Vous êtes sur la page 1sur 13

Retnowati

JARINGAN SOSIAL GEREJA KRISTEN JAWI WETAN


(GKJW) DENGAN PONDOK PESANTREN
DI MALANG JAWA TIMUR
Social Networks Between East Java Christian Churches (GKJW) and
Moslem Boarding Schools in Malang, East Java

RETNOWATI

RETNOWATI ABSTRAK
Dosen Fakultas Teologi
Universitas Kristen Satya Wacana +XEXQJDQ ,VODP GDQ .ULVWHQ GL ,QGRQHVLD VHODOX PHQDULN XQWXN GLEDKDV NDUHQD SHQXK GHQJDQ
Jl. Diponegoro GLQDPLND GDQ NRQÀLN 'DWD VHFDUD ODQJVXQJ GLSHUROHK GDUL 0XVOLP 3RQGRN 3HVDQWUHQ GDQ
No. 52 – 60 Salatiga .ULVWHQ *HUHMD .ULVWHQ -DZL :HWDQ GL 0DODQJ -DZD 7LPXU GHQJDQ FDUD ZDZDQFDUD
Telp. (0298) 321212, 321433
PHQGDODP SHQJDPDWDQ WHUOLEDW GDQ GLGXNXQJ GHQJDQ VWXGL NHSXVWDNDDQ $QDOLVLV GDWD
Faks (0298) 321433
e-mail: retno.uksw@gmail.com GLODNXNDQ GHQJDQ PHWRGH GHVNULSWLI NXDOLWDWLI 7HRUL \DQJ GLJXQDNDQ GDODP SHQHOLWLDQ LQL
Naskah diterima: 10 Januari 2013 DGDODK MDULQJDQ VRVLDO *.-: *HUHMD .ULVWHQ -DZL :HWDQ GDQ 3RQGRN 3HVDQWUHQ WHODK
Naskah direvisi: EHUKDVLO PHPEDQJXQ KXEXQJDQ GDQ MDULQJDQ \DQJ NRNRK XQWXN PHQMHPEDWDQL KXEXQJDQ
22 Pebruari - 3 Maret 2013 DQWDU DJDPD GL -DZD 7LPXU )DNWD PHQXQMXNNDQ EDKZD VXPEHU GD\D ORNDO PHPDLQNDQ
Naskah disetujui: 5 Maret 2013
SHUDQ XWDPD GDODP PHPEDQJXQ KXEXQJDQ \DQJ PHPXQJNLQNDQ DQWDU DJDPD GDQ
NHUMDVDPD EHUODQJVXQJ -DULQJDQ 0XVOLP .ULVWHQ \DQJ GLGLULNDQ ROHK 3RQGRN 3HVDQWUHQ
GDQ *.-: GL -DZD 7LPXU PHQXQMXNNDQ PHQLQJNDWQ\D NHVDGDUDQ SHQWLQJQ\D PHPEDQJXQ
KXEXQJDQ DQWDUD 0XVOLP GDQ .ULVWHQ 3URJUDP 6,., 6WXGL ,QWHQVLI .ULVWHQ GDQ ,VODP WHODK
PHQJDZDOL EHODMDU PHPDKDPL DJDPD DJDPD ODLQ -DULQJDQ VRVLDO LQL DGDODK WLWLN DZDO \DQJ
EDLN XQWXN PHPHFDKNDQ SHUPDVDODKDQ GDODP NHKLGXSDQ DQWDUXPDW EHUDJDPD 6,., WHODK
PHODNXNDQ GLDORJ NHKLGXSDQ \DQJ PHOLEDWNDQ 0XVOLP GDQ .ULVWHQ VHFDUD ODQJVXQJ PHODOXL
NHKDGLUDQ SHUVDKDEDWDQ GDQ SHQJDODPDQ KLGXS EHUVDPD OLYH LQ 'L VLQLODK SHQWLQJQ\D
NHUMDVDPD GDQ MDULQJDQ DQWDU XPDW EHUDJDPD GDQ DWDX LQVWLWXVL DJDPD GLODNXNDQ GDQ WHUXV
GLNHPEDQJNDQ
Kata kunci: -DULQJDQ 6RVLDO 0RGDO 6RVLDO *HUHMD 3RQGRN 3HVDQWUHQ

ABSTRACT
7KH UHODWLRQ RI 0RVOHPV DQG &KULVWLDQV LQ ,QGRQHVLD LV DOZD\V LQWHUHVWLQJ WR EH GLVFXVVHG
VLQFH LW LV ULGGOHG ZLWK G\QDPLFV DQG FRQÀLFWV 7KH GDWD DUH GLUHFWO\ REWDLQHG IURP WKH
0XVOLPV 0RVOHP %RDUGLQJ 6FKRROV DQG &KULVWLDQV (DVW -DYD &KULVWLDQ &KXUFKHV LQ 0D-
ODQJ (DVW -DYD E\ XVLQJ LQ GHSWK LQWHUYLHZV SDUWLFLSDWRU\ REVHUYDWLRQ DQG DUH VXSSRUW-
HG ZLWK ELEOLRJUDSKLFDO VWXGLHV 'DWD DQDO\VLV LV FDUULHG RXW LQ WKH GHVFULSWLYH TXDOLWDWLYH
PHWKRG 7KH WKHRU\ XVHG LQ WKLV UHVHDUFK LV WKH VRFLDO QHWZRUN *.-: (DVW -DYD &KULVWLDQ
&KXUFKHV DQG 3RQGRN 3HVDQWUHQ 0RVOHP %RDUGLQJ 6FKRROV KDYH VXFFHHGHG LQ HVWDEOLVK-
LQJ UHDOWLRQV DQG QHUWZRUNV UHVXOWLQJ LQ WKH IRUFHV WR EULGJH LQWHU UHOLJLRQV UHODWLRQ LQ (DVW
-DYD 7KH IDFW VKRZV WKDW ORFDO UHVRXUFHV SOD\ PDMRU UROHV LQ HVWDEOLVKLQJ UHODWLRQV WKDW
DOORZ LQWHU UHOLJLRQ FRRSHUDWLRQ WR WDNH SODFH 7KH 0RVOHP &KULVWLDQ QHWZRUN HVWDEOLVKHG
E\ WKH 3RQGRN 3HVDQWUHQ DQG WKH *.-: VKRZV WKH JURZLQJ DZDUHQHVV RI WKH LPSRUWDQFH
RI HVWDEOLVKLQJ UHODWLRQV DPRQJ 0RVOHPV DQG &KULVWLDQV 6,., SURJUDP ,QWHQVLYH 6WXG\
RI &KULVWLDQV DQG 0RVOHPV KDV VWDUWHG DQG OHDUQW WR XQGHUVWDQG RWKHU UHOLJLRQV 7KLV
VRFLDO QHWZRUN LV D JRRG VWDUWLQJ SRLQW WR VROYH WKH SUREOHPV WKDW KDG EHHQ WKH EXUGHQ RI
LQWHU UHOLJLRQV OLYHV 6,., KDV FRQGXFWHG WKH GLDORJXH RI OLIH GLUHFWO\ LQYROYLQJ 0RVOHPV DQG
&KULVWLDQV ZLWK WKH SUHVHQFH IHOORZVKLS DQG OLYH LQ DFWLYLW\ 7KLV LV WKH LPSRUWHQFH RI ZK\
LQWHU UHOLJLRQ DQG RU UHOLJLRQ LQVWLWXWLRQV FRRSHUDWLRQ DQG QHWZRUN QHHG WR EH FDUULHG RXW
DQG PDLQWDLQHG
Keywords 6RFLDO 1HWZRUN 6RFLDO &DSLWDO &KXUFKHV 0RVOHP %RDUGLQJ 6FKRROV

Jurnal “Analisa” Volume 20 Nomor 01 Juni 2013 37


Jaringan Sosial Gereja Kristen Jawi Wetan (Gkjw) Dengan Pondok Pesantren Di Malang Jawa Timur

PENDAHULUAN harta dan infrastruktur, gedung gereja, masjid,


sekolah, perkantoran dan lain sebagainya, na-
Latar Belakang
mun juga nyawa, yang hanya menyisakan luka
Hubungan Islam dan Kristen di Indonesia DQDN DQDN EDQJVD 8WRPR
selalu menarik untuk dibicarakan karena kedua
Jawa Timur dapat dijadikan sebagai EDUR
agama ini memang mempunyai hubungan yang
PHWHU untuk melihat potret hubungan antar
diwarnai oleh berbagai dinamika dan rentan
kedua kelompok agama, dalam hal ini Islam dan
NRQÀLN +XEXQJDQ \DQJ PHQJDODPL NHWHJDQJDQ
Kristen di Indonesia, karena Jawa Timur dapat
tersebut mulai terjadi ketika muncul gerakan pu-
disebut sebagai wilayah basis Islam, khususnya
UL¿NDVL GLNDODQJDQ ,VODP .ULVWHQ
1DKGDOXO 8ODPD 18 . Di Jawa Timur terdapat
Sejak paruh kedua abad ke-19 sudah ter- banyak pondok pesantren dan organisasi Islam
MDGL NRQÀLN NRQÀLN DQWDUD ,VODP GDQ .ULVWHQ NKX- baik modern maupun tradisional. Kehadiran pon-
VXVQ\D GL -DZD 7LPXU .RQÀLN LQL WDPSDN MHODV dok pesantren di Jawa Timur yang berjumlah pu-
pada kuburan, karena kuburan mempunyai arti luhan bahkan ratusan ini mempunyai pengaruh
mistis teologis. Orang-orang Islam dan Kristen sangat kuat di tengah masyarakat. Sementara
yang tadinya dikuburkan dalam suatu kompleks itu gereja-gereja Kristen maupun Katolik, juga
tertentu, akhirnya harus dipindahkan ke kuburan gereja-gereja Pentakosta, Karismatik, Injili dan
yang terpisah. Dengan kata lain VFKRFN EUHDNHU sebagainya, semakin berkembang di Jawa Timur,
dari budaya asli semakin tumpul sehingga yang khususnya di kota Malang dan Surabaya.
terjadi adalah bentrokan-bentrokan terbuka
Pengalaman Jawa Timur dalam mengupaya-
antara dua agama monotheis yang semakin bero-
kan kerjasama antar umat beragama diawali oleh
rientasi kepada yang ada di luar negeri, dalam hal
pimpinan pesantren dan pimpinan gereja/pende-
ini Belanda dan Arab. Dalam perkembangannya
ta Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Hubung-
agama sering dipolitisir, pemeluk agama yang
an tersebut selanjutnya diteruskan pada tataran
satu diadu dengan pemeluk agama lain untuk
umat. Menarik karena di Jawa Timur, pesantren
kepentingan politik. Pada titik inilah agama telah
dan gereja, dalam hal ini GKJW berhasil mem-
menjadi lahan yang paling empuk untuk diadu
bangun relasi, jaringan dan persaudaraan yang
domba, demi untuk kepentingan-kepentingan
cukup kuat sehingga hubungan kedua umat be-
tertentu (Dokumen SIKI, 1999).
ragama tersebut dapat dikatakan cukup harmo-
Di Indonesia hubungan antar pemeluk nis.
agama nampak terjadi eskalasi yang makin meng-
Pesantren sebagai lembaga pendidikan dapat
khawatirkan. Khususnya di Jawa Timur, dimulai
dipandang sebagai lingkungan yang khusus. Wa-
dengan ketegangan di sana sini yang berlanjut
hid (1977) meringkas nilai-nilai yang berlaku di
dengan penutupan beberapa rumah kebaktian
pesantren sebagai berikut: hidup dipandang se-
yang dianggap tanpa ijin pendiriannya, kemu-
bagai ibadah, ajaran dari guru agama tidak dapat
dian meningkat dengan penghancuran dan pem-
dibantah karena ajaran tersebut adalah bagian
bakaran rumah-rumah ibadah seperti yang terja-
dari ibadah, cinta terhadap doktrin Islam: dedi-
di di daerah Pasuruan, Dampit (Malang Selatan),
kasi pada masalah-masalah agama dan kesinam-
Sempolan (daerah Jember), Surabaya, Situbondo
bungan semangat santri. Nilai-nilai ini ditambah
dan Keras (daerah Tulung Agung). Bahkan keru-
dengan kedudukan kiai yang selain menjadi guru
suhan tersebut terus berlanjut secara luas sep-
dan pemimpin pesantren sekaligus juga sebagai
erti di Tasikmalaya, Rengasdengklok, Ketapang
pemilik. Dalam hal ini umat menempatkan kiai
(Jakarta), Kupang, Ambon, Sambas, Poso dan
sebagai pemegang kekuasaan mutlak di lingkung-
VHEDJDLQ\D .RQÀLN WHUVHEXW VDQJDW PHPSHUL-
an pesantren. Dengan perkataan lain kiai dan
hatinkan, karena tidak hanya menelan kerugian
para pembantunya merupakan hirarki kekua-

38 Jurnal “Analisa” Volume 20 Nomor 01 Juni 2013


Retnowati

saan satu-satunya yang secara eksplisit diakui ingan Gereja, dalam hal ini GKJW dengan pon-
dalam lingkungan pesantren (Wahid, 1985:42). dok pesantren dan bagaimana kedua agama ini
Sementara Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) membangun jaringan. Penelitian ini menggu-
adalah lembaga Kristen atau biasa disebut perse- nakan pendekatan jaringan sosial untuk melihat
kutuan orang percaya yang bertugas melayani bagaimana hubungan antara Islam dan Kris-
umat manusia dan dunia agar mengalami damai ten di Jawa Timur, dan bagaimana memahami
sejahtera. Dalam kehidupan sehari-hari gereja situasi dan kondisi yang terjadi di dalamnya,
mempunyai tugas membina dan mengajarkan me-nyangkut kegiatan para santri di pesantren
kebenaran Firman Tuhan kepada umat, di sam- dan kegiatan jemaat di GKJW. Pendekatan jari-
ping melakukan berbagai kegiatan pelayanan ngan sosial digunakan untuk melihat bagaimana
baik di dalam maupun ke luar. strategi-strategi, kiat-kiat yang digunakan GKJW
dan pondok pesantren agar dapat tetap memper-
Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) yang
tahankan hubungan baik dan bagaimana kedua-
menjadi subyek penelitian ini adalah gereja yang
nya menghadapi perubahan sosial yang terjadi di
tumbuh dan berkembang di Jawa Timur sejak ta-
tengah masyarakat.
hun 1931 (awal abad 20). Sesuai dengan nama-
nya GKJW secara konsisten hanya berada di Jawa Rumusan Masalah
Timur. Karennya satu-satunya GKJW di seluruh
Bagaimana Gereja Kristen Jawi Wetan
dunia, hanya ada di Jawa Timur. Dilihat dari
(GKJW) dan pondok pesantren di Jawa Timur
sejarah lahirnya maka, GKJW termasuk gereja
menggunakan jaringan sosial yang dimiliki untuk
tertua (gereja induk) dibanding dengan muncul-
mengakses sumber daya lokal yang tersedia di
nya gereja-gereja lain yang ada di wilayah Jawa
lingkungannya, dalam upaya mempertahankan
Timur. Bahkan dapat dikatakan GKJW merupa-
dan membangun kelangsungan hubungan Kris-
kan cikal bakal munculnya keKristenan di Jawa.
ten dan Islam?
Di sini disebut “Kristen Jawa” untuk menggam-
barkan bahwa keKristenan orang Jawa adalah Kerangka Teori tentang Jaringan Sosial
keKristenan yang tetap mengakar dalam konteks Jaringan sosial merupakan salah satu di-
budaya Jawa. mensi kapital sosial selain kepercayaan dan nor-
Selama ini gereja dan pondok pesantren ma. Konsep jaringan dalam kapital sosial lebih
diragukan kemampuannya dalam membangun memfokuskan pada aspek ikatan antar simpul
hubungan kerjasama, dalam pergaulan sehari- yang bisa berupa orang atau kelompok (organ-
hari masih ada perasaan saling curiga, VWHUHR isasi). Pengertian adanya hubungan sosial diikat
W\SH antara keduanya. Terlebih dengan ma- oleh adanya kepercayaan, di mana kepercayaan
raknya isue kekerasan, teroris, bom, dan sebagai- itu dipertahankan dan dijaga oleh norma-norma
nya yang mengkhawatirkan warga masyarakat yang ada. Pada konsep jaringan ini terdapat un-
umumnya dan orang Kristen khususnya. Tidak sur kerja yang melalui media hubungan sosial
adanya pemahaman dan pengenalan yang benar menjadi kerja sama.
dari pihak Kristen terhadap pondok pesantren Jaringan sosial terbentuk karena adanya
dan pihak Islam terhadap gereja menghasilkan rasa saling tahu, saling menginformasikan, sa-
prasangka negatif dan bahkan kesalahpahaman ling mengingatkan, dan saling membantu dalam
di antara kedua umat beragama ini. Karena itu melaksanakan atau mengatasi sesuatu. Intinya
dibutuhkan upaya bersama untuk membangun konsep jaringan dalam kapital sosial menunjuk
hubungan persaudaraan yang lebih baik antara pada semua hubungan dengan orang atau ke-
keduanya. lompok lain yang memungkinkan suatu kegiatan
Dengan penjelasan di atas, maka posisi yang GDSDW EHUMDODQ VHFDUD H¿VLHQ GDQ HIHNWLI 6HODQ-
saya tentukan dalam penelitian ini adalah, jar- jutnya jaringan itu sendiri dapat dibentuk dari

Jurnal “Analisa” Volume 20 Nomor 01 Juni 2013 39


Jaringan Sosial Gereja Kristen Jawi Wetan (Gkjw) Dengan Pondok Pesantren Di Malang Jawa Timur

hubungan antar personal, antar individu dengan ¿N \DQJ WHUEHQWXN GLDQWDUD VHNHORPSRN RUDQJ
institusi serta jaringan antar institusi. yang karakteristik hubungan-hubungan tersebut
berguna untuk menafsirkan motif-motif prilaku
Sementara jaringan sosial (QHWZRUNV)
sosial dari orang-orang yang terlibat di dalamnya.
merupakan demensi yang bisa saja memerlu-
Penelitian ini dipakai dalam rangka mengatasi
kan dukungan dua dimensi lainnya karena kerja
kekurangan analisis struktural fungsional (Mitch-
sama atau jaringan sosial tidak akan terwujud
ell, 1969:8). Jaringan sosial memiliki kelebihan-
tanpa dilandasi norma dan rasa saling percaya.
kelebihan yaitu, (1) bisa melewati atau menero-
Dalam menganalisis jaringan sosial juga perlu
bos batas-batas yang tidak dapat dijangkau oleh
diperhatikan tentang gagasan mengenai pe-
batas-batas formal (2) jaringan sosial bisa mema-
ngaruh struktur sosial, terutama yang dibentuk
hami struktur sosial dan kebudayaan secara lebih
berdasarkan jaringan yang berdasarkan manfaat
pasti (3) bisa meneliti hal-hal yang tersembunyi
ekonomis, khususnya menyangkut kualitas in-
dalam masyarakat yang diteliti (4) bisa masuk ke
formasi. Empat prinsip utama yang yang melan-
jantung masyarakat yang diteliti.
dasi pemikiran mengenai adanya hubungan dan
pengaruh antara jaringan sosial dengan manfaat Dalam hal ini, Barnes (1954: 55-57) me-
ekonomi yaitu, (1) norma dan kepadatan jaring- ngatakan bahwa hubungan sosial yang dapat
an (2) lemah atau kuatnya ikatan menyangkut dimasuki oleh masing-masing individu ada dua
manfaat ekonomi ternyata cendrung didapat dari macam yakni, MDULQJDQ WRWDO GDQ MDULQJDQ EDJL-
jalinan ikatan yang lemah. Dalam konteks ini di- an. Jaringan total adalah keseluruhan jaringan
jelaskan bahwa pada tataran empiris informasi yang dipunyai seseorang dan meliputi bermacam
baru misalnya akan cenderung didapat dari ke- kontras atau bidang kehidupan dalam masya-
nalan baru dibandingkan dengan teman dekat rakat, sedangkan jaringan bagian adalah jari-
yang umumnya memiliki wawasan yang hampir ngan yang dipunyai oleh seseorang terbatas pada
sama dengan individu, kenalan baru relatif mem- bidang kehidupan tertentu seperti jaringan poli-
buka cakrawala dunia luar individu (3). Peran lu- tik, jaringan kekerabatan, jaringan ketetanggaan,
bang struktur (VWUXFWXUDO KROHV) yang berada di jaringan pertemanan dan jaringan keagamaan.
luar ikatan lemah ataupun ikatan kuat yang ter- Dalam konteks penelitian ini jaringan antara
nyata berkonstribusi untuk menjembatani relasi gereja dan pondok pesantren termasuk jaringan
individu dengan pihak luar. (4) intrepetasi terha- bagian.
dap tindakan ekonomi dan non-ekonomis yang
Bila seseorang memiliki mobilitas diri
dilakukan dalam kehidupan sosial individu yang
yang cukup baik untuk mengadakan hubungan-
ternyata mempengaruhi tindakan ekonominya.
hubungan sosial yang luas, maka hal itu berarti
Pendekatan jaringan sosial memiliki signi- ia mempunyai sejumlah jaringan. Hal ini juga
¿NDQVL NHWLND DGD GLPHQVL GLPHQVL \DQJ WHUVHP- mengandung arti bahwa seseorang tersebut akan
bunyi dalam masyarakat serta belum terungkap memiliki sejumlah pengelompokan dan kestatu-
dan luput dari perhatian pendekatan struktur so- san sosial, sesuai dengan waktu, ruang, situasi
sial. Meskipun dalam teori struktur sosial din- dan kebutuhan atau tujuan yang akan dicapainya.
yatakan oleh tokohnya Redcliffe Brown bahwa Dengan demikian keanggotaan seseorang dalam
masyarakat merupakan jaringan dari jaringan- VXDWX MDULQJDQ VRVLDO EHUVLIDW ÀHNVLEHO GDQ GLQD-
jaringan sosial (Brown, 1968: 90), namun dalam mis, serta selalu terkait dengan jaringan sosial
perkembangannya konsep-konsep tersebut yang kompleks. Bila seseorang memasuki sejum-
diperbaiki oleh para ahli tentang jaringan sosial lah jaringan sosial yang berbeda-beda sesuai de-
yang lain. ngan fungsinya, maka ia memasuki struktur so-
sial yang berbeda pula. Oleh sebab itu salah satu
Menurut Mitchell (1969: 1-2), jaringan sosial
aspek utama dalam kajian jaringan sosial tidak
adalah seperangkat hubungan khusus atau spesi-

40 Jurnal “Analisa” Volume 20 Nomor 01 Juni 2013


Retnowati

terletak semata-mata pada atribut para pelaku- konsep yang kedua memberi penekanan me-
nya, tetapi juga pada karakteristik dan pola-pola ngenai lokasi atau sumber kapital sosial berada
hubungan di antara mereka yang ada di dalam pada jaringan sosial atau karakteristik sosial.
jaringan sosial untuk memahami dasar atau latar Dalam jaringan sosial setiap individu dapat sa-
belakang prilaku mereka itu (Mitchell, 1969:4). ling belajar melalui pengalamannya masing-ma-
sing, memilih dan mengembangkan hubungan-
Karakteristik jaringan sosial juga berpe-
hubungan sosial yang tersedia dalam masya-
ngaruh terhadap penguasaan dan pemanfaatan
rakat, disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan
sumber daya sosial. Pada dasarnya kapital sosial
yang ada pada diri individu atau kelompok yang
terdiri dari tiga dimensi utama yakni (1) keper-
bersangkutan.
cayaan WUXVW , norma, dan jaringan (QHWZRUN).
Berdasarkan sifatnya kapital sosial dapat bersi-
METODOLOGI PENELITIAN
fat mengikat (ERQGLQJ), menyambung (EULGJ-
LQJ) dan yang bersifat mengait (OLQNLQJ . Sifat Penelitian ini dilakukan di Jawa Timur, di
kapital sosial itu sangat kentara dalam dimensi Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) dan Pondok
jaringan sosial. Peran yang dimainkan jaringan Pesantren, di Jawa Timur. Pondok Pesantren
sosial dalam pembangunan tidak sama di setiap yang menjadi subyek penelitian adalah Pon-
wilayah. Hal ini menunjukkan bahwa kapital dok-pondok Pesantren di Jawa Timur, dengan
sosial juga bervariasi antar wilayah atau antar mengambil studi khusus di pondok pesantren
daearah, demikian juga dampak yang ditimbul- 6LURWXO )XTRKD Gondanglegi, Spanjang Turen
kannya sangat bervariasi. Aspek yang terakhir Jawa Timur. Penelitian dilakukan dengan meng-
ini sangat jarang dikemukakakn oleh ahli kapi- gunakan pendekatan kualitatif, dengan metode
tal sosial. Dengan demikian jaringan sosial juga wawancara mendalam dan pengamatan terlibat
bersifat lokal LQGLJHQHRXV atau mengandung di- terhadap, pendeta pimpinan gereja, warga gereja,
mensi kelokalan yang tak dapat digeneralisasikan kiai pimpinan pondok pesantren dan para santri.
dalam setiap kajadian. Observasi dilakukan dalam rangka menda-
Dengan mengacu pada kerangka konsep- patkan gambaran kegiatan umum yang terjadi
tual di atas, penelitian tentang jaringan pondok di GKJW dan pondok pesantren dengan cara
pesantren dan GKJW hendak menyoroti pen- PHQJ LGHQWL¿NDVLNDQ WHQWDQJ VLWXDVL GDQ NRQGLVL
tingnya potensi lokal dalam implementasi suatu wilayah penelitian. Gambaran kegiatan umum
jaringan sosial antar umat beragama. Gejala so- tersebut meliputi berbagai informasi tentang
sial berupa memudarnya pemberdayaan potensi kehidupan di lingkungan pesantren dan GKJW
lokal sesungguhnya merupakan suatu masalah yang diperoleh melalui serangkaian percakapan
sosiologis yang sangat mendasar yang antara umum dengan Jemaat dan pendeta GKJW, para
lain ditunjukkan oleh semakin terpinggirkannya kiai dan para santri pondok pesantren di Jawa
sumber daya lokal oleh arus globalisasi. Timur, juga penduduk yang tinggal di sekitar
GKJW dan pesantren. Informasi itu bermanfaat
Sumber daya lokal merupakan kapital so-
bagi saya sebagai peneliti yang memiliki penge-
sial yang mempunyai potensi-potensi yang patut
tahuan yang terbatas tentang keadaan, tempat
diperhitungkan. Kapital sosial dikonsepsikan se-
dan masyarakat yang hendak diteliti. Hal ini di-
bagai kuantitas dan kualitas sumber daya yang
sebut sebagai JUDQG WRXU REVHUYDWLRQ (Spradley,
oleh aktor (individu, kelompok atau komunitas)
1980:77-88)
dapat diakeses dan dimanfaatkan melalui posisi
atau lokasinya dalam jaringan sosial. Konsep di Keterlibatan peneliti dengan subyek peneli-
atas menjelaskan bahwa yang pertama mengan- tian dilakukan diantaranya, bergaul secara inten-
dung pengertian mengenai sumber kapital sosial sif, ngobrol, melakukan kegiatan bersama, ber-
dan dapat diakeses pada relasi sosial, sedangkan dialog baik secara formal maupun non-formal

Jurnal “Analisa” Volume 20 Nomor 01 Juni 2013 41


Jaringan Sosial Gereja Kristen Jawi Wetan (Gkjw) Dengan Pondok Pesantren Di Malang Jawa Timur

dengan santri, kiai, pendeta dan warga gereja, terjadi di Jawa Timur.
dalam hal ini GKJW. Peneliti juga mengamati
8SD\D XQWXN PHQJDWDVL KXEXQJDQ \DQJ
kehidupan sehari-hari Pondok pesantren dan ke-
kurang harmonis antara Islam dan Kristen ini
hidupan jemaat GKJW. Keterlibatan dilakukan
telah dilakukan oleh berbagai pihak. Sejarah me-
dengan subyek-subyek yang diamati seperti kiai,
nunjukkan bahwa pada akhir abad 19 dan awal
keluarga kiai, santri, alumni santri, beberapa
abad 20, hubungan keduanya berangsur-angsur
pengurus pondok pesantren 6LURWXO )RTRKD dan
menjadi baik dan mengalami “perkembangan”
masyarakat disekelilingnya juga lembaga-lem-
yang menggembirakan. 3HUWDPD orang Islam
baga keagamaan lainnya, sebagai anggota atau
menyadari adanya “ancaman” dari pihak Kris-
bagian dari jaringan sosial ponpes.
ten karena melihat adanya kemajuan kualitatif
Penelitian terhadap GKJW dilakukan dengan maupun kuantitatif. Selain itu pemerintah ko-
cara mengamati secara mendalam bagaimana re- lonial juga berpihak kepada gereja. Kesadaran
lasi, keterlibatan, pergaulan pendeta, keluarga ini diperkuat dengan munculnya kebangkitan
pendeta, warga gereja dengan kiai, santri. Penga- Islam yang bersamaan waktu dengan tumbuh-
matan juga dilakukan pada saat pimpinan atau nya kebangkitan nasional melawan pemerintah
pengurus GKJW melakukan kegiatan dengan kolonial. .HGXD, orang Kristen juga menyadari
pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya. bahwa Islam merupakan kekuatan besar yang su-
lit ditaklukan, maka timbul pemikiran dari pihak
HASIL DAN PEMBAHASAN Kristen untuk mengupayakan hubungan baik
Hubungan Islam dan Kristen di Jawa dengan Islam sambil terus berusaha memahami
Timur Islam melalui berbagai cara, salah satunya adalah
dialog dan kerjasama (Soetopo, 1999).
Pengalaman kehidupan beragama dalam hal
ini Islam dan Kristen sepanjang sejarah bangsa Dalam sejarah perjuangan bangsa mencapai
ini telah membuahkan berbagai dampak posi- kemerdekaan, orang Islam dan Kristen berjuang
tif maupun negatif. Dampak negatif yang terja- bersama demi mewujudkan kemerdekaan Indo-
di dalam relasi antara Islam dan Kristen perlu nesia. Perjuangan bersama sebagai sesama war-
disikapi secara serius agar tidak berkembang ga bangsa ini menjadi sarana bagi kedua umat
kearah yang lebih buruk. Salah satu cara untuk beragama tersebut untuk saling mengenal dan
memperbaiki hubungan kedua umat beragama menyadari bahwa mereka adalah saudara, se-
tersebut adalah dengan cara membuka jaring- bangsa dan setanah air. Perjuangan bersama un-
an yang memungkinkan terjadinya kerjasama, tuk mencapai kemerdekaan ini mampu menutup
saling mengingatkan, saling membantu dalam berbedaan-perbedaan yang ada. Karena itu tid-
melaksanakan atau mengatasi sesuatu,saling ber- aklah mengherankan kalau pada masa-masa awal
bagi informasi, mendukung dsb untuk kehidupan kemerdekaan hubungan Islam-Kristen berada
yang lebih baik bagi keduanya. dalam suasana harmonis. Namun dalam perkem-
bangannya, yaitu pada pasca perang kemer-
Penelitian ini akan menjelaskan bagaimana dekaan Indonesia, terjadi perselisihan di antara
kondisi riel masyarakat Indonesia, menyangkut pemeluk kedua umat beragama tersebut yang
hubungan antar umat beragama, khususnya Is- disebabkan oleh berbagai persoalan. Dalam hal
lam dan Kristen. Harus diakui hubungan Islam inilah kemudian disadari perlunya mengupaya-
dan Kristen di Indonesia masih menyimpan be- kan kekuatan bersama bertujuan mewujudkan
berapa kelemahan yang jika dibiarkan akan men- kehidupan beragama yang rukun di Indonesia.
datangkan kerugian pada kedua umat beragama
tersebut. Berdasar latar belakang tersebut pene- Ada begitu banyak program yang dilakukan
litian ini akan menjelaskan bagaimana bentuk- pemerintah seperti musyawarah-musyawarah di
bentuk relasi Islam dan Kristen khususnya yang bebarapa kota yang melibatkan pimpinan atau

42 Jurnal “Analisa” Volume 20 Nomor 01 Juni 2013


Retnowati

tokoh-tokoh agama, namun upaya ini nampak- susnya antara GKJW dan Pondok Pesantren ini
nya tidak membawa hasil yang diharapkan, diawali dengan program-program bersama yang
bahkan nampak mengalami kegagalan, karena menekankan dimungkinkannya terjadi dialog
pada kenyataannya umat beragama pada tataran antar kedua umat beragama tersebut. Dialog
JUDVV URRW belum tersentuh, masih berhenti pada antar umat Islam dan Kristen pada satu pihak
tataran elit dan masih sebatas pertemuan-per- memang ODKLU GDUL NRQGLVL -DZD 7LPXU dipi-
temuan formal bertujuan menciptakan NDPWLE- hak lain merupakan kebutuhan riel kehidupan
QDV NHDPDQDQ NHWHUWLEDQ PDV\DUDNDW dengan umat beragama di Jawa Timur. Hal ini tidak ter-
penyelenggaranya Departemen Agama, Departe- lepas dari apa yang terjadi di luar Jawa Timur,
men Dalam Negri dan Departemen Pertahanan khususnya dari hasil dari pertemuan-pertemuan
keamanan, dengan demikian masih nampak sa- dialog yang diprakarsai oleh Persekutuan Gereja
ngat HOLWLV. Kenyataan ini menunjukkan kega- –Gereja di Indonesia (PGI), Forum Komunikasi
galan pemerintah dan pimpinan agama dalam Kristen Indonesia (FKKI), dll yang juga dihadiri
mengupayakan kerukunan umat beragama yang oleh unsur-unsur Islam dan Kristen yang ada di
sesungguhnya karena belum menyentuh kebutu- wilayah Jawa Timur.
han umat beragama itu sendiri. Namun walau-
Dialog Islam dan Kristen Oleh Gereja
pun demikian perlu dihargai upaya-upaya para
Kristen Jawi Wetan (GKJW)
pemimpin agama tersebut, hanya saja masih
perlu dicari bentuk-bentuk musyawarah, diskusi Hubungan antara GKJW dan Pondok Pe-
dan pertemuan yang lebih banyak melibatkan santren berawal dari gerakan kecil dan seder-
umat beragama secara langsung dan harus dimu- hana yang dilakukan oleh kedua umat beragama,
lai dari kebutuhan umat beragama itu sendiri. dalam hal ini Islam dan Kristen. Gerakan terse-
but dilakukan secara serentak dari aras pimpinan
Berangkat dari kenyataan tersebut maka,
sampai warga jemaat. Di aras pimpinan secara
beberapa institusi agama dalam hal ini GKJW
rutin pimpinan GKJW mengadakan kunjung-
telah memikirkan bentuk hubungan antar umat
an silaturahmi kepada tokoh-tokoh organisasi,
beragama yang lebih riel, konkrit dan menyentuh
akademisi dan pondok-pondok pesantren. Si-
langsung persoalan umat di tengah masyarakat.
latu-rahmi tersebut dilakukan secara kekeluar-
Diawali oleh diskusi-diskusi, sarasehan, dialog
JDDQ ÀHNVLEHO PHQJDOLU ULQJDQ WDQSD GLEHEDQL
dan berbagai kegiatan yang lain kegiatan kedua
oleh agenda-agenda tertentu. Hubungan yang se-
umat beragama tersebut dilakukan. Diskusi-dis-
derhana ini kemudian berlanjut pada hubungan
kusi yang diselenggarakan tersebut mengangkat
yang lebih bersifat formal dan terprogram.
topik-topik tertentu yang relevan dengan berbagai
pergumulan yang sedang dihadapi umat. Dalam Salah satu bentuk hubungan kerjasama
hal inilah umat beragama diajak melihat secara antara Islam dan Kristen tersebut adalah, ker-
bersama-sama berbagai permasalahan yang be- MDVDPD *.-: GHQJDQ 3% 18 \DQJ GLPRWRUL ROHK
nar-benar terjadi di masyarakat. Diskusi-diskusi KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yaitu, Ge-
yang diselenggarakan tersebut tidak hanya ter- UDNDQ 0RUDO 1DVLRQDO yang terjadi pada tahun
batas pada agama Islam dan Kristen saja, namun .HJLDWDQ LQL GLGXNXQJ SHQXK ROHK 3% 18
juga melibatkan agama-agama lain, dalam hal ini Muhamadiah, PGI dan KWI. Selanjutnya hubu-
Katolik, Hindhu dan Budha. Kegiatan ini cukup ngan tersebut diteruskan dengan kegiatan-kegia-
memberikan kontribusi kepada pemerintah, khu- tan lain yang melibatkan baik pimpinan agama
susnya dalam rangka dialog dan pengenalan ten- maupun umat beragama. Dalam hal inilah GKJW
tang agama-agama. belajar bahwa untuk membangun relasi, persau-
daraan dan kerjasama dengan umat beragama
Permulaan dan perkembangan hubungan
lain dalam hal ini Islam, tidak bisa ditempuh
antara Islam dan Kristen di Jawa Timur khu-
secara instan, tetapi harus melalui proses yang

Jurnal “Analisa” Volume 20 Nomor 01 Juni 2013 43


Jaringan Sosial Gereja Kristen Jawi Wetan (Gkjw) Dengan Pondok Pesantren Di Malang Jawa Timur

panjang, butuh belajar satu terhadap yang lain komunitas GKJW dan pondok pesantren un-
dan disertai motivasi yang tulus. Pengalaman tuk meningkatan komunikasi berbahasa asing,
*.-: PHPEDQJXQ KXEXQJDQ GHQJDQ 18 VXGDK khususnya bagi kaum muda.
dirintis dan dimulai sejak lama, sekitar tahun 80-
5. Berwirausaha bersama-sama antara komuni-
an, telah mengalami jatuh bangun. Dalam hal ini
tas gereja dan pondok pesantren untuk me-
dibutuhkan kesabaran, komitmen dan ketulusan,
ningkatkan kesejahteraan ekonomi, khusus-
hingga pada akhirnya GKJW dan pondok-pondok
nya peningkatan ekonomi warga pedesaan.
pesantren berhasil membangun hubungan dan
kerjasama di berbagai bidang. Hubungan baik 6. Mengadakan bazaar murah menjelang hari
ini bisa bertahan sampai saat ini dan sudah ter- raya Idhul Fitri di desa-desa yang masyarakat-
uji karena melalui proses saling mengenal yang nya masih hidup di bawah standard kecuku-
cukup panjang. pan.

Di samping melakukan kegiatan-kegiatan 7. Pelayanan kesehatan gratis


sosial bersama, GKJW dan pondok-pondok pe- 8. Pelayanan HIV –Aids
santren juga melakukan dialog-dialog melalui
9. Pelayanan Advokasi bagi buruh-buruh mi-
seminar-seminar maupun forum-forum diskusi.
grant, dsb.
Menarik, karena kerjasama Islam dan Kristen di
GKJW tidak hanya berhenti pada tataran dialog, Semua kegiatan di atas merupakan wujud
namun ditindaklanjuti dengan kerjasama riel “dialog kehidupan” yang dilakukan oleh GKJW
dalam hal menyikapi dan mengatasi masalah bersama umat Islam. Di samping itu GKJW juga
yang terjadi di tengah masyarakat secara kon- melakukan kegiatan silaturahmi dengan tokoh-
krit. tokoh agama baik dikalangan akademisi, organ-
isasi keagamaan, maupun para kiai pondok-
Program dialog dan kerjasama dengan Islam
pondok pesantren dan membaurnya seluruh
yang telah dilakukan oleh GKJW antara lain:
warga GKJW di tengah-tengah masyarakat un-
1. Melakukan aksi Gerakan Moral Bersama tuk melakukan berbagai kegiatan sosial bersama
$QWDU 8PDW EHUDJDPD GDODP PHQ\LNDS NUL- umat beragama lain, khususnya Islam. Kegiatan
sis multidimensi di Indonesia. Gerakan moral seperti ini sangat penting karena melaluinya tim-
ini dilakukan bersama-sama oleh para tokoh bul rasa saling percaya dan mengenal antar umat
.ULVWHQ ,VODP 18 GDQ 0XKDPPDGL\DK .D- beragama. Kegiatan-kegiatan bersama antara
tolik, Hindhu, Budha dan Konghucu). Agama- GKJW dengan pondok pesantren tersebut me-
agama ini bersatu memberikan seruan moral nunjukkan bahwa kedua umat beragama terse-
agar umat beragama tidak mudah terprovoka- but berhasil mewujudkan kesejahteraan bagi
si oleh issue-isue yang memecah belah umat. masyarakat melalui program-program kegiatan
2. Menggiatkan forum-forum antar umat ber- yang dilakukan.
agama di wilayah Jawa Timur yang sesuai Hubungan antara GKJW dengan pondok pe-
dengan kebutuhan wilayah Jawa Timur, misal- santren yang dijelaskan di atas menunjukkan
Q\D NHJLDWDQ 3HUHPSXDQ $QWDU 8PDW %HUDJD- adanya jaringan baik pada individu maupun in-
PD 3$8% GL 0DODQJ -DZD 7LPXU EHUJHUDN stitusi. Konsep jaringan sosial menjelaskan, ja-
di bidang pendampingan gender dan pengha- ringan sosial terbentuk karena adanya rasa saling
pusan WUDI¿FNLQJ tahu, saling menginformasikan, saling mengin-
3. Kursus Komputer bersama-sama pemuda Is- gat-kan, dan saling membantu dalam melak-
lam dan Kristen di Pondok Pesantren untuk sanakan atau mengatasi sesuatu. Konsep jarin-
peningkatan wawasan teknologi. gan dalam kapital sosial menunjuk pada semua
hubungan dengan orang atau kelompok lain yang
4. Kursus Bahasa Inggris bersama-sama antara

44 Jurnal “Analisa” Volume 20 Nomor 01 Juni 2013


Retnowati

memungkinkan kegiatan tersebut dapat berjalan Studi Intensif Islam Kristen (SIKI) merupa-
VHFDUD H¿VLHQ GDQ HIHNWLI -DULQJDQ LWX VHQGLUL GD- kan bagian penting dari program GKJW, yang
pat dibentuk dari hubungan antar personal, antar dalam pelaksanaannya diserahkan kepada Insti-
individu dengan institusi serta jari-ngan antar tut pendidikan Teologi Balewiyata (IPTh. Balewi-
institusi dengan institusi. yata) sebagai lembaga pembinaan/pendidikan
warga jemaat GKJW. Program SIKI menjadi
Program Studi Intensif Islam-Kristen
program andalan dan prioritas GKJW mengingat
Jaringan antara GKJW dan Pondok-pondok program ini memiliki peran strategis, khususnya
Pesantren di Jawa Timur berhasil dibentuk baik dalam membangun hubungan dialog dan kerja-
secara personal, antar individu maupun secara sama antar umat beragama, khususnya Islam dan
kelembagaan. Lebih dari sekedar dialog dalam Kristen. Di dalam SIKI terdapat keunikan dan ke-
waktu-waktu selanjutnya GKJW dan Pondok unggulan yang tidak dijumpai dalam program-
pesantren menyelenggarakan kegiatan yang ter- program lainnya. Keunikan SIKI adalah terjadi-
program. Artinya kegiatan-kegiatan itu bukan nya interaksi yang intensif dan kebersamaan yang
merupakan kegiatan yang bersifat temporer atau mendalam antara umat Islam dan Kristen.
yang diselenggarakan hanya pada moment-mo-
Melalui SIKI inilah GKJW telah mencoba un-
ment tertentu saja, Salah satu program tersebut
tuk mengisi proses membuka diri terhadap umat
adalah 6WXGL ,QWHQVLI .ULVWHQ GDQ ,VODP 6,., .
beragama lain, dalam hal ini Islam, khususnya
Program ini sudah berlangsung sejak tahun 1998
komunitas pondok pesantren. Disebut program
hingga saat ini. Betujuan untuk saling mengenal
studi intensif karena memang dibutuhkan inten-
dan belajar sebagai wujud dari kerinduan mem-
sitas waktu, tenaga dan pikiran yang cukup guna
bangun persaudaraan sejati antar umat beragama
membangun kesadaran hidup beragama yang
di tengah masyarakat majemuk.
lebih terbuka. Karenanya dari segi waktu pro-
Latar belakang diselenggarakannya SIKI gram ini dijalankan selama satu bulan penuh atau
berangkat dari masalah hubungan antar Islam lebih. Program SIKI dilakukan oleh GKJW dan
dan Kristen di beberapa daerah di Indonesia, bertempat di Institut Pendidikan Teologi Balewi-
khususnya di Jawa Timur mengalami ketega- yata (IPTh) dan atau Jemaat-jemaat GKJW dan
ngan. Kondisi ini menjadi semakin parah ketika di pondok-pondok pesantren di Malang, Jawa
issue politisasi agama pada masa Orde Baru ma- Timur. Penempatan tersebut sengaja dirancang
rak di tengah masyarakat yang mengakibatkan demikian sehingga ada kesempatan umat Islam
hubungan antar umat beragama terkotak-kotak untuk belajar tentang keKristenan dan gereja,
dan dipenuhi kecurigaan. Sejarah menunjukkan demikian juga sebaliknya warga gereja dapat be-
bahwa umat beragama mudah sekali terprovoka- lajar tentang Islam dan kehidupan santri di pon-
VL GDQ WHUMHEDN GDODP NRQÀLN SROLWLN EHUQXDQVD dok pesantren.
agama. Melihat kondisi bangsa yang demikian
Metode yang digunakan dalam kegiatan SIKI
ini maka SIKI dilahirkan. Sebelum SIKI, GKJW
adalah live in, peserta hidup bersama selama be-
telah memelopori satu kegiatan yang dinamakan
berapa hari di tengah komunitas pondok pesan-
kegiatan ³3UR ([LVWHQVL´ yang muncul pada tahun
tren. Pondok pesantren yang ditempati adalah
1991. Tujuan kegiatan “Pro Existensi” diantara-
pondok-pondok yang bersedia menerima keha-
nya adalah, mendorong berbagai kegiatan dialog
diran para pendeta dan atau warga gereja. Pon-
antar umat beragama yang salah satunya adalah
dok Pesantren yang dikunjungi dan ditempati
kegiatan 6WXGL ,QWHQVLI 7HQWDQJ ,VODP 6,7, bagi
sangat bervariatif mulai dari pondok yang masih
para pendeta. Selanjutnya kegiatan ini berubah
sangat tradisional hingga modern. Dengan me-
menjadi, 6WXGL ,QWHQVLI .ULVWHQ ,VODP 6,., yang
tode live in peserta dapat semakin mengenal se-
diiukuti secara intensif baik dari unsur Islam
cara obyektif dan mendalam tentang agama lain.
maupun Kristen selama 1 bulan penuh.

Jurnal “Analisa” Volume 20 Nomor 01 Juni 2013 45


Jaringan Sosial Gereja Kristen Jawi Wetan (Gkjw) Dengan Pondok Pesantren Di Malang Jawa Timur

Dengan pengenalan yang semakin baik ini maka Jemaat Tulangbawang; dan lainnya.
persaudaraan antara umat Islam dan Kristen da-
SIKI merupakan studi intensif yang sa-
pat terwujud tanpa harus dipaksakan oleh pihak-
ngat menekankan sebuah proses, yaitu proses
pihak luar, tetapi bertumbuh langsung dari sum-
bagaimana peserta studi dapat mengubah pola
ber daya lokal.
pikir keagamaan yang eksklusif menuju inklusif.
Pengalaman live in baik umat Islam (para Proses ini dapat terjadi kalau peserta studi dapat
santri) maupun umat Kristen telah memberi mengalami perjumpaan dan pengenalan umat
pelajaran yang sangat berharga bagi kedua umat beragama secara intens dan secara langsung
beragama tersebut. Pengalaman hidup dan ti- dalam praktek hidup bersama.
nggal bersama ditengah-tengah komunitas yang
Pelaksanaan SIKI : Proses Relasi Islam–
“baru”, yang tadinya tidak dikenal, bahkan diang-
Kristen
gap asing merupakan pengalaman menarik bagi
kedua belah pihak. Metode hubungan antarumat Pada tataran empiris beberapa studi menun-
beragama seperti inilah yang menjadi keunggulan jukkan bahwa sumber daya lokal berpengaruh ter-
SIKI, karena umat dapat mengalami perjumpaan hadap pencapaian hasil kegiatan. Jaringan Islam
dan dilaog langsung dengan komunitas umat dan Kristen yang dilakukan melalui SIKI sangat
yang berbeda agama. Mereka dapat berdialog melibatkan sumber daya lokal. Adapun beberapa
baik dengan tokohnya maupun dengan umatnya. kegiatan dalam pelaksanaan SIKI di antaranya:
Pendekatan ini diakui oleh kedua umat beragama perkenalan untuk “mencairkan” suasana dan si-
tersebut sangat menyentuh dan menjawab kebu- tuasi yang serba baru karena setiap peserta tentu
tuhan. Hampir semua peserta SIKI yang pernah datang dengan membawa pola pikir keagamaan
live in mengaku bahwa mereka mendapat pence- yang berbeda-beda melalui acara yang memba-
rahan baru tentang sikap hidup keagaamaan ngun kebersamaan di antara para peserta, yaitu
yang semula eksklusif berubah menjadi inklusif. berupa atraksi kesenian atau penampilan seni
Mereka merasa mendapat wawasan dan inspirasi budaya. 6KDULQJ persoalan kehidupan kebera-
baru yang berhasil memotivasi untuk memban- gamaan dan konteks lokal berupa EUDLQVWRUPLQJ
gun hidup keagamaan yang dialogis dan inklusif pengalaman dari peserta menyangkut hubungan
(Wawancara dengan peserta SIKI baik dari umat pribadinya dengan umat beragama lain terjadi
Kristen dan Islam, 14 Oktober 2012). dalam konteks wilayah masing-masing. /LYH ,Q
di mana peserta dibagi dalam beberapa kelom-
Kegiatan live in dalam program SIKI yang
pok untuk tinggal dan menginap di komunitas
telah dilaksanakan mengambil lokasi di pesan-
umat beragama lain seperti di gereja, Balewiyata,
tren maupun di gereja. Sebanyak 17 pesantren di
Pondok Pesantren dan sebagainya. Di tempat live
Jawa Timur pernah menjadi lokasi kegiatan live
in inilah peserta dapat mengenal berbagai hal.
LQ GL DQWDUDQ\D 3RQGRN 3HDQWUHQ 6LURWXO )XTR-
Selama live in ini juga dilaksanakan VKDULQJ pen-
ha, Gondanglegi, Sepanjang, Turen; Pondok pe-
galaman yang telah diperoleh selama tinggal di
santren Nuruljadid, Paiton-Probolinggo; Pondok
komunitas agama yang berbeda.
Pesantren Termas, Pacitan; Pondok Pesantren
Mambul Maarif, Jombang; Pondok Pesantren Setiap akan memulai kegiatan dilakukan re-
'DUXO 8OXP -RPEDQJ 3RQGRN 3HVDQWUHQ /LUER\R nungan pagi bersama yang berisi pesan-pesan
Kediri; Pondok Pesantren Darul Hikmah, bang- moral dan keagamaan yang terkait dengan per-
kalan Madura; dan lainnya. Sementara jemaat- soalan-persoalan konkrit yang sedang dihadapi
jemaat GKJW yang pernah ketempatan /LYH ,Q umat beragama di tengah masyarakat. Berbagai
sebanyak 20 jemaat, antara lain: GKJW Jemaat persoalan yang terjadi di tengah masyarakat dan
Turen; GKJW Jemaat Surabaya; GKJW Jemaat bangsa didiskusikan dalam kajian materi dan
Situbondo; GKJW Jemaat Tunjungsekar; GKJW pendalaman materi. Pada akhir kegiatan SIKI
diselenggarakan &XOWXU HYHQLQJ atau malam

46 Jurnal “Analisa” Volume 20 Nomor 01 Juni 2013


Retnowati

keakraban agar peserta dapat mengekspresikan beragama dapat belajar membuka diri terhadap
identitasnya dalam bentuk seni budaya. &XOWXU umat lain guna membangun kesadaran hidup be-
HYHQLQJ ini juga dapat digunakan sebagai sarana ragama yang lebih terbuka.
presentasi peserta tentang pengalaman-pengala-
Dari pengalaman GKJW Turen dalam mem-
man selama mengikuti SIKI.
bangun relasi dengan umat beragama Islam
Aktivitas lain yang cukup penting bagi pe- menunjukkan bahwa sumber daya lokal mempu-
serta adalah 1) Merumuskan kesadaran baru, nyai peran yang sangat besar dalam menciptakan
komitmen dan aksi bersama; 2) Evaluasi peserta hubungan-hubungan yang memungkinkan ter-
terhadap pelaksanaan program SIKI, sekaligus jadinya relasi dan kerjasama antarumat berga-
masukan untuk pengembangan program-pro- ma. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan kon-
gram SIKI di tahun mendatang; 3) perumusan sep jaringan sosial bahwa, sumber daya lokal
rekomendasi-rekomendasi dan tindak lanjut agar merupakan kapital sosial yang mempunyai po-
hasil-hasil yang diperoleh dari SIKI dapat diti- tensi-potensi yang patut diperhitungkan. Gereja
ndaklanjuti atau dikembangkan secara kreatif dan Pondok Pesantren merupakan kapital sosial
baik oleh pesantren dan atau lembaga pengutus yang memiliki kepercayaan WUXVW , norma dan
maupun oleh peserta itu sendiri. jaringan (QHWZRUN). Kedua lembaga agama ini
dapat dikonsepsikan sebagai kuantitas dan kuali-
Problem Relasi Islam dan Kristen:
tas sumber daya manusia yang dapat diandalkan
Pengalaman GKJW Jemaat Turen
dalam membangun kehidupan antar umat ber-
Sesuai dengan misi SIKI adalah upaya un- agama yang berkualitas.
WXN PHQJHOLPLQDVL NRQÀLN \DQJ GLODWDUEHODNDQJL
Didasari oleh misi SIKI yaitu upaya untuk
oleh SARA, khususnya Agama, dalam hal ini Is-
PHQJHOLPLQDVL NRQÀLN \DQJ GLODWDUEHODNDQJL ROHK
lam dan Kristen, maka selama live in di GKJW
SARA, maka selama live in di GKJW Turen, baik
Turen, baik para santri maupun warga jemaat
para santri maupun warga gereja GKJW beru-
GKJW berupaya untuk saling mengenal dan be-
paya untuk saling mengenal dan belajar satu ter-
lajar yang satu terhadap yang lain. Pengalaman
hadap yang lain. Para santri melihat hubungan
yang pernah terjadi di pepanthan GKJW Majang
antar umat beragama di Turen sangat harmonis.
Tengah, Jawa Timur pada tahun 1991 adalah,
Hal itu dibuktikan dengan pembangunan Gereja
SHUQDK WHUMDGL NRQÀLN \DQJ FXNXS PHQHJDQJ-
maupun Masjid yang dilakukan secara gotong
kan antara umat Islam dan Kristen. Kejadian itu
royong dan mendukung, saling mengunjungi
dikarenakan adanya IDQDWLVPH agama yang di-
dalam perayaan hari besar agama, saling tolong
sebarkan oleh oknum tertentu. Namun masalah
menolong dalam berbagai kegiatan keagamaan
tersebut dapat di atasi dengan baik oleh kedua
dan sosial. Kegiatan bersama yang dilakukan
umat beragama, tanpa menimbulkan persoalan
oleh umat beragama tersebut berlangsung sangat
yang berkepanjangan.
ODPD GDQ GLMDODQNDQ VHFDUD VSRQWDQ ÀHNVLEHO GDQ
Pengalaman GKJW Jemaat Turen seperti konstan. Keberhasilan ini tidak datang begitu saja
yang dijelaskan di atas merupakan salah satu con- , tetapi membutuhkan kemauan dan perjuangan
toh masalah-masalah yang dihadapi oleh umat bersama dari kedua umat beragama.
EHUDJDPD GL WHQJDK PDV\DUDNDW 8QWXN PHP-
Penelitian ini menjelaskan bagaimana strate-
bangun hubungan antara umat beragama di Jawa
gi-strategi kedua umat beragama dan atau insti-
Timur cukup banyak tantangannya, namun hal
tusi agama dalam mewujudkan kehidupan ber-
itu bukan berarti tidak bisa diatasi. Ada banyak
agama yang rukun dan damai di Jawa Timur.
siasat dan strategi-strategi yang dapat dilakukan
Penelitian ini juga menjelaskan cara-cara kedua
oleh umat beragama dalam menghadapi berba-
umat beragama mengatasi masalah baik internal
gai persoalan dalam kehidupan bersama di te-
maupun eksternal, sehingga kedua umat beraga-
ngah masyarakat. Melalui SIKI diharapkan umat

Jurnal “Analisa” Volume 20 Nomor 01 Juni 2013 47


Jaringan Sosial Gereja Kristen Jawi Wetan (Gkjw) Dengan Pondok Pesantren Di Malang Jawa Timur

ma dapat VXUYLYH di tengah masyarakat. hadiran serta kehidupan umat lain dengan tulus.
Hubungan saling percaya ini kemudian diwujud-
Dari pengalaman GKJW Turen dalam mem-
kan dalam hal saling memberi informasi, saling
bangun relasi dengan umat beragama Islam
mengingatkan, saling mendukung, saling berbagi
menunjukkan bahwa sumber daya lokal mempu-
dan melakukan kerjasama. Dengan demikian
nyai peran yang sangat besar dalam menciptakan
tidak ada lagi rasa saling curiga di antara kedua
hubungan-hubungan yang memungkinkan ter-
umat beragama tersebut.
jadinya relasi dan kerjasama antarumat bergama.
Hal tersebut dapat dijelaskan dengan konsep jar- Teori tersebut juga menerangkan bahwa pada
ingan sosial bahwa, sumber daya lokal merupa- tataran empiris informasi baru misalnya akan
kan kapital sosial yang mempunyai potensi-po- cenderung didapat dari kenalan baru dibanding-
tensi yang patut diperhitungkan. Kapital sosial kan dengan teman dekat yang umumnya memi-
dikonsepsikan sebagai kuantitas dan kualitas liki wawasan yang hampir sama dengan individu.
sumber daya yang oleh aktor (individu, kelom- Kenalan baru relatif membuka cakrawala dunia
pok atau komunitas) dapat diakeses dan diman- luar individu.
faatkan melalui posisi atau lokasinya dalam ja-
Pertemanan antara umat Islam dan Kris-
ringan sosial. Konsep di atas menjelaskan bahwa
ten yang diawali melalui program SIKI telah
yang pertama mengandung pengertian mengenai
memungkinkan terjadinya pertukaran informasi
sumber kapital sosial dapat diakeses pada relasi
yang sebelumnya tidak pernah didengar dan atau
sosial, sedangkan konsep yang kedua memberi
diketahui oleh umat. Informasi baru tersebut te-
penekanan mengenai lokasi atau sumber kapital
lah membuka wawasan dan cakrawala umat, baik
sosial berada pada jaringan sosial atau karakter-
dalam hal teologi maupun pengalaman hidup be-
istik sosial. Dalam hal inilah sumber daya lokal,
ragama umat. Di sinilah kemudian terjadi dialog
karakteristik atau kekhasan sosial dan tempat
yang dilanjutkan dengan peneganalan yang lebih
atau wilayah sangat menentukan berhasil tidak-
mendalam. Dengan demikian pendekatan ja-
nya terwujudnya kehidupan bersama yang har-
ringan sosial ini sangat bermanfaat untuk men-
monis dari umat beragama yang berbeda.
jelaskan bagaimana hubungan antara Islam dan
Teori jaringan sosial (QHWZRUNV) menjelaskan Kristen di Jawa Timur dalam membentuk jari-
bahwa jaringan sosial merupakan demensi yang ngan baik berupa jaringan politik, jaringan ke-
bisa saja memerlukan dukungan dua dimensi kerabatan, jaringan ketetanggaan, jaringan per-
lainnya karena kerja sama atau jaringan sosial temanan dan khususnya jaringan keagamaan.
tidak akan terwujud tanpa dilandasi norma dan
rasa saling percaya. Hal tersebut dapat dijelaskan PENUTUP
dengan menggunakan data hasil penelitian yang Simpulan
di Turen Jawa Timur khususnya dan Malang
Jawa Timur umumnya. Dasar-dasar norma dan Melalui jaringan antara Islam dan Kristen,
saling percaya sudah ditanamkan dalam ke- dalam hal ini pondok pesantren dan GKJW di
hidupan umat beragama sejak dilakukannya si- Jawa Timur, dijelaskan adanya kesadaran yang
laturahmi, dialog yang dipelopori oleh pimpinan semakin baik antar umat beragama, dalam hal ini
agama baik Kristen maupun Islam. Dasar norma Islam dan Kristen dalam mewujudkan persau-
dan perasaan saling percaya ini kemudian tum- GDUDDQ VHMDWL 8PDW VHPDNLQ VDGDU SHQWLQJQ\D
buh secara berproses, dimulai dengan tahap sali- menjalin relasi dan melakukan kerjasama. Pro-
ng mengenal, berbagi/VKDULQJ pengalaman, ber- gram SIKI telah berhasil membuka wawasan dan
dialog, sampai pada tinggal bersama. Rasa saling kesadaran umat Islam dan Kristen bagaimana
percaya tumbuh ketika kedua umat mempunyai memahami agama lain. Jaringan ini merupakan
kemauan untuk saling terbuka dan menerima ke- langkah awal yang baik untuk mengatasi masalah
yang selama ini menjadi beban kehidupan umat

48 Jurnal “Analisa” Volume 20 Nomor 01 Juni 2013


Retnowati

beragama yaitu, kurangnya pemahaman para DAFTAR PUSTAKA


pemeluk agama terhadap agama sendiri, terlebih
agama lain.
Barnes, J. 1954. “Class and Communitees in a
SIKI dapat menolong agama-agama yang se-
Norwegian Island Parish´ +XPDQ 5HDOWLRQV
lama ini belum menyebar luaskan hasil dan ru-
7 /1954, 39-58.
musan dialog antar umat beragama kepada umat.
Program SIKI juga telah berhasil mengimple- Brown, A.R, Redcliffe. 1968. 2Q 6RFLDO 6WUXF-
mentasikan dialog antar umat beragama yang WXUH 2[IRUG 8QLYHUVLW\ 3UHVV
selama ini bersifat formal dan belum menyentuh Burt, R.S. 1992. 6WUXFWXUDO KROHV 7KH VRFLDO
persoalan yang sesungguhnya terjadi di masya- VWUXFWXUH RI FRPSHWLWLRQ Cambridge: MA
rakat. Disadari bahwa selama ini dialog yang ber- +DUYDG 8QLYHUVLW\ 3UHVV
sifat “teologis” masih sangat terbatas atau bahkan
Mitchell, Ricahrd Paul. 1969. Cet. I, 7KH 6RFLHW\
masih “dihindari” oleh umat beragama. Namun
RI WKH 0XVOLP %URWKHUV 2[IRUG 8QLYHUVLW\
melalui SIKI telah terjadi dialog “teologis” yang
Press.
dipimpin oleh tokoh-tokoh Islam dan Kristen se-
hingga umat beragama dapat saling belajar ten- Soetopo, Joko. 1999. “Hubungan Kristen-Islam di
tang teologi agama lain. Indonesia (beberapa catatan)”. Dalam maka-
ODK 6,., GDQ 6WXGL NHUMDVDPD .ULVWHQ GDQ
Rekomendasi
Islam III tgl. 8-30 Nopember 1999, di IPTh,
1. Pemerintah diharapkan dapat memberi Balewiyata, Malang.
dukungan moral, perhatian dan pendam-
Spradley, James. 1980. 3DUWLFLSDQW 2EVHUYDWLRQ
pingan terhadap umat beragama dan institusi
New York: Holt Rinehart and Winston.
agama.
8WRPR %DPEDQJ 5XVHQR 0RGXO 6WXGL
2. Perlunya mendukung penelitian-penelitian
,QWHQVLI $QWDU 8PDW %HUDJDPD. Malang:
yang bertujuan untuk mengetahui gambaran
IPTh, Balewiyata.
tentang kehidupan beragama secara riil di
tengah masyarakat, khususnya di wilayah- Wahid, Abdurrahman. 1977. :DWDN 0DQGLUL 3H-
ZLOD\DK UDZDQ NRQÀLN EDLN GL -DZD PDXSXQ VDQWUHQ, Cakrawala, X (3)
luar Jawa. __________________. 1985. “Pesantren se-
3. Pemerintah diharapkan lebih banyak mem- bagai Subkultur”, dalam : M Dawan Raha-
berikan kesempatan kepada masyarakat rdjo (ed). 3HVDQWUHQ GDQ 3HPEDKDUXDQ. Ja-
lokal untuk mengembangkan model-model karta :LP3ES.
jaringan yang sesuai dengan konteks masya- Wasserman, S and Faust K.1994. 6RFLDO 1HWZRUN
rakat/ wilayahnya. $QDO\VLV 0HWKRGV DQG $SOOLFDWLRQV Cam-
4. Program semacam SIKI yang berhasil di- EULGJH &DPEULGJH 8QLYHUVLW\ 3UHVV
selenggarakan oleh GKJW dan pondok-pe-
santren di Jawa Timur, disarankan dapat
menjadi model bagi wilayah lain yang ingin Dokumentasi :
mengembangkan model-model hubungan/ Bahan-bahan /dokumen SIKI, IPTh Balewi-
relasi antar umat beragama secara konteks- yata, GKJW.
tual.
Dokumen tentang GKJW (2009) : IPTh
Balewiyata dan Sonode GKJW, Malang
Dokumen SIKI (1999), IPTh, Balewiyata Ma-
lang.

Jurnal “Analisa” Volume 20 Nomor 01 Juni 2013 49

Vous aimerez peut-être aussi