptif

kuantitatif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan nyata

sekarang. Menurut Arikunto (2013: 245), menyatakan bahwa pada umumnya

penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis, sehingga dalam langkah

penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.

C. Populasi dan Sempel Penelitian

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama

(Santoso, 2007). Sedangkan Sugiyono (2012) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Mencermati kedua pendapat tersebut, maka yang menjadi

37
populasi penelitian ini adalah mahasiswa yang berolahraga di lingkup kampus

Universitas Palangka Raya.

Tabel 3.1 Populasi Mahasiswa yang Berolahraga di Lingkup Kampus Upr

No. Lokasi Populasi Jenis Olahraga

1. Kampus PGSD 37 Basket dan Bola Voli

2. Kampus Kedokteran 14 Jogging

3. Kampus Perikanan 15 Bola Voli

4. FKIP 13 Bola Voli

5. Gor Seni Upr 18 Badminton

6. Stadion Mini Upr 37 Sepak Bola

7. Komplek Seketariat Mahasiswa 26 Bola Voli

8. Jalan Hendrik Timang Kampus Upr 12 Bersepeda

Jumlah 172

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2012). Menurut Arikunto (2010) sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Dari kedua pendapat ini dapat disimpulkan bahwa

sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi ini adalah seluruh

mahasiswa yang ada di kota Palangka Raya.

38
Penentuan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive

sampling atau sampel bertujuan. Arikunto (2010) menyatakan bahwa sampel

bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan strata,

random atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu dan sampel

yang diambil benar-benar memiliki ciri–ciri yang dituju. Riduwan (2012)

menyatakan bahwa purposive sampling adalah teknik sampling dengan

mempertimbangkan sesuatu dengan tujuan tertentu. Ciri khas dalam penentuan

sampel pada penelitian ini yaitu mahasiswa yang terbiasa berolahraga pada sore

hari di lingkup kampus upr.

Dengan menggunakan teknik penarikan sampel Menurut Suharsimi

Arikunto (2010:95), jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek dalam

populasi, maka dapat menentukan kurang lebih 25-30% dari jumlah subjek

tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100

hingga 150 orang, dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan angket,

sebaiknya subjek itu diambil seluruhnya. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil

yang memenuhi kriteria sebanyak 30% dari seluruh mahasiswa yang melakukan

aktivitas olahraga rekreasi di lingkup kampus Upr dengan total mahasiswanya

adalah 172 mahasiswa.

Maka rumus penarikan sampel menurut Suharsimi Arkunto (2010:95) :

30% x jumlah populasi

39
30% x 172 = 51,6

Dengan masing-masing lokasi :

1. Kampus PGSD = 30% x 37 = 11,1


2. Kampus Kedokteran = 30% x 14 = 4,2
3. Kampus Perikanan = 30% x 15 = 4,5
4. FKIP = 30% x 13 = 3,9
5. Gor Seni Upr = 30% x 18 = 5,4
6. Stadion Mini Upr = 30% x 37 =11,1
7. Komplek Seketariat Mahasiswa = 30% x 26 = 7,8
8. Jalan Hendrik Timang Kampus Upr = 30% x 12 = 3,6+¿
+¿
51,6

Untuk memudahkan penelitian, maka jumlah dari perhitungan tersebut dapat

dibulatkan menjadi sebagai berikut :

Tabel 3.2 Sampel Penelitian Mahasiswa Lingkup Kampus UPR

No. Lokasi Sampel Jenis Olahraga

1. Kampus PGSD 11 Basket dan Bola Voli

2. Kampus Kedokteran 4 Jogging

3. Kampus Perikanan 5 Bola Voli

4. FKIP 4 Bola Voli

5. Gor Seni Upr 5 Badminton

40
6. Stadion Mini Upr 11 Sepak Bola

7. Komplek Seketariat Mahasiswa 8 Bola Voli

8. Jalan Hendrik Timang Kampus Upr 4 Bersepeda

Jumlah 52

D. Prosedur Penelitian

Pada Proses pelaksanaan penelitian dapat dimulai dari, yaitu :

1. Perencanaan

Dalam kegiatan perencanan yaitu :

a. Melakukan penjejakan lapangan berupa observasi di lingkup kampus

upr.

b. Membuat proposal penelitian

c. Meminta ijin ke pihak kampus untuk melaksanakan penelitian di

lingkup kampus.

2. Pengumpulan Data

Tahap di mana penulis mulai meneliti dan mengumpulkan data

yang di butuhkan dengan menggunakan metode penelitian yang sudah di

persiapkan sebelumnya. Pada tahap ini kegiatan peneliti adalah melakukan

Observasi dan Pengisian Angket kepada Mahasiswa yang sedang

melakukan aktivitas olahraga di lingkup kampus upr.

3. Penulisan Laporan

41
Tahap ini adalah tahap penulisan laporan atau bisa disebut juga

dengan tahap akhir dari kegiatan pelaksanaan penelitian. Dalam tahap

pelaporan, peneliti melakukan penyusunan laporan sesuai dengan tersusun

secara teratur dengan data yang didapatkan dari subjek penelitian atau

informan. Kemudian penulis mengkonsultasikan hasil penelitian dengan

dosen pembimbing agar dapat memberikan masukan dalam melengkapi

laporan hasil penelitian.

E. Definisi Istilah

Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Motivasi Berpartisipasi

Mahasiswa Dalam Olahraga Rekreasi dilingkup Kampus Universitas

Palangkaraya Dari judul yang dibuat, maka dapat diistilahkan sebagai berikut:

Motivasi : Dorongan atau suatu gerakan jiwa dan perilaku seseorang untuk

melakukan perbuatan.

Berpartisipasi : Suatu kegiatan untuk membangkitkan perasaan atau

mengikut sertakan ambil bagian dalam suatu kegiatan.

Olahraga Rekreasi : Suatu olahraga yang dilakukan untuk tujuan

rekreasi. Yang dimaksud olahraga rekreasi merupakan suatu kegiatan yang

menyenangkan yang mengandung unsur gerak positif.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam data diperoleh dengan menggunakan beberapa metode antara lain.

1. Obsevasi

42
Menurut Mundir (2013: 186) Metode observasi adalah pengamatan

atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses

atau perilaku.

Dalam teknik observasi ini peneliti menggunakan teknik observasi

non partisipan, karena peneliti tidak terlibat secara langsung dengan objek

yang menjadi kajian peneliti. Sifat peneliti adalah sebagai pengamat

independen. Peneliti hanya melakukan pengamatan, pencatatan,

penganalisisan, dan membuat kesimpulan tentang data penelitian yang

berupa apa tujuan mahasiswa melakukan aktivitas olahraga di lingkup

kampus Upr.

2. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan yang berisi daftar

pertayaan ditunjukan kepada mahasiswa Menurut Suharsimi Arikunto

(2010: 198). Data yang di peroleh dengan metode angket adalah data

tentang motivasi berpartisipasi terhadap olahraga.

Selanjutnya, Untuk mengetahui alternatif jawaban tentunya

diperlukan skala. Jenis skala yang digunakan adalah skala Likert. Menurut

Sugiyono (2010:132), “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

Angket dalam penelitian ini berupa pernyataan-pernyataan yang isinya ingin

mengungkapkan seberapa besar motivasi partisipasi berolahraga dilingkup

kampus upr bagi mahasiswa. Angket ini disajikan dalam bentuk tertutup

dengan empat pilihan yaitu: “Sangat setuju”(SS), “Setuju” (S), “Tidak

43
Setuju” (TS), “Sangat Tidak Setuju” (STS), Jawaban dari responden

diberikan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang telah

disediakan dapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial.” Untuk alternatif jawaban dibuat dari yang sangat setuju

sampai sangat tidak setuju.

Tabel 3.2 Skala Likert Motivasi Berpartisipasi Berolahraga Di

lingkup Kampus UPR Bagi Mahasiswa

Point Alternatif Jawaban

5 SS= Sangat Setuju

4 S= Setuju

3 KS = Kurang Setuju

2 TS= Tidak Setuju

1 STS= Sangat Tidak Setuju

Angket penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas

karena mengadopsi Angket dari peneliti lain yaitu Surya Kusuma Arief

Putra& Andun Sudijandoko (2020).

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan jalan mencatat dan menyalin berbagai dokumen yang ada dalam

intansi terkait Suharsimi Arikunto, (2013: 135). Dalam penelitian ini data

yang diperoleh dari metode dokumentasi adalah kegiatan motivasi

berpartisipasi mahasiswa terhadap berolahraga.

44
G. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data merupakan bagian penting dalam penelitian, karena

anlisis data dapat memberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan

masalah dalam penelitian . Dari data yang akan diperoleh kemudian di

analisis. Adapun teknik anlisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

secara deskriptif. Sedangkan perhitungan dalam angket menggunakan

deskriptif persentase (Sugiono, 2013: 149).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif dengan persentase. Statistik deskriptif adalah statistik yang

mempunyai tugas mengorganisasi dan menganalisis data angka agar

memberikan gambaran secara teratur, ringkas, dan jelas mengenai suatu

gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna

tertentu (Sudjono, 2010). Dalam hal penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar motivasi partisipasi berolahraga dilingkup kampus

upr bagi mahasiswa.

Cara hitung digunakan untuk memasukan dalam kategori penilaian

berdasarkan jawaban mahasiswa. Untuk mencari besarnya frekuensi relatif

(persentase) menurut Sudjana, (2010:43) dengan rumus sebagai berikut :

F
P= x 100%
N

Keterangan :

P = Presentase

45
F = Jumlah Jawaban

N = Jumlah Sampel

Penyimpulan dimasukan ke dalam lima kategori yaitu sangat baik, baik,


cukup, kurang, dan sangat kurang. Pengkategorian tersebut menggunakan
skala lima menurut iqbal Hasan (2002:34) sebagai berikut:

No. Kategori Penilaian Skor %

1. Sangat Baik 80- 00


2. Baik 65-79
3. Cukup 55-64
4. Kurang 45-54
5. Sangat Kurang 0-44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah diperoleh selama penelitian terkait motivasi berpartisipasi

mahasiswa dalam olahraga rekreasi dilingkup kampus Universitas

Palangkaraya, yang diperoleh melalui angket dengan jumlah pernyataan

sejumlah 12 butir. Pada penelitian ini, jumlah sample yang diteliti adalah 52

mahasiswa dan bersedia menjadi responden penelitian tanpa paksaan.

46
Data penelitian ini dianalisis menggunakan teknik stastistik deskriptif.

Adapun teknik penghitungannya menggunakan persentase. Data

dikategorikan menjadi lima kategori yaitu: sangat tinggi,tinggi,sedang,rendah

dan sangat rendah.

Motivasi berpartisipasi mahasiswa dalam melakukan olahraga rekreasi

dilingkup kampus Universitas Palangkaraya. Dari analisis data diperoleh rata-

rata sebesar 83%. Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi,

maka data motivasi berpartisipasi mahasiswa dalam olahraga rekreasi

dilingkup Universitas Palangkaraya dapat dilihat berikut ini.

Tabel Motivasi berpartisipasi mahasiswa dalam olahraga rakreasi

dilingkup kampus Universitas Palangkaraya.

No. Kategori Penilaian Skor Frekuensi Presentase%

1 Sangat Tinggi 80-100 39 75


2 Tinggi 65-79 0 0
3 Sedang 55-64 12 23
4 Rendah 45-54 0 0
5 Sangat Rendah 0-44 1 2
Total 52 100

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 39 mahasiswa (75%)

mempunyai motivasi berpartisipasi yang sangat tinggi untuk melakukan

47
olahraga rekreasi di lingkup kampus Universitas Palangkaraya, 0 mahasiswa

(0%) masuk kategori tinggi, 12 mahasiswa (23%) masuk kategori sedang, 0

mahasiswa (0%) masuk kategori rendah, dan 1 mahasiswa (2%) masuk dalam

kategori sangat rendah.

Grafik motivasi berpartisipasi mahasiswa dalam olahraga rekreasi

dilingkup kampus Universitas Palangkaraya.

40 39
35
30
25
20
12
15
10
0 0 1
5
0
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa motivasi berpartisipasi

mahasiswa dalam melakukan olahraga rekreasi di lingkup Universitas

Palangkaraya sebagian besar berada pada kategori motivasi berpartisipasi

sangat tinggi sejumlah 39 orang (75%), motivasi berpartisipasi tinggi

sejumlah 0 orang (0%), motivasi berpartisipasi sedang sejumlah 12 orang

(23%), motivasi berpartisipasi rendah sejumlah 0 orang (0%) dan motivasi

berpartisipasi sangat rendah sejumlah 1 orang (2%).

B. Pembahasan

48
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar motivasi

berpartisipasi mahasiswa dalam melakukan olahraga rekreasi dilingkup

kampus Universitas Palangkaraya. Pengambilan data menggunakan angket.

Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam

melakukan aktivitas olahraga, semakin sering seseorang berolahraga maka

akan semakin tinggi imunitas tubuh orang tersebut dan memberikan kekuatan

(energy) yang mengarah pada pencapaian kebutuhan, memberikan kepuasan,

atau mengurangi tidak seimbangan. Motivasi itu sendiri merupakan suatu

dorongan yang membuat orang bertindak atau berperilaku. Motivasi dapat

diartikan sebagai kehendak untuk mencapai status, kekuasaan dan pengakuan

yang lebih tinggi bagi setiap individu. Motivasi justru dapat dilihat sebagai

basis untuk mencapai sukses pada berbagai segi kehidupan melalui

peningkatan kemampuan dan kemauan. (Keterkaitan antara motivasi dengan

aktivitas berolahraga adalah sebagai keadaan yang memberikan energi atau

dorongan kepada seseorang dalam melakukan kegiatan yang mengarah demi

mencapai manfaat dan kepuasan dalam berolahraga menurut nofriansyah

(2021).

Berdasarkan kondisi tersebut maka secara umum olahraga menurut

hakekatnya merupakan salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang

yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan yang

melibatkan gerak tubuh berulang-ulang seseorang. Lutan (2002)

mengemukakan bahwa aktivitas olahraga merupakan aneka gerakan tubuh

49
yang dihasilkan oleh otot-kerangka, dan gerakan itu menghasilkan

pengeluaran energi.

Hasil analisis deskriptif kuantitatif menunjukkan bahwa motivasi

berpartisipasi mahasiswa dalam melakukan olahraga rekreasi dilingkup

kampus Universitas Palangkaraya kategori sangat tinggi yaitu sebesar 75%.

Hasil ini menunjukkan bahwa mahasiswa sangat gemar melakukan

olahraga rekreasi untuk menjaga kebugaran jasmaninya juga mencari hiburan

atau refresing menghilangkan penat setelah selesai melakukan rutinitas

perkuliahannya. Dan melakukan aktifitas olahraga rekreasi ini sangat tinggi

disebab juga dengan adanya tempat yang sejuk dan nyaman di sekitar area

lingkup kampus Universitas Palangkaraya terasa lengkap dengan adanya

ruang terbuka publik yaitu seperti lapangan dan ruang terbuka lainnya yang

cukup memadai untuk beraktivitas di sekitar area kampus yang telah

disediakan kampus Universitas Palangkaraya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil

kesimpulan, bahwa motivasi berpatisipasi mahasiswa dalam olahraga

rekreasi dilingkup Universitas Palangkaraya bagian besar berada pada

kategori motivasi sangat tinggi sejumlah 39 orang (75%), kategori

motivasi tinggi sejumlah 0 orang (0%), kategori sedang 12 orang

50
(23%), pada kategori rendah sejumlah 0 orang (0%0) dan jumlah

kategori sangat rendah yaitu 1 orang (2%).

B. Saran

Adapun saran yang peneliti sampaikam berkaitan dengan hasil

penelitian sebagai berikut :

1. Bagi Universitas Palangkaraya agar senantiasa meningkatkan kualitas

sarana dan prasarana olahraga di kampus-kampus.

2. Bagi mahasiswa, untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan sarana

lapangan kampus-kampus yang telah disediakan agar tetap tercipta dengan

baik untuk meningkatkan kualitas fasilitas yang sudah di sediakan

Universitas Palangkaraya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad wachid ismail. (2013) MOTIVASI BEROLAHRAGA BAGI PARA


SANTRIPONDOK PESANTREN AL-ASROR SEMARANG TAHUN
201. Semarang halaman 9, UNNES
Agus Kristianto, (2010). “Kajian Fasilitas Olahraga Prestasi “Warisan”
Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Tahun
2008 .Kaltim.
Anas Sudijono. (2010). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

51
Bhetharem, I. M., Mahardika, I. M. S. U., & Tuasikal, A. R. S. (2020). Tingkat
Motivasi dan Model Aktivitas Jasmani Siswa dan Guru SMAN 2 Sumenep
di Masa Pandemi. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 6
Drs. B. Suryobroto. 2003. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Fuji Rahayu. (2016), Motivasi berolahraga. Semarang. Halaman 28-36,USM
Hanindia Kunto Arindra (2019), Survei Minat Dan Motivasi Masyarakat
Terhadap Aktivitas Olahraga Rekreasi Dalam Kegiatan Car Free Day Di
Kabupaten Banyumas. Semarang, UNNES
Hasan, I. (2002). Pokok-Pokok Materi statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
Ghalia Indonesia, Bogor, 2002.
Husdart, H.J.S. 2010. Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta.
Husdarta. 2010. Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: Alfabeta
King, L. A. (2012). Psikologi Umum : Sebuah Pandangan Apresiatif Buku 2.
Jakarta: Salemba Humanika
Komarudin, R. R. (2015). MENINGKATKAN KETERAMPILAN
KEPEMIMPINAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK KECIL (BUZZ-
GROUP) PADA SISWA SMA KELAS XI MIPA 1 SMA NEGERI 1
PAKEM. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling,
Komarudin. 2013. Psikologi Olahraga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Maksum, (2011). Psikologi Olahraga Teori dan Aplikasi. Surabaya: Unesa
University Press.
Moch Fahmi abdulaziz, Dhimas Bagus Dharmawan,Dwi Tiga Putri. (2016)
Motivasi Mahasiswa terhadap Aktivitas Olahraga Pada sore hari di
Sekitar Area Taman Sutera Universitas Negri Semarang. Semarang,
Journal of Physical Education Health and Sport
Mutohir, T.C dan Maksum Ali. (2007), Sport Development Index. Jakarta : PT. I
NDEKS.
Mutohir, Toho Cholik, M. Muhyi F, S. Junaidi, L. Ahmad M, R.A Bekti,
Rusdiyanto, Praptiningsih 2013, KonsepTeknik Strategi Dan Modifikasi
Mylsidayu, Apta. (2014). Psikologi Olahraga. Jakarta: PT Bumi Aksara
Nofriansyah. (2021). MOTIVASI REMAJA LAKI-LAKI MELAKUKAN
AKTIVITAS OLAHRAGA DI KECAMATAN MUKO-MUKO BATHIN
VII KABUPATEN BUNGO. Jambi, UNJA
Nor Syafikah, Fransisca Januarumi Mahendra Wijaya. (2021), Motivasi
mahasiswa berpartisipasi dalam ukm rugby
universitasnegrisurabaya.Surabaya,Jurnal prestasi olahraga

52
Prama, R. (2017). Motivasi Siswa Kelas Olahraga Mengikuti Latihan Di Smp
Negeri 1 Kalasan Kabupaten Sleman. Diunduh pada Tanggal 6 Juanuari
2022.
Revisi 2010. Jakarta: PT Rineka Cipta
Riduwan. (2012). Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alpha Beta
Riduwan. (2012). Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alpha Beta
Rineka Cipta.
Rineka Cipta.
Romadhon, S. A., & Rustiadi, T. (2016). Motivasi dan Minat Masyarakat Dalam
Berolahraga Sepeda di Kota Semarang. ACTIVE: Journal of Physical
Education, Sport, Health and Recreation, 5
Rusli Lutan dan Sumardianto. 2000. Filsafat Olahraga. PKLO FIK UNNES
Santoso, Singgih. (2007). Statistik Deskriptif: Konsep dan Aplikasi dengan
Microsoft Excel dan SPSS. Yogyakarta: ANDI
Santrock, (2007). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Bumi Aksara
Sarwono. Motivasi Kehidupan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
Setyawati Heny. (2017) Pengaruh Pemberitaaan Media Massa Pada Motivasi
Olahragawan. Jurnal Of Sport Science And Education vol.2.
Slameto, (2011). Psikologi Olahraga Teori dan Aplikasi. Surabaya: Unesa
University Press.
Sudjana. (2001). Metoda Statistika Edisi 6. Bandung : PT Tarsito.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D) Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D)Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Deskriptif:pengertian,kriteria,metode dan
Sugono. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Suhasimi Arikunto, 2010. Pengertian Angket menurut para ahli perbit
mingseli.com https://www.mingseli.id/2021/01/pengertian-kuesioner-
menurut-para-ahli.html?m=1
Sukardi . (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sumardianto. 2000. Sejarah Olahraga. Semarang PJKR FIK UNNES
Sumaryanto. 2005. “Sport Development Index Sebagai Parameter Dalam
Mengukur Pembangunan Olahraga Indonesia”. Proceeding FONI.
Yogyakarta : PORA Pemerintah Kota.
Sunarno Basuki . (2017) Partisipasi Mahasiswa Dalam kegiatan Olahraga dan
Sarana Prasarana Pendukung Pada Universitas Lampung Mangkurat.
Banjarmasin,Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga

53
Surya Kusuma Arif Putra dan Andun Sudjandoko. (2020) Motivasi Olahraga
rekreasi Pada perserta Tsot Oudbound,2020. Surabaya, UNESA
Susi Ariyanto. (2016). Motivasi olahraga rekreasi pada pengunjung desa wisata
kampoeng djowo sekatul kecamatan limbangan kabupaten kendal tahun
2016. Semarang, UNNES
Syarifudin, B. 2010. Panduan TA Keperawatan Dan Kebidanan Dengan SPSS.
Cetakan Pertama. Yogyakarta: Grafindo.
Teguh Wicaksono. 2019 Minat,Motivasi dan Partisipasi Siswa Kelas 7 SMP
Negeri 3 Demak Dalam Perkembangan Olahraga Petanque Kabupaten
Demak.Semarang, UNS
Toktong Parulian Harahap (2012), Pengembangan Sumber Daya Manusia
Keolahragaan di Kabupaten Tapanuli Selatan Pada Tahun 2012.Tapanuli
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Thun 2005 Tentang Sistem
Keolahragaan Nasional
Widayat Prihartanta. (2015) Teori-Teori Motivasi. Banda Aceh,Jurnal Adabiya

54
LAMPIRAN

55
ANGKET PENELITIAN

ANGKET PENELITIAN MOTIVASI BERPARTISIPASI MAHASISWA


DALAM OLAHRAGA REKREASI DILINGKUP KAMPUS
UNIVERSITAS PALANGKARAYA

Petunjuk pengisian

1. Isilah semua nomor dalam angket ini dan jangan ada yang terlewatkan
dengan memberikan tanda silang (X) pada setiap pernyataan anda.
2. Pililah :
 SS, jika anda SANGAT SETUJU dengan pernyataan tersebut.
 S, jika anda SETUJU dengan pernyatan tersebut.
 KS, jika anda KURANG SETUJU dengan pernyatan tersebut.
 TS, jika TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut.
 STS, jika SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyatan tersebut.

No Pernyataan SS S KS TS STS
.
1. Saya melakukan aktivitas olahraga rekreasi karena ingin
menghilangkan penat.
2. Saya melakukan aktivitas olahraga rekreasi karena ingin
meningkatkan kemampuan fisik.
3. Saya melakukan aktivitas olahraga rekreasi karena ingin
refreshing.
4. Saya melakukan aktivitas olahraga rekreasi karena ingin
membakar kalori didalam tubuh.
5. Saya melakukan aktivitas olahraga rekreasi untuk meningkatkan
kebugaran tubuh.
6. Saya melakukan aktivitas olahraga rekreasi karena ingin organ-
organ tubuh berfungsi secara maksimal.
7. Saya melakukan aktivitas olahraga rekreasi karena ingin latihan
fisik ringan dan tersruktur.
8. Saya melakukan aktivitas olahraga rekreasi karena ingin
bersosialisasi dan mempererat hubungan pertemanan.
9. Saya melakukan aktivitas olahraga rekreasi karena ingin
melakukan hal yang belum pernah dilakukan diolahraga yang
lain.
10. Saya melakukan aktifitas olahraga rekreasi karena ingin
bersenang senang.
11. Saya melakukan aktivitas olahraga rekreasi karena ingin
mendapatkan pujian dari orang lain.
12. Saya melakukan aktivitas olahraga rekreasi karena olahraga yang
dilakukan menarik perhatian.

2
Dokumentasi Penelitian

3
4
5

Vous aimerez peut-être aussi