Vous êtes sur la page 1sur 14

ABSTRAK

Dala kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai fluida, baik itu fluida
cair maupun fluida gas. Suatu fluida sebenarnya memiliki bentuk aliran.
Praktikum reynold apparatus adalah praktikum yang dilakukan untuk mengetahui
jenis suatu aliran. Dari praktikum ini kita bisa mengetahui pola aliran yang terjadi
melalui pengamatan terhadap pola aliran tinta merah yang mengalir dalam pipa
transparan. Tujuannya adalah untuk memahami prinsip dasar reynold, dan untuk
memahami fenomena dalam pipa.

Pada percobaan reynold apparatus ini perlatan yang digunakan adalah bak
air transaparan, suplai air, pelimpah, pipa transparan, keran pengeluaran air,
tabung zat warna(dye), klep dan nozel injector. Dalam pelaksanaan praktikum ini
yang perlu dilakukan adalah debit air diatur dengan mengatur valve pada
flowmeter hingga debit air menjadi 30 liter/hour, valve tabung tinta warna merah
dibuka, pola aliran yang terjadi diamati, kemudain hasil pengamatan dicatat pada
lembar pengamatan yang tersedia, langkah-langkah tersebut diualang dengan
variasi debit air yang berbeda, kenaikan debit sebesar 10 liter/hour hingga
mencapai debit 250 liter/hour.

Dengan praktikum ini diharapkan praktikan dapat mengetahui prinsip


dasar bilangan Reynold. Selain itu, praktikan juga diharapkan mengetahui
fenomena aliran fluida dalam pipa dan menentukan jenis aliran apakah itu laminar
atau turbulen. Dengan mengetahui fenomena aliran fluida, diharapkan praktikan
dapat memanfaatkannya menjadi hal yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-
hari. Setelah mengetahui jenis suatu aliran, praktikan juga diharapkan dapat
memanfaatkan aliran tersebut. Sehingga nantinya hasil praktikum ini dapat
menjadi hal yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari

Kata Kunci : fluida, reynold, laminer, turbulen, aliran


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai fluida, baik itu fluida
cair maupun fluida gas. Fluida dapat berupa fluida statis ataupun fluida dinamis.
Fluida dinamis mempunyai bentuk aliran laminar atau turbulen. Aliran suatu
fluida dapat bermanfaat bagi kita dan dapat juga berbahaya atau merugikan.
Aliran yang membahayakan contohnya adalah aliran air yang sangat deras yang
dapat menghancurkan suatu bendungan. Sementara manfaat dari aliran contohnya
yaitu penggunaan aliran air untuk pembangkit listrik tenaga air.
Bentuk aliran tersebut didasarkan pada besarnya bilangan reynold yang
dimiliki aliran tersebut. Pada aliran yang berada dalam pipa, aliran turbulen akan
terbentuk ketika bilangan reynoldnya lebih dari 2300 (Re>2300). Sementara aliran
laminar akan terbentuk saat bilangan reynold yang dimilikinya kurang dari 2300
(Re<2300). Untuk mengetahui jenis aliran suatu fluida, dilakukanlah praktikum
reynold apparatus ini. Praktikum ini dilakukan pada fluida yang mengalir di dalam
suatu pipa.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam percobaan Reynold Apparatus adalah:
1. Bagaimana prinsip dasar bilangan reynold.
2. Bagaimana fenomena aliran fluida dalam pipa.

1.3 Tujuan Percobaan


Tujuan diadakannya percobaan reynold appararus ini adalah:
1. Untuk memahami prinsip dasar bilangan reynold.
2. Untuk memahami fenomena aliran fluida dalam pipa.

1.4 Batasan Masalah


Batasan Masalah pada percobaan reynold appararus ini adalah:
1. Steady flow
Steady flow adalah suatu kondisi di mana fluida yang mengalir dianggap tidak
memiliki perubahan kecepatan terhadap waktu selama fluida itu mengalir.
2. Incompressible flow
diabaikan, perubahan densitynya hanya sekitar 5 % dari harga utamanya.
3. Percobaan dilakukan pada suhu kamar
Percobaan dilakukan dalam suhu kamar (dijaga suhunya) untuk menjaga agar
properti fluida tidak berubah
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Fluida dan Jenis-jenisnya


Fluida adalah suatu zat yang akan terdeformasi secara terus menerus
apabila dikenai tegangan geser seberapapun kecilnya tegangan geser
tersebut.fluida dapat berupa gas atau cair. Fluida juga dapat berupa fluida statis
maupun fluida dinamis. Fluida memiliki sifat selalu mengikuti bentuk dari wadah
(tempat) dimana fluida tersebut berada. Ada dua jenis fluida, yaitu newtonian
fluid dan non-newtonian fluid.
Fluida Newtonian (newtonian fluid) adalah suatu fluida yang memiliki
kurva tegangan/regangan yang linier. Contoh umum dari fluida yang memiliki
karakteristik ini adalah air. Karakteristik dari fluida newtonian adalah fluida ini
akan terus mengalir sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada fluida tersebut. Hal
ini disebabkan karena viskositas dari suatu fluida newtonian tidak berubah ketika
terdapat gaya yang bekerja pada fluida. Viskositas dari suatu fluida newtonian
hanya bergantung pada temperatur dan tekanan. Sedangkan fluida non-newtonian
(non-newtonian fluid) adalah kebalikan dari fluida newtonian. Fluida non-
Newtonian adalah suatu fluida yang akan mengalami perubahan viskositas ketika
terdapat gaya yang bekerja pada fluida tersebut. Hal ini menyebabkan fluida non-
Newtonian tidak memiliki viskositas yang konstan. Jadi viskositas sangat
mempengaruhi fluida ini. Flida ini memerlukan tenaga yang cukup besar untuk
menggerakannya. Contoh dari fluida ini adalah pasta gigi.

2.2 Timelines, Pathlines, Streaklines, dan Streamlines


Timeline adalah garis atau lintasan yang dibentuk oleh sejumlah partikel
yang mengalir pada saat yang sama. Pathlines adalah lintasan yang dibentuk oleh
sebuah partikel yang bergerak dalam aliran.Sedangkan Streaklines adalah
gabungan lintasan dari sejumlah partikel yang bergerak,dimana identitas partikel
telah diketahui dan partikel itu pernah lewat titik yang sama. Sementara
streamlines (garis arus) adalah suatu garis yang digambarkan dalam suatu fluida
dimana selalu membuat sudut tangensial (garis singgung) setiap titiknya pada arah
dengan kecepatan tertentu. Untuk memperjelas penjelasan diatas, maka akan
diberikan gambar sebagai berikut :
Gambar 1.1 Timelines

Gambar 1.2 Pathlines

Gambar 1.3 Streaklines

Gambar 1.4 Streamlines

2.3 Fluid As Continum


Fluida sebagai continuum memiliki pengertian bahwa fluida terdiri dari molekul-
molekul makroskopik yang bergerak. Artinya setiap properti fluida diasumsikan
mempunyai harga tertentu pada setiap titik dalam ruang. Properti fluida terdiri dari
density (𝜌), kecepatan (∇), tekanan (p) dan temperatur (T). Fluida adalah suatu kontinum
yakni suatu bahan yang bersifat kontinu. Berusaha menempati seluruh ruangan tanpa ada
kosong. Oleh karena itu struktur molekuler dapat diabaikan sehingga fluida dengan
partikel yang sangat kecil sekalipun mesti terbentuk dari molekul-molekul yang sangat
banyak jumlahnya.
Continuum
Fluid mechanics

INVISCID
VISCOUS

LAMINAR TURBULEN

COMPRESSIBLE INCOMPRESSIBLE INTERNAL EXTERNAL

Gambar 1.5 Fluida sebagai continuum

Penjelasan bagian dari diagram fluid as continuum


1. Aliran Viscous dan Inviscid
Aliran viscous adalah gambar yang menggambarkan aliran viscous. Pada
gambar ini streamline melewati sebuah bola sehingga terbentuk beberapa aliran
fluida. Titik separasi adalah titik yang menghasilkan wake (daerah bertekanan
rendah yang dibentuk oleh terpisahnya Boundary Layer bagian atas dan bagian
bawah). Bila momentum yang digunakan untuk menggerakkan fluida sudah tidak
mampu lagi mengatasi gaya gesek dan tekanan balik (adverse pressure gradient).
Pada aliran ini viskositas fluida sangat berpengaruh sehingga menghasilkan
tegangan geser.
Aliran inviscous adalah aliran yang tidak menimbulkan gesekan. Sehingga
tidak ada wake yang timbul. Pada aliran ini viskositas fluida diasumsikan nol
sehingga tegangan geser tidak berpengaruh. Aliran viscous dan invicid dipisahkan
oleh boundary layer.

Gambar 1.6 Aliran Inviscous Gambar 1.7 Aliran Viscous


2. Aliran Laminar dan Turbulen
Aliran laminar adalah aliran dimana struktur alirannya dibentuk oleh partikel-
partikel fluida yang bergerak secara berlapis- lapis dimana setiap lapisan bergerak
diatas lapisan lainnya. Sedangkan aliran turbulen adalah aliran dimana partikel-
partikel fluida bergerak secara bercampur aduk dan acak, sehingga partikel
menumbuk partikel yang lainnya sehingga terjadi pertukaran energi.

Gambar 1.8 Aliran Laminar

Gambar 1.9 Aliran Turbulen

Gambar 2. Aliran laminar, turbulen,dan transisi

3. Aliran Internal dan Eksternal


Aliran Internal adalah aliran dimana fluida yang mengalir dilingkupi
secara penuh oleh suatu batas padat. Sedangkan aliran eksternal adalah aliran
dimana fluida melingkupi suatu bodi padat
4. Aliran Compressible dan Incompressible
Aliran Inkompresibel adalah Aliran dimana variasi densitas fluida yang mengalir
dapat di abaikan (ρ=konstan). Sedangkan aliran kompresibel adalah Aliran
dimana variasi densitas fluida yang mengalir cukup berarti dan tidak dapat
diabaikan ( tidak sama dengan konstan).

2.4 Gambar Aliran pada Pipa, Plat Datar, dan Silinder Pejal
Untuk memperjelas penjabaran pengertian dari jenis fluida yang mengalir,
disajikanlah gambar sebagai berikut :

Gambar 2.1 Aliran pada pipa

Gambar 2.2 Aliran pada plat datar


Gambar 2.3 Aliran pada silinder pejal

2.6 Penurunan Rumus Reynold Number


Untuk mengetahui pola aliran dengan menggunakan Reynold Number.
Reynold Number (Re) adalah bilangan tidak berdimensi.

𝜌∇𝐿
𝑅𝑒 = .......................................................................................................... (1.1)
𝜇

Keterangan :

vs = kecepatan fluida (m/s),

L = panjang pipa atau diameter pipa (m),

μ = viskositas (Ns/m2),

ρ = kerapatan (densitas) fluida (Kg/m3).

Kemudian Re dapat diturunkan sesuai dengan persamaan berikut ini :

𝜇 𝑘𝑔 𝑚3 𝑚2
𝑣 = 𝜌 = 𝑚.𝑠 × 𝑘𝑔 = 𝑠
∇𝐿 𝑚 𝑠
𝑅𝑒 = = × 𝑚 × = 0.. .................................................................................... (1.2)
𝑣 𝑠 𝑚2
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


1. Bak air transparan
2. Suplai air
3. Pelimpah
4. Pipa transparan (d = 24,5 mm)
5. Keran pengeluaran air
6. Tabung zat pewarna (dye)
7. Klep
3.2 Metodologi Percobaan
3.2.1 Skema Alat

Gambar 2.4 Skema Alat

3.2 Langkah Kerja


1. Debit air diatur dengan mengatur valve pada flow meter hingga 30 liter/hour.
2. Valve tabung tinta warna merah dibuka.
3. Pola aliran yang terjadi diamati setelah 30-60 detik.
4. Dicatat dan ulangi langkah tersebut hingga debit air 250 liter/hour dan di dapatkan
sampel percobaan sebanyak 23 data.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan
Di ket ahui :
𝑘𝑔⁄
𝜌𝑎𝑖𝑟 = 997 𝑚3
𝑟 = 12,25 𝑚𝑚 = 0,01225 𝑚

𝑄 = 100 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟⁄𝑗𝑎𝑚

𝜇26℃ = 0.000871 𝑁 . 𝑠⁄𝑚2

J awab :

𝐴 = 𝜋 𝑟2

𝐴 = 3.14 (0.01225 𝑚)2

𝐴 = 4,71 × 10−4 𝑚2
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 10−3 𝑚3 𝑗𝑎𝑚
𝑄 = 90 𝑗𝑎𝑚 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 3600 𝑠

𝑚3
𝑄 = 2.5 × 10−5 𝑠

𝑄 =𝐴𝑣
𝑄
𝑣= 𝐴

𝑚3
2.5×10−5
𝑠
𝑣= 4.71 × 10−4 𝑚2

𝑣 = 0.053 𝑚⁄𝑠
𝜌𝑣𝑑
𝑅𝑒 = 𝜇26℃

𝑘𝑔
997 ⁄ 3 0.053 𝑚⁄𝑠 0.0245 𝑚
𝑚
𝑅𝑒 = 𝑅𝑒 = 1451,23
0.000893 𝑁 .𝑠⁄ 2
𝑚
4.2 Pembahasan

Bilangan reynolds adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskos
yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi
aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang
berbeda, jenis aliran yang dimaksud disini adalah laminar dan turbulen. aliran
laminer adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan yang
membentuk garis-garis alir dan tidak berpotongan satu sama lain. Contohnya
adalah aliran lambat dari cairan kental. Aliran turbulen adalah aliran fluida yang
partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan
berfluktuasi yang saling interaksi. Pada pipa, suatu aliran dikatakan mempunyai
kondisi turbulen apabila bilangan reynolds (Re) yang dimiliki lebih dari 2300
(Re>2300) dan dikatakan laminar apabila bilangan reynolds (Re) yang dimiliki
kurang dari 2300 (Re<2300). Sedangkan untuk aliran yang melalui dua plat datar
dikatakan turbulen apabila bilangan reynolds yang dimiliki lebih dari 1400
(Re>1400) dan dikatakan laminar apabila bilangan reynolds yang dimiliki kurang
dari 1400 (Re<1400). Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak
berdimensi yang paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti
halnya dengan bilangan tak berdimensi lain, untuk memberikan kriteria untuk
menentukan dynamic similitude. Jika dua pola aliran yang mirip secara geometris,
mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula, memiliki nilai
bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya disebut memiliki kemiripan
dinamis. Bilangan reynolds dapat dicari dengan persamaan atau rumus 1.1 yang
ada pada dasar teori.

Pada praktikum reynold apparatus yang telah dilakukan, kami


menggunakan beberapa alat dan bahan. Alat yang kami gunakan terdiri dari yang
terdiri dari bak air transparan, pipa pemasukan air ke bak, pembuang kelebihan air
yang digunakan untuk mempertahankan tinggi muka air, pipa transparan
berdiameter 25 mm, tangki zat pewarna, pengatur aliran zat warna, dan nozzle zat
pewarna. Sementara bahan yang kami gunakan adalah zat pewarna berwarna
merah, dan air. Sementara itu, langkah-langkah yang kami lakukan pada saat
praktikum yaitu pertama debit air diatur dengan mengatur valve pada flow meter
hingga debit air menjadi 30 liter/jam. Lalu valve tabung tinta warna merah (tangki
zat warna) dibuka. Kemudian pola aliran yang terjadi pada pipa transparan
berdiameter 25 mm diamati. Lalu hasil pengamatan dicatat pada lembar
pengamatan. Kemudian langkah pertama sampai langkah keempat diulangi
dengan variasi debit air yang berbeda. Kenaikan debit air adalah 10 liter/jam
hingga debit air 250 liter/jam. Sebelum mengulangi langkah satu sampai empat,
pastikan sudah tidak ada aliran tinta warna merah pada pipa transparan
berdiameter 25 mm. Pada saat pengamatan, kendala yang kami alami adalah
tingkat transparansi pipa transparan berdiameter 25 mm yang digunakan tidak
terlalu jelas. di bagian bawah dari pipa tersebut terdapat kotoran berwarna coklat
yang mempersulit pengamatan yang dilakukan. Selain itu, kendala yang kami
alami adalah sulitnya mengamati aliran yang terbentuk karena aliran tinta yang
kami alami cukup kecil, jadi butuh ketelitian tinggi dan kesabaran pada saat
melakukan pengamatan.

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan pada aliran air dengan debit 30
liter/jam sampai 250 liter/jam, didapatlah data mengenai jenis aliran yang
terbentuk. Data yang kami dapatkan memperlihatkan bahwa jenis aliran pada
debit 30 liter/jam sampai 80 liter/jam adalah laminar. Sementara jenis aliran pada
debit 90 liter/jam sampai 250 liter/jam adalah turbulen. Untuk membuktikan
pengamatan yang kami lakukan, langkah yang kami lakukan adalah
membandingkan hasil pengamatan dengan hasil perhitungan. Pada langkah
perhitungan ini, dicarilah bilangan reynold (Re) untuk menentukan aliran yang
terbentuk. Sesuai dengan teori bahwa aliran dalam pipa akan berjenis turbulen
apabila bilangan reynoldnya lebih dari 2300 dan aliran tersebut akan berjenis
laminar apabila bilangan reynoldnya kurang dari 2300. Setelah dilakukan
perhitungan, didapatlah bilangan reynold yang kemudian digunakan untuk
menentukan jenis aliran. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan,
didapatlah data jika aliran laminar terbentuk pada debit 30 liter/jam sampai 140
liter/jam dan aliran turbulen terbentuk pada debit 150 liter/jam sampai 250
liter/jam. Kemudian data hasil pengamatan dan hasil perhitungan dibandingkan.
Setelah dibandingkan, didapatkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan data
antara data hasil pengamatan dan hasil perhitungan. Perbedaan tersebut terletak
pada data dengan debit 90 liter/jam sampai 140 liter/jam. Pada pengamatan, aliran
yang terbentuk pada debit 90 liter/jam sampai 140 liter/jam adalah aliran turbulen,
namun menurut bilangan reynold yang diperoleh pada saat dilakukan perhitungan,
aliran yang terbentuk pada debit 90 liter/jam sampai 140 liter/jam adalah aliran
laminar. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya ketelitian pada saat
melakukan pengamatan aliran yang terbentuk di dalam pipa transparan
berdiameter 25 mm. Selain itu dapat terjadi juga karena pipa penyemprot tinta
warna tersumbat. Selain itu debit air yang tidak stabil juga dapat mempengaruhi
ketidak akuratan data yang didapatkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Bedasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Bilangan reynold dapat digunakan untuk menentukan jenis suatu aliran fluida.
jenis aliran yang dimaksud adalah aliran laminar atau aliran turbulen. Apabila
ditarik kesimpulan dari rumus bilangan reynold, dapat diketahui jika
hubungan bilangan reynold dan debit air berbanding lurus dengan luas
penampang pipa, kecepatan aliran, dan massa jenis fluida dan berbanding
terbalik oleh viskositas.
2. Fenomena aliran dalam pipa ada dua yaitu laminar dan turbulen. Dari hasil
percobaan dan teori terdapat perbedaan aliran yang didapatkan1. Aliran
bersifat laminar jika bilangan raynold yang dimiliki kurang dari 2300
(Re<2300) dan bersifat turbulen jika bilangan reynold yang dimiliki lebih dari
2300 (Re>2300)
5.2 Saran
Setelah dilakukan percobaan, didapat beberapa saran untuk meningkatkan
keakuratan data pada praktikum selanjutnya, yaitu:
1. Persiapkan terlebih dahulu alat yang akan digunakan untuk praktikum
dengan baik
2. Persiapkan materi yang berkaitan dengan presentasi
3. Jangan terburu-buru dan lakukan pengamatan tersebut dengan teliti
LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Tabel praktikum reynold apparatus

Jenis Aliran
Debit Massa Jenis Viskositas Re Hasil
No
(Liter/jam) Air (Kg/m3) (Nsm-2 ) Perhitungan Perhitungan Pengamatan
1 30 997 8,93 x 10-4 483,74 Laminar Laminar
2 40 997 8,93 x 10-4 644,99 Laminar Laminar
3 50 997 8,93 x 10-4 806,24 Laminar Laminar
4 60 997 8,93 x 10-4 967,49 Laminar Laminar
5 70 997 8,93 x 10-4 1128,73 Laminar Laminar
6 80 997 8,93 x 10-4 1289,98 Laminar Laminar
7 90 997 8,93 x 10-4 1451,23 Laminar Turubulen
8 100 997 8,93 x 10-4 1612,48 Laminar Turubulen
9 110 997 8,93 x 10-4 1773,72 Laminar Turubulen
10 120 997 8,93 x 10-4 1934,97 Laminar Turubulen
11 130 997 8,93 x 10-4 2096,22 Laminar Turubulen
12 140 997 8,93 x 10-4 2257,47 Laminar Turubulen
13 150 997 8,93 x 10-4 2418,72 Turubulen Turubulen
14 160 997 8,93 x 10-4 2579,96 Turubulen Turubulen
15 170 997 8,93 x 10-4 2741,21 Turubulen Turubulen
16 180 997 8,93 x 10-4 2902,46 Turubulen Turubulen
17 190 997 8,93 x 10-4 3063,71 Turubulen Turubulen
18 200 997 8,93 x 10-4 3224,95 Turubulen Turubulen
19 210 997 8,93 x 10-4 3386,20 Turubulen Turubulen
20 220 997 8,93 x 10-4 3547,45 Turubulen Turubulen
21 230 997 8,93 x 10-4 3708,70 Turubulen Turubulen
22 240 997 8,93 x 10-4 3896,95 Turubulen Turubulen
23 250 997 8,93 x 10-4 4031,19 Turubulen Turubulen

Vous aimerez peut-être aussi