Vous êtes sur la page 1sur 9

IONTech Vol.

01(01) : 1 - 9 (Agustus 2020)


e-ISSN : 2745-7206
http://iontech.ista.ac.id/index.php/iontech

FORMULASI DAN EVALUASI SOLID PARFUME DENGAN BASIS


KARAGENANAN MENGGUNAKAN ESSENSIAL OIL CITRUS (Citrus
sinensis), JASMINE (Jasminum sambac) DAN VANILA (Vanila planifolia)
Iin Hardiyati1*) In Rahmi Fatria Fajar1, Nia Novitasari1
1
Program Studi Farmasi, Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal
Jl. Raya Kedoya Al Kamal No.2, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk Jakarta 11520
*e-mail : iin83hardiyati@gmail.com
Received: 10 April 2020, Revision: 05 Mei 2020 Accepted 05 Agustus 2020

Abstrak
Parfum merupakan produk yang tidak asing lagi digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu
kebutuhan untuk tampil percaya diri. Parfum merupakan campuran senyawa aromatik, minyak essensial, fixatif,
dan pelarut yang digunakan untuk memberikan keharuman dan dapat dikembangkan sebagi produk aplikasi
minyak atsiri dalam bentuk solid parfum. Solid parfume adalah parfum padat yang umumnya terbuat dari
campuran fume oil dan wax. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental yang
terdiri dari 6 tahapan diantaranya preformulasi, pemilihan bahan, pembuatan, hasil, evaluasi dan produk jadi.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi solid parfume dengan basis karagenanan dengan
menggunakan essesial oil citrus, Jasmine dan vanila. Evaluasi yang dilakukan pada sediaan solid parfume
dengan menggunakan beberapa metode diantaranya dengan uji hedonik, uji sensori, uji scoring, uji gravimetri
dan uji stabilitas. Dan dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan konsentrasi terbaik dari karagenanan
sebagai basis adalah karagenanan 2,5% dan nilam 2% sebagai fixatif. Dari hasil tes uji hedonik essensial oil
yang paling banyak disukai dari ketiga formula adalah formula dengan essensial oil citrus. Sedangkan solid
parfume dengan vanila memiliki ketahanan wangi yang lebih awet dibandingkan dengan citrus dan jasmine.
Dari hasil evaluasi stabilitas ketiga formula didapatkan hasil sediaan solid parfume yang stabil.

Kata kunci : essensial oi, karagenanan, Solid parfume

Abstract
Green perfume is a familiar product used in everyday life as a need to appear confident. Perfume is amixture of
aromatic compounds, essential oils, fixatives, and solvents used to provide fragrance. Solidparfume is a solid
perfume that is generally made of a mixture of fume oil and wax. The method usedin this study is an
experimental method consisting of 6 stages including material selection,preformulation, manufacture, yield,
evaluation and finished products. This research aims to makesolid perfume formulation with karagenanan base
by using essesial oil citrus, Jasmine and vanilla. Theevaluation was performed on solid solid parfume by using
several methods such as hedonic test,sensory test. scoring test, garvimetry test and stability test. And from
research conducted can beconcluded the best concentration of carrageenan as base is carrageenan 2,5% and
patchouli 2% as fixative. From the test results of the most preferred hedonic essential oil test of the three
formulas is a formula with citrus oil essensial. While solid perfume with vanilla has a more durable fragrant
resistance compared with citrus and jasmine. From the result of stability evaluation of the three formulas we
get solid stable parfume dosage result.

Keyword : Caragenan, essential oil, Solid parfum.

1
Hardiyati et al. 2020 IONTech Vol. 01(01) : 1 - 9 (Agustus 2020)

PENDAHULUAN yang tinggi akan minyak atsiri yang dioleh


menjadi produk parfum (Albano, 2010).
Sumber daya alam yang berlimpah dan Parfum merupakan produk yang sudah
tersebar di seluruh wilayah tanah air. tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari,
Suasana iklim yang tropis membuat apalagi saat ini aroma parfum yang
Indonesia kaya akan berbagai macam flora ditawarkan sudah sangat beragam jenisnya,
dan fauna yang tumbuh dan berkembang di baik untuk pria maupun wanita. Parfum
Indonesia, diantaranya indonesia dikenal sudah menjadi kebutuhan untuk tampil
penghasil minyak atsiri. Minyak atsiri percaya diri. Parfum merupakan campuran
bersumber dari setiap tumbuhan yaitu daun, senyawa aromatik, minyak essensial, fixatif,
bunga, buah, biji, kulit batang, dan akar. dan pelarut yang digunakan untuk
Minyak atsiri adalah zat berbau yang memberikan bau wangi. Jenis parfum cair
terkandung dalam tanaman. Minyak atsiri bermacam-macam tergantung pada jumlah
disebut juga minyak meguap, minyak eteris, persentase senyawa aromatiknya,
atau minyak essensial karena pada suhu diantaranya eau de parfum, eau de toillete,
biasa (suhu kamar) mudah menguap di eau de cologne. Diperoleh dari suatu hasil
udara, berbau khas sesuai dengan bau penelitian yaitu konsumen merasa lebih baik
tanaman penghasilnya, getir, memabukkan, dan lebih percaya diri setelah menggunakan
larut dalam larutan organik namun tidak parfum. Selain itu konsumen menggunakan
larut dalam air (Sudaryani, 2001). parfum dengan beberapa pertimbangan yaitu
Minyak atsiri merupakan salah satu yang pertama mempertimbangkan wangi
komoditas ekspor agroindustri potensial parfum yang disukai, lalu merek, harga dan
yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia kemasan parfum itu sendiri (Borgave,
untuk mendapatkan devisa. Data statistik 2010).
ekspor-impor dunia menunjukkan bahwa Beberapa tahun ini label kecantikan
konsumsi minyak atsiri dan turunannya naik menciptakan parfum jenis terbaru yang
sekitar 10% dari tahun ke tahun. Kenaikan bukan lagi berbentuk cair namun berbentuk
tersebut terutama didorong oleh padat. Parfum padat biasanya dioleskan di
perkembangan kebutuhan untuk industri pergelangan tangan, belakang telinga dan
food flavouring, industri komestik dan leher, atau dijemari kaki dan tengan.
wewangian . Sebenarnya parfum jenis ini sudah lama
Statistik perdagangan minyak atsiri dikenal dan di gemari di Eropa karena
Indonesia menunjukan nilai ekspor minyak wanginya dipercaya lebih tahan lama
atsiri tahun 2007 mencapai US$ 101,14 juta dibandingkan parfum cair ( Sindonews,
dengan 20 jenis minyak atsiri. Pada tahun 2015).
yang sama, Indonesia mengimpor minyak Salah satu produk yang prospektif
atsiri, turunan, produk parfum dan flavour dikembangkan adalah Solid Parfume. Solid
senilai 381,9 juta US$. Dalam 20 tahun parfume merupakan produk wewangian
terakhir ini terjadi peningkatan pada berbentuk gel atau semi solid dengan
produksi parfum. Bahkan industri parfum menggunakan karagenanan sebagai
diperkirakan dapat memperoleh hasil komponen pembentuk gel. Karagenanan
penjualan tahunan sebesar 25-30 juta dollar. yang dijadikan bahan pembuat gel
Hal ini menunjukkan kebutuhan masyarakat pengharum atau solid parfume yang
berfungsi melepaskan minyak aroma secara

2
Hardiyati et al. 2020 IONTech Vol. 01(01) : 1 - 9 (Agustus 2020)

perlahan (slow release) (Alisia, 2011). pemanasan dan pengadukan dengan


Selain itu karagenanan, memerlukan minyak homogenizer. Lalu yang larut lemak seperti
nilam sebagai bahan fiksatif agar wangi asam stearat dan cetyl alkohol dilarutkan
yang terdapat pada solid parfum tidak dalam cawan penguap guna sebagai
mudah menguap dan bersifar tahan lama. campuran basis dalam solid parfum
Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk dimasukkan setelah semua bahan yang larut
membuat formulasi sediaan solid parfum homogen sehingga terbentuk formulasi
dengan basis karagenanan menggunakan sediaan solid parfume yang baik. Berikut ini
essensial oil citrus, jasmine dan vanila serta Formula Solid Parfume tertera pada Tabel 1.
mengevaluasi sediaan solid parfum yang
dibuat agar sediaan solid parfume dapat Pembuatan Solid parfume basis
dijadikan peluang bisnis kedepannya. karagenanan
Mengingat sediaan solid parfume memiliki Hot plate siapkan dengan suhu 100°C
kelebihan tersendiri yaitu terbuat dari bahan diletakkan sejajar dengan homogenizer.
alami, tidak menggunakan alkohol dan tidak Masukkan karagenanan dan air pendispesi
mengiritasi kulit. karagenanan dengan perbandingan 1:20
aduk dengan homogenizer dengan kecepatan
METODE 85 rpm. Panaskan aquadest dalam beaker
glass
Alat dan Bahan Panaskan asam stearat dan cetil alkohol suhu
Alat-alat yang digunakan dalam 100°C sampai larut. Setelah karagenanan
penelitian adalah timbangan analitik terdispersi sempurna, masukkan
(Ohaus), spatula, sendok plastik, gelas ukur Triethanolamin (TEA) ke aduk dengan
10 mL (pyrex), gelas ukur 100 mL (pyrex), kecepatan 150 rpm selama 5 menit.
beaker glass 250 mL (pyrex), homogenizer Masukkan Nipagin dan Nipasol aduk
(IKA), hot plate (Ohaus) ; wadah parfum. dengan kecepatan 100 rpm (5 menit) hingga
Bahan-bahan yang mendukung dalam homogen.
pembuatan solid parfum adalah essensial oil Setelah larut sempurna masukkan
citrus 70% (Brataco), essensial oil jasmine sebagian aquadest yang dipanaskan kedalam
70% (Sukoaroma), essensial oil vanilla 70% gelas ukur ad homogen yang ditandai
(Sukoaroma) essensial oil nilam 70 % dengan larutan berwarna kuning jernih lalu
(Sukoaroma), kappa karagenanan (Brataco) tambahkan propilen glikol aduk kembali
cetyl alcohol (Brataco), asam stearate dengan rpm 150 rpm selama 5 menit. Lalu
(Brataco), propilen glikol (Brataco), alkyl setelah basis lemak larut
benzene sulfonat (Brataco), triethanolamin sempurna,masukkan aduk dengan kecepatan
(Brataco), nipagin, nipasol (Brataco). 180-200 rpm (10 menit) sampai homogen
yang ditandai pengan perubahan warna
Metode Penelitian menjadi putih susu.
Pemilihan bahan-bahan yang diperlukan Setelah itu masukkan ABS kedalam nya
dalam penelitian ini dengan melihat sifat kecepatan yang sama dengan suhu
kelarutan dari setiap bahan-bahan tersebut. diturunkan menjadi 50°C selama 5 menit.
Penggolongan Zat-zat yang larut dalam air Masukkan nilam kedalam dengan rpm
yaitu seperti karagenanan, propilen glikol, maksimal 200 selama 5 menit sampai
Triethanolamin (TEA), nipagin, nipasol di
masukkan terlebih dahulu dengan proses
3
Hardiyati et al. 2020 IONTech Vol. 01(01) : 1 - 9 (Agustus 2020)

Tabel 1. Formula solid parfume


Jumlah %
Bahan F1 F2 F3 Fungsi
Minyak atsiri 20 20 20 Zat Aktif
Minyak nilam 2 2 2 Fixative
Karagenanan 2.5 2.5 2.5 Basis
Asam stearat 2 2 2 Basis lilin
Setil alkohol 1 1 1 Pengental
Propilen glikol 15 15 15 Surfaktan
Trietanolamin 1 1 1 Emulgator
ABS 1 1 1 Surfaktan
Nipagin 0.2 0.2 0.2 Pengawet
Nipasol 0.05 0.05 0.05 Pengawet
Pigmen green Qs Qs Qs Pewarna
Akuades Ad Ad Ad Pelarut

tercampur sempurna ke dalam basis solid pada yang waktu yang sudah ditentukan lalu
parfum. Masukkan essensial oil disimpan pada berbagai kondisi dan suhu.
(citrus/jasmine/vanila) kedalam gelas ukur
dengan suhu 50°C di aduk dengan kecepatan
Uji Kesukaan atau Uji Hedonik Solid
200 rpm selama 10 menit sampai homogen
ditandai dengan berubahnya warna basis parfume berbasis karagenanan
menjadi warna identik essensial oil. Lalu Pengujian dilakukan terhadap 35 panelis
masukkan sisa aquadest ke dalam basis solid dengan cara masing-masing panelis diminta
parfum dengan suhu 50°C di aduk dengan untuk mencium sampel produk. Pada uji ini,
kecepatan homogenizer 200 rpm selama 5 panelis memberikan penilaian terhadap
menit sampai homogen. Setelah semua wangi sampel dengan menggunakan
tercampur sempurna, segera masukkan solid
kepekaan alat inderanya (hidung). Tingkat
parfum ke dalam wadah dan timbang
sebanyak masing-masing 20 g. skala hedonik yang digunakan adalah 0 =
tidak suka, 1 = netral, 2 = kurang suka, 3 =
Evaluasi Sediaan Solid Parfume berbasis agak suka, 4 = suka, 5 = sangat suka, 6 =
Karagenanan amat sangat suka.

Uji Organoleptis Solid Parfum berbasis Uji Sensori Solid parfume berbasis
karagenanan karagenanan
Pengamatan secara visual terhadap bentuk, Pengujian dilakukan terhadap 35 panelis
bau, dan warna dari sediaan. Pengamatan dengan cara masing-masing panelis diminta
meliputi bagaimana kestabilan sediaan solid untuk mencium sampel produk. Pada uji ini,
parfume berbasis karagenan, serta panelis memberikan penilaian terhadap
perubahan warna dan aroma dari sampel wangi sampel dengan menggunakan
produk setelah disimpan dalam beberapa kepekaan alat inderanya (hidung).
kondisi dan suhu. Kemudian para panelis menilai ketajaman
wangi dari sampel produk dan
Uji Ketahanan Bau Solid Parfume membandingkannya terhadap ketiga produk
berbasis karagenanan dengan formula yang berbeda dengan
Pengujian dilakukan secara sensori dengan memberikan nilai/skor terhadap
mencium bau sampel dilakukan setiap hari

4
Hardiyati et al. 2020 IONTech Vol. 01(01) : 1 - 9 (Agustus 2020)

masing-masing sampel produk. Tingkat dengan menimbang sampel setiap hari.


skala ketajaman wangi yang digunakan Kemudian dihitung kehilangan beratnya.
adalah 0-10. HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Hedonik
Stabilitas Solid parfume berbasis Hasil uji hedonik solid parfum dengan basis
karagenanan karagenanan menggunakan essensial oil
Pengujian dilakukan dengan menyimpan citrus, jasmine dan vanila dari 35 panelis
Solid parfume pada berbagai suhu, yaitu Pada Tabel 2 dilihat bahwa panelis
40±2 °C, 25±2 °C dan 4±2 °C selama 3 menyukai ketiga sediaan solid parfum. Pada
bulan. Diamati setiap hari dan dicatat F1 dan F2 memiliki persentase yang paling
perubahan yang terjadi pada sediaan Solid tinggi yaitu 34% panelis dengan kategori
Parfume. “suka” terhadap wangi solid parfume
tersebut yaitu solid parfume citrus dan
Uji Kehilangan Berat Solid parfum jasmine. Sedangkan 26% panelis dengan
berbasis karagenanan kategori “suka” pada F3 yaitu solid perfum
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui vanila.
seberapa besar kehilangan berat dari sediaan
solid parfume yang sudah dibuat dengan Uji Ketahanan Wangi
berbagai suhu penyimpanan. Uji kehilangan Data hasil pengujian sensori sediaan solid
berat ini mengindikasikan adanya penguap parfume dengan basis karagenanan
dari minyak atsiri yang diformulasikan ke menggunakan essensial citrus, jasmine dan
dalam sediaan Solid parfume.Uji dilakukan vanila dari 35 panelis, pada Tabel 3.

Tabel 2. Hasil determinasi


Kriteria Wangi F1 F2 F3
%
Amat sangat suka 29 9 3
Sangat suka 14 17 14
Suka 34 34 20
Agak suka 11 14 23
Netral 0 14 20
Tidak suka 0 12 14
Keterangan:
F1 : (Solid parfume basis karagenanan menggunakan essensial oil Citrus)
F2 : (Solid parfume basis karagenanan menggunakan essensial oil Jasmine)
F3 : (Solid parfume basis karagenanan menggunakan essensial oil Vanila)

Tabel 3. Ketahanan wangi


Kriteria Wangi F1 F2 F3
%
Sangat Kurang Wangi 5 5 5
Kurang Wangi 26 1 20
Sama Wangi 23 26 29
Lebih Wangi 26 26 29
Sangat Lebih Wangi 20 26 1

5
Hardiyati et al. 2020 IONTech Vol. 01(01) : 1 - 9 (Agustus 2020)

Gambar 1. Uji Hedonik

Tabel 4. Validasi ketahanan wangi


Uji Lanjut Variabel Signifikansi Hasil Analisis Kesimpulan
F1 : F2 0,594 P>0,05 Tidak Signifikan
F1 : F3 1,000 P>0,05 Tidak Signifikan
F1 : K (+) 1,000 P>0,05 Tidak Signifikan
F1 : K (-) 1,000 P>0,05 Tidak Signifikan
F2 : F3 1,000 P>0,05 Tidak Signifikan
Bonferroni
F2 : K(+) 1,000 P>0,05 Tidak Signifikan
F2 : K (-) 0,056 P>0,05 Tidak Signifikan
F3 : K (+) 1,000 P>0,05 Tidak Signifikan
F3 : K (-) 1,000 P>0,05 Tidak Signifikan
K (+) : K (-) 0,178 P>0,05 Tidak Signifikan

Pada Tabel 3 produk solid parfume Ketahanan wangi yang berbeda secara nyata
berbasis vanila pada (F3) memiliki dengan nilai signifikansi masing-masing
keharuman yang tahan lama, yaitu diuji pada meski smua varians tidak signifikan.
minggu ke -1 sampai dengan minggu ke-12 Sedangkan pada hasil analisis tukey dapat
keharuman parfum tersebut stabil dengan dilihat perbedaan signifikan terlihat pada
persentase sebanyak 29%. Hal ini F1:F2 dan F2: K(2) yaitu dengan nilai sig
membuktikan bahwa vanila merupakan solid (0,032) dan (0,044).
parfume yang memiliki ketahanan wangi
paling awet dibandingkan dengan jasmine Uji Stabilitas Sediaan Sediaan Solid
dan citrus. Hal ini membuktikan bahwa Pengujian dilakukan dengan
essensial oil vanila merupakan base note, menyimpan Solid parfume pada berbagai
semakin lama akan semakin tajam suhu, yaitu 40±2 °C, 25±2 °C dan 4±2 °C
keharumannya setelah digunakan 6 jam. Dan selama 3 bulan. Uji stabilitas yang dilakukan
memiliki sifat keharuman yang awet dan pada sediaan solid parfum berbasis
tahan lama. Hasil analsiis dengan Uji karagenan, dengan menggunakan essensial
Bonferroni menunjukkan bahwa F1, F2, F3 oil citrus (F1), jasmine (F2), dan vanila
dengan Kontrol (1) dan Kontrol (2) memiliki (F3).

6
Hardiyati et al. 2020 IONTech Vol. 01(01) : 1 - 9 (Agustus 2020)

Tabel 5. Pengamatan bentuk


Minggu Ke
Sediaan Penyimpanan
3 6 9 12
4°±2° C + + + ++
Basis 28°±2° C + + + ++
40°±2° C + + + ++
Solid 4°±2° C + + ++ ++
Parfume Citrus 28°±2° C + + ++ ++
40°±2° C + + + ++
Solid 4°±2° C + + ++ ++
Parfume Jasmine 28°±2° C + + ++ ++
40°±2° C + + + ++
Solid 4°±2° C + + ++ ++
Parfume Vanilla 28°±2° C + + ++ ++
Solid 40°±2° C + + + ++
Keterangan : + Agak Padat
++ Padat

Tabel 6. Pengamatan bau

Minggu Ke
Sediaan Penyimpanan
3 6 9 12
4°±2° C - - - -
Basis 28°±2° C - - - -
40°±2° C - - - -
Solid 4°±2° C +++ +++ +++ ++
Parfume Citrus 28°±2° C +++ +++ ++ ++
40°±2° C +++ +++ ++ ++
Solid 4°±2° C +++ +++ +++ +++
Parfume Jasmine 28°±2° C +++ +++ +++ ++
40°±2° C +++ +++ ++ ++
Solid 4°±2° C +++ +++ ++ ++
Parfume Vanilla 28°±2° C +++ +++ ++ ++
40°±2° C +++ +++ ++ +
Keterangan : + Tidak Berbau
++ Bau Khas Menyengat
+++ Bau Khas Menyengat Kuat

Parameter dilakukakan meliputi suhu 4±2 ºC, suhu 25±2 ºC, dan suhu 40±2
pengamatan uji organoleptis sediaan solid ºC. Yaitu sampel disimpan dalam jangka
parfume berbasis karagenan, pengamatan waktu 3 bulan masa penyimpanan dan
ketahanan wangi sampel produk setelah diamati perubahannya secara berkala setiap
disimpan dalam beberapa kondisi dan suhu hari meliputi pemeriksaan organoleptis
tertentu tertera pada Tabel 5,6,7. (konsistensi, warna, bau, homogenitas dan
Uji stabilitas dimaksudkan untuk sineresis) dan pemeriksaan kehilangan berat
mengetahui stabilitas suatu produk selama sampel.
masa penyimpanan dan distribusi. Uji Pemeriksaan organoleptis dilakukan
stabilitas dapat meberikan gambaran dengan cara visual dan sensoris sedangkan
mengenai kestabilan produk dalam hal sifat pemeriksaan kehilangan berat sampel
fisika, kimia, mikrobiologi, dan lain lain. dilakukan dengan cara menimbang sampel
Pada penelitian ini uji stabilitas dilakukan setiap hari kemudian hasil penimbangan
pada berbagai suhu penyimpanan yaitu pada dicatat.

7
Hardiyati et al. 2020 IONTech Vol. 01(01) : 1 - 9 (Agustus 2020)

Tabel 7. Pengamatan warna

Minggu Ke
Sediaan Penyimpanan

3 6 9 12
4°±2° C + + + +
Basis 28°±2° C + + + +
40°±2° C + + + ++
Solid 4°±2° C + + + +
Parfume Citrus 28°±2° C + + + ++
40°±2° C + + ++ ++
Solid 4°±2° C + + + +
Parfume Jasmine 28°±2° C + + + ++
40°±2° C + + ++ ++
Solid 4°±2° C + + ++ ++
Parfume Vanilla 28°±2° C + ++ ++ +++
40°±2° C ++ ++ +++ +++
Keterangan : + Putih Susu
++ Putih Kekuningan
+++ Putih Kecoklatan

Pada pemeriksaan konsistensi, semua susu,tidak mengalami perubahan pada


sampel baik F1, F2, dan F3 pada suhu warna. Namun pada suhu penyimpanan
penyimpanan suhu 4±2 ºC, suhu 25±2 ºC 25±2 ºC sampel mengalami perubahan
dan suhu 40±2 ºC menunjukkan konsistensi warna sampel F1 dan F2 pada minggu ke-12
yang cukup baik karena tidak terjadi yaitu dari warna Putih susu (+) menjadi
perubahan pada bentuk sampel pada minggu putih kekuningan (++), sedangkan pada
ke-3 dan ke-6 yaitu solid parfum. Namun suhu 40±2 ºC warna sampel berubah pada
pada minggu ke-6 sampai ke-12 solid minggu ke-9 yaitu dari putih susu (+)
parfume semakin padat pada suhu 4±2 ºC, menjadi putih kekuningan (++). Dan pada
suhu 25±2 ºC. Sedangkan pada sampel F3 merupakan sampel yang paling
penyimpanan 40±2 ºC sampel F1, F2, tidak stabil sebab pada sampel F3 yaitu solid
maupun F3 tidak mengalami perubahan parfum vanila, Perubahan warna yang terjadi
bentuk dari agak padat sampai dengan pada sampel F3 terjadi pada minggu ke-6
minggu ke-9 dan baru mengalami perubahan pada suhu 4±2 ºC, yaitu dari warna putih
kepadatan pada minggu ke-12 menjadi susu menjadi putih kekuningan. Sedangkan
bentuk padat. Perubahan bentuk ini pada suhu 25±2 ºC perubahan warna terjadi
disebabkan oleh perbedaan suhu pada minggu ke-6 dan berubah warna
penyimpanan. kembali pada mingu ke-12 dari warna putih
Pada pemeriksaan warna sampel, semua susu menjadi warna putih kekuningan lalu
sampel baik F1, F2, dan F3 pada suhu pada minggu ke-12 berubah warna kembali
penyimpanan 4±2 ºC, dan suhu 25±2 ºC menjadi putih kecoklatan. Sedangkan pada
menunjukkan konsistensi warna yang cukup suhu 40±2 ºC sampe F3 pada minggu-1
baik karena tidak terjadi perubahan warna sudah terjadi perubahan warna dari putih
sampel pada saat pertama kali dikondisikan. susu menjadi putih kekuningan lalu berubah
Yaitu pada suhu 4±2 ºC sampel basis, F1 kembali pada minggu ke-9 menjadi putih
maupun F2 konsisten pada warna putih kecoklatan. Perubahan warna yang terjadi
8
Hardiyati et al. 2020 IONTech Vol. 01(01) : 1 - 9 (Agustus 2020)

pada sampel ini disebabkan karena minyak buat, maka solid parfum dengan essensial oil
atsiri menguap oleh suhu udara lalu jasmine memiliki stabilitas paling baik
mudahnya minyak atsiri untuk terokasidasi diantara ketiga solid parfum.
oleh oksigen sehingga perubahan warna
pada solid parfum terjadi pada masa awal DAFTAR PUSTAKA
putih susu, lalu menjadi putih kekuningan 1. Albano, J., Goodelman, J., Kunes, L., &
dan teroksidasi menjadi putih kecoklatan. O’Rourke, B. (2010). A Parfume
Pada pemeriksaan bau sampel, semua Purchase Behavior, A Gender Study
sampel F1, F2 dan F3 pada suhu 2. Alisia R. Aplikasi Minyak Atsiri Pada
penyimpanan 4±2 ºC, dan suhu 25±2 ºC Produk Gel Pengahrum Ruangan Anti
memiliki ketahanan wangi sama seperti saat Serangga.(Skripsi). Bogor: Institut
dibuat hanya bertahan sampai minggu ke-9 Pertanian Bogor;2011,hal. 35-40.
aroma keharuman sampel bau khas 3. Borgave, S. & Chaudari, J.S. (2010).
menyengat kuat pada sampel F1 dan F2. Adolescents’ Preferences and Attitudes
Setelah minggu ke-9 wangi atau bau sampel towards Perfumes in India. Journal of
mulai memudar sedikit demi sedikit hingga Policy and Organizational Management
selesai pengujian dilakukan. Pada suhu ISSN: 0976–7738 & E-ISSN: 0976–
penyimpanan 40±2 ºC ketiga sampel hanya 7746, Vol. 1, Issue 2, 2010, PP-01-08
mampu mempertahankan wangi atau bau 4. Flick EW. Cosmetic and Toiletry
yang sama seperti saat dibuat selama mingu Formulasi 2nd Edition Volume 1.New
ke-6 penyimpanan, karena setelah minggu Jersey USA: Noyes Publications;1983
ke-6 sampai dengan minggu ke-12 5. Guenther. Minyak Atsiri Jilid I dan IVA.
penyimpanan bau sampel mulai memudar. Semanga Ketaren Penerjemah.
Perubahan ini tentu akan terjadi mengingat Terjemahan dari: The Essentials Oils.
minyak atsiri sebagai zat aktif yang Jakarta: UI-Press; 1990. hal.552-75
ditambahkan pada sampel mempunyai sifat 6. Kemenkes RI. 2012. Formula Kosmetika
mudah menguap (volatile). Indonesia. Jakarta :Direktorat Bina
Produksi dan Distribusi Kefarmasian,
KESIMPULAN Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
Dan Alat Kesehatan
Konsentrasi terbaik solid parfume 7. Nawari. 2010. Analisis Statistik Dengan
dengan basis karagenanan yaitu MS Excel 2007 Dan SPSS 17. Jakarta :
menggunakan karagenanan dengan Elex Media Komputindo
konsentrasi 2,5% dan zat fixatif dengan 8. Sudaryani T, Sugiharti E. 2001.
konsentrasi 2%. Solid parfume dengan basis Budidaya dan Penyulingan Nilam.
karagenanan merupakan sediaan solid Jakarta: Penebar Swadaya
parfume yang lebih stabil. dilihat dari uji 9. http://www.atsiri-indonesia.com/
stabilitas sediaan solid parfume. Dari Diakses Januari 2017
evaluasi yang dilakukan terhadap sediaan 10. https://lifestyle.sindonews.com/read/973
solid parfum berbasis karagenanan pada uji 212/152/parfum-solid-semakin-populer
stabilitas dari ketiga solid parfum yang di

Vous aimerez peut-être aussi