Vous êtes sur la page 1sur 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) merupakan salah satu tanaman

hortikultura dari jenis sayuran yang memiliki buah kecil dengan rasa yang pedas.

Cabai jenis ini dibudidayakan oleh para petani karena banyak dibutuhkan

masyarakat, tidak hanya dalam skala rumah tangga, tetapi juga digunakan dalam

skala industri, dan dieksport ke luar negeri. Tanaman ini mempunyai banyak

manfaat terutama pada buahnya, yaitu sebagai bumbu masak, bahan campuran

industri makanan, dan sebagai bahan kosmetik. Selain buahnya, bagian lain dari

tanaman ini seperti batang, daun, dan akarnya juga dapat digunakan sebagai obat-

obatan (Ashari, 1995).


Cabai mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium(Ca), fosfor (P),

besi (Fe), vitamin-vitamin, dan mengandung senyawa-senyawa alkaloid, seperti

capsaicin, flavonoid, dan minyak esensial (Dahana dan Warisno, 2010). Sebagai

tanaman sayuran penting di Indonesia dari segi luar areal maupun produksinya,

tanaman cabai dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik dilahan basah (sawah)

maupun lahan kering (tegalan), didataran rendah maupun dataran tinggi

(Agromedia, 2007).
Disamping sebagai konsumsi dalam negeri, cabe juga merupakan komoditi

eksport yang tinggi nilainya. Untuk memperoleh hasil yang lebih tinggi, banyak

faktor-faktor yang harus diperhatikan, salah satu diantaranya adalah tersedianya

unsur- unsur hara di dalam tanah, baik unsur hara makro maupun mikro.

Kebutuhan tanaman akan unsur hara dapat dipenuhi dengan pemupukan, dimana
pemupukan bertujuan untuk memperbaiki kesuburan tanah hingga pertumbuhan

tanaman lebih baik.

Kebutuhan akan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan dengan

meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan

bahan baku cabai (Setiadi et al., 2009). Cabai dapat sebagai penyebab tingginya

laju inflasi nasional, menunjukkan bahwa cabai benar-benar merupakan

komoditas sayuran yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Produksi

cabai di Indonesia masih rendah. Produksi cabai Nasional pada tahun 2010 yaitu

1.328.864 ton dengan luas panen 237.105 ha, berarti rata-rata hasil 5,60 ton ha -1.

Produksi cabai Provinsi Jambi pada tahun 2010 adalah 17.919 ton dengan luas

panen 3.676 ha dan rata-rata hasil 4,87 ton ha-1 (Badan Pusat Stastistik, 2011)

padahal tanaman cabai memiliki potensi hasil lebih dari 20 ton per hektar (Syukur

et al., 2009).

Produksi tanaman cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) ini dari tahun ke

tahun terus meningkat, tahun 2009 produksinya sebesar 591.294 ton, sedangkan

pada tahun 2010 produksinya sebesar 521.704 ton. Setahun terahir ini produksi

tanaman cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) mengalami penurunan sebanyak

69.590 ton (Deptan, 2011).Selain itu, cabai rawit ( Capsicum frutescens L. )

harganya di pasaran seringkali lebih tinggi dari pada cabai jenis lainnya. Hal ini

dikarenakan tidak sedikit petani yang mengalami gagal panen. Terjadinya gagal

panen diakibatkan karena adanya beberapa kendala, terutama tingkat kesuburan

tanah dan hama yang berkembang di tengah udara lembab sehingga membuat
bunga, daun dan tanaman cabai rusak akhirnya mengakibatkan kegagalan panen

(Anonimus, 2011).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pertumbuhan tanaman Cabai Rawit ( Capsicum frutescens L. )

yang menggunakan Pupuk NPK Rusia (16 : 16 : 16) terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman cabai rawit( Capsicum frutescens L. ) ?


C. Hipotesis

Terhadap salah satu pengaruh dosis terbaik pemberian pupuk NPK Rusia

(16 : 16 : 16) terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit

(Capsicum frutescens L.).

D. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktek ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian

pupuk NPK Rusia (16 : 16 : 16) terbaik terhadap pertumbuhan tanaman cabai

rawit ( Capsicum frutescens L.) dengan berbagai dosis yang berbeda.

Hasil dari praktek ini di harapkan dapat menjadi bahan informasi untuk

pengembangan budidaya tanaman cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) di

Kabupaten Sinjai dan merekomendasikan penggunaan pupuk NPK Rusia (16 :

16 : 16) yang cocok di kembangkan di Kabupaten Sinjai untuk tanaman cabai

rawit (Capsicum frutescens L.) .


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Tanaman Cabai Rawit ( Capsicum frutescens L. )


Cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) memiliki beberapa nama daerah

antara lain : di daerah jawa menyebutnya dengan lombok japlak, mengkreng,

cengis, ceplik, atau cempling. Dalam bahasa Sunda cabai rawit disebut cengek.

Sementara orang-orang di Nias dan Gayo menyebutnya dengan nama lada limi

dan pentek. Secara internasional, cabai rawit dikenal dengan nama thai pepper

(Tjandra, 2011). Menurut Simpson (2010), klasifikasi cabai rawit adalah sebagai

berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum frutescens L.
B. Morfologi Tanaman Cabai Rawit ( Capsicum frutescens L. )

1. Batang

Batang tanaman cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) memiliki struktur

yang keras dan berkayu, berwarna hijau gelap, berbentuk bulat, halus dan

bercabang banyak. Batang utama tumbuh tegak dan kuat.Percabangan terbentuk

setelah batang tanaman mencapai ketinggian berkisar antara 30-45 cm.cabang

tanaman beruas-ruas, setiap ruas ditumbuhi daun dan tunas (cabang).

2. Daun
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun rata (tidak

bergerigi/berlekuk)ukuran daun lebih kecil dibandingkan dengan daun tanaman

cabai besar. Daun merupakan dauntunggal dengan kedudukan agak mendatar,

memiliki tulang daun menyirip dan tangkai tunggalyang melekat pada

batang/cabang. Jumlah daun cukup banyak sehingga tanaman tampak rimbun.

3. Bunga

Bunga tanaman cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) merupakan bunga

tunggal yang berbentuk bintang. Bunga tumbuhmenunduk pada ketiak daun

dengan mahkota bunga berwarna putih. Penyerbukan bungatermasuk

penyerbukan sendiri (self pollinated crop), namun dapat juga terjadi secara

silang,dengan keberhasilan sekitar 56%.

4. Buah

cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) akan terbentuk stelah terjadi

penyerbukan. Buah memiliki keanekaragamandalam hal ukuran, bentuk, warna

dan rasa buah. Buah cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) dapat berbentuk bulat

pendek dengan ujung runcing/berbentuk kerucut. Ukuran buah bervariasi,

menurut jenisnya cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) yang kecil-kecil memiliki

ukuran panjang antara 2-2,5 cm dan lebar 5 mm. sedangkan cabai rawit (

Capsicum frutescens L. ) yang agak besar memiliki ukuran yang mencapai 3,5 cm

dan lebar mencapai 12 mm.

Warna buah cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) bervariasi buah muda

berwarna hijau/putih sedangkan buah yang telahmasak berwarna merah

menyala/merah jingga (merah agak kuning) pada waktu masih muda,rasa buah
cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) kurang pedas, tetapi setelah masak

menjadi pedas.

5. Biji

Biji cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) berwarnah putih kekuningan-

kuningan, bentuk bulat pipih, tersususn berkelompok ( bergelombol )dan saling

melekat pada empulur. Ukuran biji cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) lebih

kecil dibandingkan dengan biji cabai besar. Biji-biji ini dapat digunakan dalam

perbanyakan tanaman (perkembang biakan).

6. Akar

Perakaran cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) tediri atas akar tunggang

yang tumbuh lurus ke pusat bumi dan akar serabut yang tumbuh menyebar ke

samping. Perakaran tanaman tidak dalam sehingga tanaman hanya dapat tumbuh

dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, porous (mudah menyerap

air) dan subur.

C. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Rawit ( Capsicum frutescens L. )


1. Tanah
Tanah yang paling sesuai untuk tanaman cabai rawit ( Capsicum

frutescens L. ) (terutama cabai hibrida) adalah tanah yang bertekstur remah,

gembur tidak terlalu liat , dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah

yang terlalu liat kurang baik karena sulit diolah, drainasenya jelek, pernafasan
akar tanaman dapat terganggu dan dapat menyulitkan akar dalam mengadopsi

unsur hara.
Tanah yang terlalu poros/banyak pasir juga kurang baik, karena mudah

tercucinya pupuk oleh air. Penambahan pupuk kandang 20-25 ton/ha dapat

memprbaiki tanah terlalu liat atau terlalu poros . Tanah yang mengandung unsur

hara yang optimum serta terbebas dari unsur-unsur toksik bisa dikatakan

mempunyai kesuburan kimia, tetapi bukan itu saja kesuburan fisik yang meliputi

keadaan air, oksigen, suhu tanah, dan ukuran pori tanah harus selalu seimbang dan

optimum sehingga menjadi keadaan tanah tersebut optimum untuk pertumbuhan

dan perkembangan tanaman (Supriyanto, et. Al. 1999).


Derajat keasaman tanah yang sesuai adalah berkisar antara pH 5,5-6,8

dengan Ph optimum 6,0-6,5. Cendawan berkembang pada hampir semua tingkatan

Ph, cendawan penyebab layu Fusarium dan cendawan penyebab rebah kecambah

seperti Rhizoctoma sp, Phythium sp. Berkembang baik pada tanah –tanah asam.

Cendawan yang hidup pada Ph>5,5 kehidupannya bersaing dengan bakteri, karena

bakteri berkembang baik pada Ph>5,5. Pengaturan Ph dapat dilakukan dengan

penambahan kapur pertanian pada Ph rendah dan belerang (S) pada Ph tinggi.

2. Air

Air berfungsi sebagai pelarut dan pengangkut unsur hara ke organ

tanaman, air berperan dalam proses fotosintesis (pemasakan makanan) dan proses

respirasi (pernapasan). Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil,

layu dan akhirnya mati. Air yang diperlukan tanaman berasal dari mata air atau

sumber air yang bersih yang membawa mineral atau unsur hara yang dibutuhkan
tanaman, bukan air yang berasal dari suatu daerah penanaman cabai yang

terserang penyakit, karena air ini dapat menyebabkan tanaman cabai yang sehat

akan segera tertular, dan bukan air yang berasal dari limbah pabrik yang

berbahaya bagi tanaman cabai.


3. Iklim
Faktor iklim yang penting dalam usaha budidaya cabai rawit ( Capsicum

frutescens L. ) adalah angin, curah hujan, cahaya matahari, suhu dan kelembaban.

Angin sepoi-sepoi akan membawa uap air dan melindungi tanaman dari terik

matahari sehingga pengguapan yang berlebihan akan berkurang. Selain lebih,

angin juga berperan penting sebagai perantara penyerbukan, namun angin yang

kencang justru akan merusak tanaman. Curah hujan yang diperlukan adalah 1500-

2500 mm/tahun. Tanaman dapat tumbuh dan berproduksi baik pada iklim A, B, C,

dan D (tipe iklim menurut Schmid dan Ferguson).


Kelembaban relatif yang di perlukan 80% dan sirkulasi udara yang lancar.

Hujan yang terlalu deras akan mengakibatkan bunga tidak terbukti dan banyak

rontok.Lamanya penyinaran (foto periodisitas) yang dibutuhkan tanaman cabai

antara 10-12 jam/hari, intensitas cahaya ini dibutuhkan untuk fotosintesis,

pembentukan bunga, pembentukan buah dan pemasakan buah. Suhu untuk

perkecambahan benih paling baik anatara 25-30 ◦c. Suhu optimal untuk

pertumbuhan adalah 24-28 ◦c. Pada suhu <150 Oc>32 ◦C buah yang dihasilkan

kurang baik,suhu yang terlalu dingin menyebabkan pertumbuhan tanaman

terhambat , pembentukan bunga kurang sempurna, dan pemasakan buah lebih

lama.
D. Pupuk NPK Rusia
Pupuk NPK Rusia atau pupuk terpadu adalah prakara seorang

industriawan sejati. Beliau adalah Ir.Rauf Purnama. Ia adalah pionir dalam


pengembangan pupuk majemuk ini. Ia adalah seorang yang suka berinovasi

sehingga kepoloporannya mampu meningkatkan produksi pertanian.Pupuk Rusia

sebagaimana yang disebutkan sebelumnya merupakan pupuk majemuk, yang

terdiri atas berbagai zat penambah unsur hara alami. Komposisi pupuk Rusia yang

mendasar terdiri atas Nitrogen (N):16%, fosfat (P205):16%, kalium (K20):16%,

sulfur (S):10%, kadar air maksimal :2%.


Pupuk NPK Rusia atau dikenal pula dengan sebutan pupuk N dalam PK

adalah pupuk yang terdiri atas lebih dari satu unsur hara utama. Unsur hara

tersebut bisa NP.NK dan NPK.


Pupuk ini dibuat dari UREA, AMMONIUM, ZA, DAP, MAP, TSP, KCL,

ZK, PHOSFAT, ZEOLIT, DOLOMIT, KIESERIT, TE, serta tambahan zat lain.

Kekayaan kandungan zat dalam pupuk ini memungkinkan pemupukan terpadu

atas tanaman.Tanaman tidak perlu dipupuk dengan berbagai jenis pupuk,hanya

perlu satu saja.pupuk NPK RUSIA mempermudah petani dalam jenis pemupukan

tanaman. Bentuk pupuk NPK RUSIA berupa butiran dan berwarna biru tua.

pupuk ini dikemas dalam karung 20 sampai 50 kg.sifat pupuk NPK RUSIA di

antaranya higroskopis. Sifat tersebut membuatnya mudah larut dalam air dan

diserap oleh tanaman. Selain kandungan daras di atas, suatu perusahaan pupuk

dapat pula menambah berbagai zat lain yang berfungsi untuk meningkatkan

kinerja unsur hara tanah. Ibarat obat , pupuk dalam perangsang kerja tanah

terhadap kesuburan tanaman.

Pupuk NPK Rusia 16-16-16 mengandung unsur hara sebagai berikut:

 N (Nitrogen) : 16% (Nitrat Nitrogen 6,4%, Amonium Nitrogen 9,6%)


 P2O5 (Phospate) : 16%

 K2O (Potassium Oxide) : 16%

 CaO (Calcium Oxide) : 5%

 MgO (Magnesium Oxide) : 1%

Cara Aplikasi:

Aplikasi pupuk dengan cara ditimbun tanah, disebarkan ke permukaan

tanah atau dengan cara dilarutkan dalam air terlebih dahulu lalu disiramkan ke

akar tanaman.

Keunggulan:

1. Mengandung unsur hara seimbang N, P, K dilengkapi MgO dan CaO.

2. Mengandung Nitrat 7% sehingga cepat diserap tanaman, mempercepat

pertumbuhannya.

3. Sangat mudah larut dalam air sehingga bisa diaplikasikan sebagai pupuk

dasar maupun pupuk susulan terutama dengan cara kocoran atau penyiraman

melalui akar.
4. Unsur hara NPK mudah diserap tanaman, sehingga memacu pertumbuhan

tanaman pada masa vegetatif maupun generatif.

5. Bisa digunakan untuk memupuk berbagai tanaman, baik tanaman pangan

seperti padi dan jagung, hortikultura, sayuran, buah-buahan, bunga, palawija

maupun tanaman perkebunan.

Anjuran Pemupukan:

1. Cabe, melon/semangka, tomat: 25gr per pohon untuk pupuk dasar.

2. Kubis: 15gr per pohon untuk pupuk dasar.

3. Sawi: 150kg per hektar untuk pupuk dasar.

4. Kacang panjang: 250kg per hektar untuk pupuk dasar.

Untuk pupuk susulan tanaman yang masuk kelompok di atas:fase

vegetatif: 5 sendok makan NPK 16-16-16 + 2 sendok makan ULTRADAP:

larutkan dalam 10 ltr air dikocorkan untuk 50 tanaman. Fase generatif: 5 sendok

makan NPK 16-16-16 + 2 sendok makan MKP: larutkan dalam 10 ltr air

dikocorkan untuk 50 tanaman.

1. Kentang: 500kg per hektar untuk pupuk dasar. 150kg per hektar untuk pupuk

susulan.
2. Bawang merah: 300kg per hektar untuk pupuk dasar. 150kg per hektar untuk

pupuk susulan.

3. Kelapa Sawit TBM: 1,5kg per pohon per aplikasi, 3-4 kali pemupukan per

tahun.

4. Kelapa Sawit TM: 2kg per pohon per aplikasi, 3-4 kali pemupukan per tahun.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di Dusun Bakae, Desa Saukang, Kec.

Sinjai Timur , Kab. Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan

selama 3 bulan. Yaitu mulai bulan Maret sampai dengan Juni 2018.
B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit cabai rawit (

Capsicum frutescens L.) , pupuk kandang ayam, pupuk NPK Rusia, lebel, air, tali

rafia. Sedangkan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, garpu, parang,

pisau atau cutter, gunting, timbangan, meteran, ember, jergen, kamera, dan alat

tulis menulis.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk percobaan yang disusun

Rancangan Acak Kelompok ( RAK ), yang terdiri atas tiga ( 3 ) perlakuan yang

diulang sebanyak tiga ( 3 ) kali pada masing masing perlakuan terdiri dari 8 unit

sehingga terdapat 24 unit tanaman. Adapun susunan perlakuan yang dicobakan

adalah sebagai berikut.

N1 = 7,5 gr / tanaman

N2 = 10 gr / tanaman

N3 = 12,5 gr / tanaman
D. Pelaksanaan Penelitian

a) Penyemaian Benih

Biji CABAI harus disemaikan terlebih dulu dalam wadah berupa bak

plastik yang dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air dengan ukuran

1 m x 1 m. Wadah semai diisi media berupa campuran pupuk kandang, pasir

dan tanah dengan perbandingan 1:1:1, media semai disiapkan satu minggu

sebelum dilakukan persemaian. Sebelum benih disemaikan terlebih dahulu

direndam dengan air hangat. Benih di tabur secara merata pada permukaan

media persemaian dengan jarak 4 cm x 4 cm, selanjutnya ditutupi tanah

yang halus setebal 1-2 cm. Kemudian media semai disiram hingga lembab.

b) Pengolahan Lahan

Pengolahan tanah dilakukan setelah dibersihkan terlebih dahulu

rumput – rumput yang ada di areal pertanian. setelah keadaan lahan benar –

benar bersih maka dilakukan pengolahan tanah. pengolahan tanah

dilakukan dua kali yaitu pengolahan pertama dengan cara di garpu sedalam

20-30 cm,kemudian mencangkul tanah sedalam 20 – 30 cm. Maksud

pencangkulan tanah adalah untuk membalik tanah dan menggemburkan

tanah kemudian tanah dibiarkan selama 7 hari untuk mendapatkan sinar

matahari. Pengolahan kedua dengan menghancurkan gumpalan – gumpalan

tanah yang besar, agar diperoleh tanah yang gembur.

c) Persiapan bedengan
Pembuatan bedengan penelitian dilakukan setelah pengolahan

tanah/setelah gembur,knemudian pemberian pupuk kandang sebanyak 1,5

karung per bedengan.

d) Penanaman

Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 60 x 70 cm sehingga

terdapat 12 tanaman setiap bedengan. Tempat yang akan ditanami semai

dibuat lubang sedalam akar tunggang. Setelah ditanam segera disiram dan

diberi penutup pelepah pisang atau daun-daunan supaya tidak layu. Setelah

bibit cabai ditanam kemudian disiram air untuk menjaga kelembaban dalam

tanah dan kelembaban tanaman.

e. Pemelihaaan Tanaman

 Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari

dengan menggunakan ember, tetapi tidak dilakukan penyiraman pada saat musim

hujan berlangsung.

 Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh di sekitar

tanaman cabai pada setiap bedengan.Pencabutan gulma harus dilakukan secara

hati-hati agar tidak merusak tanaman cabai rawit.

 Penggemburan
Penggemburan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul di

setiap plot. Pada saat menggemburkan tanah dilakukan secara hati-hati dan tidak

terlalu dalam agar tidak merusak perakaran.

 Pemupukan

Tanaman cabai yang telah ditanam sekitar satu minggu dilakukan

pemupukan NPK Rusia . pemepukan dilakukan dengan cara larikan sesuai tajuk

daun terluar tanaman. Sedangkan pemupukan susulan dilakukan pada umur 30

hari.

 Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara mekanik. Yakni

pembentangan pagar jaring untuk menghindari dari serangan hama pengganggu

seperti ayam dan sapi

E. Parameter Pengamatan

Penelitian dilakukan dengan tiga (3) parameter pengamatan yaitu:

1. Tinggi Tanaman (cm),di ukur mulai pangkal batang sampai titik tumbuh .

Diukur selama percobaan.

2. Jumlah Daun (helai), dihitung tandan daun yang terbentuk sempurna.

Dihitung selama percobaan.

3. Kecepatan berbunga ( Hst ), dihiting mulai dari hari pertama tanam hingga

munculnya bunga pertama.

Vous aimerez peut-être aussi