Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PERCOBAAN 7
LIPIDA
Disusun oleh:
Nama : Novita P. Tenaq
NIM : 181444006
Kelompok : 1/A
Dosen Pengampu:
Natalia Diah Hapsari, M.Pd., Ph.D
Asisten Dosen:
1. Rikardus Sani Wibowo
2. Mutiara Angelina Manao
G. Data Pengamatan
Analisis Kualitatif Lipida
1) Penentuan Angka Peroksida
Volume Titran
Sampel Angka Peroksida
Pengulangan 1 Pengulangan 2
Olive oil 0,9 mL 0,1 mL 40
Margarin 5,9 mL 10,6 mL 660
Lesitin 15 mL 9 mL 960
4
Angka peroksida yang dihasilkan dari percobaan ini dengan dilakukan 2x
pengulangan yaitu pada tabel berikut:
Volume Titran
Sampel Angka Peroksida
Pengulangan 1 Pengulangan 2
Olive oil 0,9 mL 0,1 mL 40
Margarin 5,9 mL 10,6 mL 660
Lesitin 15 mL 9 mL 960
5
% FFA (Free Fatty Acid). Semakin besar angka FFA, maka semakin rendah
kualitas dari minyak (Tuminah dan Sulistyowati).
Hal yang dilakukan untuk mengetahui kadar FFA dalam sampel dengan
menambahkan 5 mL etanol ke dalam 5 gram minyak kelapa sawit. Penambahan
etanol bertujuan untuk melarutkan minyak. Selanjutnya ditambahkan indikator PP
1 % sebanyak 5 tetes yang berfungsi untuk merubah warna pada saat titrasi.
Indikator fenolftalein dapat memberikan perubahan warna pada larutan yang akan
dititrasi pada kisaran pH basa, yaitu antara 8,3-10. Selanjutnya sampel dititrasi
menggunakan larutan NaOH yang terdapat pada buiret hingga tercapai titik akhir
titrasi. Titik akhir tittasi ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi merah
muda. Berdasarkan SNI, kadar FFA paling baik maksimum pada 0,3% (Murray
dan Robert, 2006). Dalam percobaan ini kadar FFA yang diperoleh pada
pengulangan 1 yaitu sebesar 0,208% dan pada pengulangan 2 sebesar 0,188%.
Jika dibandingkan dengan kada FFA berdasarkan SNI, pada percobaan ini
dihasilkan kadar FFA yang cukup baik sehingga kualitas minyak yang diuji
berdasarkan kadar FFA yang diperoleh yaitu baik.
6
2. Jelaskan kegunaan analisis kuantitatif lipida yaitu penentuan angka peroksida dan
penentuan asam lemak bebas!
Jawab: Penentuan angka peroksida bertujuan untuk menentukan degradasi
minyak untuk menentukan kerusakan minyak. Semakin tinggi angka peroksida
maka lemak atau minyak mengalami oksidasi. Sedangkan penentuan asam lemak
bebas bertujuan untuk mengetahui kadar asam lemak bebas dalam lipid. Angka
asam lemak bebas merupakan ukuran dari jumlah asam lemak dan dihitung
berdasarkan berat molekul asam lemak. Semakin besar angka FFA, maka semakin
rendah kualitas dari minyak.
J. Kesimpulan
Selain uji kualitatif, uji kuantitatif juga dilakukan yaitu untuk menentukan
degradasi minyak untuk menentukan kerusakan minyak. Semakin tinggi angka
peroksida maka lemak atau minyak mengalami oksidasi.
Penentuan asam lemak bebas juga dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui
kadar asam lemak bebas dalam lipid. Dalam percobaan ini kadar FFA yang diperoleh
pada pengulangan 1 yaitu sebesar 0,208% dan pada pengulangan 2 sebesar 0,188%.
Jika dibandingkan dengan kada FFA berdasarkan SNI, pada percobaan ini dihasilkan
kadar FFA yang cukup baik sehingga kualitas minyak yang diuji berdasarkan kadar
FFA yang diperoleh yaitu baik.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren, S., 2005. Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Lehninger, A.L., 1998. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1., Jakarta: Erlangga.
Murray dan Robert, K. 2006. Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Poedjiadi, A., 1994. Dasar-dasar Biokimia, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Poedjiadi, A. and Supriyanti, F.M., (2009). Dasar-dasar biokimia Edisi Revi., Jakarta:
UIPress.
Sartika, R. A. D. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak
Trans terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2(4). 1-
10.
Sudarmadji, S. and Haryono, B., (2007). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian,
Yogyakarta: Liberty.
Syamsu. 2007. Kimia Organik. Jakarta; Binarupa Aksara.
Tuminah dan Sulistyowati. 2009. Efek Asam Lemak Jenuh dan Asam Lemak Tak
Jenuh “Trans” Terhadap Kesehatan. Artikel Puslitbang Biomedis dan
Farmasi. 1-10.