Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ANGGOTA :
1. Septy dhea ramadani
2. Irene jassiska vallentina
3. Dwi egna vandini
4. Ina rotul
5. Bagus prayugo
6. arsad arya
7. surya heri
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Indonesia dan
Perdamaian Dunia.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh Ibu Dra. Istiana Rahatmawati, M. Si, selaku dosen mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan juga untuk menambah pengetahuan serta
wawasan bagi para pembaca dan penyusun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Istiana Rahatmawati, M. Si, selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini
sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Indonesia dan
Perdamaian Dunia. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah ikut berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami sebagai penyusun mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada makalah ini.
Kami telah berusaha dengan baik dalam menyusun makalah, namun kami menyadari
bahwa kami seorang manusia biasa yang memiliki keterbatasan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi
kita semua tentang Indonesia dan Perdamaian Dunia.
DAFTAR ISI
MAKALAH INDONESIA DAN PERDAMAIAN DUNIA ................................... i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 4
C. TUJUAN........................................................................................................ 5
A. KESIMPULAN ........................................................................................... 19
PENDAHULUAN
Dalam suatu Negara tidak dapat berdiri sendiri, seperti halnya individu sebagai
makhluk sosial. Negara tentunya akan memerlukan Negara atau komponen yang lain.
Bahkan adapula Negara yang memiliki keterkaitan serta ketergantungan dalam aspek
ekonomi, sosial, dan politik. Jika adanya keterkaitan antar Negara dengan Negara
lain tersebut tentunya ada sebuah hubungan yang baik. Salah satunya merupakan
Negara kita sendiri yaitu Negara Indonesia dengan Negara-negara lain. Dinamakan
masyarakat global, ditandai adanya saling ketergantungan antar bangsa, adanya
persaingan yang ketat dalam suatu kompetensi dan dunia cenderung berkembang
kearah perebutan pengaruh antar bangsa, baik lingkup regional maupun lingkup
global.
Namun pada kenyataannya masih banyak hubungan yang bertentangan antara Negara
satu dengan Negara yang lain. Yang mengakibatkan terjadinya konflik dan
terusiknya perdamaian dunia. Konflik biasanya dipicu dengan adanya masalah dalam
hal sosial, ekonomi, politik, agama maupu kebudayaan. Terjadinya konflik akibat
adanya keserakahan, kurang saling menghargai dan mengerti antara satu dengan yang
lain. Dari masalah diatas dalam makalah ini akan membahas apa yang dimaksud
dengan perdamaian dunia itu sendiri dan cara mewujudkan perdamaian dunia serta
partisipasi Indonesia dalam perdamaian dunia.
Selain itu salah satu tujuan nasional Indonesia sebagaimana tercantum dalam alinea
ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Salah satu konsekuensi dari tujuan tersebut
adalah bangsa Indonesia harus senantiasa berperan serta dalam menciptakan
perdamaian dunia. Hal tersebut dikarenakan Bangsa Indonesia merupakan bagian
dari seluruh umat manusia di dunia, sehingga sudah seharusnya bangsa Indonesia
berada pada barisan terdepan dalam upaya menciptakan perdamaian dunia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian dan Makna Perdamaian Dunia?
PEMBAHASAN
Perdamaian selain merupakan sebuah keadaan, juga merupakan suatu proses kreatif
tanpa kekerasan yang dialami dalam transformasi (fase perkembangan) suatu konflik.
Umumnya pemahaman tentang kekerasan hanya merujuk pada tindakan yang
dilakukan secara fisik dan mempunyai akibat secara langsung. Batasan seperti ini
terlalu minimalistis karena rujukannya berfokus pada peniadaan atau perusakan fisik
semata. Kendati pun demikian, pengertian perdamaian tidak berhenti di situ.
Perdamaian bukan sekedar soal ketiadaan kekerasan atau pun situasi yang anti
kekerasan. Lebih jauh dari itu perdamaian seharusnya mengandung pengertian
keadilan dan kemajuan.
Arti penting perdamaian dunia bagi kemajuan sebuah negara adalah terjalinnya
hubungan internasional yang baik antar negara. Melalui hubungan internasional,
sebuah negara dapat mencukupi kebutuhannya dalam berbagai bidang.
2. Mendukung perkembangan negara
Perdamaian dunia bagi kemajuan sebuah negara merupakan syarat penting bagi
terlaksananya pembangunan suatu negara. Tanpa perdamaian dunia, sebuah negara
tidak akan bisa melaksanakan program pembangunannya.
3. Stabilitas politik
Perdamaian dunia bagi kemajuan sebuah negara juga berpengaruh pada kondisi
politik. Stabilitas politik akan berdampak baik bagi hubungan negara yang saling
bekerjasama. Sehingga tidak ada masalah politik yang dapat menganggu hubungan
antar negara.
4. Stabilitas ekonomi
perdamaian dunia bagi sebuah negara juga dapat mendukung stabilitas ekonomi
sebuah negara. Dengan perdamaian dunia, tiap negara bisa saling mendukung laju
ekonominya. Dengan begitu, kemajuan dapat dicapai oleh sebuah negara.
Perdamaian dunia bagi kemajuan sebuah negara sangat berkaitan dengan keamanan
negara. Negara tanpa kedamaian akan rentan mengalami peperangan. Perang adalah
nyata dan memiliki banyak konsekuensi.
a. Politik luar negeri. Yaitu seperangkat cara/kebijakan/strategi yang dilakukan oleh suatu
negara untuk mengadakan hubungan dengan negara lain dengan tujuan negara serta
mewujudkan kepentingan nasional negara yang bersangkutan.
b. Hubungan luar negeri. Yaitu keseluruhan hubungan yang dijalankan oleh suatu negara
dengan semua pihak yang tidak tunduk pada kedaulatannya.
Suatu negara dapat menjalin hubungan dengan negara lain manakala kemerdekaan
dan kedauatannya telah diakui secara de facto dan de jure oleh negara lain.
Perlunya kerja sama dalam bentuk hubungan internasional antara lain karena faktor –
faktor berikut:
b. Faktor eksternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu
negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain.
Ketergantungan tersebut terutama dalam upaya memecahkan masalah – masalah ekonomi,
politik, hukum, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan.
Bangsa Indonesia dalam membina hubungan dengan negara lain menerapkan prinsip
politik luar negeri yang bebas aktif dan diabdikan bagi kepentingan nasional,
terutama kepentingan pembangunan di segala bidang serta ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
b. Pembentukan satu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan
negara kebangsaan yang demokratis.
d. Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur secara material ataupun spiritual
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pemerintah Indonesia pada waktu itu berpendapat bahwa pendirian yang harus
diambil tidak menjadikan negara kita terjebak dalam kepentingan dua blok. Negara
kita harus menjadi subjek yang berhak menentukan sikap sendiri dan
memperjuangkan tujuan sendiri, yaitu merdeka seutuhnya tanpa ada rongrongan dari
negara lain.
Dalam kesempatannya, Drs.Muhammad Hatta menyampaikan pidatonya dengan
judul yang sangat menarik, yaitu Mendayung antara Dua Karang. Pidato tersebut
dirumuskan sebagai prinsip bebas aktif, yang kemudian menjadi corak politik luar
negeri Indonesia sampai sekarang.
1) KTT ASEAN pertama KTT ini diselenggarakan di Bali pada tanggal 24 Februari 1976.
Dalam KTT ini dihasilkan dua dokumen penting ASEAN yaitu sebagai berikut :
a. Deklarasi ASEAN Bali Concord I, berisi berbagai program yang akan menjadikerangka
kerja sama ASEAN selanjutnya. Kerja sama ini meliputi bidangpolitik, ekonomi, sosial,
budaya, dan keamanan.
b. Perjanjian persahabatan dan kerja sama. Dalam perjanjian ini disepakati prinsip-prinsip
dasar dalam hubungan satu sama lain. Prinsip ini antara lain tidak campurtangan urusan
dalam negeri satu sama lain, menyelesaikan perselisihandengancara damai, dan menolak
penggunaan ancaman/kekerasan.
2) Pertemuan informal pemimpin negara ASEAN pertama Pertemuan diselenggarakan di
Jakarta pada tanggal 30 November 1996. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari
keputusan yang dihasilkan dalam KTT ke-5 ASEAN di Bangkok pada bulan Desember 1995.
2) Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur
tangan, subversif atau koersi pihak luar.
Bagi Indonesia, GNB merupakan wadah yang tepat bagi Negara-negara berkembang
untuk memperjuangkan cita-citanya dan untuk itu Indonesia senantiasa berusaha
secara konsisten dan aktif membantu berbagai upaya kearah pencapaian tujuan dan
prinsip-prinsip Gerakan Non Blok.
GNB mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat dikatakan lahir
sebagai Negara netral yang tidak memihak. Hal tersebut tercermin dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa “kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan
diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”. Selain itu diamanatkan pula bahwa Indonesia ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Kedua mandat tersebut juga merupakan falsafah dasar GNB.
Sesuai dengan politik luar negeri yang bebas dan aktif, Indonesia memilih untuk
menentukan jalannya sendiri dalam upaya membantu tercapainya perdamaian dunia
dengan mengadakan persahabatan dengan segala bangsa. Sebagai implementasi dari
politik luar negeri yang bebas dan aktif itu, selain sebagai salah satu Negara pendiri
GNB, Indonesia juga senantiasa setia dan memegang teguh pada prinsip-prinsip dan
aspirasi GNB. Sikap ini secara konsisten ditunjukkan Indonesia dalam kiprahnya
pada masa kepemimpinan Indonesia pada tahun 19921995. Selama tiga tahun
dipimpin Indonesia, banyak kalangan menyebut, GNB berhasil memainkan peran
penting dalam percaturan politik global. Lewat Jakarta Message, Indonesia memberi
warna baru pada gerakan ini dengan meletakkan titik berat kerjasama pada
pembangunan ekonomi. Akan tetapi meskipun demikian, politik dan keamanan
negara-negara sekitar tetap menjadi perhatian. Dengan kontribusi positifnya selama
ini, Indonesia dipercaya untuk turut menyelesaikan berbagai konflik regional, antara
lain konflik berdarah di Kamboja, gerakan separatis Moro di Filipina dan sengketa di
Laut Cina Selatan. Meskipun sekarang, Indonesia tidak lagi menjabat sebagai
pimpinan GNB, namun tidak berarti bahwa penanganan oleh Indonesia terhadap
berbagai permasalahan penting GNB akan berhenti atau mengendur. Sebagai anggota
GNB, Indonesia akan tetap berupaya menyumbangkan peranannya untuk kemajuan
GNB dimasa yang akan datang dengan mengoptimalkan pengalaman yang telah
didapat selama menjadi Ketua GNB.
Perdamaian Thailand berawal pada awal periode 1980-an, saat Presiden Filipina
Ferdinand Marcos berusaha mencari dukungan dari negara-negara Timur Tengah dan
Indonesia untuk menyelesaikan konflik dengan Bangsa Moro di Mindanau. Saat itu
Moro ingin merdeka dan memisahkan diri dari Filipina. Marcos bertemu dengan
Soeharto di Jakarta, meminta penyelesaian soal Moro agar tetap menjadi bagian
Filipina. Soeharto menerima permintaan Marcos. Indonesia setuju untuk
mendamaikan konflik dengan syarat Bangsa Moro tetap menjadi bagian dari Filipina.
Marty melakukan "shuttle diplomacy" menemui Menlu Kamboja Hor Nam Hong di
Phnom Penh dan Menlu Thailand Kasit Piromya di Bangkok untuk mendapatkan
informasi dari pihak pertama. Bersama-sama dengan Menlu Thailand dan Kamboja,
Menlu Marty pun ke New York untuk memberikan pertimbangan dan masukan
mengenai peran ASEAN dalam menyelesaikan konflik internal di kawasan. Langkah
ini terbukti efektif dengan stabilnya kembali wilayah konflik di perbatasan Thailand
dan Kamboja.
Menanggapi langkahnya, Menlu Marty mengatakan "sejak awal ia menghindari
adanya kevakuman pada tingkat kawasan yang memerlukan intervensi secara
langsung oleh DK PBB. Kini, sebaliknya, keterlibatan DK PBB adalah dalam rangka
mendukung upaya Indonesia selaku Ketua ASEAN."
Indonesia pernah menjadi tuan rumah Jakarta Informal Meeting (JIM) pada 1988
sampai 1989. Pertemuan itu bertujuan untuk menyelesaikan konflik antara Kamboja
dan Vietnam. Saat itu, Indonesia berhasil memfasilitasi dan memediasi kedua negara
yang sedang bermusuhan untuk bisa duduk bersama-sama mendiskusikan dan
menyelesaikan konflik diantara mereka. Hasilnya, Vietnam menarik pasukannya dari
Kamboja dan situasi damai di Kamboja tercipta.
Konflik yang masih terjadi hingga menjadi perbincangan luar negeri adalah konflik
etnis Rohingya dengan Myanmar. Banyak yang beranggapan bahwa pemimpin de
facto Myanmar, Aung San Suu Kyi tak banyak berperan dalam menyelesaikan
konflik tersebut. Indonesia turut membantu menyelesaikan masalah ini. Sudah
beberapa kali Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengunjungi Myanmar dan
Bangladesh untuk membicarakan perdamaian Myanmar dengan Rohingya.
Pada 4 September 2017, Menteri Retno mendesak pemerintah dan otoritas keamanan
Myanmar untuk membuka akses masuk bagi pemberian bantuan kemanusiaan untuk
mengatasi krisis yang terjadi di Rakhine State. Salah satu pejabat yang ditemui
Menteri Retno adalah Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal Senior U
Min Aung Hlaing. Menlu menyampaikan bahwa penurunan ketegangan di Rakhine
State harus menjadi prioritas pemerintah Myanmar. Menteri Retno juga bertemu
dengan Suu Kyi di Myanmar pada 5 September 2017 untuk membawa amanah dari
masyarakat Indonesia dan dunia internasional terkait krisis kemanusiaan yang
dialami muslim Rohingya yang mendapat penyiksaan militer Myanmar.
Menlu Retno menyampaikan usulan Indonesia yang disebut Formula 4+1 untuk
mengatasi krisis kemanusiaan di Myanmar. Pertama, mengembalikan stabilitas dan
keamanan. Kedua, agar militer Myanmar menahan diri dan tidak menggunakan
kekerasan. Ketiga, mendorong pemerintah Myanmar memberikan perlindungan
kepada semua orang yang berada di Rakhine State tanpa memandang suku dan
agama. Keempat, membuka akses untuk bantuan keamanan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hubungan dan kerjasama antara bangsa muncul karena tidak meratanya pembagian
kekayaan alam dan perkembangan industri diseluruh dunia sehingga terjadi saling
ketergantungan antara bangsa dan Negara yang berbeda. Karena hubungan dan
kerjasama ini terus menerus, sangatlah penting untuk memelihara dan mengaturnya
sehingga bermanfaat dalam pengaturan khusus sehingga tumbuh rasa persahabatan
dan saling pengertian antara bangsa di dunia. Politik luar negeri adalah strategi yang
digunakan suatu Negara dalam hubungannya dengan Negara-negara lain. Maka
politik luar negeri berhubungan erat dengan kebijakan yang akan dipilih oleh suatu
Negara. Hal ini terkait dengan politik luar negeri yang diterapkan
Indonesia.Kebijakan politik luar negeri Indonesia bebas aktif tentunya merupakan
strategi politik yang diterapkan Indonesia dalam politik global.Agar prinsip bebas
aktif ini dapat dioperasioalisasikan dalam politik luar negeri Indonesia maka setiap
priode pemerintahan hendaklah menetapkan landasan operasional. Politik luar negeri
Indonesia yang senantiasa berubah sesuai dengan kepentingan nasional.
Perumusan politik luar negeri suatu Negara tak terlepas dari kepentingan nasional
Negara yang bersangkutan. Dengan kata lain, ketika kepentingan nasional suatu
Negara terancam, maka politik luar negeri akan dikeluarkan sebagai salah satu upaya
dalam mengamankan kepentingan ansional Negara yang bersangkutan. Sengketa
internasional adalah suatu perselisihan antara subyek-subyek hokum internasional
mengenai fakta, hukum atau politik dimana tuntutan atau pernyataan suatu pihak
ditolak,dituntut balik atau diigkari oleh pihak lainnya.