Vous êtes sur la page 1sur 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Interaksi antar manusia merupakan rutinitas alamiah dalam fenomena

hidup. Komunikasi merupakan gejala yang ada sejak manusia berinteraksi satu

sama lain dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkannya,

diwarnai dengan berbagai hubungan kekuasaan. Melalui komunikasi manusia

dapat saling berhubungan satu sama lain. Tidak ada manusia yang tidak terlibat

dalam komunikasi. Karena pada dasarnya manusia yang merupakan makhluk

sosial, tidak dapat terlepas satu sama lain dan saling bergantung.

Umumnya, komunikasi dilakukan secara tatap muka atau langsung antara

komunikator dan komunikan, namun dengan semakin pesatnya perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi memiliki konsekuensi yang berdampak pada

perubahan pola produksi dan konsumsi informasi yang dilakukan oleh khalayak

umum. Akhir-akhir ini tren yang terjadi ialah masyarakat mulai beralih dari media

konvensional ke media digital dalam rangka mendapatkan informasi aktual dan

faktual. Informasi yang dipublikasikan melalui media digital cenderung dipilih

karena memang memiliki kecepatan akses yang lebih tinggi apabila dibandingkan

media konvensional.

Kebutuhan informasi yang semakin meningkat,membuat media semakin

berkembang menjadi berbagai bentuk dan fungsi,yang semakin memudahkan

manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa animo

1
manusia terhadap penggunaan internet sebagai media komunikasi dan informasi

terus meningkat. Kehadiran internet telah membawa revolusi serta inovasi pada

cara manusia berkomunikasi dan memperoleh informasi.

Perkembangan ini pun menjadi semakin cepat setelah internet dapat

dengan mudah diakses menggunakan handphone dan kemudian muncul telepon

cerdas (smartphone). Telepon cerdas memberikan banyak pilihan untuk

mengakses internet diantaranya chatting, browsing, e-mail, serta media social.

Media social merupakan sarana pemenuhan kebutuhan informasi maupun

penghubung antara individu dari berbagai penjuru. Media social menjadikan dunia

seakan tanpa batas ruang dan waktu.

Saat ini media sosial merupakan media komunikasi yang efektif,

transparansi dan efisien serta memiliki peran penting sebagai agen perubahan dan

pembaharuan. Ada ratusan saluran media sosial yang beroprasi di seluruh dunia

saat ini. Beberapa media sosial yang populer diantaranya facebook, google,dan

instagram. Media sosial yang sudah menjamur dimasyarakat, gaya hidup yang

semakin tinggi dan perkembangan teknologi yang semakin canggih, menunjang

perkembangan media sosial dengan sangat pesat.

Menurut survei yang dilakukan Asosasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia (APJII), pada tahun 2017 jumlah pengguna internet di Indonesia

meningkat menjadi 143,26 juta orang. Angka ini mengalami peningkatan

dibandingkan tahun 2016. Kalau dibuat persentase, maka 54,66% orang Indonesia

saat ini sudah menggunakan internet, dari total populasi penduduk 262 juta jiwa.

2
Peningkatan pengguna internet kurang lebih 10% dan menjadi peningkatan yang

paling tinggi.

Salah satu media sosial yang paling populer saat ini adalah facebook.

Facebook atau situs jejaring sosial ini dibuat oleh Mark Zuckerberg pada 14

Februari 2004 di Cambridge. Menurut Country Director Facebook Indonesia, Sri

Widowati saat ini facebook memiliki 1,968 milyar pengguna aktif di seluruh

dunia dan di Indonesia menempati urutan keempat dengan pengguna sebanyak

115 juta pengguna dan hampir 97% pengguna facebook mengakses melalui

smartphone atau gadget.

Jejaring sosial membawa dampak positif terhadap komunikasi masyarakat.

Tetapi dibalik itu semua terdapat pula dampak-dampak negatif yang banyak

dirasakan oleh para pengguna media sosial. Dampak negatif tersebut diakibatkan

karena masyarakat kurang pandai dalam memilih dan memilah mana yang baik

dan yang buruk. Hal ini disebabkan kurang siapnya masyarakat, khususnya

Masyarakat kota Kendari dalam menghadapi perkembangan teknologi yang

berkembang saat ini. Maraknya pelecehan seksual, praktek prostitusi, tindakan

asusila, pertengkaran, penghinaan, pencemaran nama baik, dan cybercrime

lainnya yang terjadi di facebook.

Pemanfaatan layanan jejaring social facebook tersebut tidak dapat

dipungkiri turut memberi andil terhadap perubahan atau evolusi terhadap

bagaimana cara manusia berinteraksi satu sama lain yang menimbulkan

ketergantungan sosial terhadap layanan tersebut. Sejalan dengan hal tersebut

3
media sosial menjadi salah satu media yang memiliki potensi yang besar dalam

pencarian berita. Sosial media sejatinya menjadi media sosialisasi dan interaksi

serta menarik pengguna lain untuk tertarik mengunjungi postingan yang berisi

berita dan informasi. Jadi wajar jika keberadaan media sosial di jadikan sebagai

media pencarian berita yang mudah dan murah oleh penggunanya.

Fenomena penggunaan media sosial faceboook dikalangan masyarakat

baik sebagai pemenuhan kebutuhan informasi menjadi menarik untuk diteliti.

Media sosial selalu dijadikan sebagai alat pencarian berita yang paling utama bagi

masyarakat kota Kendari, berbagai jenis media sosial memiliki tingkat

kepercayaan yang berbeda-beda, tergantung kebutuhan masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan informasinya. Media sosial seperti facebook adalah yang

paling banyak digunakan bagi masyarakat kota Kendari sebagai alat pemenuhan

kebutuhan beritanya.

Pemilihan situs media social facebook sebagai sarana pemenuhan

kebutuhan informasi masyarakat kota Kendari bukan tanpa alasan. Berbagai situs

media sosial menawarkan kemudahan dalam menjangkau masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Masyarakat kota Kendari

cenderung mencari berita dan informasi yang ada di media sosial. Seperti yang

kita ketahui bersama bahwa media sosial adalah cara yang paling mudah dan

cepat diakses oleh masyarakat. Tetapi tak sedikit pula berita yang disajikan tak

sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi, banyak masyarakat kota Kendari yang

dibuat bingung oleh suatu berita.

4
Salah satu dampak negatif penggunaan facebook saat ini adalah banyaknya

muncul berita palsu/hoax. Saat ini, berita palsu/hoax sedang menjadi pembicaraan

yang serius dan pemerintah terus menghimbau masyarakat agar tidak mudah

percaya dengan informasi atau berita yang belum jelas asal sumbernya,dan

dikarenakan adanya media sosial dan kebebasan berpendapat membuat sebagian

masyarakat dapat mengungkapkan apa saja di media sosial tanpa memikirkan dan

mencari tahu kebenaran yang sebenarnya. Menurut Wikipedia, hoax merupakan

sebuah pemberitaan palsu yakni sebuah usaha untuk menipu atau mengakali

pembaca dan pendengarnya agar mempercayai sesuatu. Biasanya seseorang yang

menyebarkan berita hoax secara sadar melakukan suatu kebohongan dan

menyebarkan informasi yang tidak benar. Hal ini bertujuan menggiring opini dan

kemudian membentuk persepsi terhadap suatu informasi.

Media sosial facebook menjadi salah satu media yang banyak digunakan

untuk menyebarkan berita hoax. Media sosial dipandang sebagai media yang

mudah diakses dan banyak digunakan masyarakat. Sehingga penyebaran

informasi melalui media sosial dapat dengan cepat menyebar dari suatu

pengguna ke pengguna lain. Berita palsu/hoax paling sering disebarkan melalui

media sosial dikarenakan banyak masyarakat yang dapat mengaksesnya dan

penyaringan berita dimedia sosial tidak seketat media siardan cetak saat akan

dipublikasikan kepada khalayak. Saat ini berita hoax sudah dibuat sedemikian

rupa menyerupai beriita asli, dilengkapi dengan data-data yang seolah-olah itu

adalah fakta. Hoax sudah semakin merajalela di media sosial facebook. Lemahnya

pengawasan pemerintah terhadap persebaran berita hoax di media sosial

5
membuat siapa saja dapat mengakses dan menyebarkannya secara cepat. Pada

dasarnya setiap pribadi memiliki tanggungjawab terhadap informasi yang

mereka terima.

Dengan banyaknya berita hoax yang tersebar dimedia sosial,

mengharuskan masyarakat untuk lebih teliti dan tidak mudah percaya begitu saja

dengan apa yang mereka baca. Untuk itu, dalam menerima dan menyebarkan

berita di media sosial terkhusus facebook, masyarakat harus bisa memilah-milih

dan mencari tahu kebenaran berita tersebut. Hal inilah yang membuat saya sangat

tertarik untuk mengetahui motif pengguna media sosial dalam mempercayai berita

yang ada di media sosial sebagai pemenuhan kebutuhan berita dan informasi

mereka. Sehingga dalam penelitian ini saya mengangkat judul tentang Tingkat

Kepercayaan Masyarakat Kota Kendari Pada Berita di Media Sosial Facebook.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Tingkat Kepercayaan

Masyarakat Kota Kendari Pada Berita di Media Sosial Facebook?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Maksud dan tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui

tingkat kepercayaan masyarakat kota Kendari pada berita yang ada di media

sosial facebook.

6
1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca

bagaimana cara menggunakan media sosial secara maksimal dengan cara yang

baik dan benar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi kalangan akademis: menjadi penambah kajian bidang

penelitian komunikasi khususnya pada bidang Media Sosial serta

menjadi referensi bagi penelitian sejenis.

b. Bagi peneliti: penelitian ini akan dapat memperluas wawasan

peneliti dan pemahaman tentang bagaimana penggunaan serta

dampak positif dan negatif Media Sosial Facebook di Kota

Kendari.

1.4 Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

BAB I Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian serta

sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka yang menjelaskan teori, konsep dan

kerangka pikir yakni tentang berita pada media sosial

facebook.

7
BAB III Metode Penelitian yang menjelaskan tentang lokasi

penelitian, populasi dan sampel penelitian, penentuan

penarikan sampel, variabel penelitian, jenis dan sumber

data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, desain

penelitian dan konseptualisasi.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal

dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau

communicare yang berarti “membuat sama” (tomakecommon). Komunikasi

menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara

sama. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengani suatu

pesan yang disampaikan oleh komunikator atau diterima oleh komunikan. Jika

tidak terjadi kesamaan makna antara kedua aktor komunikasi (communication

actors) yakni komunikator dan komunikan itu, dengan kata lain komunikan tidak

mengerti pesan yang diterimanya, maka komunikasi tidak terjadi. Dalam rumusan

lain, situasi tidak komunikatif (Effendy 2003:30).

Manusia selalu berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya

dalam keperluan untuk melengkapi keperluan dan kebutuhan akan

pengetahuannya. Semakin sering manusia berkomunikasi, maka semakin sering

mereka mendapatkan sesuatu yang baru dalam membangkitkan rasa

keingintahuannya. Hal tersebut sepaham dengan yang diungkapkan oleh Everett

M. Rogers seorang pakar Sosiologi yang telah banyak memberi perhatian pada

riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi

bahwa “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada

9
satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkahlaku mereka”

(Cangara, 2008:20).

Menurut Harold Lasswell, cara untuk menjelaskan komunikasi

adalah menjawab pertanyaan berikut:

“Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect?”

atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh

Bagaimana? (Mulyana,2010:69).

Pada awal perkembangan Ilmu Komunikasi,dapat dirumuskan

bahwa ilmu komunikasi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari secara

sistematis segala segi pernyataan antar manusia (Anwar, 2010:11).

Komunikasi memiliki fungsi yangsangat banyak, menurut pakar

komunikasi Harold D. Lasswell ada 3 fungsi komunikasi, yaitu:

1. Pengamatan terhadap lingkungan (the surveillance of the

environment). Penyingkapan ancaman dan kesempatan yang

mempengaruhi nilai masyarakat danbagian-bagian unsur

didalamnya.

2. Kolerasi unsur-unsur masyarakat ketika menghadapi

lingkungan (colleration of the components of society in

making a response to the environment).

3. Penyebaran warisan sosial (transmission of the social

inheritance). Disini peran berperan para pendidik,baik

dalamkehidupan rumah tangganya maupun disekolah, yang

10
meneruskan warisan sosial kepada keturunan berikutnya

(Effendy,2013:27).

2.1.2 Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media

massa baik cetak (surat kabar/majalah) atau elektronik (radio/televisi),yang

dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan dengan ditujukan

kepada sejumlah orang yang tersebar di banyak tempat. Pesannya bersifat umum,

disampaikan secara cepat, serentak dan selintas khususnya dalam media

elektronik.komunikasi massa memiliki ciri yaitu melibatkan banyak komunikator,

berlangsung melalui media dengan jarak fisik rendah(jauh), memungkinkan

penggunaan satu atau dua saluran inderawi (penglihatan dan pendengaran), dan

biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera (Mulyana, 2005:71)

Joseph A. Devito merumuskan definisi komunikasi massa yang

pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta media yang

digunakan. Dia mengemukakan definisinya dalam dua bagian, yaitu: Pertama,

komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada

khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah

komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio atau visual (Rakhmat,

2004:188).

Komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

Bitner, yakni: “Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah besar orang” (Ardianto dkk, 2014).

11
Menurut Wiryanto (2010:10), komunikasi merupakan suatu tipe

komunikasi massa (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai

digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan

komunikasi. Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi

yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada

khalayak yang sifatnya massa melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti

radio, televisi, surat kabar dan film (Cangara,2007:36)

Pengertian diatas memiliki arti bahwa komunikasi massa adalah

produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dan arus pesan

yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri

(Ardianto dkk, 2004,4).

Komunikasi massa memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Komunikasi satu arah

Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antar personal

satu arah Interpersonal Communication (one-way

communication) dan dua arah (two-way communication), ini

berarti bahwa tidak ada arus balik (feedback) dari komunikan

kepada komunikator, dalam hal ini wartawan sebagai

komunikator tidak akan menerima tanggapan atau pesan dari

berita atau informasi yang dipublikasikan dan disiarkannya.

12
b. Melembaga

Sebagai saluran komunikasi, media massa merupakan suatu

lembaga atau institusi atau organisas, begitu halnya dengan

komunikator melembaga atau Intitusionalized Communicator.

c. Pesan bersifat umum

Pesan yang disampaikan mengenai hal-hal yang umum terjadi

dalam masyarakat, karena komunikasi massa ditujukan untuk

umum.

d. Menimbulkan keserempakan

Keserempakan pada pesan yang disampaikan dan

disebarluaskan kepada khalayak, baik isi maupun waktu dari

pesan tersebut sama.

e. Heterogen

Sasaran yang dituju dalam komunikasi massa adalah khalayak

atau masyarakat luas yang terpencar satu sama lain tidak

mengenal, karena masing-masing berbeda mulai dari jenis

kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendapatan,

pengalaman, kebudayaan, keinginan sampai cita-cita dan

sebagainya (Effendy, 2005:28).

13
Elvinaro (2004:7) mengemukakan 8 karakteristik komunikasi

massa, yaitu:

1. Komunikator Terlembagakan; pemberi pesan atau Komunikator.

Komunikasi massa harus dilakukan oleh lembaga atau organisasi yang

cukup kompleks.

2. Pesan Bersifat Umum; Pesannya dapat berupa fakta, peristiwa atau opini.

Ini disebabkan karena komunikasi massa bersifat terbuka dan ditujukan

untuk masyarakat luas.

3. Komunikannya Anonim dan Heterogen; Dalam komunikasi

massa,komunikator tidak mengenal komunikannya. Karena proses

komunikasi tidak secara langsung tatap muka, melainkan menggunakan

media massa. Yang dilakukan komunikator adalah mengelompokkan

komunikan yang anonim tersebut; usia, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, latar belakang, ekonomi,budaya,agama, dan lain-lain.

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan; Komunikasi massa dengan

daya penyebaran pesannya yang cukup luas dan tidak terbatasmemiliki

kelebihan, yaitu mampu memberikan informasiyang seragam dalamwaktu

bersamaan kepada komunikannya.

5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan; Prinsip komunikasi

adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan hubungan

(Mulyana, 2009:99). Sedangkan dalam konteks komunikasi

massa,komunikator tidak harus mengenal dulu komunikannya seperti pada

14
omunikasi antar persona. Yang paling penting adalah bagaimana pesan

tersebut disusun secarasistematis dan mudah dipahami.

6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah; Komunikator aktif menyampaikan

pesan, komunikan juga aktif menerima pesan. Namun, keduanya tidak

dapat melakukan dialog sebagaimana komunikasi antarpersona. Berarti

komunikasi massa bersifat satu arah.

7. Stimulasi Alat Indera Terbatas;Berbeda dengan komunikasi antarpersona

yang dapat mengoptimalkan seluruh alat indera, komunikasi massa

terbilang cukup terbatas. Penggunaan alat indera tergantung pada jenis

media massa.

8. Umpan Balik Tertunda dan Tidak Langsung; Umpan Blik (feedback)

adalah faktor penting dalam proses komunikasi antarpersona, komunikasi

kelompok, dan komunikasi massa. Namun, komunikasi massa memiliki

umpan balik yang tertunda (delayed). Hal tersebut dikarenakan prosesnya

yang tidak secara langsung bertatap muka antara komunikator dan

komunikan.

2.1.3 Media Massa

Dominick (2002) menyebutkan tentang dampak komunikasi massa

pada pengetahuan,persepsi, dan sikap orang-orang. Media massa, terutama

televisi,yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan

penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan.

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian

pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat

15
komuniksi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (Cangara,

2015:140)

Cangara (2015) mengemukakan karakteristik media massa, yaitu:

1. Bersifat Lembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri

dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan,

sampai penyajian informasi.

2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang

memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan

penerima.

3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan

waktu dan jarakkarena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara

luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan

diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.

4. Memakai peralatan teknis atau mekanis seperti radio, televisi,

surat kabar, dan semacamnya.

5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa

saja dan dimana saja tanpa mengenal usia.

2.1.4 Media Sosial

Meike dan Young (2013) menjelaskan definisi media sosial,

bahwa media sosial sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam arti

saling berbagi diantara individu (to be shared one-to-one) dan media publik

untuk berbagi kedapa siapa saja tanpa ada kekhususan individu. Media sosial

16
adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan

dirinyamaupun berinteraksi, bekerjasama,berbagi, berkomunikasi dengan

pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual (Nasrullah, 2015:11)

Menuurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein,sosial media

adalah seperangkat aplikasi yang berjalan dalamjaringan internet dan memiliki

tujuan dasar ideologi serta penggunaan teknologi web 2.0 yang dapat berfungsi

untuk saling tukar-menukar konten.

Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah

mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide,

bekerjasama,dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat,

menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan

membangun sebuah komunitas. Intinya, mengggunakan media sosial menjadikan

kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam

hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa

media sosial berkembang pesat.

Nasrullah (2015:16) mengemukakan 6 karakteristik media sosial,

yaitu:

1. Jaringan (network);

2. Informasi (information);

3. Arsip (archive);

4. Interaksi (interactivity);

5. Simulasi Sosial (simulation of society);

6. Konten Oleh Penggguna (user-generated content)

17
Media sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Pesan yang disampaikan tidak untuk satu orang saja namun

bisa ke lebih banyak orang contohnya melalui pesan singkat

atau internet.

2. Pesan yang disampaikanbebas, tanpa harus melalui suatu

Gatekeeper.

3. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibanding

media lainnya.

4. Penerimapesn menentukan waktu interaksi.

2.1.5 Facebook

Facebook adalah situs web jaringan sosial yang diluncurkan pada 4

Februari 2004 oleh Mark Zuckenberg, seorang lulusan Harvard University dan

mantanmurid Ardsley High School. Keanggotaan Facebook dibatasi, tidak

sebanyak sekarang ini. Keanggotaannya di khususkan untuk pada mahasiswa

Harvard saja. Tapi pada akhirnya keanggotaan Facebook diperluas untuk para

mahasiswa-mahasiswa dari Universitas lainyang memiliki email berdomain .edu,

.ac. Semakin lama, keanggotaan Facebook semakin bertambah, dan pada 11

September 2006 Facebook resmi dibuka untuk umum denganalamat email apapun

(bukan hanya .edu , .ac saja).

September 2006 – September 2007 peringkat Facebook naik dari

posisi ke-60 menjadi posisi ke-7sebagai situs yang paling banyak dikunjungi.

Sejak diluncurkan tahun 2004, situsjejaring sosial Facebook telah memikat

18
jutaan hati penggunanya. Berkat kemajuan teknologi kini kitapun dapat

memperbaharui status Facebook dan mengomentari foto setiap saat.

2.1.6 Hoax

Istilah Hoax atau berita bohong ini sudah ada sejak ratusan tahun

lalu. Istilah Hoax diperkirakan pertamakali muncul sekitar tahun1808, dan

merupakan istilah dalam bahasa inggris, hal ini tertulis dalam buku yang berjudul

Sins Against Science karya Linda Walsh. Kata Hoax juga diyakini berasal dari

kata-kata mantra para penyihir pada jaman dulu, yaitu “Hocus Pocus” yang

berasaldari bahasa latin “Hoc est corpus”, yang digunakan para penyihir untuk

memperdaya orang lain dengan kata-kata mereka yang ternyata bohong.

Penjelasan mengenai Hoax yang berarti suatu penipuan, juga dapat ditemukan

dalam sebuah buku tahun 1965, yang berjudul Candle in the dark karya Thomas

Ady.

Berita Hoax yang awalnya digunakan sebagian orang untuk

sekedar lelucon, kini menjadi semakin meresahkan. Berbagai pemberitaan yang

bersifat bohong kini semakin banyak tersebar dimedia sosial. Khususnya dimedia

sosial Facebook, dan tak sedikit masyarakat yang percaya dengan adanya berita

Hoax ktersebut. Sebagian besar masyarakat mempercayai berita yang tersebar

dan tak ragu untuk menyebarluaskan berita yang belum pasti kebenarannya.

Kebanyakan masyarakat menyebarluaskan berita hanya melihat dari judul

beritanya tanpa melihat isi yang ada dalam berita.

19
Adapun jenis-jenis informasi Hoax yang terdapat di media sosial

terbagi menjadi 6 jenis, yaitu:

1. Fake News atau Berita Bohong: Berita yang berusaha

menggantikan berita yang asli. Berita ini bertujuan untuk

memalsukan atau memasukkan ketidakbenaran dalam suatu

berita.

2. Clickbait atau tautan jebakan: Tautan yang diletakkan secara

strategis dalam suatu situs dengantujuan untuk menarik orang

dalam masuk kedalam situs lainnnya.

3. Confirmation Bias atau Bias konfirmasi: Kecenderungan untuk

menginterpretasikan kejadian yang baru terjadi sebaik bukti

dari kepercayaan yang sudah ada.

4. Miss information: Informasi yang salah atau tidak akurat,

terutama yang ditujukan untuk penipu.

5. Satire: sebuah tulisan yang menggunakan humor, ironi, hal

yang dibesar-besarkan untuk mengomentari kejadian yang

sedang hangat.

6. Post-truth atau Pasca Kebenaran: kejadiandimana emosi lebih

berperan daripada fakta untuk membentuk opini publik.

20
2.1.7 Teori Uses and Gratification

Teori ini di kemukakan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz tahun 1974

dalam The Use of Mas Comunication:Current Prespectives on gratification

research. Teori ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk

mendapatkan kepuasan (gratifications) atas kebutuhan sesorang. Oleh karena itu,

sebagian besar perilaku orang tersebut akan dijelaskan melalui berbagai

kebutuhan dan kepentingan individu. Uses and gratifications theory yang

merupakan salah satu dari teori komunikasi massa melihat audiens dari proses

komunikasi massa sebagai individu yang aktif, selektif dan memiliki tujuan

tertentu terkait dengan terpaan media kepadanya. Artinya individu atau audiens

(khalayak) sebagai mahluk sosial mempunyai sifat selektif dalam menerima pesan

yang ada di media massa.

Uses and gratifications menjelaskan mengenai kapan dan bagaimana

audiens sebagai konsumen media menjadi lebih aktif atau kurang aktif dalam

menggunakan media. Akibat atau konsekuensi dari penggunaan media tersebut

Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis

dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dan media massa atau sumber-

sumber lain (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan perubahan

kebutuhan penelitian yang menggunakan Uses and Gratifications model

memusatkan penelitian pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi

atau pemenuhan kebutuhan

Mcquail (1995) mengatakan ada dua hal utama yang mendorong

munculnya pendekatan penggunaan ini. Pertama, ada oposisi terhadap pandangan

21
deterministis tentang efek media. Sikap ini merupakan bagian dari “penemuan

kembali manusia” yan terutama terjadi pada sosiolog di amerika. Kedua, ada

keinginan untuk lepas dari debat yang berkepanjangan tentang selera media masa.

Dalam persoalan ini pendekatan Uses and Gratifications model menyajikan

alternatif lain dalam memandang hubungan antara isi media dengan komunikan,

dan dalam pengkategorian isi media menurut fungsi.

Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan menggunakan pendekatan

ini berfokus terhadap audiens. Di mana Teori ini mencoba menjelaskan tentang

bagaimana audiens memilih media yang mereka inginkan. Di mana mereka

merupakan audiens/khalayak yang secara aktif memilih dan memiliki kebutuhan

dan keinginan yang berbeda-beda di dalam mengkonsumsi media. Menurut para

pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumlerm dan Michael Guerevitch, uses and

gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang

menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang

membawa pada pola terpaan media yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan

kebutuhan dan akibat-akibat lain. ( Edi Santoso. 2007)

22
2.1.8 Penelitian Terdahulu

Tahun Judul Penelitian Peneliti Metode Hasil Penelitian

2017 Analisis fenomena Roida Pakpahan Kualitatif Masyarakat

hoax diberbagai diharapkan

media sosial dan cerdas dalam

cara menanggulangi menggunakan

hoax. teknologi yauti

bijak menyikapi

informasi yang

beredar.

2018 Persepsi masyarakat Amalliah Kualitatif Siapapun yang

terhadap fenomena mengunggah

hoax dimedia online berita harus

pada era post-truth memastikan

tindakannya

selalu

memaksimalkan

pencarian

kebenaran dan

meminimalkan

dampak

kerugiannya

bagi orang lain.

23
2018 Kepercayaan Indri Ilevenia Kualitatif Semua informan

masyarakat terhadap Ginting setuju untuk

berita palsu di tetap memeriksa

Facebook. suatu berita

yang mereka

temukan di

facebook.

2017 Berita bohong Ahmad Kualitatif Meskipun

(hoax) di media Budiman media sosial

sosial dan memberikan

pembentukan opini kemudahan bagi

publik. masyarakat

untuk

berinteraksi

namun tidak

dengan

menyebarkan

berita yang

tidak termasuk

dalam kategori

berita

jurnalistik.

2017 Perilaku mahasiswa Yeha Regina Kualitatif Mahasiswa

24
dalam menyikapi Citra sebagai generasi

pemberitaan Hoax Mahardika internet yang

dimedia sosial melek akan

Facebook. teknologi digital

semestinya jauh

lebih cerdas

dalam

menyikapi

berita hoax.

2.2 Kerangka Pikir

Media sosial telah menjadi salah satu bagian dalam kehidupan

masyarakat. Tak dapat dipungkiri, dizaman yang semakin canggih ini banyak

masyarakat yang beralih dari media konvensional ke media sosial. Kecepatan

mediasosial sampai saat ini belum ada yang mengalahkannya. Masyarakat

cenderung mencari informasi dan bersosialisasi dengan media sosial. Terutama

media sosial Facebook , hampir setiap orang memiliki akun Facebook yang

digunakan untuk mencari informasi atau hanya sekedar berkomunikasi dengan

oranglain.

Media sosial Facebook sejak diluncurkan pada tanggal 4 Februari 2004

telah menghipnotis jutaan masyarakat. Dengan kemudahan penggunaan aplikasi

inilah yang membuat banyak orang menggunakannya seperti menambah

25
pertemanan, mengomentari status atau foto, menambahkan status dan foto,

mengirim dan menerima pesan, dan masih banyak lagi kemudahan yang

ditawarkan media sosial Facebook ini, termasuk mencari berita dan menyebarkan

berita.

Berita yang ada dimedia sosial memang sering kali diragukan

keakuratannya, tetapi tak sedikit pula masyarakat yang mempercayai setiap berita

yang tersebar di media sosial Facebook . Padahal, tidak semua berita yang

tersebar itu benar adanya, ada jenis berita yang dibuat untuk memprovokasi,

mempengaruhi, dan menakut-nakuti masyarakat. Berita yang ada di media sosial

Facebook adalah berita yang paling mudah dicari oleh masyarakat.

Penyebarannya yang cepat dan mudahlah yang membuat siapa saja dapat

membuat dan menyebarkan berita, baik berita benar atau berita Hoax.

Teori Uses and Gratifications ini di kemukakan oleh Herbert Blumer, Jay

G dan Katz tahun 1974 dalam The Use of Mas Comunication:Current

Prespectives on gratification. Teori ini memusatkan perhatian pada penggunaan

(uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas kebutuhan

sesorang. Oleh karena itu, sebagian besar perilaku orang tersebut akan dijelaskan

melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan individu. Uses and gratifications

theory yang merupakan salah satu dari teori komunikasi massa melihat audiens

dari proses komunikasi massa sebagai individu yang aktif, selektif dan memiliki

tujuan tertentu terkait dengan terpaan media kepadanya. Artinya individu atau

audiens (khalayak) sebagai mahluk sosial mempunyai sifat selektif dalam

menerima pesan yang ada di media massa.

26
Dalam perspektif penelitian ini, audiens atau khalayak media yang

dimaksud adalah pengguna media sosial Facebook. Artinya bahwa pengguna

media sosial facebook sebagai audiens atau khalayak media secara aktif, selektif

dan memiliki tujuan tertentu untuk menggunakan (uses) salah satu situs media

sosial untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) dalam memperoleh informasi.

Melalui teori uses and gratifications, penelitian ini akan dikaji tentang bagaimana

tingkat kepercayaan masyarakat terhadap berita dimedia sosial facebook

dimanfaatkan oleh penggunanya untuk memenuhi kebutuhan informasi.

Kepercayaan masyarakat terhadap berita yang ada di media sosial

Facebook cenderung sangat tinggi. Hal ini dikarenakan masyarakat ingin

mendapatkan berita yang cepat dan mudah. Jadi, tak sedikit masyarakat yang

menelan bulat-bulat berita tanpa mencaritahu dulu kebenarannya. Masyarakat

cenderung akan cepat mengambil keputusan bahwa suatu berita itu sudah pasti

kebenarannya. Hal ini sering terjadi karena banyak masyarakat serupa yang

mempercayai berita yang sama, dan dengan mudah menyebarluaskan berita

tersebut.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam

mempercayai sebuah berita adalah karena banyak masyarakat yang meng-share

sebuah berita, dengan banyaknya yang menyebarluaskan semakin banyak pula

masyarakat yang percaya akan berita tersebut, kemudian banyak pula masyarakat

yang hanya membaca judul berita tanpa membaca isi beritanya, dan lagi-lagi

masyarakat akan menyebarluaskan berita tersebut tanpa mengetahui isi dan

kebenaran berita, yang paling mempengaruhi masyarakat dalam mempercayai

27
sebuah berita adalah kurangnya pemahaman terhadap mana berita yang benar dan

yang palsu,sebenarnya berita palsu sangat mudah ditebak misalnya judulnya

terlalu berlebihan, tidak jelas sumber beritanya, dan masih banyak lagi yang

lainnya. Kurangnya pemahaman inilah yang membuat masyarakat mudah percaya

dengan berita yang tersebar dimedia sosial facebook.

28
Bagan I Kerangka Pikir

Media Sosial Facebook

Berita

Teori Uses and Gratification

Tingkat Kepercayaan

Kepercayaan Faktor Yang Mempengaruhi


Kepercayaan
 Kecepatan berita
 Kemudahan  Penyebarluasan
 Aktualitas  Membaca
 Kebenaran berita  Tidak membaca
 Faktualitas  Senang
 Sebagai bahan
informasi

Gambar 2.2

Bagan Kerangka Pikir

29
2.3 Hipotesis Penelitian

H0: (Tingkat kepercayaan Masyarakat Kota Kendari terhadap


berita di media sosial facebook tinggi)

H1: (Tingkat kepercayaan Masyarakat Kota Kendari terhadap


berita di media sosial facebook rendah)

30
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Beranda pengguna media sosial

Facebook di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Pemilihan beranda pengguna

media sosial Facebook berdasarkan pada pertimbangan:

(1). Banyak masyarakat kota Kendari yang menggunakan media sosial Facebook

sebagai media pencari informasi dan berita,

(2) semakin mudahnya masyarakat mencari dan membuat berita pada media

sosial.

3.2 Populasi dan Sampel

3.1.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna facebook

yang ada di Kota Kendari dan aktif menggunakan media sosial facebook. Dengan

jumlah masyarakat kota Kendari sebanyak 314.812 jiwa, menurut Data dan

Statistik Kementrian Komunikasi dan Informatika RI (KOMINFO) jumlah

pengguna internet di kota Kendari pada tahun 2013 sebanyak 69.000 jiwa.

3.1.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah pengguna aktif media sosial

Facebook. Jumlah sampelyang diperlukan untuk penelitian ini ditentukan

berdasarkan rumus Slovin sebagai berikut:

N
n= 2
1+ N . e

31
Keterangan:

n : besar sampel

N : besar populasi (N=69.000)


2
e : besar toleransi kesalahan (e=5% atau 0,05%)

69. 000
n= 2
1+69 . 000 x 0 ,05

69.000
n=
1+69.000 x 0,0025

69.000
n=
1+172 , 5

69.000
n=
173 ,5

n=397 , 69

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus

tersebut,maka jumlah sampel dalampenelitian ini sebanyak 397,69 atau dibulatkan

398 pengguna facebook.

Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

teknik simple random sampling. Pengambilan sampel dari anggota populasi yang

dilakukan secaraacak tanpamemperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

(Sugiyono, 2001:57)

3.3 Penentuan Penarikan Sampel

Setelah peneliti menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian, maka langkah berikutnya adalah bagaimana cara menarik 100

responden untuk dijadikan sebagai sampel. Cara penarikan sampel yang

32
digunakandalam penelitian ini adalah dengan Teknik simple random sampling

yaitu teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara

acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Sugiyono

2001:57). Adapun kriteria responden yang dipilih oleh penulis dalam penelitian

ini adalah masyarakat Kota Kendari yang membaca berita di media sosial

Faceboook.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu variabel dependen

dan variabel independen. Variabel dependen yakni kepercayaan masyarakat Kota

Kendari, sedangkan variabel independen yakni berita di media sosial facebook.

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

kuantitatif.penelitian kuantitatif memiliki tujuanuntuk membuat

deskripsi,gambaran, atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai

berbagai fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Sementara

penelitian kuantitatif sendiri menurut Tatang M.Arifin (1995:119), adalah

penelitian yang berkenaan dengan data kuantitatif yang dilambangkan dengan

simbol-simbol matematik atau angka.

33
3.5.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

sumbernya berupa tanggapan atau pendapat responden

mengenai suatu permasalahan yang diajukan dalam penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara

langsung dari objek penelitian, tetapi dari sumber lain seperti

menyalin atau mengutip dalam bentuk yang sudah jadi atau

biasa data sekunder ini adalah melihat referensi.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi, dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data

yang berhubungan dengan tingkat kepercayaan masyarakat pada berita

dimedia sosial facebook.

2. Angket (Kuisioner), yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab.

3. Dokumentasi,penelitian ini sangat penting karena berisikan gambar

yang memperkuat hasil penelitian, dokumentasi biasa berbentuk

tulisan, gambar, serta video.

34
4. Study Pustaka, referensi dari buku menjadi salah satu penguat skripsi

ini.

3.7 Teknik Pengolahan Data

Menurut Hasan (2006: 24), pengolahan data adalah suatu proses dalam

memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara

atau rumus-rumus tertentu. Pengolahan data bertujuan mengubah data mentah dari

hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk

pengkajian lebih lanjut (Sudjana, 2001: 128).

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan

komputasi program SPSS (Statistical Product and Service Solution) karena

program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem

manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu dekriptif dan

kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya

(Sugianto, 2007: 1).

Pengolahan data menurut Hasan ( 2006: 24 ) meliputi kegiatan:

1. Editing

Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul,

tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada

pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.

2. Coding (Pengkodean)

Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk

dalam katagori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka

35
atau huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau

data yang akan dianalisis.

3. Pemberian skor atau nilai

Dalam pemberian skor digunakan skala Likert yang merupakan salah satu

cara untuk menentukan skor. Kriteria penilaian ini digolongkan dalam empat

tingkatan dengan penilaian sebagai berikut:

a. Jawaban a, diberi skor 4

b. Jawaban b, diberi skor 3

c. Jawaban c, diberi skor 2

d. Jawaban d, diberi skor 1 (Sudjana, 2001: 10).

4. Tabulasi

Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi

kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.Dalam melakukan tabulasi

diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan. Tabel hasil Tabulasi dapat

berbentuk:

a. Tabel pemindahan, yaitu tabel tempat memindahkan kode-kode dari

kuesioner atau pencatatan pengamatan. Tabel ini berfungsi sebagai arsip.

b. Tabel biasa, adalah tabel yang disusun berdasar sifat responden tertentu

dan tujuan tertentu.

c. Tabel analisis, tabel yang memuat suatu jenis informasi yang telah

dianalisa (Hasan, 2006: 20).

36
3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting, dan apa

yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain

(Moelong, 2009: 92). Analisis data ini akan dilakukan terus-menerus sepanjang

penelitian berlangsung sehingga memungkinkan peneliti untuk secara cermat dan

seksama mengumpulkan dan menilai data yang diperlukan.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kuantitatif (Sudjana, 2001:128). Kriteria penilaian didasarkan pada

skala Likert dengan mengajukan 50 (lima puluh) pertanyaan dengan 4(empat)

kategori sebagai berikut:

Penskoran menggunakan skala Likert yang sudah dimodifikasi dengan

empat(4) alternatif jawaban. Jawaban tersebut disusun dalam bentuk skala sikap

yang disertai dengan jawaban yaitu: (a) sangat sering, (b) sering, (c) pernah, (d)

tidak pernah. Data tersebut diolah menggunakan skala Likert dengan jawaban

atas pertanyaan yaitu skala nilai 4-1 dengan jawaban terendah mendapat poin 1

dan jawaban tertinggi mendapat poin 4.

Nilai yang dimaksud adalah skor atas jawaban responden, dimana

nilai digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

Nilai Pendapat

4 Sangat Sering (SS)

3 Sering (S)

37
2 Pernah (P)

1 Tidak Pernah (TP)

Sumber: Sugiyono (2009:135)

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan rumus interval kelas sebagai

berikut:

R
I=
K

Keterangan:

I : Interval

R : Range/kisaran (skor tertingggi - skor terendah)

K : Jumlah kategori

Maka,

4
Skor tertinggi : x 100 = 100%
4

1
Skor terendah : x 100 = 25%
4

100 %−25 %
I=
4

I = 18,75%

Batas atas = 100%

Batas bawah = Batas atas – I

= 100 – 18,75

= 81,25%

Kriteria objektif:

Cukup : Apabila skor jawaban responden memenuhi kkriteria ≥ 81,25%

38
Kurang : Apabila skor jawaban responden memenuhi kkriteria ≤ 81,25%

3.9 Desain Penelitian

No Unit Analisis Struktur Kerangka Teknik Pengumpulan

Analisis Data

1. Kepercayaan  Kecepatan berita  Observasi


 Kemudahan
 Angket
 Aktualitas
 Kebenaran berita (kuisioner)
 Faktualitas
 Dokumentasi
2. Faktor-faktor  Penyebarluasan
 Membaca  Study Pustaka
yang  Tidak membaca
 Senang
mempengaruhi  Sebagai bahan
informasi
kepercayaan

3.10 Konseptual

1. Kepercayaan adalah bagaimana masyarakat Kota Kendari

mempercayai berita yang ada di media sosial Facebook.

2. Kecepatan berita adalah cepatnya berita dapat diakses oleh masyarakat.

3. Kemudahan adalah mudahnya masyarakat mengakses media sosial

Facebook.

4. Aktualitas adalah berita yang berisi informasi aktual karena

kemudahan dan kecepatan penyajian.

5. Kebenaran berita adalah berita yang dimuat adalah sebuah

kebenaran,bukan berita palsu.

39
6. Faktualitas adalah berita yang berisi fakta.

7. Penyebarluasan adalah menyebarluaskan berita yang telah dimuat di

media sosial.

8. Membaca adalah kegiatan meresepsi, menganalisis, dan

menginterpretasi yang dilakukan untuk memperoleh pesan yang

disampaikan oleh penulis dalam media tulisan. (Henry Guntur

Tarigan,1979)

9. Tidak membaca adalah kebiasaan masyarakat yang tidak membaca isi

berita, hanya melihat judul berita lalu mempercayainya.

10. Senang adalah ketika masyarakat cenderung merasa senang mengakses

berita yang ada di media sosial facebook.

11. Sebagai bahan informasi, masyarakat cenderung menjadikan berita di

media sosial sebagai bahan untuk menambah informasi.

40
DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Komala, dkk, (2004). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta:

Simbiosa Rekatama Media.

. (2014). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar Edisi

Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Baran, Stanley J, (2002). Pengantar Komunikasi Massa: Melek Media dan

Budaya Jilid I Edisi 5. Jakarta: Erlangga.

Cangara, Hafied, (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Abed Grafindo

Persada

. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Abed

Grafindo Persada

Mc, Quail, Dennis, (2011). Teori Komunikasi Massa Jilid I Edisi 6. Jakarta:

Salemba Humanika.

Mulyana, Deddy, (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Nasrullah, Rulli, (2015). Media Sosial: Prosedur,Tren, dan Etika. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media.

Silalahi, Ulber, (2017). Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung: PT Refika

Aditama.

Tamburaka, Apriadi, (2013). Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media

Massa. Jakarta: Abedwali Pers.

Wijayanto, (2000). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT Grasindo.

41
SUMBER LAIN:

Ginting, Indri Ilevenia, (2018). Kepercayaan Masyarakat Terhadap Berita Palsu

di Facebook.

Situs: https://repositori.usu.as.id/handle/123456789/3367. Diakses

pada tanggal 16 November 2018, pukul 10:30 WITA.

Kominfo.go.id, (2013). Data dan statistik KOMINFO.

Situs: https://statistik.kominfo.go.id/site/data. Diakses pada 02 Januari

2019, pukul 11:22 WITA.

42

Vous aimerez peut-être aussi