Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) merupakan salah satu tanaman
hortikultura dari jenis sayuran yang memiliki buah kecil dengan rasa yang pedas.
Cabai jenis ini dibudidayakan oleh para petani karena banyak dibutuhkan
masyarakat, tidak hanya dalam skala rumah tangga, tetapi juga digunakan dalam
skala industri, dan dieksport ke luar negeri. Tanaman ini mempunyai banyak
manfaat terutama pada buahnya, yaitu sebagai bumbu masak, bahan campuran
industri makanan, dan sebagai bahan kosmetik. Selain buahnya, bagian lain dari
tanaman ini seperti batang, daun, dan akarnya juga dapat digunakan sebagai obat-
capsaicin, flavonoid, dan minyak esensial (Dahana dan Warisno, 2010). Sebagai
tanaman sayuran penting di Indonesia dari segi luar areal maupun produksinya,
tanaman cabai dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik dilahan basah (sawah)
(Agromedia, 2007).
Disamping sebagai konsumsi dalam negeri, cabe juga merupakan komoditi
eksport yang tinggi nilainya. Untuk memperoleh hasil yang lebih tinggi, banyak
unsur- unsur hara di dalam tanah, baik unsur hara makro maupun mikro.
Kebutuhan tanaman akan unsur hara dapat dipenuhi dengan pemupukan, dimana
pemupukan bertujuan untuk memperbaiki kesuburan tanah hingga pertumbuhan
bahan baku cabai (Setiadi et al., 2009). Cabai dapat sebagai penyebab tingginya
cabai di Indonesia masih rendah. Produksi cabai Nasional pada tahun 2010 yaitu
1.328.864 ton dengan luas panen 237.105 ha, berarti rata-rata hasil 5,60 ton ha -1.
Produksi cabai Provinsi Jambi pada tahun 2010 adalah 17.919 ton dengan luas
panen 3.676 ha dan rata-rata hasil 4,87 ton ha-1 (Badan Pusat Stastistik, 2011)
padahal tanaman cabai memiliki potensi hasil lebih dari 20 ton per hektar (Syukur
et al., 2009).
tahun terus meningkat, tahun 2009 produksinya sebesar 591.294 ton, sedangkan
pada tahun 2010 produksinya sebesar 521.704 ton. Setahun terahir ini produksi
harganya di pasaran seringkali lebih tinggi dari pada cabai jenis lainnya. Hal ini
dikarenakan tidak sedikit petani yang mengalami gagal panen. Terjadinya gagal
tanah dan hama yang berkembang di tengah udara lembab sehingga membuat
bunga, daun dan tanaman cabai rusak akhirnya mengakibatkan kegagalan panen
(Anonimus, 2011).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pertumbuhan tanaman Cabai Rawit ( Capsicum frutescens L. )
yang menggunakan Pupuk NPK Rusia (16 : 16 : 16) terhadap pertumbuhan dan
Terhadap salah satu pengaruh dosis terbaik pemberian pupuk NPK Rusia
pupuk NPK Rusia (16 : 16 : 16) terbaik terhadap pertumbuhan tanaman cabai
Hasil dari praktek ini di harapkan dapat menjadi bahan informasi untuk
TINJAUAN PUSTAKA
cengis, ceplik, atau cempling. Dalam bahasa Sunda cabai rawit disebut cengek.
Sementara orang-orang di Nias dan Gayo menyebutnya dengan nama lada limi
dan pentek. Secara internasional, cabai rawit dikenal dengan nama thai pepper
(Tjandra, 2011). Menurut Simpson (2010), klasifikasi cabai rawit adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum frutescens L.
B. Morfologi Tanaman Cabai Rawit ( Capsicum frutescens L. )
1. Batang
yang keras dan berkayu, berwarna hijau gelap, berbentuk bulat, halus dan
2. Daun
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun rata (tidak
3. Bunga
penyerbukan sendiri (self pollinated crop), namun dapat juga terjadi secara
4. Buah
dan rasa buah. Buah cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) dapat berbentuk bulat
ukuran panjang antara 2-2,5 cm dan lebar 5 mm. sedangkan cabai rawit (
Capsicum frutescens L. ) yang agak besar memiliki ukuran yang mencapai 3,5 cm
menyala/merah jingga (merah agak kuning) pada waktu masih muda,rasa buah
cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) kurang pedas, tetapi setelah masak
menjadi pedas.
5. Biji
melekat pada empulur. Ukuran biji cabai rawit ( Capsicum frutescens L. ) lebih
kecil dibandingkan dengan biji cabai besar. Biji-biji ini dapat digunakan dalam
6. Akar
yang tumbuh lurus ke pusat bumi dan akar serabut yang tumbuh menyebar ke
samping. Perakaran tanaman tidak dalam sehingga tanaman hanya dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, porous (mudah menyerap
gembur tidak terlalu liat , dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah
yang terlalu liat kurang baik karena sulit diolah, drainasenya jelek, pernafasan
akar tanaman dapat terganggu dan dapat menyulitkan akar dalam mengadopsi
unsur hara.
Tanah yang terlalu poros/banyak pasir juga kurang baik, karena mudah
tercucinya pupuk oleh air. Penambahan pupuk kandang 20-25 ton/ha dapat
memprbaiki tanah terlalu liat atau terlalu poros . Tanah yang mengandung unsur
hara yang optimum serta terbebas dari unsur-unsur toksik bisa dikatakan
mempunyai kesuburan kimia, tetapi bukan itu saja kesuburan fisik yang meliputi
keadaan air, oksigen, suhu tanah, dan ukuran pori tanah harus selalu seimbang dan
Ph, cendawan penyebab layu Fusarium dan cendawan penyebab rebah kecambah
seperti Rhizoctoma sp, Phythium sp. Berkembang baik pada tanah –tanah asam.
Cendawan yang hidup pada Ph>5,5 kehidupannya bersaing dengan bakteri, karena
penambahan kapur pertanian pada Ph rendah dan belerang (S) pada Ph tinggi.
2. Air
tanaman, air berperan dalam proses fotosintesis (pemasakan makanan) dan proses
layu dan akhirnya mati. Air yang diperlukan tanaman berasal dari mata air atau
sumber air yang bersih yang membawa mineral atau unsur hara yang dibutuhkan
tanaman, bukan air yang berasal dari suatu daerah penanaman cabai yang
terserang penyakit, karena air ini dapat menyebabkan tanaman cabai yang sehat
akan segera tertular, dan bukan air yang berasal dari limbah pabrik yang
frutescens L. ) adalah angin, curah hujan, cahaya matahari, suhu dan kelembaban.
Angin sepoi-sepoi akan membawa uap air dan melindungi tanaman dari terik
angin juga berperan penting sebagai perantara penyerbukan, namun angin yang
kencang justru akan merusak tanaman. Curah hujan yang diperlukan adalah 1500-
2500 mm/tahun. Tanaman dapat tumbuh dan berproduksi baik pada iklim A, B, C,
Hujan yang terlalu deras akan mengakibatkan bunga tidak terbukti dan banyak
perkecambahan benih paling baik anatara 25-30 ◦c. Suhu optimal untuk
pertumbuhan adalah 24-28 ◦c. Pada suhu <150 Oc>32 ◦C buah yang dihasilkan
lama.
D. Pupuk NPK Rusia
Pupuk NPK Rusia atau pupuk terpadu adalah prakara seorang
terdiri atas berbagai zat penambah unsur hara alami. Komposisi pupuk Rusia yang
adalah pupuk yang terdiri atas lebih dari satu unsur hara utama. Unsur hara
ZK, PHOSFAT, ZEOLIT, DOLOMIT, KIESERIT, TE, serta tambahan zat lain.
perlu satu saja.pupuk NPK RUSIA mempermudah petani dalam jenis pemupukan
tanaman. Bentuk pupuk NPK RUSIA berupa butiran dan berwarna biru tua.
pupuk ini dikemas dalam karung 20 sampai 50 kg.sifat pupuk NPK RUSIA di
antaranya higroskopis. Sifat tersebut membuatnya mudah larut dalam air dan
diserap oleh tanaman. Selain kandungan daras di atas, suatu perusahaan pupuk
dapat pula menambah berbagai zat lain yang berfungsi untuk meningkatkan
kinerja unsur hara tanah. Ibarat obat , pupuk dalam perangsang kerja tanah
Cara Aplikasi:
tanah atau dengan cara dilarutkan dalam air terlebih dahulu lalu disiramkan ke
akar tanaman.
Keunggulan:
pertumbuhannya.
3. Sangat mudah larut dalam air sehingga bisa diaplikasikan sebagai pupuk
dasar maupun pupuk susulan terutama dengan cara kocoran atau penyiraman
melalui akar.
4. Unsur hara NPK mudah diserap tanaman, sehingga memacu pertumbuhan
Anjuran Pemupukan:
larutkan dalam 10 ltr air dikocorkan untuk 50 tanaman. Fase generatif: 5 sendok
makan NPK 16-16-16 + 2 sendok makan MKP: larutkan dalam 10 ltr air
1. Kentang: 500kg per hektar untuk pupuk dasar. 150kg per hektar untuk pupuk
susulan.
2. Bawang merah: 300kg per hektar untuk pupuk dasar. 150kg per hektar untuk
pupuk susulan.
3. Kelapa Sawit TBM: 1,5kg per pohon per aplikasi, 3-4 kali pemupukan per
tahun.
4. Kelapa Sawit TM: 2kg per pohon per aplikasi, 3-4 kali pemupukan per tahun.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di Dusun Bakae, Desa Saukang, Kec.
Sinjai Timur , Kab. Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan
selama 3 bulan. Yaitu mulai bulan Maret sampai dengan Juni 2018.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit cabai rawit (
Capsicum frutescens L.) , pupuk kandang ayam, pupuk NPK Rusia, lebel, air, tali
rafia. Sedangkan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, garpu, parang,
pisau atau cutter, gunting, timbangan, meteran, ember, jergen, kamera, dan alat
tulis menulis.
C. Metode Penelitian
Rancangan Acak Kelompok ( RAK ), yang terdiri atas tiga ( 3 ) perlakuan yang
diulang sebanyak tiga ( 3 ) kali pada masing masing perlakuan terdiri dari 8 unit
N1 = 7,5 gr / tanaman
N2 = 10 gr / tanaman
N3 = 12,5 gr / tanaman
D. Pelaksanaan Penelitian
a) Penyemaian Benih
Biji CABAI harus disemaikan terlebih dulu dalam wadah berupa bak
plastik yang dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air dengan ukuran
dan tanah dengan perbandingan 1:1:1, media semai disiapkan satu minggu
direndam dengan air hangat. Benih di tabur secara merata pada permukaan
yang halus setebal 1-2 cm. Kemudian media semai disiram hingga lembab.
b) Pengolahan Lahan
rumput – rumput yang ada di areal pertanian. setelah keadaan lahan benar –
dilakukan dua kali yaitu pengolahan pertama dengan cara di garpu sedalam
c) Persiapan bedengan
Pembuatan bedengan penelitian dilakukan setelah pengolahan
d) Penanaman
dibuat lubang sedalam akar tunggang. Setelah ditanam segera disiram dan
diberi penutup pelepah pisang atau daun-daunan supaya tidak layu. Setelah
bibit cabai ditanam kemudian disiram air untuk menjaga kelembaban dalam
e. Pemelihaaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari
dengan menggunakan ember, tetapi tidak dilakukan penyiraman pada saat musim
hujan berlangsung.
Penyiangan
Penggemburan
Penggemburan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul di
setiap plot. Pada saat menggemburkan tanah dilakukan secara hati-hati dan tidak
Pemupukan
pemupukan NPK Rusia . pemepukan dilakukan dengan cara larikan sesuai tajuk
hari.
E. Parameter Pengamatan
1. Tinggi Tanaman (cm),di ukur mulai pangkal batang sampai titik tumbuh .
3. Kecepatan berbunga ( Hst ), dihiting mulai dari hari pertama tanam hingga